Anda di halaman 1dari 15

JURNAL PERTANIAN, 2018

PENGARUH PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI PADI DI


DESA BARUGAE KABUPATEN BONE

Felis Gunawan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi


Universitas Negeri Makassar.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan
pestisida terhadap produksi padi di Desa Barugae Kabupaten Bone. Pendekatan penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu dengan mengumpulkan data yang ada
kaitannya dengan variabel yang akan diteliti melalui observasi,dokumentasi dan angket. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi dan angket. Teknik analisis data
yang digunakan adalah model fungsi regresi linear berganda dilanjutkan dengan uji f dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji f secara simultan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk,
dan pestisida secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi
di Desa Barugae Kabupaten Bone. Melalui uji t secara parsial variabel luas lahan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produksi padi, variabel bibit berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap produksi padi, sedangkan tenaga kerja, pupuk dan pestisida berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap produksi padi di Desa Barugae Kabupaten Bone.

Kata Kunci: Faktor produksi, Produksi Padi

PENDAHULUAN
Produksi adalah suatu kegiatan untuk begitu pula yang terjadi pada usahatani padi.
menciptakan/menghasilkan atau menambah Petani padi mengharapkan produksi yang
nilai guna terhadap suatu barang atau jasa banyak agar mampu memenuhi
untuk memenuhi kebutuhan oleh orang atau kebutuhannya, namun tak selamanya
badan (produsen). Produksi merupakan hal harapan akan sesuai dengan kenyataan yang
yang paling penting dalam suatu usaha, ada. Produksi petani padi selalu tidak sesuai
dengan yang dinginkan, sehingga mereka peradaban manusia. Padi diduga berasal dari
butuh evaluasi dalam proses usahanya. India atau Indocina dan masuk ke Indonesia
Jauh sebelum usaha tani padi dibawa oleh nenek moyang yang migrasi
berkembang seperti saat ini, dulunya dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Padi juga
dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi merupakan salah satu parietas atau jenis
kebutuhan pangan sehari-hari, namun seiring komoditas pertanian yang dibudidayakan
dengan perkembangan zaman melihat melalui sawah, hal ini sangat perlu untuk
kondisi bahwa usaha ini dapat mendapatkan perhatian dalam usaha
mendatangkan pendapatan, maka terjadi meningkatkan produksinya mengingat jenis
pergeseran selain hanya untuk memenuhi komoditas ini sebagai salah satu sumber
kebutuhan sehari-hari dapat pula menjadi karbohidrat bagi tubuh dan merupakan
pendapatan bagi petani padi. Melihat realita makanan pokok warga dunia sehingga
ini, petani padi berusaha mengembangkan permintaannya selalu mengalami
usaha dengan berbagai usaha atau langkah peningkatan.
dilakukan seperti melakukan intensifikasi Produksi padi tak selamanya
agar usahataninya dapat meningkat dari berjalan mulus dalam pengelolaannya. Hasil
waktu ke waktu. observasi awal menunjukkan adanya
Untuk mendapatkan produksi yang beberapa fenomena yang sering dihadapi
ideal maka dibutuhkan pemanfaatan faktor petani yaitu tingkat produksinya secara
produksi secara menyeluruh pula seperti umum dipengaruhi oleh komponen-
kebijakan pemerintah yang saat ini komponen seperti pengelolaan lahan,
diterapkan di Indonesia yaitu program Panca kualitas tenaga kerja dan modal usaha yang
Usaha tani yang didalamnya terdiri dari dikeluarkan dalam menjalankan kegiatan
beberapa program diantaranya adalah usahanya (upah tenaga kerja, bibit, pupuk,
penggunaan bibit (benih) unggul, dan lain sebagainya). Maka dalam hal ini,
pengelolaan tanah yang baik, pemilihan perhatian pemerintah sangat diharapkan agar
pupuk yang lengkap, dan pengendalian usaha dalam sektor ini dapat meningkatkan
hama dan penyakit serta pengairan atau taraf hidup para petani.
irigasiyang baik. Produksi petani padi dapat diukur
Padi (Oryza sativa L.) adalah salah dari segi mutu dan melimpahnya produksi.
satu tanaman budidaya terpenting dalam Mutu yang baik akan mampu bersaing di
pasaran utamanya pada saat akan pengelolah lahan menggunakan pupuk yang
memasarkan produksi. Sementara kurang optimal atau tidak sesuai dengan
melimpahnya hasil panen akan mampu porsinya. Hal ini biasanya selain karena
meningkatkan taraf hidup petani bertahun modal usaha yang kurang sehingga harus
tahun akan datang. Mutu dan melimpahnya menekan biaya, juga karena kualitas tenaga
produksi sering mengalami kerja/pengelola tidak memahami petunjuk
ketidakseimbangan ataupun penurunan, penggunaan yang sesuai sehingga hasilnya
ketika panen tiba hasilnya melimpah, namun kurang optimal.
mutu menurun dan sebaliknya ataupun Dalam hal mutu produksi yang masih
keduanya sama-sama mengalami penurunan rendah biasanya dikarenakan pemilik/
bahkan lebih parah lagi jika produksi yang pengelola lahan tidak menggunakan bibit
diharapkan melenceng jauh dari perkiraan (benih) unggul dalam pesemaian mereka hal
ataupun gagal panen. ini biasanya disebabkan mahalnya harga
Kabupaten Bone merupakan salah bibit (benih) unggul sehingga petani lebih
satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memilih bibit yang biasa untuk menekan
menjadi salah satu penghasil padi terbesar. biaya produksinya alhasil mutu produksi
Kabupaten Bone memiliki beberapa daerah juga kurang optimal. Dalam hal pengelolaan
persawahan yang cukup luas dan berpotensi lahan yang terkendala biasanya upah tenaga
untuk dikembangkan dalam menumbuhkan kerja yang mahal, penyewaan traktor untuk
perekonomian di sektor pertanian. Hal ini membajak sawah dan mesin perontok padi
dapat kita lihat pada tabel berikut ini. (Dross) saat panen tiba. Hal ini biasanya
Tabel 1. Pertumbuhan untuk menekan lagi biaya produksi petani
Perekonomian Sektor Pertanian melakukan pembajakan dengan
Tahun Luas Lahan Produksi menggunakan cara tradisional (cangkul), dan
(Ha) (Ton) saat panen petani biasanya lebih memilih
2013 152.663 876.937 menggunakan tenaga kerja musiman untuk
2014 131.036 777.733 mencegah pembengkakan biaya produksi.
2015 155.931 885.654 Hal tersebut dipertegas oleh hasil
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten bone wawancara dengan petani (Sudirman) di
Dalam hal jumlah produksi yang Desa barugae yang menyatakan bahwa
masih minim biasanya dikarenakan tenaga “Mutu produksi petani tidak optimal
disebabkan oleh banyak faktor yaitu dengan menekan biaya produksi, secara
kurangnya penggunaan bibit unggul, lahan otomatis produksi pun tidak maksimal.
pertanian yang kurang serta peralatan serta Melihat kondisi di atas, ini terjadi karena
tenaga kerja yang mahal”. Pernyataan dalam mengelolah lahannya dilakukan tidak
tersebut memberikan indikasi bahwa dengan sesuai dengan semestinya, ini mungkin saja
mutu produksi yang kurang optimal disebabkan karena harga pupuk, bibit dan
disebabkan oleh faktor produksi dari petani biaya tenaga kerja yang mahal, penggunaan
yang belum optimal dilaksanakan, yang teknologinya pun masih sederhana sehingga
disebabkan oleh biaya faktor produksi yang dalam pengelolaannya akan menggunakan
tinggi. biaya produksi yang sangat besar
Implementasi dari faktor produksi dibandingkan dengan pengelolaan lahan
yang kurang optimal, maka akan secara modern atau menggunakan teknologi
berpengaruh pada produksi petani tersebut. sehingga biaya yang dikeluarkan pun dapat
Maka dari itu petani harus meningkatkan ditekan. Oleh karena itu, aspek efisiensi
mutu dan jumlah produksinya serta menekan harus mendapatkan perhatian yang serius
biaya produksi untuk mendapatkan hasil demi mendapatkan produksi yang
yang maksimal. Melihat harga bibit unggul diinginkan, sehingga biaya-biaya yang
yang mahal, harga pupuk yang mahal dan dikeluarkan selama proses produksi dapat
upah tenaga kerja yang mahal pula sehingga tertutupi dengan pendapatan setelah panen.
beberapa petani padi mengakali usahanya

METODE PENELITIAN Y = β0X1β1X2β2X3β3X4β4е X5β5е


A. Teknik Analisis Data
Untuk menggunakan model
Untuk mengetahui sejauh mana
persamaan di atas maka persamaan tersebut
pengaruh penggunaan budidaya tani
diubah menjadi bentuk linear berganda
terhadap produksi padi petani di Desa
dengan cara menlogaritmakan seperti di
Barugae Kabupaten Bone maka digunakan
bawah ini:
uji regresi ganda. Secara matematik dapat
dituliskan menurut Siregar (2013: 131) Y =
sebagai berikut: β0+β1+LnX1+β2LnX2+β3LnX3+β4L
nX4+ β5LnX5+еu
di mana: H1 : sekurang-sekurangnya satu nilai β
tidak sama dengan nol artinya
Y : produksi padi (Kg/are)
terdapat pengaruh variabel
Β0 : konstanta independen ke—I secara bersama-
sama terhadap variabel dependen.
X1 : luas lahan (are)
Kriteria pengujian adalah jika H0
X2 : tenaga kerja (jiwa) ditolak dan H1 diterma,jika nilai f hitung > f

X3 : pupuk (kg) tabel pada taraf α : 0,05 artinya variabel


independen berpangaruh secara signifikan
X4 : bibit (kg) terhadap variabel dependen,sebaliknya jika f

X5 : Pestisida (ml) hitung < dari nilai f tabel,maka H0 diterima


dan menolak H1 yang berarti ke —I secara
Β1β2β3β4 β5 : koofesien elastisitas
bersama-sama tidak berpengaruh nyata
produksi
terhadap variabel independen.
еu : e yang dipangkatkan dengan Uji t digunakan untuk mengetahui
u atau error terms keberartian masing-masing faktor produksi
terhadap tingkat produksi. Hipotesis yang
1. Uji Hipotesis
diperhatikan pada pengujian ini adalah:
Untuk mengkaji keberartian model
H0 : βi (i = 1,2,3,4,5,6) = 0 artinya tidak
regresi maka dilakukan dua tahap yaitu uji f
terdapat pengaruh variabel
dan uji t. Uji f pada tabel anavar dengan
independen terhadap variabel
tujuan untuk mengetahui apakah faktor
dependen.
produksi tersebut secara simultan
H0 : βi ≠ 0 = artinya terdapat pengaruh
mempunyai pengaruh yang bermakna
variabel independen terhadap
terhadap tingkat produksi,hipotesis yang
variabel dependen.
diperhatikan adalah:
Kriteria pengujian keputusan adalah
Ho : β0+β1+β2+β3+β4+β5+βn = 0 artinya jika t hit > tabel maka H0 ditolak dan
tidak terdapat pengaruh variabel menerima Hi yang berarti variabel
independen ke—I terhadap variabel independen ke —I berpengaruh nyata
dependen. terhadap variabel dependen sedangkan jika t
hit< tabel,maka H0 diterima dan menolak H1 R2 =
yang berarti variabel independen ke —I
Di mana
secara persial tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel dependen. R2 : koefisien
determinasi
2. Uji Ketepatan Model
Ketetapan model dihitung melalui TSS : total jumlah

koefesien determinasi (R2). R2 digunakan kuadrat

untuk menunjukkan sampai seberapa besar


RSS : residual jumlah
variabel dependen dijelaskan variabel
kuadrat yang tidak dapat dijelaskan
independen.
ESS : jumlah kuadrat yang dapat
2
R =1- dijelaskan

Atau

HASIL PENELITIAN Tabel 11. Pengaruh faktor produksi terhadap


A. Pembahasan Penelitian produksi padi di desa barugae kabupaten
Dalam penelitian ini terdapat 5 faktor bone.
yang mempengaruhi produksi padi di Desa
barugae kabupaten bone yaitu luas lahan,
tenaga kerja, bibit, pupuk, dan pestisida.
Variable t Sig.
B Std. Error
1. Luas lahan 0,993 0,151 6,596 0,000
2. Tenaga kerja -0,097 0,120 -0,807 0,426
3. Bibit 0,113 0,176 0,642 0,526
4. Pupuk -0,048 0,093 -0,524 0,604
5. Pestisida -0,016 0,080 -0,197 0,845
Konstanta 0,029
F Hitung 595,009
Sig f 0,000
R Square 0,990
N 35
b. Koefisien regresi variabel tenaga
Taraf signifikansi merupakan taraf kerja sebesar 0,097 menunjukkan
kepercayaan. Dalam penelitian ini bahwa setiap peningkatan 1% jumlah
menggunakan taraf signifikansi 0,05 (5%) tenaga kerja akan menurunkan
artinya taraf kepercayaan atau taraf jumlah produksi sebesar 0,097%.
kebenarannya adalah 95% dan taraf c. Koefisien regresi variabel bibit
kesalahan 5%. Jika memperhatikan kembali sebesar 0,113 menunjukkan bahwa
bentuk persamaan setelah menarik setiap peningkatan 1% jumlah bibit
logaritma natural dan persamaan regresi akan meningkatkan jumlah produksi
linier berganda. Yaitu: sebesar 0,113%.
Y= 0,029+ 0,993LnX1- 0,097 LnX2+ 0,113 d. Koefisien regresi variabel pupuk
LnX3- 0,048 LnX4- 0,016 LnX5 sebesar 0,048 menunjukkan bahwa
Persamaan regresi linier berganda tersebut setiap peningkatan 1% jumlah pupuk
dapat diinterpretasikan sebagai berikut: akan menurunkan jumlah produksi
a. Koefisien regresi variabel luas lahan sebesar 0,048%.
sebesar 0,993 menunjukkan bahwa e. Koefisien regresi variabel pestisida
setiap peningkatan 1% luas lahan sebesar 0,016 menunjukkan bahwa
akan meningkatkan jumlah produksi setiap peningkatan 1% jumlah
sebesar 0,993%.
pestisida akan menurunkan jumlah Uji t dimaksudkan untuk mengetahui
produksi sebesar 0,016%. apakah variabel luas lahan, tenaga kerja,
Untuk mengetahui keberartian koefisien bibit, pupuk, dan pestisida secara parsial
regresi tersebut, maka dilakukan uji f dan uji mempunyai pengaruh yang signifikan
t sebagai berikut. terhadap produksi padi.
1. Uji keberartian koefisien regresi (uji Berdasarkan tabel 11, maka dapat dianalisis
f) pengujian sebagai berikut.
Untuk mengetahui keberartian 1. Luas lahan (X1)
koefisien regresi maka dilakukan uji f, Berdasarkan tabel 11, luas lahan
adapun uji f yang dimaksud dapat diliat pada berpengaruh positif dimana nilai t hitung
tabel 11. Dari tabel 11 menunjukkan bahwa sebesar 6,596 dan diikuti dengan nilai
nilai Fhitung sebesar 595,009 dan Ftabel sebesar koefisien β1 yang bernilai positif sebesar
2,55 dengan signifikansi 0,000 yang jauh 0,993 dengan signifikasi 0,000 lebih kecil
lebih kecil dari taraf signifikan yang dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu
digunakan yaitu 0,05. Dengan demikian 0,05, yang artinya variabel luas lahan
dapat disimpulkan pengujian hipotesis mempunyai pengaruh yang positif dan
tersebut menolak H0 dan menerima H1 hal ini signifikan terhadap produksi padi di Desa
menunjukkan bahwa secara simultan faktor Barugae Kabupaten Bone.
produksi luas lahan, tenaga kerja, bibit, 2. Tenaga Kerja (X2)
pupuk, dan pestisida mempunyai pengaruh Berdasarkan tabel 11, tenaga kerja
signifikan terhadap produksi padi di desa berpengaruh negatif, dimana nilai t
barugae kabupaten bone. hitungnya sebesar -0,807 dan diikuti dengan
Koefisien determinasi (R2) sebesar nilai koefisien regresi β2 yang bernilai
0,990 berarti 99,0% valiansi faktor produksi negatif -0,097 dengan signifikansi 0,426
padi dapat dijelaskan oleh kelima faktor lebih besar dari taraf signifikansi yang
produksi yaitu luas lahan, tenaga kerja, bibit, digunakan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
pupuk, dan pestisida. Sedangkan sebesar jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh
1,00% di pengaruhi oleh faktor produksi petani berpengaruh negatif dan tidak
yang tidak dimasukka dalam penelitian ini. signifikan terhadap produksi padi di Desa
2. Uji keberartian koefisien regresi (uji Barugae Kabupaten Bone.
t) 3. Bibit (X3)
Berdasarkan tabel 11, Bibit terhadap produksi padi di Desa Barugae
berpengaruh positif dimana nilai t hitung Kabupaten Bone.
sebesar 0,642 dan diikuti dengan nilai B. Pembahasan Hasil Penelitian
koefisien β3 yang bernilai positif sebesar Dari pengujian yang dilakukan
0,113 dengan signifikasi 0,526 lebih besar menyatakan bahwa faktor produksi yang
dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu terdiri dari kelima faktor produksi yaitu
0,05, yang artinya variabel bibit mempunyai Luas Lahan, Tenaga Kerja, Pupuk, Bibit dan
pengaruh yang positif dan tidak signifikan Pestisida dapat memberikan pengaruh pada
terhadap produksi padi di Desa Barugae Produksi Padi.
Kabupaten Bone. 1. Fakor produksi alam (lahan)
4. Pupuk (X4) Padi sawah ditanam di tanah
Berdasarkan tabel 11, Pupuk berlempung yang berat atau tanah yang
berpengaruh negatif, dimana nilai t memiliki lapisan keras 30 cm di bawah
hitungnya sebesar -0,524 dan diikuti dengan permukaan tanah. Menghendaki tanah
nilai koefisien regresi β4 yang bernilai lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22
negatif -0,048 dengan signifikansi 0,604 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada
lebih besar dari taraf signifikansi yang padi sawah, penggenangan akan mengubah
digunakan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pH tanam menjadi netral (7,0). Pada
jumlah pupuk yang digunakan oleh petani prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-
berpengaruh negatif dan tidak signifikan 8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena
terhadap produksi padi di Desa Barugae mengalami penggenangan, tanah sawah
Kabupaten Bone. memiliki lapisan reduksi yang tidak
5. Pestisida (X5) mengandung oksigen dan pH tanah sawah
Berdasarkan tabel 11, Pestisida berpengaruh biasanya mendekati netral. Untuk
positif dimana nilai t hitung sebesar -0,197 mendapatkan tanah sawah yang memenuhi
dan diikuti dengan nilai koefisien β5 yang syarat diperlukan pengolahan tanah yang
bernilai positif sebesar -0,016 dengan khusus. Di dataran rendah padi memerlukan
signifikasi 0,845 lebih besar dari taraf ketinggian 0-650 mdpl dengan temperature
signifikansi yang digunakan yaitu 0,05, yang 22- 27 derajat C sedangkan di dataran tinggi
artinya variabel pestisida mempunyai 650-1.500 m dpl dengan temperature 19- 23
pengaruh yang negatif dan tidak signifikan derajat C. Tanaman padi memerlukan
penyinaram matahari penuh tanpa naungan. digunakan. Lahan merupakan tempat dimana
Angin berpengaruh pada penyerbukan dan proses produksi berlangsung, pada lahan
pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan yang lebih luas akan lebih banyak
merobohkan tanaman. menampung bibit dari pada lahan yang
Berdasarkan hasil penelitian yang sempit, sehingga lebih banyak bibit yang
dilakukan dimana Desa barugae merupakan ditanam maka akan diperoleh poduksi yang
dataran rendah dengan ketinggian 100-250 tinggi.
meter diatas permukaan laut, serta memiliki 2. Faktor produksi Tenaga kerja
termperatur berkisar 26-34o C. serta perairan Faktor produksi tenaga kerja
yang sangat mendukung dengan banyaknya merupakan merupakan faktor produksi yang
sungai-sungai besar yang ada di kabupaten penting dan perlu diperhitungkan dalam
Bone, terkhusus sungai paccing yang yang proses produksi karena dengan adanya
ada di kecamatan palakka yang mengalir tenaga kerja yang berkompeten berarti
sampai di desa barugae, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar yang
menyebabkan ini menjadi hal penting bagi pada akhirnya dapat bermuara pada
lahan pertanian menjadi subur dan peningkatan produksi, seperti halnya
berlumpur. Jadi budidaya tanaman padi budidaya usahatani padi, dimana
dapat dilakukan di desa barugae ketika memerlukan adanya tenaga kerja yang
dilihat dari faktor produksi alam. berkompeten dalam proses budidaya padi,
Kemudian dari hasil pengujian mulai dari pengolahan lahan, penanaman,
hipotesis untuk variabel luas lahan pemeliharaan, panen hingga pasca panen.
diperoleh hasil bahwa variabel luas lahan Dari hasil pengujian hipotesis untuk
mempunyai pengaruh positif dan signifikan variabel tenaga kerja diperoleh hasil bahwa
terhadap jumlah produksi. Adapun teori variabel tenaga kerja mempunyai pengaruh
yang dikemukanan oleh Mubyarto (1985) negatif dan tidak signifikan terhadap
mengemukakan bahwa “Tanah sebagai salah produksi padi. Hal ini terjadi karena
satu faktor produksi merupakan pabrik hasil- penggunaan tenaga kerja yang masih
hasil pertanian yang mempunyai kontribusi kurang, hal tersebut dikarenakan kurangnya
yang cukup besar terhadap usahatani. Besar modal petani untuk memberikan upah
kecilnya produksi dari usaha tani antara lain kepada tenaga kerja serta penggunaan tenaga
dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang kerja yang kurang produktif dilihat dari skill
atau keterampilan yang dimiliki petani baik berupa uang maupun barang. Seperti
masih kurang, dibuktikan dengan tingkat halnya dengan petani padi di Desa Barugae,
pendidikan yang masih rendah. Dengan sering dijumpai petani yang kekurangan
demikian kurangnya tenaga kerja membuat modal. Seperti misalnya petani tidak mampu
proses produksi menjadi terhambat atau membeli bibit, contoh lain yaitu adanya
tidak maksimal, sehingga berdampak pada petani yang tidak menggunakan pupuk dan
menurungnya produksi. Faktor produksi pestisida sebagaimana mestinya.
tenaga kerja merupakan faktor yang penting Dari hail pengujian hipotesis untuk
dan perlu diperhitungkan dalam proses variabel bibit diperoleh hasil bahwa variabel
produksi dalam jumlah yang cukup bukan bibit mempunyai pengaruh yang positif tidak
saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja signifikan terhadap produksi. Bibit
tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja memegang peranan penting untuk
pula diperhatikan. menunjang keberhasilan produksi.
3. Faktor produksi modal (bibit, Penambahan bibit bukan berarti Cuma
pupuk, pestisida) menambah jumlah bibit tetapi juga kualitas
Dalam kegiatan proses produksi perlu diperhatikan. Bibit yang unggul
pertanian, maka modal di bedakan menjadi cenderung menghasilkan produk dengan
dua macam, yaitu modal tetap dan modal kualitas baik. Sehingga semakin unggul bibit
tidak tetap. Modal tetap didefinisikan komoditas pertanian, maka semakin tinggi
sebagai biaya yang dikeluarkan dalam produksi pertanian yang dicapai.
proses produksi yang tidak habis dalam Dari hasil pengujian hipotesis
sekali proses produksi seperti tanah, variabel pupuk diperoleh hasil bahwa pupuk
bangunan, dan mesin-mesin. Sedangkan mempunyai pengaruh negatif dan tidak
modal tidak tetap adalah biaya yang signifikan terhadap jumlah produksi. Hal ini
dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dikarenakan dengan masih banyaknya para
dalam satu kali proses produksi tersebut, petani yang melakukan pemupukan secara
misalnya biaya produksi yang dikeluarkan berlebihan dan tidak tepat waktu. Menurut
untuk membeli bibit, pupuk, pestisida. setyorini (2004) pemupukan berimbang
Dalam kenyataan sering dijumpai merupakan pemberian pupuk kedalam tanah
adanya petani yang kekurangan modal dan dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai
untuk memecahkannya diperlukan pinjaman dengan tingkat kesuburan tanah dan
kebutuhan tanaman untuk mencapai hasil 4. Manajemen
yang lebih baik Faktor produksi manajemen menjadi
Dari hasil pengujian hipotesis untuk sangat penting kalau dikaitkan dengan kata
variabel pestisida diperoleh hasil bahwa efisiensi, artinya walaupun faktor produksi
variabel pestisida mempunyai pengaruh alam, tenaga kerja, dan modal dirasa cukup
negatif dan tidak signifikan terhadap tetapi kalau tidak dikelolah dengan baik,
produksi. Hal ini terjadi karena penggunaan maka produksi yang tinggi yang diharapkan
pestisida yang juga masih kurang optimal juga tidak akan tercapai. Dengan demikian
sehingga untuk mengatasi hama menjadi perlu diakui bahwa semakin baik
kurang tepat, karena apabila hama atau pengelolaan suatu usaha pertanian maka
penyakit tidak dikendalikan sedini mungkin akan semakin tinggi produksi yang
akan dapat berdampak pada produksi. diperoleh.
Dimana pestisida merupakan faktor
penunjang keberhasilan produksi padi.

KESIMPULAN DAN SARAN dan signifikan terhadap produksi padi di


A. Kesimpulan desa barugae kabupaten bone. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian dikarenakan Lahan yang ada di desa
mengenai faktor produksi usahatani padi di barugae sudah termasuk kriteria syarat
desa barugae kabupaten bone, maka dapat tumbuh padi yang baik sehingga lahan
ditarik kesimpulan sebagai berikut. berdampak terhadap peningkatan
1. Hasil penelitian secara simultan produksi.
menunjukkan bahwa faktor produksi 3. Hasil penelitian secara parsial
luas lahan, tenaga kerja, pupuk, bibit, menunjukkan bahwa faktor produksi
dan pestisida secara bersama-sama tenaga kerja mempunyai pengaruh
mempunyai pengaruh positif dan negatif dan tidak signifikan terhadap
signifikan terhadap produksi padi di desa produksi padi di desa barugae kabupaten
barugae kabupaten bone. bone. Hal ini dikarenakan kurangnya
2. Hasil penelitian secara parsial modal petani untuk membayar upah
menunjukkan bahwa faktor produksi tenaga kerja serta penggunaan tenaga
luas lahan mempunyai pengaruh positif kerja yang kurang produktif dilihat dari
skill atau keterampilan yang dimiliki berlebihan atau tidak sesuai dosis yang
petani masih kurang, dibuktikan dengan dianjurkan.
tingkat pendidikan yang masih rendah. B. Saran
4. Hasil penelitian secara parsial Dari hasil analisis dan kesimpulan
menunjukkan bahwa faktor produksi yang telah di kemukakan, maka dalam
bibit mempunyai pengaruh positif rangka peningkatan produksi padi di desa
namun tidak signifikan terhadap barugae kabupaten bone penulis mengajukan
produksi padi di desa barugae kabupaten saran-saran sebagai berikut:
bone. Hal ini dikarenakan penggunaan 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa
bibit di desa barugae belum sepenuhnya tenaga kerja yang tidak produktif turut
menggunakan bibit unggul dengan menyebabkan penurunan produksi. Oleh
tujuan menekan biaya produksi. karena itu keberadaanya perlu diganti
5. Hasil penelitian secara parsial dengan tenaga kerja produktif yang siap
menunjukkan bahwa faktor produksi pakai.
pupuk mempunyai pengaruh negatif dan 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa
tidak signifikan terhadap produksi padi pupuk dan pestisida yang diberikan nyata
di desa barugae kabupaten bone. Hal ini dan berpengaruh terhadap produksi padi,
dikarenakan dengan masih banyaknya namun hal ini bukan berarti bahwa dosis
para petani yang melakukan pemupukan yang diberikan boleh melebihi dosis yang
secara berlebihan dan tidak tepat waktu. dianjurkan karena respon tanaman padi
Sehingga pemupukan menjadi tidak terhadap pemberian pupuk akan
berimbang. meningkat apabila pupuk yang digunakan
6. Hasil penelitian secara parsial tepat jenis, dosis, waktu dan cara
menunjukkan bahwa faktor produksi pemberian atau pengaplikasiannya.
pestisida mempunyai pengaruh negatif 3. Diharapkan kepada pihak pemerintah
tidak signifikan terhadap produksi padi ataupun instansi dinas pertanian maupun
di desa barugae kabupaten bone. Hal ini lembaga yang terkait agar membantu
dikarenakan penggunaan pestisida di petani dalam memberikan bantuan modal
desa barugae belum optimal dibuktikan maupun subsidi kepada petani melalui
dengan masih banyaknya para petani kelompok tani.
yang melakukan penyemprotan secara
4. Kepada pemerintah atau lembaga yang 5. Kepada seluruh petani padi agar
terkait agar sekiranya dapat berperan mempelajari teknis budidaya tanaman
lebih aktif dalam memberikan padi , disamping itu perlu
penyuluhan yang terkait mengenai cara mengkombinasikan faktor produksi yang
budidaya tanaman padi, sehingga petani baik agar mendapatkan hasil yang
tidak ketinggalan informasi dan dapat maksimal.
menggunakan faktor secara efektif dan
efisien.

DAFTAR PUSTAKA 2007. Pengantar, Teori, dan Kasus


Ekonomika Pertanian. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Ahsan. 2015. Analisis Pemanfaatan Faktor
Produksi Usahatani Bawang Merah di Ridwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun
Desa Banti Kecamatan Baraka Proposal Penelitian. Jakarta: Alfabeta.
Kabupaten Enrekang . Skripsi.
Rosidi, S. 2003. Pengantar Teori Ekonomi.
Case, Karl E dan Ray, C Fair. 2007. Prinsip- Jakarta: Raja Grafindo Persada.
prinsip Ekonomi. Edisi Kedelapan
Jilid I. Jakarta: Erlangga. Rukmana, R. 1997. Ubi Jalar Budidaya dan
Pasca Panen. Kanisius: Yogyakarta.
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia.
Jakarta: Erlangga. Setyorini. 2004. Pupuk Organik dan Pupuk
Hayati. Balai Besar Litbang
Kartasapoetra, G. 1992. Ilmu Ekonomi Sunberdaya Lahan Pertanian: Bogor.
Umum. Bandung: Amico.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian
Marzuki, Tahir. 2005. Bertanam Jagung. Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Penebar Swadaya: Jakarta. Perhitungan Manual & SPSS.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Mubyarto. 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi. Group.
Jakarta: LP3ES.
Soeharno. 2007. Teori Mikro Ekonomi.
Nabilussalam. 2011. Budidaya Tanaman Yogyakarta: ANDI.
Padi. Diakses dari Nabilussalam
Wordpress. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian Teori dan Aplikasi. Edisi
Prasetiyo,Y.T. 2002. Budidaya Padi Sawah. Revisi. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Yogyakarta: Kanisius.
Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani.
Rahim, Abd dan Diah Retno Dwi Hastuti. Jakarta: Universitas Press.
Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Raja
Kualitatif dan Kuantitatif & RND. Grafindo.
Bandung: Alfabeta.
Suparmoko. 1989. Ekonomi Sumber Daya
Sukirno, Sadono dkk. 2004. Pengantar Alam. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Bisnis. Jakarta: Prenada Media. Mada.

Anda mungkin juga menyukai