Felis Gunawan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan
pestisida terhadap produksi padi di Desa Barugae Kabupaten Bone. Pendekatan penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu dengan mengumpulkan data yang ada
kaitannya dengan variabel yang akan diteliti melalui observasi,dokumentasi dan angket. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi dan angket. Teknik analisis data
yang digunakan adalah model fungsi regresi linear berganda dilanjutkan dengan uji f dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji f secara simultan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk,
dan pestisida secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi
di Desa Barugae Kabupaten Bone. Melalui uji t secara parsial variabel luas lahan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produksi padi, variabel bibit berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap produksi padi, sedangkan tenaga kerja, pupuk dan pestisida berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap produksi padi di Desa Barugae Kabupaten Bone.
PENDAHULUAN
Produksi adalah suatu kegiatan untuk begitu pula yang terjadi pada usahatani padi.
menciptakan/menghasilkan atau menambah Petani padi mengharapkan produksi yang
nilai guna terhadap suatu barang atau jasa banyak agar mampu memenuhi
untuk memenuhi kebutuhan oleh orang atau kebutuhannya, namun tak selamanya
badan (produsen). Produksi merupakan hal harapan akan sesuai dengan kenyataan yang
yang paling penting dalam suatu usaha, ada. Produksi petani padi selalu tidak sesuai
dengan yang dinginkan, sehingga mereka peradaban manusia. Padi diduga berasal dari
butuh evaluasi dalam proses usahanya. India atau Indocina dan masuk ke Indonesia
Jauh sebelum usaha tani padi dibawa oleh nenek moyang yang migrasi
berkembang seperti saat ini, dulunya dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Padi juga
dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi merupakan salah satu parietas atau jenis
kebutuhan pangan sehari-hari, namun seiring komoditas pertanian yang dibudidayakan
dengan perkembangan zaman melihat melalui sawah, hal ini sangat perlu untuk
kondisi bahwa usaha ini dapat mendapatkan perhatian dalam usaha
mendatangkan pendapatan, maka terjadi meningkatkan produksinya mengingat jenis
pergeseran selain hanya untuk memenuhi komoditas ini sebagai salah satu sumber
kebutuhan sehari-hari dapat pula menjadi karbohidrat bagi tubuh dan merupakan
pendapatan bagi petani padi. Melihat realita makanan pokok warga dunia sehingga
ini, petani padi berusaha mengembangkan permintaannya selalu mengalami
usaha dengan berbagai usaha atau langkah peningkatan.
dilakukan seperti melakukan intensifikasi Produksi padi tak selamanya
agar usahataninya dapat meningkat dari berjalan mulus dalam pengelolaannya. Hasil
waktu ke waktu. observasi awal menunjukkan adanya
Untuk mendapatkan produksi yang beberapa fenomena yang sering dihadapi
ideal maka dibutuhkan pemanfaatan faktor petani yaitu tingkat produksinya secara
produksi secara menyeluruh pula seperti umum dipengaruhi oleh komponen-
kebijakan pemerintah yang saat ini komponen seperti pengelolaan lahan,
diterapkan di Indonesia yaitu program Panca kualitas tenaga kerja dan modal usaha yang
Usaha tani yang didalamnya terdiri dari dikeluarkan dalam menjalankan kegiatan
beberapa program diantaranya adalah usahanya (upah tenaga kerja, bibit, pupuk,
penggunaan bibit (benih) unggul, dan lain sebagainya). Maka dalam hal ini,
pengelolaan tanah yang baik, pemilihan perhatian pemerintah sangat diharapkan agar
pupuk yang lengkap, dan pengendalian usaha dalam sektor ini dapat meningkatkan
hama dan penyakit serta pengairan atau taraf hidup para petani.
irigasiyang baik. Produksi petani padi dapat diukur
Padi (Oryza sativa L.) adalah salah dari segi mutu dan melimpahnya produksi.
satu tanaman budidaya terpenting dalam Mutu yang baik akan mampu bersaing di
pasaran utamanya pada saat akan pengelolah lahan menggunakan pupuk yang
memasarkan produksi. Sementara kurang optimal atau tidak sesuai dengan
melimpahnya hasil panen akan mampu porsinya. Hal ini biasanya selain karena
meningkatkan taraf hidup petani bertahun modal usaha yang kurang sehingga harus
tahun akan datang. Mutu dan melimpahnya menekan biaya, juga karena kualitas tenaga
produksi sering mengalami kerja/pengelola tidak memahami petunjuk
ketidakseimbangan ataupun penurunan, penggunaan yang sesuai sehingga hasilnya
ketika panen tiba hasilnya melimpah, namun kurang optimal.
mutu menurun dan sebaliknya ataupun Dalam hal mutu produksi yang masih
keduanya sama-sama mengalami penurunan rendah biasanya dikarenakan pemilik/
bahkan lebih parah lagi jika produksi yang pengelola lahan tidak menggunakan bibit
diharapkan melenceng jauh dari perkiraan (benih) unggul dalam pesemaian mereka hal
ataupun gagal panen. ini biasanya disebabkan mahalnya harga
Kabupaten Bone merupakan salah bibit (benih) unggul sehingga petani lebih
satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memilih bibit yang biasa untuk menekan
menjadi salah satu penghasil padi terbesar. biaya produksinya alhasil mutu produksi
Kabupaten Bone memiliki beberapa daerah juga kurang optimal. Dalam hal pengelolaan
persawahan yang cukup luas dan berpotensi lahan yang terkendala biasanya upah tenaga
untuk dikembangkan dalam menumbuhkan kerja yang mahal, penyewaan traktor untuk
perekonomian di sektor pertanian. Hal ini membajak sawah dan mesin perontok padi
dapat kita lihat pada tabel berikut ini. (Dross) saat panen tiba. Hal ini biasanya
Tabel 1. Pertumbuhan untuk menekan lagi biaya produksi petani
Perekonomian Sektor Pertanian melakukan pembajakan dengan
Tahun Luas Lahan Produksi menggunakan cara tradisional (cangkul), dan
(Ha) (Ton) saat panen petani biasanya lebih memilih
2013 152.663 876.937 menggunakan tenaga kerja musiman untuk
2014 131.036 777.733 mencegah pembengkakan biaya produksi.
2015 155.931 885.654 Hal tersebut dipertegas oleh hasil
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten bone wawancara dengan petani (Sudirman) di
Dalam hal jumlah produksi yang Desa barugae yang menyatakan bahwa
masih minim biasanya dikarenakan tenaga “Mutu produksi petani tidak optimal
disebabkan oleh banyak faktor yaitu dengan menekan biaya produksi, secara
kurangnya penggunaan bibit unggul, lahan otomatis produksi pun tidak maksimal.
pertanian yang kurang serta peralatan serta Melihat kondisi di atas, ini terjadi karena
tenaga kerja yang mahal”. Pernyataan dalam mengelolah lahannya dilakukan tidak
tersebut memberikan indikasi bahwa dengan sesuai dengan semestinya, ini mungkin saja
mutu produksi yang kurang optimal disebabkan karena harga pupuk, bibit dan
disebabkan oleh faktor produksi dari petani biaya tenaga kerja yang mahal, penggunaan
yang belum optimal dilaksanakan, yang teknologinya pun masih sederhana sehingga
disebabkan oleh biaya faktor produksi yang dalam pengelolaannya akan menggunakan
tinggi. biaya produksi yang sangat besar
Implementasi dari faktor produksi dibandingkan dengan pengelolaan lahan
yang kurang optimal, maka akan secara modern atau menggunakan teknologi
berpengaruh pada produksi petani tersebut. sehingga biaya yang dikeluarkan pun dapat
Maka dari itu petani harus meningkatkan ditekan. Oleh karena itu, aspek efisiensi
mutu dan jumlah produksinya serta menekan harus mendapatkan perhatian yang serius
biaya produksi untuk mendapatkan hasil demi mendapatkan produksi yang
yang maksimal. Melihat harga bibit unggul diinginkan, sehingga biaya-biaya yang
yang mahal, harga pupuk yang mahal dan dikeluarkan selama proses produksi dapat
upah tenaga kerja yang mahal pula sehingga tertutupi dengan pendapatan setelah panen.
beberapa petani padi mengakali usahanya
Atau