Anda di halaman 1dari 13

Vektor

Menurut saya vector itu adalah suatu besaran yang memiliki nilai dan arah,
jadi kalau hanya punya nilai tapi tidak punya arah itu namanya bukan vector.
Contoh – contoh dari vector adalah gaya, kecepatan, perpindahan, kecepatan,
impuls, momentum, medan listrik, dll.
A. Notasi Vektor
Suatu vektor dapat digambarkan dengan anak panah dimana panjangnya anak panah
menyatakan besarnya vektor dan arah anak panah menyatakan arah vektor. Vektor juga dapat
dituliskan dengan sebuah huruf yang dicetak tebal ataupun dengan huruf yang diatasnya diberi
tanda panah ataupun garis. Penulisan vektor dengan menggunakan lambing panah di atas lebih
sering digunakan. Karena menggunakan tulisan tangan, vektor yang dibubuhi tanda panah lebih
mudah dituliskan daripada dicetak tebal.

Gambar disamping menunjukkan gambar sebuah

B vektor, yang memiliki arah dari A ke B. Vektor

tersebut dapat Dinyatakan sebagai vektor AB

atau vektor c .

A c

Dalam koordinat kartesian vektor arah/vektor satuan adalah vektor yang besarnya 1 dan
arahnya sesuai dengan yang didefinisikan.
Dalam koordinat kartesian i, j, k. yang masing masing menyatakan vektor dengan arah
sejajar sumbu x, sumbu y dan sumbu z. Sehingga:
 ax 
Vektor a    dapat ditulis  a x i  a y j a
 ay 

 ax 
 
Vektor a   a y  dapat ditulis= axi  a y j  az k
a 
 z

Analisis Vektor
Penggunaan tanda + dan – pada suatu vektor bergantung pada arah vektor itu sendiri. Jika suatu vektor
mengarah ke atas atau kanan, diberi tanda positif (+). Jika vektor mengarah ke kiri atau ke bawah, diberi
tanda negatif (-). Hal ini tentu sangat berguna pada saat melakukan operasi hitung vektor.

Komponen vektor. Suatu vektor yang membentuk sudut tertentu pada suatu sumbu kartesius pasti
memiliki komponen vektor terhadap sumbu X dan sumbu Y. Cara menentukannya dapat menggunakan
perbandingan cos dan sin terhadap derajat yang terbentuk pada bidang kartesius.

Vektor satuan merupakan suatu vektor yang besarnya sama dengan satu dan tidak mempunyai satuan
dan berfungsi untuk menunjukan suatu arah. Dalam bidang 2 dimensi, jika besar komponen vektor di
sumbu x adalah Fx dan di sumbu y adalah Fy, maka vektor F dapat dinyatakan dengan F=Fxi + Fyj,
dengan i dan j adalah vektor satuan. Jika dalam bidang tiga dimensi yang memiliki komponen terhadap
sumbu x, y, dan z, penulisannya harus menyertakan tiga vektor satuan i, j, dan k. Contoh vektor F=Fxi +
Fyj + Fzk. Vektor satuan dinyatakan dalam rumus

B. Operasi Dasar Pada Vektor


Sama dengan besaran-besaran lainnya dalam fisika, vektor juga dapat dioperasikan dengan
penjumlahan, pengurangan, dan perkalian.

1. Penjumlahan vektor
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan penjumlahan pada vektor
yaitu dengan menggunakan metode jajaran genjang, metode segitiga dan metode poligonal.
Metode Jajaran Genjang

a+b
b

Vektor hasil (resultant) yaitu a + b diperoleh dari diagonal jajaran genjang yang dibentuk
oleh vektor a dan b setelah titik awal dan titik akhir ditempatkan berimpit.

Metode Segitiga

b
a a
a+b

a+b

Resultan diperoleh dengan menempatkan titik awal salah satu vektor pada titik ujung
vektor yang lain, maka resultannya adalah vektor bertitik awal di titik awal a dan bertitik ujung
di titik ujung b

Metode Poligon

Metode jajar genjang hanya efektif untuk dua buah vektor. Jika lebih dari dua vektor, maka
dua buah vektor di tentukan resultannya dahulu dan hasilnya dijumlahkan dengan vektor ketiga
baru bisa ditentukan resultan akhirnya. Jika terdapat lebih dari dua vektor, maka cara paling
mudah adalah menggunakan metode poligon. Pada dasarnya metode poligon adalah
pengembangan dari metode segitiga. Cara menentukan resultan dengan metode jajar genjang
adalah sebagai berikut:

 Lukis vektor pertama yang akan ditentukan reslutannya.


 Lukis vektor kedua dengan pangkal berimpit dengan vektor pertama
 Lukis vektor ketiga dengan pangkal berimpit dengan vektor kedua
 Ulangi langkah di atas hingga semua vektor yang akan dijumlahkan habis dilukiskan.
 Tarik garis dari pangkal vektor pertama hingga ujung vektor terakhir. Vektor ini adalah
merupakan resultan vektor tersebut

1. Pengurangan Vektor

Memperkurangkan vektor b dari vektor a didefinisikan sebagai menjumlahkan vektor negatif b pada
vektor a dan ditulis : a  b = a + (- b ).

a  a b

b a b

-b

Apabila vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang kartesius) maka pengurangan dapat
dilakukan dengan mengurangkan komponen-komponennya.
2. Perkalian Antar Vektor
Perkalian vektor antara a dan b dituliskan sebagai a  b (kadang-kadang disebut juga
perkalian silang) dan didefinisikan sebagai vektor yang mempunyai besar a.b.sin  , θ adalah
sudut yang diapit oleh kedua vektor semula. Arah vektor hasil kalinya tegak lurus terhadap a dan
b sedemikian rupa sehingga a b dan a  b dalam urutan ini membentuk sistem tangan kanan.

a  b  a.b.sin 

Catatan bahwa arah rotasi b  a berlawanan sehingga vektor hasil kalinya berarah ke
bawah yaitu

b  a   a  b 

Contoh :

Jika vektor A dan B kita nyatakan dalam vektor satuan, a  a1i  a2 j  a3k dan

b  b1i  b2 j  b3k maka


a  b   a1i  a2 j  a3k    b1i  b2 j  b3k 
 a1b1i  i  a1b2i  j  a1b3i  k  a2b1 j  i  a2b2 j  j  a2b3 j  k
 a3b1k  i  a3b2k  j  a3b3k  k

Karena
i  i  (1)(1)sin 0  0  i  i  j  j  k  k  0
juga

i  j  (1)(1)sin 90  1 dalam arah OZ atau k , dengan kata lain


i  j  k ; j  k  i; k  i  j

ingat juga,

i  j    j  i  ; j  k   k  j ; k  i    i  k  karena arah rotasinya berlawanan.

Dengan menggunakan hasil di atas kita dapat menyederhanakan rumusan untuk a  b ,


buang suku-suku yang sama dengan nol dan rapikan sisanya.

a  b   a1i  a2 j  a3k    b1i  b2 j  b3k 


 a1b1 (0)  a1b2k  a1b3 ( j)  a2b1  k   a2b2 (0)  a2b3i
 a3b1 j  a3b2  i   a3b3 (0)
  a2b3  a3b2  i   a3b1  a1b3  j   a1b2  a2b1 

Suku yang tengah dapat kita ubah susunannya sedikit dan kita tuliskan kembali sebagai

a  b   a2b3  a3b2  i   a1b3  a3b1  j   a1b2  a2b1 

Pola ini merupakan jabaran dari suatu determinan. Jadi kita peroleh sekarang jika
a  a1i  a2 j  a3k dan b  b1i  b2 j  b3k maka

i j k
a  b  a1 a2 a3
b1 b2 b3
Contoh : Jika p  2i  4 j  3k dan q  i  5 j  2k , tentukanlah p  q

i j k
4 3 2 3 2 4
pq  2 4 3  i j k
5 2 1 2 1 5
1 5 2
 i  8  15   j  4  3  k 10  4 
 23i  7 j  6k

Perkalian Titik (Dot Product)


Untuk memahami tentang perkalian titik, perhatikan gambar di bawah ini

Perkalian titik dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A . B didefinisikan
sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang
searah vektor A.pada gambar di atas, komponen vektor B yang searah
vektor A adalah B cos α. Dari definisi tersebut, secara matematis perkalian titik
antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau persamaan sebagai
berikut:
A . B = AB cos α = |A||B| cos α
Keterangan:

α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ α ≤ 180o


A = |A| besar vektor A
B = |B| besar vektor B

Dari definisi perkalian titik tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Hasil perkalian titik dua buah vektor adalah skalar.

Simbol dari perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian titik (dot
product). Karena hasil perkalian adalah skalar maka perkalian titik disebut juga
dengan scalar product.

Dalam perkalian titik, ada 3 poin penting yang perlu diingat, yaitu:

1. Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (α = 90o) maka


A . B = 0 → cos 90o = 0
2. Jika kedua vektor A dan B searah (α = 0o) maka
A . B = AB → cos 0o = 1
3. Jika kedua vektor A dan B berlawanan searah (α = 180o) maka
A . B = - AB → cos 180o = -1

Perkalian Titik Pada Vektor Satuan


Perhatikan gambar di atas, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang saling
tegak lurus satu sama lain dengan kata lain besar α = 90o dan nilai ketiga vektor
tersebut adalah 1. Maka hasil perkalian titik pada vektor satuan tersebut adalah
sebagai berikut:

i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 (berhimpit)


i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 (tegak lurus)

Dengan menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita dapat
mencari hasil perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan.
misalkan terdapat dua vektor berikut ini:

A = Axi + Ayj + Azk


B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:

A . B = (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)


A . B = Axi . Bxi + Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj + Ayj . Bzk + Azk . Bxi + Azk .Byj +
. Bzk
→ karena i . j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o = 0 maka
A . B = Axi . Bxi + 0 + 0 + 0 + Ayj .Byj + 0 + 0 + 0 + Azk . Bzk
A . B = Axi . Bxi + Ayj . Byj + Azk . Bzk
→ karena i . i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o = 1 maka
A . B = AxBx + AyBy + AzBz
Sifat Perkalian Titik
Perkalian titik memiliki sifat distributif, yaitu:

A.(B + C) = A.B + A.C


Dan juga memiliki sifat komutatif, yaitu:

A.B = B.A

Contoh Soal Perkalian Titik dan Pembahasannya


Sebuah vektor gaya dan perpindahan mempunya persamaan F = (2i + 3j + 5k)
N dans = (4i + 2j – k) m. tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya!
Jawab:
Diketahui:
F = (2i + 3j + 5k)
s = (4i + 2j – k)
ditanya: usaha (W)
Usaha merupakan hasil perkalian titik antara gaya dengan perpindahan, jadi
W=F.s
W = (2i + 3j + 5k) . (4i + 2j – k)
W = (2)(4) + (3)(2) + (5)(-1)
W=8+6–5
W=9
Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah 9 joule.
Menentukan Resultan Vektor dengan Metode Analisis

a. Metode grafis
Untuk menentukan resultan vektor dengan metode grafis secara tepat dipergunakan kertas
strimin (bergaris kotak). Cara menentukan resultan vektor dengan metode grafis adalah sebagai
berikut:

(1) Gambarkan vektor pertama sesuai besar dan arahnya (sudutnya supaya tepat gunakan
busur derajad)
(2) Gambarkan vektor berikutnya dengan pangkal diletakkan di ujung vektor kedua.
Pastikan juga vektor kedua sangat sesuai besar dan arahnya.
(3) Ulangi langkah tersebut hingga semua vektor dilukiskan dengan tepat.
(4) Tarik garis dari pangkal vektor pertama menuju ke ujung vektor terakhir. Inilah
resultan vektor tersebut.
Contoh soal: Vektor a dan b

dilukiskan seperti pada gambar berikut:

Besar resultan adalah … satuan.

Pembahasan: Untuk mengerjakan soal di atas siapkan dulu kertas bergaris, kemudian
pindahkan vektor-vektor hingga seperti berikut:
Jika diperhatikan resultan vektor, pada bagian mendatar(x) terdapat 6 satuan sedang pada
sumbu vertikal (y) terdapat 8 kotak sehingga resultannya adalah:

𝑅 = √62 + 82 = 10 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛

b. Metode analisis
Metode yang paling tepat untuk menentukan resultan vektor adalah metode analisis.
Metode ini dapat menentukan besar resultan dan arahnya dengan tepat. Ada dua cara untuk
menentukan resultan vektor dengan metode analisis.

Menggunakan rumus kosinus Jika terdapat dua vektor F1 dan F2 saling membentuk sudut
sebesar α, maka besar resultannya dapat ditentukan dengan rumus kosinus berikut:

𝑅 = √𝐹12 + 𝐹22 + 2𝐹12 𝐹22 cos 𝛼

Selain dengan rumus kosinus, cara lain menentukan resultan vektor adalah dengan rumus
sinus. Dengan rumus sinus ini kita juga dapat menentukan arah resultan vektor terhadap salah
satu vektor.

𝑅 𝐹1 𝐹2
= =
sin 𝛼 sin(𝛼 − 𝛽) sin 𝛽

Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen (dalam bidang kartesius) maka penjumlahan
dapat dilakukan dengan menjumlahkan komponennya.

x  x   x  xB 
Misalnya: a =  A  dan b =  B  maka a + b =  A 
 yA   yB   y A  yB 

Contoh:
 2    4  2  (4)    2 
Apabila a    dan b    maka a + b =     
  3  3   33   0 

Diketahui panjang vektor  a  = 2 dan panjang vektor  b  = 4, sudut antara vektor a dan b
adalah 60, maka :

a  b  2abCos
2 2
a +b =

= 2 2  4 2  2.2.4.Cos60

= 4  16  16. 12

= 28  2 7

1. Metode Uraian
Dengan cara menguraikan vektor-vektor menjadi komponen vektor pada sumbu X dan sumbu Y lalu
menjumlahkan komponen vektor yang bersesuaian. Untuk menentukan besar sudut yang terbentuk
Fy
dapat menggunakan perbandingan tan Fx. Untuk menentukan apakah komponen vektor tersebut
bernilai positif atau negatif tergantung pada letak kuadran komponen vektor tersebut pada bidang
kartesius.

Anda mungkin juga menyukai