RPP Ke-11
1. KOMPETENSI INTI
KI. 4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang
kajian/kerja Fisika.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja.
2. KOMPETENSI DASAR
K.D Menganalisis proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dengan
3.11 konsep suhu dan kalor.
K.D 4.11 Menggunakan alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan kalor.
3. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.11.1 Memecahkan (C4) masalah yang berhubungan dengan proses pemuaian, perubahan
wujud zat dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor.
3.11.2 Menyimpulkan (C5) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan kalor
dengan konsep suhu dan kalor
4.11.1 Merangkaikan (P4) alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan
kalor.
4.11.2 Mendisain (P5) alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan kalor.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI
Melalui penggalian informasi dan diskusi (condition) peserta didik (Audience) dapat
memecahkan (C4) masalah yang berhubungan dengan proses pemuaian,
perubahan wujud zat dan perpindahan kalor serta konsep suhu dan kalor dengan
rasa ingin tahu tinggi.
Melalui praktikum dan persentasi (condition) peserta didik (Audience) dapat
menyimpulkan (C5) proses pemuaian, perubahan wujud zat dan perpindahan
kalor dengan konsep suhu dan kalor dengan rasa tanggung jawab.
Melalui praktikum dan persentasi (Condition) peserta didik (Audience) dapat
merangkaikan (P4) alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan
dengan serta konsep suhu dan kalor .dengan rasa tanggung jawab
Melalui praktikum dan persentasi (Condition) peserta didik (Audience) dapat
mendisain (P5) alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan
serta konsep suhu dan kalor dengan rasa tanggung jawab
5. MATERI PEMBELAJARAN
Baik pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi baru yaitu tentang Suhu dan Kalor
Fisika SMK. Telah kita ketahui bahwa suhu merupakan salah satu besaran dalam fisika. Selain
suhu kita juga sering mendengar istilah panas dan dingin. Udara akan terasa panas jika di siang
hari, di malam harinya akan terasa dingin. Segelas air mendidih yang di masukkan ke dalam
gelas akan terasa panas walaupun hanya gelas yang kita pegang. Keadaan derajat panas dan
dingin yang di alami suatu benda bisa dikatakan suhu. Sedangkan jika terjadi perpindahan suhu
pada air panas yang di larutkan ke dalam air dingin itu disebut panas atau kalor.
Google Image - Materi Lengkap Suhu dan Kalor Fisika SMK Serta
Contohnya
Suhu
Jika kita mengatakan suhu suatu benda, pasti kita sering menggunakan kata panas atau dingin
suatu benda tersebut. Panas dan dingin ini sering digunakan karena kita mempunyai indra perasa
yang hanya merasakan bahwa suatu benda tersebut terasa panas, hangat, ataupun dingin. suhu
yang dirasa tersebut bersifat kualitatif atau hanya berupa deskripsi. Sedangkan dalam ilmu
fisika suhu yang terasa dapat di ukur menggunakan suatu alat ukur suhu yaitu termometer,
termometer ini bersifat kuantitatif (di tunjukkan dalam angka-angka).
Alat Ukur Suhu
Alat untuk mengukur suhu seperti yang sudah disebutkan di atas yaitu termometer. Pada tingkat
SMP kita sudah pernah diberikan materi tentang suhu, pada tingkat SMA ini kita akan mendalami
lagi materi tersebut ditambah mencari nilai suhu dengan perbandingan suhu termometer yang
belum diketahui. Kita ketahui bahwa macam-macam termometer suhu yaitu Celcius, Reamur,
Fahrenheit, dan Kelvin. Adapun titik didih dan titik beku masing-masing termometer suhu adalah
sebagai berikut.
Setelah kita ketahui macam-macam termometer suhu, biasanya kita sering menjumpai persoalan
perubahan nilai dari suhu satu dengan suhu lainnya. Secara matematis perbandingan skala dari
keempat termometer suhu adalah sebagai berikut:
Contoh 1.
Suhu sebuah benda 80ºC, hitunglah suhu benda tersebut ke dalam suhu Reamur dan Fahrenheit.
Diketahui: t = 80ºC
Ditanya: a. R = ...?
b. F = ...?
Jawab
Jadi, nilai dalam skala Reamur dan Fahrenheit berturut-turut adalah 64ºR dan 176ºF.
Jika dalam soal suhu yang diberikan tidak dalam keempat skala termometer suhu diatas, maka
itu akan menjadi masalah tersendiri jika kita belum paham dengan konsep selanjutnya. Konsep
selanjutnya kita bisa menggunakan rumus perbandingan termometer suhu seperti yang
ditunjukkan dibawah.
Contoh 2.
Sebuah termometer X setelah ditera dengan termometer Celcius di dapatkan suhu 40ºC = 80ºX
dan 20ºC = 50ºX. Jika suhu sebuah benda 80ºC, maka berapa ºX suhu pada benda tersebut?
Diketahui: 40ºC = 80ºX
20ºC = 50ºX
Ditanya: 20ºC = ... ºX
Jawab
Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk dari energi yang dapat berpindah dari benda yang memiliki suhu
tinggi menuju ke benda bersuhu rendah jika kedua suhu saling bercampur.
1 kalor = 4,18 joule
1 Joule = 0,24 kal
Dalam istilah kalor, terdapat istilah kalor jenis (c) yaitu sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan atau dilepaskan untuk menaikan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat
tersebut. Secara matematis rumus kalor dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan: Q = kalor
m = massa
c = kalor jenis
∆T = perubahan suhu
Untuk lebih mempermudah lagi, kita akan berikan nilai tetapan dari kalor jenis masing-masing zat
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dari kalor jenis beberapa zat adalah
sebagai berikut:
Selain kalor jenis, terdapat istilah lain dari kalor yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor (C)
merupakan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan untuk mengubah suhu
benda sebesar satu satuan suhu. Secara matematis rumus dari kapasitas kalor dapat ditulis
sebagai berikut:
Asas Black
Asas Black mengatakan jika terdapat dua zat yang suhunya berbeda di campurkan maka zat yang
suhunya tinggi akan melepaskan kalor sehingga suhunya turun dan zat yang suhunya rendah
akan menyerap kalor sehingga suhunya naik sampai terjadi kesetimbangan termal.
Q dilepas = Q diserap
Secara matematis rumus untuk menghitung kalor total dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan: Q = kalor
m = massa
c = kalor jenis
∆T = perubahan suhu
L = kalor laten
Dari rumus menghitung kalor total yang telah dituliskan diatas untuk mencari nilai dari kalor
dalam wujud es sampai menjadi uap jenuh digambarkan sebagai berikut:
Contoh 3.
Sebuah kalorimeter dengan kapasitas 80 J/ºC mula-mula diisi dengan 200 g air dengan suhu
100ºC. Kemudian ke dalam kalorimeter di masukkan sebuah logam yang bermassa100 g dengan
suhu 40ºC. Setelah tercapai kesetimbangan termal diperoleh suhu akhir campuran 60ºC.
Berapakah kalor jenis logam tersebut? (kalor jenis air = 1 kal/g ºC).
Diketahui: Ck = 80 J/ºC = 19,2 kal/ºC
m(a) = 200 g
T(a) = T(k) = 100ºC
m(l) = 100 g
T(l) = 400ºC
C(a) = 1 kal/g ºC
T = 60ºC
Ditanya: Cl = ...?
Jawab
Contoh 4.
Berapakah kalor yang diperlukan untuk merubah 500 g es dari -20ºC agar menjadi air 40ºC, jika
diketahui c(es) = 0,5 kal/g ºC; L(es) = 80 kal/g; c(a) = 1 kal/g ºC.
Jawab
donbull 21 Comments
Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari
suatu benda karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi bertambahnya
panjang, lebar, maupun volume. Pemuaian biasanya diiringi dengan kenaikan suhu zat. Sobat
mungkin pernah melihat rel kereta yang bengkok, itu adalah contoh peristiwa pemuaian (yang
merugikan). Selain contoh pemuaian yang merugikan, masih banyak contoh pemuaian yang
menguntungkan. Misalnya saja pemuaian cairan merkuri pada termometer. Selain termometer,
masih ada contoh sederhana yang bisa kita lihat dari pemuaian bimetal. Pemuaian bimetal ini
banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika dan sekring yang prinsipnya sebagai safety
tool dari kebakaran maupun korsleting.
L = Lo + Δx
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula
1 Aluminium 0,000024
2 Perunggu 0,000019
3 Baja 0,000011
4 Tembaga 0,000017
5 Kaca 0,000009
6 Pirek 0,000003
7 Berlian 0,000001
8 Grafit 0,000008
b. Pemuaian Luas
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam.
Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu
benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan
dengan β, Dengan nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas
ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
sebuah lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima kalor sehingga
suhunya naik 50oC, jika koefisien muai panjang lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka
berapa pertambahan luas lempeng logam tersebut?
ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2
c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi.
Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat
tergantung pada koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α
ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
Pada zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan
luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan
bentuk wadah yang ditempatinya. Coba sobat isi penuh sebuah panci dengan air kemudia
panaskan, beberapa saat kemudian akan ada air yang tumpah dari panci tersebut, itulah salah
satu contoh pemuaian zat cair. Masih banyak lagi contoh-contoh pemuaian zat cair yang bisa
sobat temukan.
rumus pemuaian zat cair
secara matematis rumus pemuaian zat cair sama dengan rumus pemuaian volume
pada pemuaian zat padat. Besarnya pemuaian zat cair ditentukan dari koefisien muai volume nya
b.
ΔV = Vo.b.ΔT
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair. Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai
volume zat padat. ΔV penambahan volume yang terjadi. ΔT selisih suhu.
Sebuah panci berisi air penuh dengan volume 4 liter. Air dalam panci tersebut kemudian di
panaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebanyak 80 oC. Berapakah volume air yang akan
tumpah dari panci tersebut? (koefisien muai air = 0,004/oC
Pembahasan
Volume air yang tumpah sama dengan penambahan volume air akibat pemanasan, jadi
ΔV = Vo.b.ΔT
ΔV = 4 liter.0,004.80
ΔV = 1,28 liter
Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas
Gas juga megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk
pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu
variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan. Sobat muengkin pernah
melihat balon yang kepanasan tiba-tiba meletus, itu salah satu contoh sederhana pemuaian gas.
V = volume (L)
n = mol zat
R = 0,0082
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K
hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada tekanan tetap volume gas sebanding dengan suhu
gas mutlak tersebut sehingga
karena perbandingan volme dan suhu tetap, maka perbandingan volume dan susu sebelum dan
sesudah pemuaian juga akan tetap. Sehingga persamaannya menjadi
Vo V1
—- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap (Isobar)
T1 T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin
b. Hukum Boyle
hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-bats tertentu suhu rendah yangp, berlaku bbahwa
hasil perkaian antara tekanan dan volume selalu tetap. Secara matematis rumusnya
PV = nRT = tetap
karena perkalian tekanan dan volume selalu tetap, maka perkalian volume dan volume sebelum
dan sesudah pemuaian juga tetap. jadi persamaan rumusnya
Sesuai namanya hukum ini merupakan perpaduan antara hukum boyle dengan hukum lussac.
Hukum ini menyatakan bahwa dalam pemuaian zat gas perkalian volume dengan tekanan dibagi
suhu selalu tetap.
P1.V.1 P2.V2
——– = ———- = tetap
T1 T2
Contoh Soal Pemuaian Gas
Pada tekanan tetap, sebuah gas memiliki volume 200 cm3 pada suhu 27, pada sushu 127
berapakah volume gas tersebut.
Pembahasan
Kita bisa menggunakan rumus hukum boyle
Vo V1
—- = —-
T1 T2
200/(27+273) = V1/(127+273)
200/300 = V1/400
V1 = 2/3 x 400 = 266, 67 cm3
Contoh Pemuaian
Jenis Contoh
Pemuaian Zat Pemuaian Zat
8. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-1
A. Pendahuluan/Kegiatan Awal
(Problem statement/Identifikasi
Menanya Rasa ingin tahu
masalah)
C. Penutup
Pertemuan Ke-2
A. Pendahuluan/Kegiatan Awal
Apersepsi
B. Kegiatan Inti
Jujur
C. Penutup
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
Jurnal Perkembangan Karakter
1.
2.
…..
dst
b. Penilaian Pengetahuan
3. Sebuah termometer X menunjukkan bahwa air membeku pada suhu 20OX dan
mendidih pada suhu 100OX. Jika pada termometer Celcius menunjukkan suhu 30OC
maka pada termometer X menunjukkan suhu ?
A. 22OX
B. 24OX
C. 25OX
D. 34OX
E. 44OX
6. Nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer Celcius dan Farenheit adalah ….
A. 40O
B. 20O
C. -20O
D. -40O
E. -60O
7. Udara di dalam ruang ber AC dapat terasa sejuk di setiap sudut ruangan walaupun
tidak terkena AC secara langsung. Hal tersebut terjadi karena perpidahan kalor
secara ….
A. Radiasi B. Konveksi C.Konduksi D. Kohesi E. Adhesi
8. Ketika malam hari nelayan melaut menggunakan angin yang Bertiup dari daratan
ke lautan begitu pula saat pulang. Hal ini Sebenarnya menggunakan prinsip
perpindahan kalor secara …..
A. Radiasi B. Konveksi C.Konduksi D. Kohesi E. Adhesi
9. Sebuah kubus dengan volume V terbuat dari bahan yang Koefisien muai panjangnya
. Jika suhu kubus dinaikan ΔΤ Maka luasnya kan bertambah besar …..
A. V ΔΤ
B. 6 V ΔΤ
C. 12 V ΔΤ
D. 6 V2/3 ΔΤ
E. 12 V2/3 ΔΤ
10. Zat cair yang massanya 5 kg dipanaskan dari suhu 20OC Hingga 70OC. Panas yang
dibutuhkan pada proses tersebut Adalah 3 x 105 Joule. Maka kalor jenis zat tersebut
adalah …..
A. 1200 J/KgOC
B. 800 J/KgOC
C. 600 J/KgOC
D. 400 J/KgOC
E. 120 J/KgOC
11. Bejana berisi 50 gram air di dalamnya terdapat alumunium Lalu diberi kalor sebesar
920 kalori. Bila kenaikan suhu sistem 10OC dan kalor jenis air 1 kal/goC, massa
alumunium 200 gram.Hitunglah kalor jenis alumuniumnya …..
A. 0,21 kal/gOC
B. 2,1 kal/gOC
C. 21 kal/gOC
D. 210 kal/gOC
E. 2100 kal/gOC
12. 0,5 kg es yang suhunya -40OC dipanaskan sampai tepat Seluruhnya melebur.
Berapakah kalor yang dibutuhkan Oleh es bila ces = 0,5 kal/gOC dan kalor lebur es =
80 kal/g ?
A. 5 x 105 Kalori
B. 5 x 104 Kalori
C. 2,5 x 103 Kalori
D. 5 x 103 Kalori
E. 0,25 x 102 Kalori
13. Koefisien muai panjang alumunium adalah 2,6x10-5/OC. Bila panjang mula-mula
alumunium 100 m dengan Suhu awal 10OC dipanaskan hingga suhunya menjadi
60OC. Maka pertambahan panjang alumunium tersebut adalah ……
A. 1,3 cm
B. 13 cm
C. 130 cm
D. 1300 cm
E. 13.000 cm
14. Dua batang P dan Q dengan ukuran yang sama tetapi jenis logam yang berbeda
dilekatkan seperti pada gambar.
P Q
90OC Ta 0 OC
Ujung kiri P bersuhu 90OC dan ujung kanan Q bersuhu 0o C, bila Koefisien
konduktifitas P dua kali Q. maka suhu pada bidang batas P dan Q adalah……
A. 45OC
B. 55OC
C. 60OC
D. 72OC
E. 80OC
15. Sebuah baja pada suhu 250C panjangnya 1 m. Baja itu terkena terik matahari
ingga suhunya naik menjadi 400C. (αbaja = 1,2 x 10-5/0C) Perubahan panjang
baja adalah ......
A. 18 x 10-1 m
B. 18 x 10-3 m
C. 18 x 10-5 m
D. 18 x 10-2 m
E. 18 x 10-4 m
17. Suhu titik didih air murni pada tekanan 1 atmosfer dinyatakan dalam skala Kelvin
adalah…
A. 373K C. 32K E. 180K
B. 232K D. 273K
18. Thermometer yang menunjukkan angka 212o pada titik didihnya adalah…
A. Celcius C. Rankine. E. Reamur
B. Kelvin D. Fahrenheit
19. Thermometer yang memiliki titik beku air 4910 adalah .....
A. Farenheit C. Celcius E. Kelvin
B. Rankine D. Reamur
B. Essay
2. Sebuah baja pada suhu 350C panjangnya 15 m. Baja itu terkena terik matahari
hingga suhunya naik menjadi 2350C. (αbaja = 1,8 x 10-5/0C) . Tentukanlah :
a. Perubahan panjang baja
b. Panjang akhir baja
3. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung – ujungnya berbeda.
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (ΔT).
2. Mahasiswa dapa memahami hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q).
3. Mahasiswa dapat merumuskan persamaan kalor.
4. Mahasiswa dapat menentukan kalor lebur es.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Air yang dipanaskan dalam panci akan mulai panas dan lama-kelamaan akan mendidih.
Peristiwa ini sering dijumpai dalam keseharian. Proses air menjadi panas dan mendidih melibatkan
perpindahan kalor dari sumber kalor ke lingkungan sekitarnya. Sumber kalor adalah api,sehingga
dapat dikatakan bahwa semakin besar nyala api,maka berarti makin besar kalor yyang dimiliki,atau
semakin lama dipanaskan maka semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat pemberian kalor
tersebut,maka suhu air akan mengalami kenaikan dimana semakin lama dipanaskan maka semakin
besar kenaikan suhu pada air. Dua wadah berisi air yang massanya berbeda,jika dipanaskan dengan
waktu yang sama maka suhu yang terukur pada kedua wadah tersebut akan berbeda. Suhu air
dalam wadah yang memiliki air yang massanya lebih kecil akan mengalami suhu yang lebih tinggi
dibandingkan wadah yang berisi air lebih banyak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara banyak kalor (Q), kenaikan suhu (∆T), dan massa air (m) (Herman, 2015: 1-2).
Temperatur (suhu) kita kenal sebagai ukuran panas atau dinginnya suatu benda. Secara
lebih tepat,temperatur merupakan ukuran energi kinetik molekuler internal rata-rata sebuah benda.
Bila sebuah benda dipanaskan atau didinginkan, sebagian dari sifat fisisnya berubah. Sebagai
contoh, kebanyakan padatan dan cairan memuai bila dipanaskan. Gas bila diijinkan,juga akan
memuai bila dipanaskan atau jika volumenya dijaga konstan (Tipler, 1991: 560-561).
Menurut Hallidai dan Resnik (1978: 722), kalor adalah sesuatu yang dipindahkan diantara
sebuah sistem dan sekelilingnya sebagai akibat dari hanya perbedaan temperatur.
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Hubungan jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT)
Variabel kontrol : volume, dan jenis zat cair
Variabel manipulasi : jumlah kalor (Q)
Variabel respon : kenaikan suhu (ΔT)
Kegiatan 2. Hubungan massa zat cair (m) dengan jumlah kalor (Q)
Variabel kontrol : kenaikan suhu (ΔT)
Variabel manipulasi : massa zat (m)
Variabel respon : jumlah kalor (Q)
Kenaikan 3. Menentukan kalor lebur es
Variabel yang diukur: massa calorimeter beserta pengaduknaya, massa kalori meter + pengaduk +
air panas, suhu air panas dan kalori meter, suhu es batu, suhu campuran,
massa kalori meter + pengaduk + air panas + air ( es batu yang mencair).
Prosedur Kerja
Kegiatan 1. Hubungan jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (ΔT)
1. Menuangkan air ke dalam gelas ukur secukupnya.
2. Mengukur suhu awal air dengan zat cair yang akan dipanaskan.
3. Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbesdengan menggunakan
pembakar spritus.
4. Mengamati penunjukan suhu pada selang waktu tertentu (digunakan selang waktu yang sama
untuk setiap data).
5. Mencatat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
6. Melakukan kegiatan yang sama dengan suhu mula-mula yang berbeda.
7. Mencatat dalam tabel pengamatan waktu yang dibutuhkan setiap selang kenaikan suhu.
Kegiatan 2. Menyelidiki hubungan rapat massa tali dengan kecepatan gelombang
1. Memasukkan air ke dalam gelas ukur sehingga menunjukkan volume tertentu, catat volume air
yang digunakan (digunakan volume terkecil pada gelas ukur yang digunakan) dan perhatikan
penunjukan suhu dengan termometer.
2. Menentukan suhu acuan (lebih besar dari suhu mula-mula sekitar 30 ℃) dan besar kenaikan
suhu yang diinginkan.
3. Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan menggunakan
pembakar spritus.
4. Mengamati kenaikan suhu pada termometer dan menyalakan stopwatch tepat ketika
termometer menunjukkan suhu acuan. Diukur waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
air sebesar nilai kenaikan suhu yang telah ditentukan. Dicatat hasilnya dalam tabel
pengamatan.
5. Mengganti air yang digunakan, dan mengulangi langkah 3 dan 4 untuk volume air yang
berbeda (lebih besar dari volume sebelumnya). Ulangi sampai memperoleh minimal 6 data.
Kegiatan 1. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT)
Volume = 50 ml
Jenis zat cair = Air
Tabel 1. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan perubahan kenaikan suhu (ΔT)
Suhu Awal (T0) Lama pemanasan Suhu Akhir ( T1)
No
(℃) (s) (℃)
2
3
2
Air
3
ANALISIS DATA
Kegiatan 1 hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu(∆T)
Tabel 4. Hubungan antara jumlah kalor (Q)dengan kenaikan suhu(∆T)
No (T0 – Tc) (s)
Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan sesuai
91 - 100
prosedur
Penggunaan alat dan bahan kurang
sesuai prosedur
80 - 90
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai
prosedur
70 - 79
b. Ketersediaan alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan
91 - 100
lengkap
Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
Ketersediaan alat dan bahan cukup
lengkap
80 - 90
Ketersediaan alat dan bahan kurang
lengkap
70 - 79
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kemampuan menggunakan Kemampuan menggunakan media
91 - 100
media baik
Kemampuan menggunakan media
80 - 90
cukup
Kemampuan menggunakan media
70 - 79
kurang
b. Kemampuan ketelitian dalam Kemampuannya sangat teliti 91 - 100
pengukuran jangka sorong Kemampuan teliti 80 - 90
Kemampuan kurang teliti 70 - 79
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91 -100
Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 91 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab 91 - 100
Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
c. Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
70 - 79
Bekerja dengan kurang konsentrasi
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79