Anda di halaman 1dari 129

BAHAN AJAR

Mata Kuliah : DASAR-DASAR INFORMASI


SKS :2
Semester : II (DUA)
Program Studi : Kearsipan
Disusun oleh : Dra. Sri Ati, M. Si.
Prof. Dr. Nurdien H. Kistanto,MA
Amin Taufiq K., S.Sos.

FAKULTAS SOSIAL POLITIK UNIVERSITAS TEBUKA


JAKARTA 2012

0
Daftar Isi

Tinjauan Mata kuliah ………………………………………………………… 6


Modul 1 : Konsep Informasi dan hubungannya dengan Pengetahuan; serta
latar belakang Ilmu informasi......................................................................... 9

Kegiatan Belajar 1:
Konsep Data, Informasi dan Karakteristiknya , serta hubungannya dengan
Pengetahuan …………………………………………………………….......... 10
Latihan ………………………………………………………………………..... 22
Rangkuman ………………………………………………………………….... 23
Tes Formatif 1………………………………………………………………..... 24

Kegiatan Belajar 2:
Latar belakang Ilmu Informasi dan ruang lingkup Ilmu Informasi ……….. 27
Latihan ………………………………………………………………………...... 38
Rangkuman …………………………………………………………………...... 39
Tes Formatif 2 …………………………………………………………………... 40
Kunci jawaban Test Formatif ………………………………………………...... 43
Daftar Pustaka ………………………………………………………………....... 44

Modul 2 : Pengertian Ilmu Informasi : dan hubungan dengan ilmu-ilmu


lain............................................................................................................... 46

Kegiatan Belajar 1:
Pengertian Ilmu informasi, Ilmu Perpustakaan, Kearsipan, dan Dokumentasi
........................................................................................................... .............47
Latihan ……………………………………………………………….....………… 53
Rangkuman……………………………………………………………………… 54
Test Formatif 1……………………………………………………………………. 55

1
Kegiatan Belajar 2:
Hubungan Ilmu informasi dengan Ilmu-ilmu Perpustakaan, Dokumentasi
dan Kearsipan serta sub bidang ilmu-ilmu lain ……………………………59
Latihan ……………………………………………………………………………. 76
Rangkuman ……………………………………………………………………… 77

Test Formatif 2 …………………………………………………………………. 78


Kunci jawaban Test Formatif ……………………………………………..... . 80
Daftar Pustaka ……………………………………………………………......... 81
Senarai.......................................................................................................... 81

Modul III : Kebutuhan informasi, Temu balik informasi serta


Komunikasi Informasi................................................................................ 83

Kegiatan Belajar 1:
Kebutuhan Informasi dan Temu balik informasi ................... ……………… 84
Latihan ………………………………………………………………………………
Rangkuman …………………………………………………………………………
Test Formatif 1 ……………………………………………………………………...

Kegiatan Belajar 2:
Komunikasi informasi dalam aspek budaya dan social
Latihan ………………………………………………………………………………
Rangkuman …………………………………………………………………………
Test Formatif 2 ……………………………………………………………………...
Kunci jawaban Test Formatif ………………………………………………..
Daftar Pustaka ………………………………………………………………..

2
TINJAUAN MATA KULIAH

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Informasi merupakan mata kuliah wajib


bagi mahasiswa UT Program Studi Perpustakaan dan Kearsipan.. Mata
Kuliah Pengantar Ilmu Informasi merupakan mata kuliah pengantar yang
akan memberikan landasan untuk menempuh mata kuliah di semester yang
akan datang di Program Studi Kearsipan dan Perpustakaan terkait, dengan
kompetensi pengelolaan informasibagi mahasiswa. Mata kuliah ini menjadi
pengantar untuk memahami dasar keilmuan dalam bidang informasi dan
manajemen informasi, baik dari segi teoritis maupun pengembangan ke
ranah praktis.
Buku Materi Pokok ASIP 4204 Dasar-dasar Informasi terdiri dari 6
modul, yang mencakup materi untuk 2 sks. Setiap modul terdiri dari pokok –
pokok bahasan yang memiliki keterhubungan dan merupakan kesatuan
dalam memahami dan melatih kemampuan mahasiswa dalam memahami
konsep dasar ilmu informasi (Information Science).
Pada modul pertama, dijelaskan tentang Konsep dasar ilnformasi yang
meliputi asal informasi, dan hubungannya dengan pengetahuan, jenis-jenis
dan nilai-nilai informasi; serta latar belakang Ilmu Informasi yang berkembang
dari perubahan paradima informasi.
Modul kedua membahas pengertian Ilmu Informasi dan hubungannya
dengan Ilmu Perpustakaan dan Dokumentasi, Ilmu komputer dan
Telekomunikasi dan Ilmu Manajemen dan Sistem; Serta perbedaannya
dengan ilmu-ilmu tsb.
Pada modul ketiga, dibahas hubungan ilmu informasi dengan
munculnya kebutuhan informasi dan Temu Balik informasi, serta komunikasi
informasi.

3
Modul keempat, membahas pengertian Sistem Informasi, Jaringan
Informasi, dan Manajemen Informasi, sebagai ilmu yang membahas
informasi.
Kemudian modul ke lima membahas dasar-dasar Teknologi informasi,
dan dampak sosial yang timbul akibat adanya kemjuan teknologi informasi.
Pada modul ke enam membahas riwayat Masyarakat Informasi dan
Knowledge Management dan kKnowledge Sharing
Apabila mahasiswa menguasai mata kuliah ini akan dapat dengan
mudah memahami dan menerapkan konsep dasar keilmuan informasi dan
penerapannya dalam mata kuliah lain di semester berikutnya mencakup
bidang yang terkait dengan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.
Mata kuliah ini mendukung pencapaian kompetensi dalam sikap dan
perilaku berkarya dalam struktur kurikulum Program Studi Kearsipan Fakultas
Sosial dan Politik. Setelah menyelesaikan perkuliahan ini, peserta kuliah akan
mampu mendeskripsikan berbagai konsep dasar ilmu informasi dan dimensi-
dimensi yang melandasinya, serta pengembangannya ke depan
hubungannya dengan teknologi informasi dan masyarakat informasi tanggap
terhadap lingkungan.

4
Peta kompetensi
Dasar-dasar Informasi (ASIP 4204) 2 sks

Mahasiswa mampu memahami dasar terbentuknya Masyarakat Informasi (Information


Society), serta kaitannya dengan lingkungan dan teknologi
MODUL VI
PETA KOMPETENSI

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep teknologi informasi dan temu balik


informasi baik cetak maupun dalam lingkungan elektronik
MODUL V

Mahasiswa mampu memahami Sistem informasi, jaringan informasi dan manajemen


informasi
MODUL IV

Mahasiswa mampu mendeskripsikan hubungan Ilmu Informasi dengan kebutuhan


informasi dan temu Balik Informasi serta komunikasi informasi.
MODUL III

Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang ilmu informasi dan menjelaskan


hubungan dan perbedaan Ilmu Informasi dengan ilmu - ilmu lain.
MODUL II

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep informasi, dan. membedakan konsep data,


informasi dan pengetahuan serta mendeskripsikan
5 cakupan ilmu informasi.
MODUL I
MODUL1
Pengantar konsep Informasi, data dan pengetahuan.

Pendahuluan
Individu maupun manusia berada dalam lingkungan yang berkaitan
dengan informasi. Informasi meliputi sebagian besar aktivitas manusia,
karena pada hakikatnya individu merupakan pencipta informasi. Istilah
informasi menjadi lazim diketahui oleh individu meskipun terkadang orang
tidak pernah mencoba mendefinisikan istilah tersebut. Individu sering
menghubungkan informasi dalam konteks ilmu pengetahuan.
lmu pengetahuan memerlukan sekaligus menghasilkan informasi.
Ketika ilmu pengetahuan semakin berkembang semakin banyak informasi
yang dibutuhkan dan dengan sendirinya semakin banyak pula informasi
yang dihasilkan. Proses ini yang membuat informasi yang tersedia menjadi
melimpah.
Oleh karena itu, setelah mempelajari modul 1 ini, anda diharapkan
dapat menjelaskan :
1 . Konsep dasar informasi dan hubungnnya dengan pengetahuan,
2. Latar belakang Ilmu Informasi
Secara lebih rinci, setelah mempelajar Modul 1, Anda diharapkan mampu
menjelaskan kembali tentang :
1. fakta, data dan informasi;
2. berbagai definisi informasi
3. jenis-jenis informasi
4. nilai-nilai informasi
5. hubungan informasi dengan pengetahuan
6. kemunculan Ilmu Informasi
Kegiatan belajar dalam modul ini dapat diuraikan sebagai berikut:

6
1. Kegiatan Belajar 1 menguraikan berbagai definisi tentang data dan
infomasi, nilai-nilai informasi, jenis-jenis informasi, dan hubungan
informasi dengan data dan pengetahuan serta sistem informasi.
2. Kegiatan Belajar 2 menguraikan latar belakangi munculnya Ilmu
informasi dan paradigma yang berkembang sekarang.

7
KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP INFORMASI: Hubungan Data, Informasi dan Pengetahuan.

Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah ini


mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan yang
lainnya berbeda. Definisi yang satu dengan yang lain terkadang berlainan
maknanya karena mempunyai penekanan dan versi yang berbeda. Sejalan
dengan perkembangan, khususnya di bidang teknologi informasi, maka
konsep informasi juga mengalami perubahan-perubahan sesuai situasi dan
kondisi yang mempengaruhinya. Menurut Saracevic definisi-definisi tentang
informasi bukanlah klasifikasi mutlak tapi merupakan rangkaian perjalanan
informasi (information journey) yang kerumitannya semakin bertambah
(Rivalina, 2004: 203). Berbicara tentang informasi akan selalu berhubungan
dengan data. Oleh karena itu terlebih dulu perlu kita bahas pengertian data.

A. Pengertian Data
Menurut Pendit, (1992) data adalah hasil observasi langsung
terhadap suatu kejadian, yang merupakan perlambangan yang mewakili
objek atau konsep dalam dunia nyata, yang dilengkapi dengan nilai tertentu.
Menurut. Ralston dan Reilly dalam (Chamidi, 2004: 314), data didefinisikan
sebagai fakta atau apa yang dikatakan sebagai hasil dari suatu observasi
terhadap fenomena alam.
Sebagai hasil observasi langsung terhadap kejadian atau fakta dari
fenomena di alam nyata, data bisa berupa tulisan atau gambar, yang
dilengkapi dengan nilai tertentu.
Contohnya daftar hadir siswa semester 1, Ilmu Perpustakaan dan
kearsipan adalah data. Daftar tersebut masih merupakan bentuk mentah,
karena belum memberikan informasi apa-apa.
8
Sebagian besar orang awam sering memiliki pengertian yang agak
rancu terhadap data dan informasi. Sering terjadi pengertian data digunakan
untuk pengertian informasi dan demikian pula sebaliknya.

B. Informasi
Dalam ungkapan sehari-hari banyak yang mengatakan bahwa
Informasi adalah segala yang kita komunikasikan, seperti yang disampaikan
oleh sesorang lewar bahasa lisan, surat kabar, video, dll. Ungkapan ini
karena seringnya dipakai maka Fox (1983, dalam Pendit, 1992:64)
mengkategorikan sebagai The ordinary notion of information. Dalam
ungkapan ini terkandung pengertian bahwa tidak ada informasi kalau tidak
ada yang membawanya. Diantara yang membawa informasi ini yang paling
sering dibicarakan adalah lewat bahasa manusia, melalui komunikasi antar
manusia, meskipun tidak selalu manusia yang membawa informasi, teta[I
bisa juga Asap, DNA, atau aliran listrik, atau gambar. Dengan demikian
informasi disini bias dianggap sebagai pesan, atau makna yang terkandung
dalam sebuah pesan. Padahal dalam kenyataan sehari-hari sering kita
harus membedakan informasi yang dikandung suatu kalimat, atau yang
tertulis dalam kalimat tsb. Misalnya si A mengatakan:”Pintar kamu”, kepada
si ‘B’; belum tentu yang dimaksud si A bahwa si B benar-benar pintar, tetapi
ada makna lain. Jadi ada makna yang terkandung dalam informasi tsb.
Oleh karena itu, ada tiga makna dari kata informasi. Yang pertama
yaitu informasi sebagai suatu proses yaitu merujuk pada kegiatan- kegiatan
menjadi terinformasi. Makna yang kedua yaitu Informasi sebagai
pengetahuan. Disini informasi mengacu pada segala kejadian di dunia
(entitas) yang tak terhingga, yang tak dapat disentuh, atau sesuatu yang
abstrak. Sebagai sesuatu yang abstrak, informasi dilihat dari makna yang
terkandung di dalam keseluruhan medium yang digunakan, dan yang dapat
diartikan secara berbeda antara si pengirim dan si penerima. Informasi
dianggap sebagai bagian abstrak dari pikiran manusia sesuai dengan isi dan
9
makna pesan yang diterima. Misalnya Si Ani mengatakan kepada Si Budi
“Wah pandai betul kamu”. Mungkin maksud Ani karena jengkel melihat si
Budi yang nyontek pekerjaan temannya, tetapi mungkin dikira Budi Ani
mengatakan bahwa dia betul-betul pandai.
Makna yang ketiga, yaitu informasi dianggap sebagai suatu benda,
penyajian yang nyata dari pengetahuan Sebagai benda yang nyata
informasi dilihat dari rangkaian simbol-simbol, dan dapat ditangkap oleh
panca indera manusia, serta dapat saling dipertukarkan. Informasi dianggap
sebagai bahan mentah yang nyata, yang berada diluar manusia, yang
memerlukan pemrosesan lebih lanjut. Sebagai contoh pemakai
perpustakaan mencari informasi tentang Penelitian perpustakaan, petugas
perpustakaan kemudian mengambilkan buku tentang Penelitian
Perpustakaan karangan Sulityo-Basuki. Di sini petugas menganggap bahwa
informasi tsb berada dalam buku itu, yang dapat diambil dari rak dan
diberikan kepada pemakai.
Dalam hubungannya dengan Sistem Informasi, Informasi dapat kita
definisikan sebagai kumpulan data yang terstruktur yang kita komunikasikan
lewat bahasa lisan, lewat surat kabar, video dan lain sebagainya; yang
dapat mempunyai dua pengertian, yaitu 1) sebagai benda nyata (information
as a thing)dan 2) sebagai sesuatu yang abstrak. Definisi tersebut
berdasarkan pendapat Teskey (dalam Pendit,1992), informasi adalah
kumpulan data yang terstruktur, yang disampaikan seseorang kepada orang
lain.
Kemudian,Gordon B. Davis (1999: 28).juga memberikan definisi,
informasi dari sudut pandang sistem informasi yang menyatakan bahwa
informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti
bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau
mendatang.
Di samping itu dalam Oxford English Dictionary, dijabarkan informasi
sebagai sesuatu yang dapat diberitahukan atau dijelaskan (that of which is
10
apprised or told); keterangan (intelligence), berita (news) (Zorkoczy, 1998:
9). Sedangkan berita menurut Arifin (1997), adalah informasi yang menarik,
penting, dan belum pernah didengar.

Dalam Undang-Undang no 14, tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi


Publik disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Informasi adalah
keterangan, pernyataan, gagasan,dan tanda-tanda yang mengandung nilai,
makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat
dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan
format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
secara elektronik ataupun nonelektronik.
Terkait dengan mutu informasi, Buckland (Rivalina, 2004: 203),
menjabarkan informasi menjadi: a) information-as-process (berperan
menyampaikan), b) information-as-knowledge, (sesuatu yang dirasakan
dalam information-as-process, pengetahuan yang dikomunikasikan), dan c)
information-as-thing, informasi adalah objek seperti data dan dokumen yang
dapat memberikan informasi (Rivalina, 2004: 203).
Individu sebagai pengguna tentu mengharapkan informasi yang
akurat. Informasi harus sesuai dengan kenyataan. Kehandalan suatu
informasi meningkat apabila informasi tersebut dapat diverifikasi, yakni
kebenarannya dapat dibuktikan secara independen. Informasi harus cukup
up-to-date, sesuai dengan maksud penggunaannya informasi harus lengkap
dan tepat, sehingga pihak yang menerima dapat memilih rincian spesifik
yang sesuai dengan kebutuhannya. Informasi harus bermakna jelas, yakni
dapat dimengerti oleh si penerima (Zorkoczy, 1988: 12 – 13).

Nilai Informasi
Informasi dalam konteks sistem informasi akan menjadi bernilai dan
semakin formal dan ideal apabila didasarkan pada sepuluh sifat sebagai
berikut, Burch dan Strater , (dalam Davis, 1999: 58 – 59):
1. (Accesibility); Sifat ini menunjukkan mudah dan cepatnya diperoleh
keluaran Informasi

11
2. Luas dan lengkapnya (Comprehensiveness); Sifat ini menunjukkan
lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya,
tetapi juga mengenai output informasinya.
3. Ketelitian (Accuracy); Berhubungan dengan tingkat kebebasan dari
kesalahan pengeluaran informasi.
4. Kecocokan (Appropriateness); Sifat ini menunjukkan seberapa jauh
keluaran informasi berhubungan dengan permintaan para pemakai. Isi
Informasi harus berhubungan dengan masalah.
5. Ketepatan waktu (Timeliness); Berhubungan dengan waktu yang dilalui
yang lebih pendek pada saat diperolehnya informasi.
6. Kejelasan (Clarify); Atribut ini menunjukkan tingkat keluaran informasi,
bebas dari istilah-istilah yang tidak dipahami.
7. Keluwesan (Flexibility); Sifat ini berhubungan dengan dapat
disesuaikannya keluaran informasi.
8. Dapat dibuktikan (Verifiability); Atribut ini menunjukkan kemampuan
beberapa pengguna informasi untuk menguji keluaran informasi dan
sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka (Freedom From Bias); Sifat ini berhubungan
dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna
mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur (Quantifiable); Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang
dihasilkan pada sistem informasi formal (Davis, 1999: 58 – 59).

Menurut Zorkoczy (1988: 14), suatu informasi yang bermutu tinggi


dapat membuat si penerima peka terhadap lingkungan sehingga mampu
mengambil tindakan untuk mengatasi setiap perubahan situasi yang terjadi.
Daya atau kemampuan yang dimiliki informasi ini tampak dalam
kemampuannya membentuk gagasan baik fisik maupun mental. Dalam
kelanjutannya, informasi yang bermutu rendah dapat menimbulkan

12
kesalahpahaman atau penyimpangan makna sebagai akibat suatu gangguan
terhadap sumber informasi atau proses transmisi.
Informasi merupakan sarana baku untuk menunjang dan
meningkatkan kegiatan bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan
teknologi.

C. Jenis-jenis informasi
Ada bermacam-macam jenis informasi dilihat dari sudut pandang yang
berbeda, salah satunya melaluikegiatan yang dilakukan oleh manusia.
Jenis informasi untuk kegiatan manusia menurut Soeatminah (1991) terdiri
dari :
1) Informasi untuk kegiatan politik. Informasi ini digunakan oleh para
politisi dalam rangka melakukan kegiatan politiknya. Misalnya
informasi yang didapat oleh anggota partai politik A, mengenai
akan adanya resuvle kabinet. Kemudian informasi ini digunakan
oleh partai politiknya untuk menyusun strategi mendekati Kepala
Negara untuk mendapatkan kursi di kabinet. Tetapi oleh partai
politik B yang juga mendengan informasi itu, digunakan
melemahkan kinerja pemerintahan untuk menggoyang kabinet
yang sedang berjalan, dan mereka berusaha untuk menggulingkan
pemerintahan.
2) Informasi untuk kegiatan pemerintahan. Informasi ini digunakan
para pejabat untuk menyusun rencana, membuat keputusan, dan
kebijakan-kebijakan pemerintah. Misalnya informasi dari para
menteri kepada presiden tentang daerah yang terkena bencana
alam. Informasi ini digunakan oleh presiden untuk menyusun
strategi membuat kebijakan tentang penanggulangan bencana
alam secara menyeluruh.
3) Informasi untuk kegiatan sosial. Informasi ini digunakan oleh
pemerintah untuk menyusun rencana-rencana, membuat
13
keputusan dan kebijakan serta menentukan program kerja antara
lain untuk program-progam kerja kesehatan, pendidikan, diluar
kegiatan utama dari departemen yang membawahinya.
4) Informasi untuk dunia usaha
Informasi yang dibutuhkan unntuk dunia usaha menncakup
maslah-masalah : a) Pemupukan modal usaha melalui pinjaman
dari bank, b) Innvestasi, c) Lokasi pabrik, d) berbagai macam yang
terkait ddengan produksi, meliputi jenis produksi, kualitas dan
kuantitasnya, pemasaran hasil produksi, dan distribusi hasil
produksi, d) hubungan perusahaan dengan pemerintahan, e)
persaingan, alih teknologi, dll.
5) Informasi untuk kegiatan militer.
Informasi ini diperlukan oleh pejabat militer agar selalu menngikuti
informasi kemiliteran yang meliputi 1) perubahan sistem
persenjataan, perubahann sistem logistic, perubahann sistem
administrasi, perennncanaan strategi, dan pembinaan pasukan.
6) Informasi untuk penelitian.
Untuk melakukan penelitian, seorang peneliti perlu mengetahui
berbagai macam penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
lain, termasuk hasilnya. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari
duplikasi penelitian. Disaming itu peneliti perlu mengetahui
darimana sumber-sumber informasi itu diperoleh, misalnya melalui
jurnal-jurnal , baik tercetak, maupun online.
7) Informasi untuk pengajar.
Pengajar, baik guru atau dosen membutuhkan informasi untuk
menambah pengetahuan mereka, dan untuk memperluas
cakrawala pengetahuan mereka, dari buku-buku bacaan, majalah,
hasil-hasil penelitiann, baik tercetak maupun elektronik.
8) Informasi untuk tenaga lapangan.

14
Tenaga lapangan, baik penyuluh pertanian, maupun penyuluh
kesehatan, adalah orang-orang yang bekerja memberikan
informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu mereka butuh
informasi yang praktis dan mudah, misalnya petunjuk bergambar
untuk identifikasi hama padi, petunjuk bergambar untuk
membersihkan sarang nyamuk, cara memberantas sarang-sarang
nyamuk, dan lain sebagainya. Petunjuk-petunjuk itu bias mereka
dapatkan dari buku-buku praktis.
9) Informasi untuk individu, adalah informasi yang dibutuhkan
seseorang sesuai dengan statusnya dalam masyarakat,
pendidikannya, dan kegiatannya. Sebagai contoh. seseoang yang
membutuhkan yang membutuhkan informasi untuk membantu
kegiatannya dalam dunia perdagangan, misalnya informasi tentang
kurs dollar ke dalam rupiah, atau yang ingin bepergian ke Arab
Saudi, misalnya kurs real ke Rupiah; atau informasi tentang
keberangkatan pesawat terbang, kereta api, dlsb.
10)Informasi untuk pelajar dan mahasiswa.
Pelajar dan mahasiswa membutuhkan informasi guna
mengembangkan pengetahuannya. Mereka mencari informasi dari
buku-teks, buku wajib, majlah dan lain, guna memperoleh
tambahan pengetahuan.
Dari besar dan banyaknya informasi yang ada di alam ini, hanya
sebagian saja yang berhasil dirasakan, didengar, dilihat dan direkam oleh
manusia. Akan tetapi, informasi yang sempat direkam dalam berbagai bentuk
perekaman inilah yang kelak bisa dikembangkan dalam kinerja kehidupan
manusia. Informasi terekam ini banyak dicari dan dimanfaatkan oleh manusia
sesuai dengan kepentingannya (Yusup, 2002: 91).
Terkait dengan hal itu, ada pembagian jenis informasi lain yang terkait
dengan dokumentasi, seperti yang disebutkan oleh Pramanto (2004) dalam
Wulandari, dkk ( 2007), yaitu Informasi yang terekam dan informasi tak
15
terekam. Informasi terekam yaitu informasi yang dapat direkam melalui
berbagai alat atau media, antara lain media grafis, media elektronik, dan
media audiovisual, tak terkecuali media cetak. Selanjutnya jenis informasi ini
disebut sebagai dokumen. Sebagi contoh informasi tentang suatu artikel
tentang suatu subjek tertentu yang sudah dimasukkan di dalam jurnal imiah,
kewmudian disimpan dalam CD-ROM. Sedangkan informasi yang tak
terekam merupakan informasi yang belum atau tidak dapat direkam karena
situasi dan kondisi serta nilai kepentingan yang dikandung informasi itu.
Misalnya informasi informal mengenai kecelakaan kereta api, atau pesawat.

D. Karakterisitik Informasi
Informasi sangat berperan dalam komunikasi manusia. Dalam suatu
organisasi karakteristik informasi disesuaikan dengan jajaran manajemen
untuk menyelaraskan informasi yang dibutuhkan, sesuai dengan tugas yang
diembannya. Oleh karena itu jajaran manajemen perlu mengenali
karakteristik informasi, seperti apa yang ditulis oleh Wulandari (2007), antara
lain sbb.:
1. Luas Informasi : Luas informasi yang dimaksud disini adalah seberapa
luas ruang lingkup informasi tsb. Misalnya pada manajemen tingkat
bawah, luas informasi yang dibutuhkan lebih terbatas daripada
manjemen tingkat menengah, apalagi manjemen tingkat atas, yang
tentunya informasi yang dibutuhkan lebih luas. Misalnya manajemen
tingkat bawah, pada sub bagian akademik, membutuhkan informasi
berapa jumlah anggaran untuk pengelolaan adminstrasi akademik di
fakultas tsb, sementara itu pada manajemen tingkat menengah, yaitu
misalnya Kepala bagian Tata Usaha membutuhkan informasi berapa
dana yang didapat untuk pengelloaan ketatusahaan, yang meliputi
bidang akademik, rumah tangga, dan kepegawaian dan keuangan.
Sementara itu, manajemen tingkat atas, misalnya Pembantu Dekan
Bidang Administrasi dan Keuangan perlu mengetahui informasi berapa
16
dana yang didapat untuk kebutuhan seluruh fakultas, meliputi Tatu
usaha, dan jurusan-jurusan yang ada.
2. Kepadatan Informasi
Kepadatan informasi yang dimaksud yaitu seberapa berisinya informasi
yang diterima. Misalnya untuk manajemen tingkat atas, informasi yang
dibutuhkan adalah informasi yang terseleksi, padat, tetapi mencakup
hal-hal yang luas; Untuk manajemen tingkat menengah informasi yang
dibutuhkan adalah informasi yuang cukup padat tetapi tidak terlalu luas,
cukup terseleksi untuk lingkup bidangnya saja, yang menitikberatkan
pada bidang operasionalnya. Sedangkan informasi untuk manajemen
tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan tidak sepadat dan terseleksi
tingkat menengah, tetapi sangat terseleksi untuk sub-bidang tugasnya.
3. Frekuensi informasi
Frekuensi informasi artinya keseringan informasi atau tingkat rutinitas
informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing tingkatan manajemen.
Untuk manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterima lebih
rution sesuai dengan sifat pekerjaannya, sedangkan untuk manajemen
tingkat menengahfrekuensi informasi tidak menentu, mungkin bisa
mendadak saat dibutuhkan pimpinan; Sedang frekuensi informasi untuk
manjemen tingkat atas, frekuensi lebih tidak terstruktura, mendadak
sewaktu-waktu untuk pengambilan keputusan.
4. Waktu informasi
Waktu informasi adalah informasi tentang kondisi atau situasi ayng telah
dilalui dan akan dihadapi oleh organisasi tsb.di masa depan. Pada
manajemen tingkat atas dan menengah, informasi yang dibutuhkan
adalah informasi prediksi masa depan, sedangkan tingkat menengah
lebih ke informasi masa kini, dan manjemen tingkat bawah, lebih pada
informasi historis untuk mengontrol tugas-tugas rutin yang telah
dilakukan karyawan.

17
5. Sumber informasi
Sumber informasi, di sini berarti sumber darimana informasi tsb.didapat,
yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal banyak
dibutuhkan manjemen tingkat bawah untuk mengontrol kegiatan-
kegiatan operasional sehari-hari . Sumber informasi eksternal banyak
dibutuhkan oleh manajemen tingkat menengah dan atas yang
digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan strategis yang
berjangka panjang.

E. Pengetahuan
Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan manusia untuk
memahami dunia, yang dapat diubah-ubah berdasarkan informasi yang
diterima. Pengetahuan si A bisa berbeda dengan pengetahuan si B,
berdasarkan informasi yang sama.. Dengan demikian informasi dan Data
merupakan sarana baku untuk menunjang dan meningkatkan kegiatan
bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi.
Beda Data, Informasi dan pengetahuan, menurut Teskey (dalam Pendit,
1992: 80-81), yang selama ini kita maksud dengan ‘data’ adalah hasil dari
observasi langsung terhadap suatu kejadian; ia merupakan entitas (entity)
yang dilengapi dengan nilai tertentu. Entitas ini merupakan perlambangan
yang mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata. Data ini bisa disimpan
dalam bentuk lebih kongkrit, misalnya dalam bentuk tertulis, grafis, elektronik,
dan sebagainya. Sementara itu Informasi adalah kumpulan data yang
terstruktur untuk memperlihatkan adanya hubungan-hubungan entitas di atas;
Dan Pengetahuan adalah model yang digunakan manusia untuk memahami
dunia, dan yang dapat diubah-ubah oleh informasi yang diterima pikiran
manusia.
Hubungan informasi dan pengetahuan lebih menekankan pada
pengertian informasi dan pengetahuan sebagai sebuah proses yang
bersambungan. Informasi tidak bisa dianggap tidak berhubungan dengan
18
pengetahuan, karena informasi merupakan bagian dari hubungan-hubungan
yang disadari oleh manusia. Kedua konsep ini, informasi dan pengetahuan,
selalu merujuk ke suatu antar hubungan yang terus menerus, antara
informasi yang baru diperoleh dengan pengetahuan yang masih statis pada
saat informasi tsb.diterima.( Nitecki 1985, dalam Pendit, 1992: 81)
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa melihat perbedaan data
informasi dan pengetahuan. Sebagai contoh, daftar mahasiswa baru
semester 1 Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan Universitas Terbuka,
adalah Data. Kemudian daftar tersebut disampaikan kepada para tutor
sebagai bahan absen. Berdasarkan data tersebut para tutor
menginformasikan kepada para mara mahasiwa bahwa jumlah peserta kuliah
tutorial Ilmu Informasi adalah 350 yang terdiri dari 200 siswa berjenis kelamin
perempuan, dan 150 berjenis kelamin laki-laki. Ini adalah informasi dari para
tutor. Selanjutnya salah seorang siswa mempunyai gambaran pengetahuan
bahwa jumlah siswa perempuan lebih banyak dibanding siswa laki-laki.
Kemudian siswa lain mempunyai pengetahuan yang berbeda, bahwa peminat
jurusan Ilmu perpustakaan dan kearsipan sebagian besar adalah siswa
perempuan. Jadi dari gambaran ini jelas bahwa berdasarkan informasi yang
sama, pengetahuan yang diterima seseorang bisa berbeda.
Hubungan informasi data dan pengetahuan dijelaskan oleh Sulistyo-
Basuki (2011), bahwa Informasi dimulai dengan sebuah peristiwa (event),
misalnya gunung meletus. bencana banjir, anak menangis, pegawai
menerima gaji. Peristiwa itu direpresentasikan dalam bentuk simbol. Simbol
ini dapat berupa teks, angka, suara, gambar', ataupun gabungan dua jenis
simbol atau lebih, ataupun gabungan yang diatur dengan peraturan dan
formulasi sehingga menjadi data. Data tersebut, bila diterima oleh
pancainclera manusia, berubah menjadi informasi, dan bila informasi ini
ditransfer ke manusia lain, berubah menjadi pengetahuan (knowledge).
Manusia yang memperoleh pengetahuan akan menjadi (lebih) bijak (wise)
daripada sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar 1.
19
Gambar 1. Rangkaian informasi

Kearifan (wisdom)
Nilai
Pengetahuan

Informasi

segmen berdasarkan kognisi


-segmen berdasarkan data
ketentuan dan formulasi
Data

Simbol (representasi peristiwa)

Peristiwa

Sumber: Debons, Information science (1985) dengan perubahan oleh Sulistyo Basuki (2011.)

Latihan
Jawablah Pertanyaan berikut
1. Sebutkan definisi Informasi berdasarkan pendapat para pakar.
2. Jelaskan konsep informasi sebagai bahan mentah (raw materials) dalam
pengetahuan manusia!
3. Jelaskan karakteristik informasi
4. Jelaskan hubungan informasi, data dan pengetahuan menurut anda.
5. Berikan contoh beda data, informasi dan pengetahuan, sehingga jelas
bedanya.
Jawab

1. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan,dan tanda-tanda


yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan

20
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun
nonelektronik.

2. Informasi berasal dari fakta di lapangan yang membutuhkah pemrosesan


lebih lanjut untuk dapat dimaknai oleh individu
3. Karakteristik informasi dapat dilihat dari luas informasi,kepadatan
informasi, frekuensi informasi, waktu informasi dan sumber informasi.
4. Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan manusia untuk memahami
dunia, yang dapat diubah-ubah berdasarkan informasi yang diterima,
sedangkan inforamsi berasal dari data yang dismapaikan seseorang
kepada orang lain. Jadi .hubungan informasi dan pengetahuan lebih
menekankan pada pengertian informasi dan pengetahuan sebagai sebuah
proses yang bersambungan.
5. Contoh : Berdasarkan data di bagian Akademik Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Kearsipan, Universitas Terbuka, siswa semester 1 th
2010/1011 adalah 250 orang, yang terdiri dari perempuan 150, dan laki-2
100; dan tahun 2011/2012 adalah 350 orang, terdiri dari perempuan 200,
laki-laki 150. Kemudian Ketua Jurusan menginformasikan kepada PD 1
hal yang sama. Kemudian PD 1 mempunyai gambaran bahwa ada
peningkatan siswa baru Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan,
sedangkan Dekan berpikiran lain, bahwa siswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Kearsipan dari tahun ke tahun sebagian besar adalah
perempuan. Jadi pengetahuan PD 1 dan Dekan berbeda, padahal
informasi yang diterima sama.

Rangkuman
Definisi Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan,dan tanda-
tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun

21
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.
Nilai-nilai informasi menurut Soeatminah dibagi menjadi 10 macam yaitu:
1) Kemudahan pengaksesan. 2) Luas dan lengkapnya, 3) Ketelitian, 4)
Kecocokan, 5) Ketepatan waktu, 6) Kejelasan 7) Keluwesan, 8) Dapat
dibuktikan 9) Tidak ada prasangka, dan 10) Dapat diukur.
Jenis-jenis informasi, menurut Wulandari, dkk ada dua, yaitu Informasi
terekam dan tak terekam. Informasi terekam dapat direkam melalui media
grafis, elektronik, audio visual dan media cetak.
Masih menurut Wulandari, karakteristik informasi ada enam macam, yaitu
1) Luas informasi, 2) Kepadatan informasi, 3) Jadwal informasi, 4) Frekuensi
informasi, 5) Waktu informasi, dan 6) Sumber informasi.
Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan manusia untuk memahami
dunia, yang dapat diubah-ubah berdasarkan informasi yang diterima.
Informasi adalah kumpulan data yang terstruktur yang disampaikan
seseorang kepada orang lain, dan bermakna bagi orang tersebut. Data
adalah hasil observasi langsung terhadap kejadian atau fakta dari fenomena
di alam nyata yang dilengkapi dengan nilai tertentu.

1. 3. Penutup
2.3.1. Tes Formatif
1) Sejumlah kejadian di suatu kota dan kejadian-kejadian di suatu lembaga
adalah :
A. data
B. berita
C, Informasi
D. Pengetahuan

22
2) Hasil pengamatan dari suatu kejadian yang disampaikan oleh orang yang
mengamati kepada orang lain adalah :

A. data
B. berita
C, Informasi
D. Pengetahuan

3) Kesimpulan dari informasi yang disampaikan oleh seseorang disebut:

A. data
B. berita
C, Informasi
D. Pengetahuan

4) Seseorang yang mendapatkan informasi dari orang lain, kemudian


mempunyai pandangan baru disebut :

A. data
B. berita
C, Informasi
D. Pengetahuan
5) Informasi yang didapat dari masyarakat tentang calon yang terkuat di
dalam pemilihan bupati adalah jenis informasi untuk :
A. Pemerintahan
B. Informasi untuk penelitian
C. Informasi untuk pengajar
D. Informasi untuk tenaga lapangan
6) Informasi tentang cara memberantas berbagai jenis hama tanaman,
merupakan jenis informasi untuk :
A. Pengajar;
B. Tenaga lapangan
C. Individu;

23
D. Kegiatan sosial
7) Informasi tentang penerapan teknologi informasi dalam suatu jurnal yang
sudah dimasukkan didalam CD-Rom merupakan jenis informasi :
A. Terekam
B. Tersirat
C. Tak trekam
D. Tak tersirat
8) Informasi tentang perang Diponegoro yang dilukis dalam suatu patung di
suatu museum, merupakan jenis informasi :
A. Terekam
B. Tersirat
C. Tak trekam
D. Tak tersirat
9) Arsip suatu instansi yang telah di alih bentuk dan dihimpun dalam suatu
komputer, merupakan jenis informasi :
A. Terekam
B. Tersirat
C. Tak trekam
D. Tak tersirat
10) Informasi mengenai kecelakaan antara sepeda motor dan truk yang
diampaikan oleh orang yang melihat kepada keluarganya merupaka jenis
informasi :
A. Terekam
B. Tersirat
C. Tak trekam
D. Tak tersirat

24
2. 3.2. Umpan Balik
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban test formatif yang ada
pada bahasan berikut ini, hitunglah jawaban anda yang benar,
kemudian gunakan rumus ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi dalam bab ini.

Rumus :
Tingkat penguasaan =  jawaban yang benar x 100%
Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah :
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% - 79% : cukup
60% - 69% : kurang
0% - 59% : gagal

25
KEGIATAN BELAJAR 2:
Latar belakang Ilmu Informasi dan ruang lingkup Ilmu Informasi
Tahap baru dalam perkembangan pendekatan ilmiah terhadap kajian
tentang sistem informasi menurut Vickery & Vickery (1987) dimulai pada
tahun 1948, ketika masyarakat bangsawan di London bersama-sama
membahas dalam konferensi informasi ilmiah. Sepuluh tahun kemudian
bidang ini mendapat perhatian yang lebih mendalam dalam Konferensi
Internasional Informasi Ilmiah yang diorganisir oleh “United Stated National
Science Foundation’. Kemudian sejak 1966 kemajuan ditunjukkan dengan
adanya survei oleh majalah ‘Annual Review on information Science and
Technology ‘. Kemudian pada tahun 1970 Tefko Saracevic telah
mengembangkan suatu penelitian tentang Ilmu Informasi yang dibukukan
dalam buku dari paper terseleksi sehingga mengakibatkan perkembangan
dalam beberapa dekade. Bagian pertama dari buku tersebut ditujukan pada
fenomena dasar dari Hakikat Informasi, perilaku pengetahuan, literatur dan
pemakai, serta konsep relevansi. Bagian kedua dari sistem informasi
difokuskan pada fungsi-fungsi informasi, yaitu sejak informasi disiapkan,
dianalisa, diolah dan ditemu balik hingga kembali menjadi penyiapan
pembuatan dokumen. Bagian ketiga dari buku ini terutama dikhususkan pada
evaluasi sistem temu kembali informasi. Hal ini sejalan dengan kejadian
perubahan organisasi American documentation, yang pada tahun 1971
berubah nama menjadi American Society for Information Science yang
disingkat menjadi ASIS. Menurut anggaran dasar ASIS, Ilmu Informasi
adalah kajian mengenai pencetus, pemakai, penggunaan, karakteristik, dn
distribusi rekaman grafis. Hal ini merupakan perubahan dari pengertian
dokumentasi seusai perang dunia ke dua (Sulistyo Basuki, 1991).
Istilah Ilmu Informasi pertama kali muncul dari penyamaran ahli
informasi. Khususnya di dalam industri selama beberapa dekade, beberapa
ahli informasi yang kualified melakukan riset, perkembangan-perkembangan
26
industri ke peranan baru, yaitu memberikan layanan informasi secara aktif
kepada teman sejawat mereka. Mereka lebih menganggap diri mereka
sebagai Ahli Informasi daripada Ahli Riset. Ketika pekerjaan itu berkembang
dan diformalkan, kebutuhan memberikan training untuk mereka-meraka yang
ingin masuk kedalam kedudukan sebagai ahli informasi muncul. Pada waktu
tertentu, training-training tsb kemudian disebut Ilmu Informasi.
Pada awalnya isi dari ilmu Informasi menekankan pada kemampuan
praktis yang dibutuhkan dalam memberikan layanan informasi, mencakup
pengetahuan dan pengalaman terhadap sumber-sumber informasi,
pengelolaan dukumen dalam arti pengindeksan dan pengabstrakan,
penanganan pertanyaan-pertanyaan pemakai, dsb. .Tepat pada waktunya,
kemampuan dan sarana ini ada pada ahli-ahli informasi dan telah menjadi
lebih terkenal. Dalam waktu tertentu komputer dan telekomunikasi telah
memainkan peranannya menjadi lebih besar dalam pengelolaan informasi.
Teknik yang canggih pada gilirannya telah mendorong skala pemakaian
fasilitas informasi. Hal tsb telah mendorong ahli informasi mendapatkan
kemampuan analisa sistem, dan kemampuan managemen.
Isi potensial dari Ilmu Informasi (meskipun masih tampak sebagai
training) telah berkembang dengan lebih luas. Saat itu isi dari Ilmu informasi
masih tampak sebagai training atau pendidikan profesi untuk kedudukan
praktis telah diperluas.. Pada th 1976, ketika Institut Ahli informasi (Instittute
of information Scientiest) di London mengembangkan satu set kriteria Ilmu
Informasi sebagai suatu bimbingan topik yang yang sangat berguna bagi
pedoman kursus. Versi terakhir dari kreiteria Ilmu Informasi seperti yang akan
digambarkan pada bagian berikut ini.

Ruang lingkup Ilmu Informasi


Kriteria terbaru dari Ilmu Informasi menurut Vickery dan Vickery (1987)
dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:

27
I. Bagian utama atau Topik inti, yang terdiri dari :
1) Pengetahuan dan komukasi pengetahuan tsb.,
2) Sumber-sumber informasi,
3) Pengelolaan informasi,
4) Temu kembali informasi,
5) Penyebaran informasi dan
6) Manajemen informasi;
II. Bagian pelengkap, yaitu 1) pengelolaan data, 2) metode penelitian, 3)
bibliometrik (beberapa aspek dari matematik, statistik, 4) linguistik, 5)
pengetahuan bahasa asing, 6) dan teknologi informasi.

Ad I. 1) Pengetahuan dan komukasi pengetahuan tsb.


Karakterisik pengetahuan dan komukasi pengetahuan tsb. adalah alur
komunikasi pengetahuan dari si pengarang, ditransfer, kemudian digunakan
oleh seseorang, kemudian menjadi pengetahuan baru. Transfer pengetahuan
tsb. merupakan fungsi-fungsi dari informasi. Dari gambar 1 dapat dilihat alur
dari komunikasi pengetahuan tsb, yang merupakan fuingsi-fungsi informasi.

Gambar 2
Komunikasi pengetahuan

28
Sumber : Brian Vickery & Alina Vickery, Information Science in Theory and Practice, London : Butterworth Co1987.

Berdasarkan gambar tsb, dapat kita lihat bahwa komunikasi pengetahuan


dimulai dari pengetahuan tsb diciptakan, dengan jalan berpikir, bekerja,
kemudian dikumpulkan menjadi dokumen. Dokumen dapat langsung dikirim

29
ke perpustakaan atau melalui penerbit. Jika melalui penerbit, kemudian
didistribusikan melalui penjualan, dipinjamkan atau difotokopi, kemudian baru
disimpan kepurtakaan. Sebelum masuk dilayankan, dokumen tsb di analisa
misalnya diindeks atau diabstrak atau dikatalog, dengan menggunakan alat
bantu direktory, union list, Bagan klasifikasi, atau tesaurus, kemudian
dokumen ditemubalik oelh pencari informasi dengan jalan mencari di rak
(locating), terus ditransfer, diterjemahakan atau dengan pendidikan pemakai,
baru kemudian informasi tsb digunakan dengan jalan mendengarkan,
membaca, atau diberi arahan atau rujukan.. Setelah itu informasi tsb dapat
digunakan lagi untuk menciptakan informasi baru, setelah melalui bantuan
perkuliahan, telepon atau melalui email.

Ad I. 2) Sumber-sumber informasi.
Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber. Sumber infformasi
dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan besar, yaitu Dokumen, dan Non
Dokumen. Non dokumen adalah manusia, yang bisa terdiri dari pengarang,
dosen/ pengajar, dan teman seprofesi. Sumber Dokumen dapat dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu : 1) Sumber informasi primer, 2) Sumber Sekunder,
dan 3) Sumber Tersier. (Soeatminah, 1992: 49 – 51)
a. Sumber primer didapatkan dari karangan asli yang ditulis secara
lengkap; yang terdiri dari : a) Monograph : adalah buku teks yang
dapat berupa karya dari penulis asli, oleh pengarang tunggal,
ganda, atau editor, terjemahan, atau saduran, dan dapat berseri,
berjilid dengan objek bahasan sama. b) Artikel majalah: Artikel
majalah bisa berupa hasil penelitian, atau tinjauan pustaka, yang
dilengkapi dengan abstrak atau intisari yang dibuat oleh si
pengarang. c) Laporan langsung atau reportase, yang dapat
berupa hasil wawancara dengan seseorang, dan laporan
pandangan mata. d) Hasil penelitian: Merupakan hasil penemuan
baru yang didasarkan pada hipotesis yang dikaji kebenarannya,
30
atau hasil observasi terhadap suatu kejadian yang telah diuji
kebenarannya. E) Skripsi, Tesis. Disertasi: merupakan karya tulis
untuk mempertanggungjawabnya penyelesaian pendidikannya.
b. Sumber Sekunder.
Sumber sekunder adalah hasil ringkasan sumber primer dan
merupakan alat bantu untuk menemukan sumber primer. Contoh :
Ensiklopedi, Kamus, Bibliografi, Kumpulan indeks, kumpulan
abstrak, sumber biografi, katalog perpustakaan, dll.
c. Sumber Tersier
Sumber tersier adalah ringkasan dari sumber sekunder. Sebagai
contoh: a) Indeks abstrak, yaitu kumpulan abstrak yang diterbitkan
dalam bentuk majalah. b) Bibliografi dari bibliografi, yaitu daftar
beberapa bibliografi yang diterbitkan dalam bentuk majalah, yang
dapat digunakan untuk menemukan bibliografi tertentu dalam
waktu cepat. Misalnya Bibliografi of Bibliografi Human Rights for
Children.

Ad I.3) Organisasi Informasi.


Organisasi informasi yang dimaksud disini adalah bagaimana
mengolah informasi mulai dari informasi tsb disiapkan, di inventaris,
kemudian dikatalog, diklasifikasi sampai dilayankan. Jadi mullai informasi tsb
di inventaris menggunakan salah sistem kendali sirkulasi, kemudian dikatalog
dengan menggunakan AACR2, kemudian diklasifikasi dengan menggunakan
misalnya DDC atau UDC.

Ad.I.4) Temu kembali informasi.


Temu kembali informasi, yaitu proses penemuan kembali informasi
dalam suatu sistem informasi atau pangkalan data. Suwanto (2009 :1 – 3),
Dalam Penelusuran informasi atau temu kembali informasi ada dua cara
yang digunakan, yaitu :a). Secara manual, dan b) Secara elektronis.
31
Ad. I.4a) Penelusuran secara manual
Penemuan kembali informasi secara manual menggunakan cara-
cara manual, tanpa bantuan komputer. Misalnya mncari informasi
melalui katalog perpustakaan, melalui buku indeks, atau melalui
bibliografi
Ad.I.4b). Penelusuran secara Elektronis.
. Penelusuran informasi secara elektronis yaitu penemuan kembali
informasi yang dibutuhkan pemakai dalam suatu pangkalan data
atau sistem informasi dengan menggunakan sarana-sarana
elektronis. Menurut Belkin (1985, dalam Suwanto 2000: 383) ada 5
fokus perhatian pada kajian temu kembali informasi, yaitu : 1)
Perpindahan informasi dalam sistem informasi, 2) Pemikiran tentang
informasi yang diinginkan, 3) Efektifitas sistem dan perpindahan
informasi, 4) Hubungan antara informasi dengan penciptnya, dan 5)
Hubungan antara informasi dengan pemakai. Tujuannya untuk
mempelajari proses temu kembali, membentuk, membangun dan
mengevaluasi sistem temu kembali informasi yang dapat
memberikan informasi yang diinginkan secara efektif antara
pengarang dan pemakai.

Ad.I. 5) Penyebaran informasi


Penyebaran Informasi atau dalam istilah Ilmu Dokumentasi lebih
dikenal dengan nama Penyebaran Informasi terpilih atau Selected
dissemination Information. Penyebaran Informasi Terpilih yang
dimaksud di sini adalah suatu prosedur untuk memberikan acuan dari
dokumen-dokumen yang dibutuhkan pemakai yang berhubungan dengn
bidang atau subyek yang diminati, dalam waktu tertentu. Hal ini
dilakukan untuk menghindari dari keharusan pemakai membaca secara
keseluruhan buletin abstrak yang tentunya amat panjang, misalnya dari

32
buletin chemical abstracts yang sangat banyak dan tulisannya kecil-
kecil (Sulistyo-Basuki, 1992: 173 – 174)

Ad.I. 6) Manajemen Informasi .

Definisi manajemen Informasi menurut Wikipedia ("http://en.wikipedia.


org/wiki/Information_management") adalah ‘the collection and
management of information from one or more sources and the
distribution of that information to one or more audiences.’ Yang artinya
adalah kumpulan dan pengelolaan informasi dari satu atau beberapa
sumber dan pendistribusiannya kepada satu atau beberapa pemakai.
Jadi manajemen informasi adalah pengumpulan dan pengelolaan
informasi dari berbagai sumber kepada pemakai. Jadi disini ada unsur
pengumpulan, pengolahan dan penyebaran. Tetapi menurut James
Robertson (www.steptwo.com.au/ category/papers/information
management) definisi tsb masih membingungkan. Menurutnya
manajemen informasi (Information management’ adalah penerapan
teknologi baru untuk mengatasi masalah-masalah semacam ‘content
manajement’ atau manajemen dari isi sistem informasi atau lembaga
informasi, pengelolaan dokumen, sarana-sarana sistem informasi atau
perpustakaan, dan penerapan portal pada lembaga tsb. Menurutnya
komponen managemen informasi meliputi : orang, proses, tehnologi,
dan isi. Dari kesemua komponen ini harus berusaha keras agar
manajemen informasi dalam organisasi bisa berjalan dengan efektif.

Pengembangan manajemen informasi.


Mengembangkan praktek-praktek manajemen informasi adalah kunci
yang difokuskan pada beberapa organisasi, baik oleh organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta. Manajemen Informasi adalah
suatu payung yang mencakup semua sistem dan proses dalam suatu

33
organisasi untuk mengkreasikan dan menggunakan informasi dalam
organisasi tsb. Dalam istilah teknologi, manajemen informasi meliputi
sistem-sistem :
1. Content Management System ‘ (CMS), atau Sistem Manajemen
berdasarkan Isi. adalah Sistem manajemen yang didasarkan pada
isi informasinya. ‘Content management System ’mendukung kreasi,
manajemen, penerbitan dan penemuan didalam informasi
perusahaan, juga sering dkenal dengan nama ‘Web Content
Management’. Sistem ini difokuskan pada isi on-line (Online
content), yang ditargetkan baik untuk website perusahaan maupun
untuk intranet.
2. Enterprise Content Management system (ECMS), atau Sistem
Informasi Manajemen Perusahaan berdasarkan Isi, adalah suatu
sistem manajemen yang terdiri dari inti manajemen yang didasarkan
web, dengan penambahan kemampuan-kemampuan untuk
mengelola ruang lingkup organisasi yang lebih luas. Hal ini sering
berisi manajemen dokumen, manajemen record, manajemen asset
digital, atau keistimewaan-keistimewaan perusahaan.
3. Document Management System (DMS), atau Sistem Pengelolaan
Dokumen. DMS didesain untuk membantu organisasi untuk
mengelola kreasi dan alur dokumen melalui syarat-syarat yang
disentralkan pada ‘repository’, atau kekeyaan local, dan alur kerja
yang membuka ketentuan-ketuan businis dan metadata. Fokus pada
DMS fokusnya pada penyimpanan dan temu kembali pada sumber-
sumber elektronik, pada format orisionilnya.
4. Records Management System (RMS), atau Sistem Rekord
Manajemen. Standard Australia pada Rekord manajemen (AS4390)
mendefinisikan pemeliharaan sistem rekord sebagai sistem
informasi yang menangkap, mengutamakan dan memberikan akses
kepada record-rekord sepanjang waktu. Hal ini mencakup baik
34
pengelolaan record fisik (kertas), maupun dokumen-dokumen
elektronik.
5. Digital Asset Management (DAM) system, atau Digital Aset
Manajemen sistem, mendukung penyimpanan , penemuan kembali,
dan penggunaan kembali dari objek-objek digital dalam suatu
organisasi. DAM berbeda dengan Dokumen Manajemen dan
Manajemen Isi, karena didalamnya difokuskan pada sumber-sumber
multimedia, seperti gambar-gambar, video, dan audio. DAM
khususnya memberikan hak-hak kemampuan manajemen.
6. Brand Management System (BMN), atau Sistem Manajemen
Perusahaan, adalah aplikasi spesifik dari beberapa kategori produk
DAM pada manajemen materi-materi periklanan dan produksi.
7. Library Management System (LMS), atau Sistem Manajemen
Perpustakaan, memberikan suatu solusi lengkap untuk administrasi
semua fugnsi-fungsi perpustakaan dan layanan ke masyarakat. Hal
ini mencakup penelusuran asset-aset yang dimiliki perpustakaan,
pengelolaan peminjaman, melalui dukungan kegiatan-kegiatan
administrasi sehari-hari dari perpustakaan tsb.
8. Digital imaging system, atau Sistem Gambar Digital, meng-
automasikan kreasi versi-versi elektronik dari dokumen-dokumen
yang berupa kertas (semacam bentuk PDFs atau TIFFs) dan
digunakan sebagai masukan pada sistem record manajemen.
Dengan mengkreasikan sumber-sumber elektronik, hal tsb.dapat
dimanipulasikan langsung oleh sistem record, membatasi kebutuhan
filing fisik.
9. Learning Management System (LMS),atau Sistem Manajemen untuk
Pembelajaran, meng-automasikan administrasi dan pembelajaran-
pembelajaran lain. Hal ini mencakup pendaftaran mahasiswa,
pengelolaan sumber-sumber pelatihan, hasil-hasil record, dan
kursus-kursus umum adminstrasi. LMS didesain untuk memenuhi
35
kebutuhan-kebutuhan akhir dari trainer dan pengajar.
10. Learning Content Management system (LCMS), Sistem manajemen
isi pengajaran, memadukan kemampuan dari CMS dengan LMS.
Hal ini memungkinkan mereka untuk mengelola kedua isi bahan-
bahan training, dan adminstrasi dri training tsb.
11. Geographic information system (GIS), Sistem Informasi Geografis,
adalah sistem yang digunakan untuk hal-hal khusus, berdasarkan
computer untuk pengambilan, penyimpanan, analisa dan
menyajikan ruang data.
Demikian ruang lingkup utama Ilmu Informasi, sedangkan untuk
pelengkap saya kira tidak perlu dijelaskan pada bab ini.

LATIHAN.
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di ats,
kerjakanlah latihan berikut :
1) Jelaskan kapan pertama kali istilah Ilmu Informasi muncul, dan oleh
siapa ?
2) Kapan pertama kali isi potensial Ilmu Informasi dikembangkan secara
formal, dan oleh lembaga mana?
3) Sebutkan ruang lingkup utama Ilmu Informasi.
4) Jelaskan pengertian Manajemen Informasi
5) Jelaskan definisi Rekord Manajemen Sistem.

Petunjuk jawaban latihan :


1. Istilah Ilmu Informasi muncul dimulai dari kajian tentang sistem
informasi pada tahun 1948, kemudian pada tahun 1970 ketika Tefko
Saracevic mengembangkan penelitian tentang Ilmu Informasi.
2. Isi potensial Ilmu Informasi berkembang pada tahun 1976, ketika
Institute of Information Scientist mengembangkan kriteria ilmu
Informasi.
36
3. Ruang lingkup utama Ilmu Informasi adalah : a)Pengetahuan dan
komunikasi pengetahuan tsb, b)sumber-sumber informasi, c)
organisasi informasi, d) temu kembali informasi, e) penyebarluasan
informasi, f) manajemen informasi.
4. Yang dimaksud Manajemen Informasi menurut Robertson adalah
penerapan teknologi baru untuk mengatasi masalah-masalah
semacam ‘content manajement’ atau manajemen dari isi sistem
informasi atau lembaga informasi, pengelolaan dokumen, sarana-
sarana sistem informasi atau perpustakaan, dan penerapan portal
pada lembaga tsb.
5. Definisi Rekord Manajemen Sistem adalah pemeliharaan sistem
rekord sebagai sistem informasi yang menangkap, mengutamakan
dan memberikan akses kepada record-rekord sepanjang waktu. Hal
ini mencakup baik pengelolaan record fisik (kertas), maupun
dokumen-dokumen elektronik.

RANGKUMAN
Istilah Ilmu Informasi muncul dimulai dari kajian tentang sistem informasi
pada tahun 1948, kemudian pada tahun 1970 ketika Tefko Saracevic
mengembangkan penelitiantentang Ilmu Informasi. Isi potensial Ilmu
Informasi berkembang pada tahun 1976, ketika Institute of Information
Scientist mengembangkan kriteria ilmu Informasi. Ruang lingkup utama Ilmu
Informasi adalah : a) Pengetahuan dan komunikasi pengetahuan tsb,
b)sumber-sumber informasi, c) organisasi informasi, d) temu kembali
informasi, e) penyebarluasan informasi, f) manajemen informasi.
Pengertian manajemen Informasi menurut Robertson adalah penerapan
teknologi baru untuk mengatasi masalah-masalah semacam ‘content
manajement’ atau manajemen dari isi sistem informasi atau lembaga
informasi, pengelolaan dokumen, sarana-sarana sistem informasi atau
perpustakaan, dan penerapan portal pada lembaga tsb.
37
TES FORMATIF 2.
Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling tepat.

1. Istilah Ilmu informasi muncul pada tahun :


a. 1948
b. 1966
c. 1970
d. 1987

2. Istilah Ilmu informasi dikembangkan oleh :


a. Ahli-ahli riset
b. Ahli-ahli teknik
c. Ahli-ahli perbukuan
d. Ahli-ahli perpustakaan

3. Pada awal mula dicetuskan Ilmu Informasi ditekankan pada


kemampuan praktis dalam memeberikan :
a. Layanan informasi
b. Pengetahuan informasi
c. Layanan dokumentasi
d. Layanan peminjaman informasi

4. Kemudian isi Ilmu Informasi berkembang dalam pengelolaan informasi


dengan adanya bantuan :
a. Komputer
b. Telekomunikasi
c. Digitalisasi
d. Meliputi a dan b

38
5. Sumber informasi primer merupakan sumber informasi yang berasal
dari :
a. Pengarang asli
b. Pengarang kedua
c. Pengarang ketiga
d. Pengarang keempat.

6. Sumber informasi sekunder, merupakan ringkasan dari :


a. Sumber tersier
b. Sumber primer
c. Sumber sekunder
d. Mencakup a dan c

7. Dalam temu kembali informasi ada dua cara yang digunakan, yaitu :
a. Secara online dan Inline
b. Secara Elektronis dan manual
c. Secara tercetak dan non-cetak
d. Secara digital dan non-digital

8. Penyebaran informasi ilmiah sering dikenal dengan nama :


a. Penyebaran informasi terpilih
b. Penyebaran informasi subjek
c. Penyebaran informasi tercetak
d. Penyebaran informasi terlatih

9. Content Management System atau Sistem manajemen berdasarkan


Isi, adalah sistem manajemen yang didasarkan pada :
a. Isi buku
b. Isi perpustakaan
c. Isi buku
39
d. Isi pikiran pengarang

10. Sistem Rekord Manajemen atau Record Management System adalah


pemeliharaan sistem informasi yang mengutamakan dan memberikan
akses kepada rekord-rekor sepanjang waktu yang mencakup
pengelolaan .... .. maupun dokumen-dokumen elektronik.
a. Rekord fisik
b. Rekord isi
c. Rekor waktu
d. Rekord abstrak

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


Tes formatif 1 Tes formatif 2.
1) A 1) C
2) C 2) A.
3) D 3) A
4) D 4) D
5) A 5) A
6) B 6) B
7) A 7) B
8) A 8) A
9) A 9) A
10)C 10) A

40
DAFTAR PUSTAKA
Chamidi, Safrudin. 2004. Kaitan Antara Data dan Informasi Pendidikan
dengan Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan (48) 10. hal. 311 – 328.
Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen:
bagian I pengantar. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Pendit, Putu Laxman. 2001. Manajemen Pengetahuan dan Profesional
Informasi: Harapan, Kenyataan dan Tantangan. Makalah Kuliah
Perdana Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra UI, 18 September
2001. Depok: JIP FS Universitas Indonesia.
Pendit, Putu Laxman. 1992. “Makna Informasi: Lanjutan dari Sebuah
Perdebatan”. dalam Kepustakawanan Indonesia: Potensi dan
Tantangannya. Ed. Antonius Bangun dkk. Jakarta: Kesaint-Blanc.
Rivalina, Rahmi. 2004. Pola Pencarian Informasi di Internet. Jakarta: Jurnal
Teknologi Pendidikan (14) VII. Hal. 199 – 216.
Robertson, James, November. 2005.10 principles of effective information
management. Dalam www.steptwo.com.au/category/papers/ information
management
Soeatminah. 1992. Perpustakaan kepustakawanan dan pustakawan,
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Sulistyo-basuki,1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia
____________, 2005. Pengantar dokumentasi. Bandung : Rekayasa Sains.
____________. 2011, Pengantar Ilmu Informasi dan Perpustakaan, dalam
proses penerbitan.
Suwanto, Sri Ati, 2009. Makalah disampaikan pada Diklat Fungsional
Otomasi Pengolahan Bahan Pustaka, Provinsi Jawa Tengah, April –
Mei. Semarang : Perpusda Jateng.

41
____________, 2000. Temu kembali informasi dari sudut pandang
pendekatan berorientasi pemakai, dalam Kajian Sastra No.3 (Th. XXIV),
Juli.Semarang: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro.

Vickery, Brian dan Vickery, Brian. 1987. Information science in theory and
practice. London: Butterworh.
Wulandari, Ratih Florentina, dkk. 2007. Dasar-dasar Informasi. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Yusup, Pawit M. 2002. Hubungan Komunikasi, Informasi, dan Perpustakaan:
pengenalan studi ilmu informasi dan perpustakaan, Jurnal Komunikasi
dan Informasi. Edisi Khusus. Bandung: Fikom Unpad. Hal. 88 – 102.
______________, 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Cetakan
Pertama. Bandung: Remadja Rosdakarya.
______________, 2001. Pengantar Aplikasi Teori Ilmu Sosial Komunikasi
untuk Perpustakaan dan Informasi. Bandung: Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fikom Unpad.

Zorkoczy, Peter. 1990. Information Technology : An introduction, 3rd ed.


London: Pitman Publishing.

42
MODUL II:
LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN ILMU INFORMASI: SERTA
HUBUNGAN DENGAN ILMU-ILMU LAIN
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Informasi yang diidentifikasikan di sini sebagai pesan yang merupakan
representasi simbol yang kemudian dikomunikasikan antara individu dalam
masyarakat. Dalam hal ini informasi digunakan untuk segala hal yang dapat
mengurangi ketidakpastian (reduction of uncertainty). Menurut Vickery dan
Vickery (1987: 1), jangkuan ilmu informasi mencakup proses transfer
informasi (information transfer) dalam konteks sosial masyarakat. Konsep
transfer informasi ini dikonseptualisasikan melalui beragam teknik, metode,
dan model yang kemudian melahirkan studi mengenai ilmu informasi.
Pokok bahasan ini menjelaskan mengenai perkembangan ilmu
informasi yang ditinjau berdasarkan konteks yang berkembang baik dari
dimensi ilmu komputer, ilmu komunikasi, ilmu matematika, informatika,
perpustakaan dan kearsipan.
Pokok bahasan mengenai ilmu informasi dan karakteristiknya ini
berguna bagi mahasiswa untuk memahami konsep dasar ilmu informasi
sehingga mampu membedakan dengan subjek keilmuan lain. Melalui
pemahaman tersebut, mahasiswa dapat menerapkan aplikasi teori ilmu
informasi dalam bidang perpustakaan dan dokumentasi.
Melalui pokok bahasan ilmu informasi dan karakteristiknya, maka
diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep dan dasar-dasar keilmuwan
ilmu informasi sehingga ke depan dapat mengembangkan aplikasi
pengelolaan informasi, perpustakaan dan dokumentasi ke depan
Dengan disajikannya konsep ilmu informasi dan karakteristiknya, maka
diharapkan anda mampu mendeskripsikan berbagai komponen, jenis,
karakteristik, dan nilai dari ilmu informasi untuk menjadi landasan dalam
melayani pemakai sesuai dengan kebutuhan informasi mereka.
43
KEGIATAN BELAJAR 1.
LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN ILMU INFORMASI
Seusai perang Dunia II, kegiatan dokumentasi maupun organisasi
dokumentasi di Eropa Barat tetap menunjukkan kegiatannya; hal yang
terbalik terjadi pada kondisi di Amerika Serikat. Pada tahun 1971, American
Documentation berubah menjadi menjadi American Society for Information
Science. Disingkat ASIS. Menurut anggaran ASIS, ilmu informasi adalah
kajian mengenai pencetus, pemakai, penggunaan, karakteristik, dan distribusi
rekaman grafis. Konsep ilmu informasi berdasarkan Anggaran Dasar ASIS
dengan cepat diterima bekas anggota American Documentation. Istilah ilmu
Informasi (Information Science) baru dikenalkan oleh Moore School of
Engineering University of Philadelphia pada tahun 1959. Pendidikan untuk
ilmu informasi baru dimulai pada tahun 1960-an. Menurut Sulistyo-Basuki,
ilmu Informasi tumbuh dan berkembang akibat berbagai masalah:
1. Masalah Komunikasi; menyangkut masalah teknis, semantik, dan
efektifitas dalam transfer berita.. Masalah teknis menyangkut teknis
pengiriman berita, sedangkan masalah semantik menyangkut masalah
pengertian berita. Hasilnya adalah berkembangnya teori komunikasi
seusai Perang Dunia II seperti Teori Informasi (Shannon dan Weaver),
Sibernetika (Nobert Wiener), Ilmu Komputer (Turing dan Von Neumann),
Teori Lingustik Baru (Harris, Noam Chomsky), dan Teori Sistem Umum
(Von Bertalanffy). Perkembangan teori tersebut didukung dengan
pengembangan teknologi informasi seperti kemajuan dalam bidang
computer, telekomunikasi.
2. Masalah Literatur; lazim dikenal dengan public knowledge. Dasar
pemikirannya adalah bahwa setiap karya ilmiah harus diterbitkan agar
menjadi milik umum. Sehingga ilmuwan berlomba-lomba untuk
menerbitkan karyanya dalam majalah ilmiah. Pada sisi lain, banyaknya
terbitan menimbulkan istilah seperti revolusi informasi, ledakan informasi,
maupun polusi informasi.
44
3. Masalah Sistem Informasi yang menyangkut literature; literature ini
artinya sama dengan buku dalam arti luas. Dengan terjadinya
penambahan literatur akan timbul pemasalahan. yaitu menyangkut
pengadaan, pengolahan, penyimpanam, pengawetan,temu balik, serta
penyebarannya. Secara teoritis masalah terjadi karena sistem temu balik
informasi dapat menemukan literatur secara cepat, tepat, dan akurat.
Masalah lingkungan muncul ketika konteks social dari literatur
mempengaruhi sistem yang ada.

Definisi Ilmu Informasi


Menurut Vickery dan Vickery (1987, dalam Putubuku 2008) ilmu
informasi muncul dari persoalan komunikasi dalam masyarakat, terutama
yang menyangkut transfer informasi dari sumber ke pengguna, dan terutama
lagi transfer yang menggunakan sebentuk dokumen. Dalam dunia moderen,
transfer dokumen ini meningkat dan menimbulkan berbagai persoalan.
Fenomena tentang transfer dokumen inilah yang menurut mereka
menimbulkan kegiatan pengelolaan. Menurutnya, pada awalnya kegiatan
pengelolaan ini dilakukan sebagai pertukangan, berdasarkan keterampilan
yang didapat lewat latihan magang. Baru belakangan ada upaya
membuatnya ilmiah.
Menurut Harrod’s Glossary of Library Term (Sulistyo-Basuki, 2006: 17)
menyebutkan definisi ilmu informasi yang dapat kita gunakan untuk
pemahaman kegunaannya, sebagai berikut :
“Information science as the study of information, its source and
development, usually taken to refer to the role of scientific, industrial
and specified libraries and information units in the handling and
dissemination of information” Artinya : ilmu informasi sebagai kajian
studi dari informasi, pengembangan sumber-sumber informasi
biasanya digunakan sebagai rujukan pada peran ilmiah dari unit-unit

45
informasi dan perpustakaan khusus/industry terutama dalam
penanganan dan penyebarluasan informasi.

Sedangkan menurut American Society for Information science (ASIS) dalam


(Sulistyo-Basuki, 2006:17) memberi definisi yang lebih cenderung bersifat
kajian ilmiah dari ilmu informasi serta kaitannya dengan penggunaan
teknologi informasi sebagai berikut:

“Information science is concerned with the generation, collection,


organization, interpretation, storage, retrieval, dissemination, transformation,
and use of information, with particular emphasis on the application of modern
technology in these areas. As a discipline it seeks to create and structure a
body of scientific technological and systems knowledge related to the
transfer of information. It has both pure science (theoretical components)
which inquire into the subject without regads to application and applied
science (practical component) which develops service and product ”
Yang artinya ilmu informasi berhubungan dengan penciptaan
informasi, pengumpulan, pengelolaan, penginterpretasian, penyimpanan,
penemuan kembali, penyebarluasan, transformasi, dan penggunaan
informasi, dengan penekanan pada penerapan teknologi modern dalam
bidang-bidang ini. As suatu disiplin ilmu, ilmu informasi berusaha
mengkreasikan dan mengatur tubuh pengetahuan tentang sistem dan
teknologi ilmiah yang berhubungan dengan transfer informasi. Hal tsb
memiliki baik ilmu-ilmu murni (komponen teoritis yang menyelidiki subjek
tanpa memandang penerapannya), dan Ilmu praktis ( komponen-komponen
praktis) yang mengembangkan layanan dan produksi.
Menurut Taylor yang dikutip Rubin dalam bukunya “Foundation of
Library and Information Science” (2004: 31) juga memberikan definisi tentang
ilmu informasi yang cenderung dekat dengan bidang keilmuan perpustakaan,
kearsipan dan dokumentasi sebagai berikut:
“the science that investigates the properties and behavior of
information, the force governing the flow of information, and the means
of processing information for optimum accessibility and usability. The
46
process include the origination, dissemination, collection, organization,
storage, retrieval, interpretation, and use of information.”
Secara ringkas, ilmu informasi adalah disiplin ilmu yang mengkaji
perilaku informasi, berbagai kekuatan yang mempengaruhi arus informasi,
sarana pengolahan informasi guna memperoleh hasil semaksimal mungkin
untuk memenuhi kebutuhan pemakai
. Menurut Sulistyo-Basuki (2004:18),. Ilmu informasi merupakan ilmu
interdisiplin yang berasal dari dan berhubungan erat dengan Matematika,
Linguistik, Operation Research, Ilmu Perpustakaan, Ilmu Komunikasi,
Manajemen, dan ilmu-ilmu lainnya.
Maka dari beberapa definisi ilmu informasi di atas, maka definisi Ilmu
informasi adalah ilmu yang mempelajari perilaku informasi, alur informasi,
dan sarana-sarana pengolahan informasi secara maksimal agar dapat mudah
diakses serta ditemukan kembali dan digunakan agar memperoleh hasil
semaksimal mungkin. Pengolahan informasi termasuk keasliannya,
penyimpanan dan penyebarannya, interpretasinya dan penggunaan informasi
tsb.
Selanjutnya berdasarkan pemahaman tersebut, Rubin (2004: 35 -63)
secara komprehensif membagi ilmu informasi menjadi 5 kuadran area untuk
menberikan konseptualisasi terutama pemahaman akan bidang ilmu yang
lain. Area tersebut meliputi:
Area 1: Bidang kebutuhan informasi (information needs), pencarian
informasi (information seeking), serta penggunaan informasi (information use)
dan pengguna/memakai informasi (information user)
Area 2: Penyimpanan dan temu kembali informasi (information storage
and retrieval)
Area 3: penjelasan mengenai arti konsep Informasi dan Nilai Informasi
(information Value)
Area 4: Bibliometrika dan Analsis Sitiran (Bibliometric and Citation
Analysis)
47
Area 5: Bidang manajemen dan administrasi dari informasi.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki terdapat karakteristik dan ciri umum


dari ilmu informasi sbb.:
1. Fokus ilmu informasi ialah fenomena informasi. Ilmu informasi
berhubungan dengan informasi dengan tidak memandang
kemasannya apakah buku atau pangkalan data.
2. Ilmu informasi membahas informasi secara keseluruhan, mulai dari
pembuatan atau penciptaannya sampai penggunaannya.
3. Bidang ilmu informasi bersifat interdisipliner, mengambil dari bidang
sains, ilmu sosial dan bahkan psikologi.
4. Menekankan pada ketercapaian atau keteraksesan serta penggunaan
informasi
Bidang yang dikaji ilmu informasi ialah batasan sifat dan ciri informasi beserta
nilainya, kajian atas kebutuhan informasi, pencarian informasi, penggunaan
informasi dan pemakai informasi; simpan dan temu kembali informasi,
analisis sitiran, pengindeksan, dan teori komunikasi.
Tentang fokus Ilmu Informasi, menurut Vickery dan Vickery ( 1989, dalam
Putubuku 2008) ada empat hal yang menjadi fokus perhatian Ilmu Informasi,
yaitu:

1. Fenomena dan persoalan dalam komunikasi di kalangan ilmuwan dan


teknologi, yang melahirkan topik khusus bernama ‘informasi ilmiah’.
2. Penggunaan teknologi, terutama teknologi komputer dan
telekomunikasi, dalam pengelolaan informasi. Tajuk untuk topik ini
seringkali secara umum disebut ’teknologi informasi’.
3. Penerapan metode ilmiah untuk mengatasi masalah-masalah praktis di
bidang informasi, atau disebut juga ‘kajian sistem informasi
(information systems study).
4. Penelitian ilmiah tentang komunikasi informasi di dalam masyarakat.
48
Vickery dan Vickery menganggap no. 4 adalah pengertian ilmu
informasi. Mereka juga menegaskan bahwa ilmu informasi tidak hanya
berurusan dengan komunikasi informasi ilmiah, tetapi juga komunikasi
informasi tentang berbagai aspek kehidupan lainnya.

Objek Ilmu Informasi


Ilmu informasi dikatakan Sulistyo-Basuki (2006: 23 -24) mempunyai
objek material dan objek formal. Ancangan yang digunakan untuk
mendeskripsikan objek ilmu informasi adalah ancangan pemahaman
dibandingkan ancangan definisi. Ancangan definisi artinya pendekatan
terhadap sebuah ilmu berdasarkan definisi.

1. Objek material ilmu informasi


Objek material merupakan sebuah objek yang sama yang dikaji oleh
berbagai disiplin ilmu. Misalnya manusia sebagai objek material merupakan
objek yang sama. Untuk membedakan objek berbagai disiplin ilmu, maka
ditentukan objek formalnya. Misalnya menyangkut fisiknya dikaji oleh
Fisiologi, cara bergaulnya dipelajari oleh Sosiologi, kaitannya dengan hukum
menjadi kajian Ilmu Hukum, percakapannya dengan manusia lain menjadi
objek formal Bahasa. Demikian seterusnya.
Dilihat dari segi perkembangannya ilmu informasi dan perpustakaan
dapat dibuktikan bahwa objek yang selalu menjadi perhatian ialah rekaman
grafis (graphical records) yang dalam masa-masa awalnya berupa buku atau
bentuk embrio dari buku. Kini rekaman tersebut meluas menjadi informasi
terekam dengan tidak memandang medianya sehingga dapat berupa buku,
audio visual, bentuk mikro maupun elektronik.
Rekaman informasi adalah setiap maujud (entitas, entity) yang
merekam transkrip pengalaman umat manusia. Rekaman ini mencakup
rekaman gambar atau tulisan, media yang merekam kesan indera
pendengaran (audio) serta kesan indera pengelihatan (visual). Dilihat dari sisi
49
rekaman informasi maka ilmu informasi dan perpustakaan dapat
dikelompokkan ke ilmu-ilmu budaya karena objek formalnya mempelajari sis
budaya manusia.

2. Objek formal ilmu informasi


Objek formal dari ilmu infomasi dikatakan menyangkut beberapa hal terutama
yang mengkaji informasi terekam, yaitu:
a. Cara pengumpulan, pencatatan, penyimpanan, temu balik
(penelusuran), penyebaran dan pendayagunaan informasi terekam;
b. Unit segala tempat yang menyimpan rekaman informasi serta tempat
bertemunya permintaan rekaman informasi dengan penyedianya;
c. Manusia sebagai pemakai informasi terekam yang memiliki banyak
kebutuhan serta beraneka ragam perilaku.
Objek formal tersebutlah yang membedakan antara ilmu informasi
perpustakaan dengan ilmu-ilmu lain.

LATIHAN
1. Jelaskan pengertian Ilmu Informasi
2. Sebutkan karakterisitik Ilmu Informasi
3. Jelaskan fokus perhatian Ilmu Informasi menurut Vickery.

4. Ilmu Informasi mempunyai Objek material dan objek formal. Jelaskan!

Petunjuk jawaban latihan :


1. Untuk menjawab latihan ini baca ruang lingkup Ilmu Informasi di
halaman 48 .
2. Untuk menjawab latihan no. Ini baca karakterisitik Ilmu Informasi
halaman 51.
3. Untuk menjawab latihan ini baca halaman 52
50
4. Untuk menjawab latihan ini baca Objek Ilmu Informasi halaman 53.

Umpan Balik
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif yang ada
pada bahasan berikut ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian
gunakan rumus ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi dalam bab ini.
Rumus :
Tingkat penguasaan =  jawaban yang benar x 100%
Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah :
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% - 79% : cukup
60% - 69% : kurang
0% - 59% : gagal

Tindak Lanjut

Jika anda mencapai tingkat kepuasan 80% keatas, maka anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar bab selanjutnya, tetapi jika tingkat
penguasaan anda belum mencapai 80%, maka anda harus mengulangi
kegiatan belajar bab tersebut terutama pada bagian yang anda belum kuasai.
Untuk mencapai pemahaman tersebut anda dapat menghubungi dosen
pengampu di luar waktu kuliah.

RANGKUMAN
Ilmu informasi adalah ilmu yang mempelajari perilaku informasi alur
informasi, dan sarana-sarana pengolahan informasi secara maksimal agar
dapat mudah diakses serta ditemukan kembali. Pengolahan informasi
termasuk keasliannya, penyimpanan dan penyebarannya, interpretasinya dan
51
penggunaan informasi. Ruang lingkup utama Ilmu Informasi adalah : 1)
Pengetahuan dan Komunikasi tsb., 2) Sumber-sumber informasi, 3)
Organisasi Informasi, 4) Temu kembali informasi, 5) Penyebaran informasi, 6)
Manajemen Informasi. Disamping itu masih ada bagian pelengkap, yaitu 1)
pengelolaan data, 2) metode penelitian, 3) bibliometrik (beberapa aspek dari
matematik, statistik, 4) linguistik), 5) pengetahuan bahasa asing, 6) dan
teknologi informasi.
Karakterisitik Ilmu Informasi adalah : 1) terfokus pada fenomena
informasi dengan tidak memandang pada kemasannya, 2) Membahas
informasi secara keseluruhan mulai dari pembuatan sampai ke
penggunaannya, 3) Bidang Ilmu Informasi bersifat interdisipliner, 4)
Menekankan pada ketercapaian atau keteraksesan serta penggunaan
informasi.
Fokus perhatian Ilmu Informasi, yaitu: 1)Fenomena dan persoalan
dalam komunikasi di kalangan ilmuwan dan teknologi, yang melahirkan topik
khusus bernama ‘informasi ilmiah’. 2) Penggunaan teknologi, terutama
teknologi komputer dan telekomunikasi, dalam pengelolaan informasi. Tajuk
untuk topik ini seringkali secara umum disebut ’teknologi informasi’.
3)Penerapan metode ilmiah untuk mengatasi masalah-masalah praktis di
bidang informasi, atau disebut juga ‘kajian sistem informasi (information
systems study), Penelitian ilmiah tentang komunikasi informasi di dalam
masyarakat
Objek Ilmu informasi terdiri dari objek material dan objek formal. Objek
material merupakan sebuah objek yang sama yang dikaji oleh berbagai
disiplin ilmu. Objek formal dari ilmu infomasi dikatakan menyangkut
beberapa hal terutama yang mengkaji informasi terekam

TEST FORMATIF
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat
1. Ilmu informasi pada dasarnya mengkaji mengenai konsep dasar…
52
a. Data, Informasi, dan Pengetahuan
b. Semantik, Sintaksis, dan Morfologi
c. Anatomi, Fisiologi, dan Patologi
d. Telekomunikasi, Sibernetika, dan Website
2. Jenis informasi terekam yang berguna dalam dunia pendidikan,
berdasarkan alasan utama individu merekam informasi dikategorikan
sebagai…
a. Alasan Pribadi
b. Alasan Sosial
c. Alasan Hukum
d. Alasan Simbolik
3. Karakteristik utama ilmu kearsipan adalah….
a. Mengkaji informasi terekam atas alasan historis, administratif, dan
hukum
b. Melayani pengguna secara terbuka dan mutakhir
c. Mendeskripsikan penggunaan sistem jaringan
d. Menggunakan jenis data digital dan audiovisual
4. Definisi Ilmu Informasi sebagian besar menyangkut kegiatan berikut,
kecuali….
a. Pengolahan informasi
b. Penyebarluasan informasi
c. Pemusnahan informasi
d. Penelusuran informasi
5. Perbedaan ilmu informasi dan ilmu perpustakaan yang paling mendasar
dan tepat terletak pada….
a. Ilmu informasi mengkaji data; ilmu perpustakaan mengkaji buku.
b. Ilmu informasi mengkaji hirarkhis data-informasi-pengetahuan; ilmu
perpustakaan mengkaji informasi terekam sebagai objek hasil budaya
manusia

53
c. Ilmu informasi mengkaji transfer pengetahuan; ilmu perpustakaan
mengkaji komunikasi ilmiah
d. Ilmu informasi mengkaji informasi dalam pangkalan data; ilmu
perpustakaan mengkaji informasi dalam catalog buku.
6. Jenis informasi terekam yang banyak dan paling tepat dipelajari dalam
bidang ilmu kearsipan berupa…
a. Record (rekod)
b. Bahan pustaka
c. Microfilm
d. Ensiklopedia
7. Ilmu Informasi pada dasarnya berhubungan dengan sistem informasi
yang mengkaji…
a. Aliran data dalam sistem literatur ilmiah
b. Aliran data dalam komponen komunikasi dan transmisi elektronik
c. Aliran data dalam komponen input-output informasi dengan perangkat
komputer
d. Aliran data dalam sistem multimedia dan audiovisual
8. Area dari ilmu informasi yang berkaitan dengan penggunaan konsep
matematika dan statistika dalam mengkaji informasi adalah…
a. Bibliometrika
b. Semantika
c. Semiotika
d. Sibernetika
9. Sifat ilmu informasi yang interdisipliner artinya bahwa ilmu informasi
cenderung….
a. Berdiri tunggal
b. Mendapat kontribusi dari jenis bidang ilmu lain
c. Termasuk disiplin ilmu yang dinamis
d. Terkait dengan fokus fenomena informasi yang beragam

54
10. Bidang ilmu yang tidak mendukung sifat interdisipliner ilmu informasi
adalah…
a. Epidemiologi
b. Linguistik
c. Psikologi
d. Komputer

55
KEGIATAN BELAJAR 2:
Hubungan Ilmu Perpustakaan dengan Ilmu-ilmu lain yang mengkaji
informasi.

Ilmu Informasi dan Ilmu Perpustakaan


Berdasarkan pemahaman terhadap berbagai definisi Ilmu
Perpustakaan, maka ilmu informasi selalu berkaitan dengan konten informasi
(data) serta berbagai macam media yang digunakan untuk mengemas konten
tersebut.
Hawkins (dalam Pendit, 2003: 40) membuat bagan mengenai perbedaan
antara subjek kepustakawanan dengan ilmu informasi. Hawkins juga
menggarisbawahi betapa tidak mudah mendefinisikan ilmu informasi jika ilmu
ini harus dibedakan dari konsep kepustakawanan (librarianship) dan
dokumentasi:

Tabel 1
Subjek Penelitian Kepustakawan dan Ilmu Informasi

Subjek Kepustakawanan Subjek Ilmu Informasi


Bahan langka (rare materials) Aspek teknis dari teknologi informasi
Bahan non-cetak Ilmu perilaku
Bahan Pustaka dan Perpustakaan Industri informasi
Bentuk-bentuk mikro Intelegensi buatan, sistem pakar
Eksibisi (Pameran) pustaka Jenis literatur
Furnitur Logika fuzzy
Jasa Peminjaman Membaca (literacy)
Kearsipan Pangkalan data (database)
Kepustakawanan dunia Penelitian dasar ilmu informasi
Manajemen, pendanaan, Pengolahan bahasa alamiah

56
keuangan
Mobil Perpustakaan Professional informasi
Museum Undang-undang dan regulasi
Organisasi perpustakaan
Pemindahan buku
Pengguna dan penggunaan
perpustakaan
Promosi
Staf perpustakaan

Sumber: Pendit, 2003: 40

Sedangkan Putubuku (Putu Laxman Pendit, 2008) , menjelaskan


bahwa Richard E.Rubin(1998) berupaya menghilangkan perbedaan
antara “perpustakaan” dan “informasi” dengan menyatakan bahwa
‘landasan nilai dari Ilmu Informasi adalah keinginan untuk mempelajari
bagaimana agar informasi dapat diperoleh dan digunakan oleh manusia’.
Menurutnya, Ilmu Informasi dirancang sebagian besar untuk memuaskan
kebutuhan informasi perorangan. Rubin berargumen bahwa motivasi
yang mendorong kelahiran Ilmu Informasi banyak memiliki kesamaan
dengan tujuan perpustakaan dan kepustakawanan yang sudah hadir
sebelumnya. Ilmu Informasi, menurut Rubin (1998) melengkapi
pengetahuan tentang bagaimana memahami kebutuhan dan keperluan
informasi, bagaimana sistem informasi sebaiknya dirancang dan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Hubungan Ilmu Informasi dan Ilmu Perpustakaan menurut ,Richard
Rubin, (1998 dalam Putubuku, 1998) dianggap sudah seperti dua sisi dari
mata uang yang sama. Beliau mencoba membuat pembagian topik-topik
penting dalam Ilmu Informasi dan Ilmu Perpustakaan sebagai berikut :
1. Penyelidikan tentang kebutuhan, pencarian, penggunaan, dan
pengguna informasi, terutama dalam hal:
57
a) Pencarian dan pengumpulan informasi.
b) Pengaruh konteks dalam upaya pencarian informasi.
c) Perbedaan antara sumber informasi perorangan dan institusional.
d) Peran pustakawan dalam proses pencarian informasi.
e) Dinamika dalam proses pencarian informasi.
f) Kemampuan orang perorangan dalam mencari informasi.
g) Hal-hal yang memudahkan manusia menemukan informasi.

2. Penyimpanan dan penemuan-kembali informasi, yang mengandung


beberapa sub topik seperti:

a) Evaluasi sistem temu-kembali informasi


b) Rumus Recall-Precision.
c) Model-model pencarian dan penemuan kembali informasi.
d) Pangkalan data dan struktur data.
e) Antarmuka komputer-manusia.
f) Kecerdasan buatan dan sistem pakar

3. Hakikat informasi, makna, dan nilainya, termasuk di sini persoalan


perbedaan antara data, informasi, dan pengetahuan.
4. Bibliometrika dan analsisis sitasi.
5. Manajemen dan masalah-masalah administratif dalam pengelolaan
perpustakaan, termasuk :
a) Pemilihan dan penetapan teknologi yang diperlukan perpustakaan.
b) Pengaruh teknologi pada pekerjaan dan sumberdaya manusia.
c) Pengembangan sistem informasi, manajemen sumberdaya
informasi, manajemen rekod.
d) Pengukuran dan evaluasi kinerja perpustakaan.

Definisi dan penjelasan tentang topik-topik penelitian yang diusulkan


Rubin di atas menurut Putubuku (2008) dianggap tampak sekali
58
memperlihatkan pandangan bahwa ilmu informasi semata-mata kelanjutan
dari ilmu perpustakaan ketika komputer mulai digunakan di perpustakaan.
Pandangan seperti ini sebenarnya dianggap terlalu menyederhanakan
persoalan, walau juga memudahkan kita melihat kaitan antara ilmu
informasi dan ilmu perpustakaan. Dalam perkembangan selanjutnya, kita
dapat melihat bahwa ilmu informasi sangat dipengaruhi oleh penggunaan
komputer dalam kehidupan manusia, sehingga justru tidak hanya berkaitan
dengan perpustakaan. (Putubuku dalam Definisi Ilmu Informasi,
http://iperpin.wordpress.com/ category/definisi)
Sementara itu Saracevic (2005) mengemukakan pemasalahan
mendasar yang banyak dibahas oleh ilmu informasi pada dasarnya berfokus
pada dua hal:
1. Ledakan Informasi (Information explosion) menyangkut pertumbuhan
jumlah informasi baik secara kuantitas maupun kualitasnya
2. Ledakan Komunikasi (Communication explosion) menyangkut
bagaimana pertumbuhan jumlah konten informasi tersebut
dikomunikasikan, ditranfer dan diakses melalui berbagai macam media
komunikasi.

Sulistyo-Basuki (2006: 27 – 28) kemudian memerikan deskripsi ruang


lingkup Ilmu Informasi yang juga berkaitan dengan Ilmu Perpustakaan
sebagai berikut:
1. Teori, metode dan evaluasi temu kembali informasi (information
retrieval). Bagian ini meliputi temu kembali informasi, transformasi
informasi artinya informasi dapat berubah bentuk. Bentuk baru ini
diwakili dalam berbagai bentuk informasi lazim dikenal dengan
sebutan representasi informasi, analisis informasi
2. Bibliometrika yaitu penerapan metode matematika dan statistika
terhadap informasi terekam, umumnya terhadap majalah dan buku.
Bibliometrika membahas produktifitas pengarang berdasarkan
59
karyanya yang telah diterbitkan, produktifitas majalah, teori ko-sitasi,
analisis sitasi, pasangan bibliografis, teori grafik pada komunikasi
formal.
3. Komunikasi ilmiah dan transfer informasi dalam dunia pengetahuan.
Kajian ini membahas proses pencetusan, pengolahan, penyebaran,
dan penggunaan informasi terutama di kalangan ilmuwan. Sejak
informasi diciptakan maka informasi harus ditransfer kepada pemakai
setelah melalui proses pengolahan dan penyebaran. Proses transfer
informasi inilah yang dikaji. Proses penyebaran informasi ini
menggunakan dua cara yaitu melalui komunikasi formal dan informal.
Komunikasi formal adalah komunikasi melalui media formal seperti
majalah, buku, jurnal, disertasi, dan sejenisnya. Komunikasi informal
adalah komunikasi melalui saluran informal seperti melalui telepon,
percakapan disela-sela seminar, dsb.
4. Rancangbangun atau desain serta evaluasi sistem informasi. Sistem
informasi tidak saja perpustakaan, walaupun perpustakaan merupakan
unsur utama. Adanya berbagai sistem informasi menuntut syarat
pembuatan desain yang sesuai dengan keperluan lembaga induk
penaungnya serta pemakainya. Acapkali sistem informasi bila sudah
tersusun seringkali kurang dimanfaatkan. Hal ini menimbulkan usaha
untuk mengkaji ulang rancangbangun serta kinerja sistem informasi
5. Produk serta jasa informasi khusus. Informasi yang dihasilkan oleh
berbagai sistem informasi tidak saja terbatas pada penyerahan
dokumen melainkan juga berbagai produk informasi yang telah
disesuaikan dengan keperluan pemakai.
6. Komputer sebagai gawai (device) olah informasi, khususnya yang
berhubungan dengan data bibliografi.
7. Representasi informasi mencakup pengertian indeks (berbagai jenis
indeks tradisional maupun indeks berbantuan komputer), abstrak (baik
menggunakan sistem manual maupun dengan bantuan mesin) serta
60
transformasi informasi terekam kedalam berbagai bentuk
representasinya, khususnya yang menyangkut data biblografi.
8. Pemakai serta penggunaan informasi dalam kaitan ar
9. kajian terhadap permintaan dan penggunaan informasi oleh pemakai,
termasuk pendayagunaan sumber informasi untuk kepentingan
pemakai serta perilaku pemakai dalam mencari informasi.
10. Berbagai aspek informasi seperti strategi penelusuran informasi,
penerapan sistem pakar terhadap informasi.

Hubungan Ilmu Perpustakaan dengan Ilmu-ilmu lain yang mengkaji


informasi.
Berdasarkan pemahaman atas perbedaan subjek kepustakawanan
dan ilmu informasi, Sulistyo-Basuki (1991: 14) mengemukakan pendapat
bahwa ilmu informasi pada dasarnya terdiri atas 3 displin ilmu dasar yang
pada perkembangannya, persinggungan area antara sub displin ilmu tersebut
yang membangun ilmu informas. Berikut adalah 3 area dasar sub disiplin ilmu
yang membentuk ilmu informasi:
1. Ilmu Perpustakaan dan Dokumentasi
2. Ilmu Manajemen dan Sistem
3. Ilmu Komputer dan telekomunikasi
Ilmu perpustakaan bersama-sama dengan Ilmu Manajemen dan
Sistem serta Ilmu Komputer dan Telekomunikasi, membentuk ilmu baru, yaitu
Ilmu Informasi. Ilmu informasi adalah ilmu yang mengkaji informasi, yang
mencakup pengertian informasi dalam arti luas; yang mencakup pengertian
data numerik, tekstual, suara, maupun citra. Ada berbagai disiplin ilmu yang
mengkaji informasi dalam arti luas, yang dapat dibagi dalam 3 kelompok
besar, yaitu :Ilmu-ilmu Manajemen dan Sistem, Ilmu-ilmu Komputer dan
Telekomunikasi, dan Ilmu Perpustakaan dan Dokumentasi. Irisan dari tiap
bidang ilmu ini membentuk ilmu-ilmu baru. Irisan antara Ilmu Perpustakaan
dan Dokumentasi dengan Ilmu Komputer dan Telekomunikasi membentuk
61
Temu Balik Informasi; Irisan Ilmu Perpustakaan dan Dokumentasi dengan
Ilmu Manajemen dan Sistem membentuk Administrasi Perpustakaan, dan
irisan Ilmu Komputer dan Telekomunikasi dengan Ilmu Manajemen dan
Sistem membentuk Sistem Informasi Manajemen. Dan irisan dari ketiga
kelompok besar tersebut, membentuk Ilmu Informasi. Hubungan tersebut
dapat filihat pada gambar 2.

Gambar 3:
Posisi dan Kedudukan Ilmu Informasi
Sistem Informasi
Manajemen

Ilmu Informasi

Administrasi
Temu Balik Informasi
Perpustakaan
Automatis

Sumber: Sulistyo-Basuki,1993: 15

Ilmu Informasi dan Informasi Terekam


Informasi memiliki berbagai makna tergantung pada ilmu yang
membahasnya. Informasi dikatakan memiliki berbagai tolok ukur dan
ancangan keilmuan yang sangat dipengaruhi antara definisi yanga satu
dengan definisi yang lain. Menurut Sulistyo-Basuki (2003: 3) akibat terlalu
banyaknya definisi informasi, maka untuk memahami informasi sebaiknya kita
melihatnya dari segi pemahaman bukan dari segi definisi.
62
Informasi didahului oleh sebuah peristiwa. Peristiwa ini diwakili dalam
bentuk simbol-simbol yang disusun menurut peraturan dan konvensi yang
merupakan data. Data ini dapat berupa data numerik (angka), tekstual
(berupa huruf), audio berupa suara atau bunyi, video berupa gambar, citra
atau gabungan antara d$ua jenis data atau lebih. Bila data tersebut diterima
manusia melalui panca inderanya maka data tersebut berubah menjadi
informasi. Bila informasi tersebut disebarluaskan ke individu lain maka
konsep informasi berubah menjadi pengetahuan selama informasi tersebut
merupakan hal yang baru bagi penerima. Apabila si penerima memperoleh
informasi baru, maka bagi si penerima informasi tersebut menjadi
memperoleh pengetahuan.
Informasi yang diterima manusia dapat dikategorikan menjadi 2 jenis,
yaitu informasi terekam dan informasi tidak terekam dalam media tertentu.
Misalnya, seseorang menulis surat kepada B, maka informasi yang diterima
oleh B merupakan informasi terekam. Bila A berbisik kepada B, maka bisikan
tersebut merupakan informasi yang tidak terekam dalam sebuah media
(kertas, elektronik) tetapi tercatat di benak B.
Informasi yang dibuat manusia maupun badan korporasi (perusahaan,
departemen, instansi, yayasan, dan sejenisnya) dapat berupa informasi
terekam dan dapat pula berupa informasi tak terekam. Informasi terekam ini
dapat dibagi menurut jenis medianya seperti media grafis, media elektronik,
dan audio visual. Media grafis berarti informasi direkam dalam bentuk grafis
dan dicetak. Contohnya buku, majalah,, laporan, formulir. Bila direkam dalam
bentuk elektronik maka untuk menyimpan dan membacanya memerlukan
perlatan khusus. Contoh kaset, piringan hitam. Audio visual adalah informasi
terekam yang dapat dipandang dan didengar dengan menggunakan
peralatan khusus. Contoh film, video, VHS. Contoh lain adalah Globe. Globe
atau bola dunia tidak dimasukkan ke kelompok media grafis karena memang
tidak dicetak. Menurut Sulistyo-Basuki (2003:4) apapun bentuknya, informasi
terekam merupakan dokumen.
63
Dengan kata lain, dokumen adalah informasi terekam dengan tidak
memandang medianya. Istilah dokumen sinonim dengan rekaman. Sehingga
pemahaman tentang informasi baik yang dikaji oleh disiplin ilmu
perpustakaan, dokumentasi, kearsipan adalah mengacu pada jenis informasi
terekam dalam berbagai medium. Informasi terekam inilah yang menjadi
objek formal awal paradigm ilmu informasi yang kemudian didiferensiasi
menjadi bidang keilmuan tentang dokumen.
Menurut Sulistyo-Basuki (2003: 4 – 6) berikut adalah alasan utama
mengapa manusia sebagai individu maupun bagian dari kelompok, merekam
informasi:
1. Alasan pribadi; individu cenderung memproduksi informasi yang
menyangkut kapasitas pribadi, individu, dan keluarga yang berupa
dokumen bermakna dalam kehidupan kehidupan. Manusia menulis
surat, membuat puisi, mengarang buku, membuat pidato, dan
menyusun silsilah. Dokumen yang lebih bermakna misalnya akte
kelahiran, surat nikah, dan surat kematian. Dokumen ini dapat
berupa kertas, rekaman gambar, atau rekaman suara.
2. Alasan Sosial; manusia tidak hidup sendiri, melainkan dalam sebuah
kelompok (komunitas). Manusia merupakan bagian dari organisasi
sosial yang berdasarkan minat bersama akan menghasilkan
rekaman tentang kegiatan mereka, baik sebagai perorangan maupun
bagian dari organisasi sosial. Sebagai contoh, untuk menjadi
anggota sebuah lingkungan masyarakat, seseorang perlu
mendaftarkan diri, membuat kartu tanda penduduk, dan kartu
keluarga. Kegiatan politis menghasilkan rekaman berupa keuangan
organisasi, rapat pimpinan, kampanye, pemilihan ketua umum,dsb.
3. Alasan ekonomi, individu maupun badan korporasi yang
menghasilkan uang, mengelola, dan membelanjakannya akan
menghasilkan data terekam yang berguna bagi perorangan maupun
badan korporasi sebagai kepentingan pribadi ataupun kolektif.
64
Rekaman informasi tersebut perlu untuk mengetahui kondisi
berbagai macam aktivitas perekonomian yang telah dilakukan.
Berbagai macam dokumen dibuat misal kwitansi, faktur pajak, daftar
gaji, laporan keuangan, buku induk, neraca, dsb.
4. Alasan Hukum; badan pemerintah merupakan perekam informasi
untuk berbagai kepentingan. Rekaman informasi ini digunakan untuk
berbagai keperluan, misalnya untuk melindungi dan melayani
masyarakat. Rekaman informasi untuk alasan hukum ini
memperjelas fungsi hak dan kewajiban individu maupun badan
korporasi. Dokumen yang menjadi contoh adalah segala rekaman
tertulis yang dihasilkan atau dikumpulkan oleh pengadilan (perdata,
pidana, administrasi, militer) terutama dalam konteks sistem hukum
Indonesia
5. Alasan Instrumental; banyak rekaman informasi diproduksi dan
dirancang untuk melaksanakan tugas tertentu. Hal ini terjadi karena
dokumen tersebut sengaja dibuat atau karena ada. Misalnya gambar
arsitektur dan cetak biru (blue print) ketika dibuat memang sudah
ada tujuan instrumental. Jadi, sejak semula gambar arsitektur dibuat
untuk tujuan instrumental walaupun kemudian hari tujuan
instrumentalnya berubah.
6. Alasan Simbolik; beberapa rekaman informasi dibuat tidak selalu
memiliki kepentingan praktis, ada kalanya kepentingan simbolik.
Beberapa universitas di Eropa dan Amerika mengeluarkan ijazah
yang ditulis dalam bahasa Latin, yang mungkin tidak dipahami si
penerima. Dokumen ijazah tersebut merupakan symbol keberhasilan
seseorang mencapai jenjang akademis.
7. Alasan Pengembangan Pengetahuan; ilmuwan yang melakukan
penelitian akan menyebarkan hasil penelitiannya kepada orang lain
dalam bentuk informasi terekam. Dengan demikian ilmu

65
pengetahuan merupakan kumulasi dari pengetahuan lainnya dan
kumulasi ini diwujudkan dalam bentuk informasi terekam
Dengan demikian, maka dapat dimengerti bahwa rekaman disimpan oleh
badan korporasi sebagai pencipta dan penerima informasi. Bila ditinjau dari
segi informasi terekam, sebenarnya terdapat berbagai badan yang
menyimpan informasi terekam. Adapun badan tersebut ialah perpustakaan,
pusat rekaman (record center), depo arsip, dan museum. Karena terdapat
berbagai jenis rekaman informasi yang dihasilkan dan tersebar di masyarakat
maka terdapat berbagai disiplin ilmu yang mengkaji informasi terekam
tersebut.

Ilmu Kearsipan dan Informasi Terekam


Informasi terekam dihasilkan oleh perorangan maupun badan.
Informasi terekam itu ada yang disengaja disebarluaskan agar masyarakat
dapat membacanya; ada pula yang penyebarannya terbatas. Informasi
terekam ada yang disimpan permanen. Informasi terekam yang disimpan
permanen disebut arsip, sementara informasi terekam yang dihasilkan atau
diterima oleh sebuah badan untuk menjalankan kegiatannya disebut rekod
(record). Adapula buku yang sengaja dibuat untuk diketahui umum.
Hal tersebut menurut Sulistyo-Basuki (2003: 7) menimbulkan ilmu
yang berlainan yang menjadikan informasi terekam sebagai objek studinya.
Ilmu perpustakaan merupakan ilmu yang mengkaji informasi terekam sebagai
hasil pengetahuan umat manusia. Informasi terekam itu berupa buku,
majalah, surat kabar, laporan, maupun informasi terekam dalam bentuk
elektronik. Kini ada kecenderungan untuk menyebut IImu perpustakaan dan
informasi
Ilmu kearsipan mengkaji informasi terekam yang disimpan permanen
karena alasan historis, administrasi, hukum, maupun ilmu pengetahuan.
Dalam bahasa Inggris, Ilmu Kearsipan ini dikenal dengan nama Archieves
Studies, atau disebut juga Administrasi Arsip dan istilah inilah yang
66
digunakan biasanya berupa Manajemen Rekod atau dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai Record Management.
Perbedaan antara kegiatan perpustakaan dan kearsipan dapat dilihat
dari table yang dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki sebagai berikut:

Tabel 2
Perbedaan Pusat Arsip Dinamis, Depo Arsip, Perpustakaan, dan
Museum
(Sumber: Sulistyo-Basuki, 2006: 29)
Pusat Arsip
Depo Arsip
Uraian Dinamis Perpustakaan Museum
(Arsip Statis)
(registrar)
Yang Registrasi Arsip statis yang Materi yang Objek dan
disimpan menciptakan berasal dari diterbitkan dalam artefak (benda
dan arsip inaktif yang berbagai format tiga dimensi),
mengendalikan diputuskan seperti kertas, diasosiasikan
arsip dinamis untuk disimpan film, mikrofis, dengan
(aktif dan permanen. atau kaset yang dokumentasi
inaktif) yang Biasanya tidak tidak bersifat dapat bersifat
diperlukan ditertibkan, unik, unik karena unik ataupun
untuk dan berbentuk diterbitkan dalam tidak
melaksanakan format apa pun. jumlah besar.
kegiatan
badan
korporasi
Susunan Sistem Dalam susunan Berdasarkan Penyusunan
material penyusunan yang ditentukan system klasifikasi materi tidaklah
dan control dan digunakan dan deskripsi maknawi
yang dipilh, oleh pencipta yang telah (signifikan).
dikembangkan arsip (prinsip ditentukan Yang utama
dan original order sebelumnya. adalah control
dilaksanakan dan provenance) Misal ISBD untuk material.
oleh manajer deskripsi dan
arsip dinamis bagan klasifikasi
(records seperti DDC dan
managers) UDC.
Pemakai Karyawan Tergantung Setiap anggota Setiap anggota
badan pada garis masyarakat. masyarakat
korporasi yang haluan (policy) Misalnya di

67
memerlukan kearsipan, perpustakaan
arsip dinamis misalnya sekolah
untuk peneliti, mereka hanyalah guru
melaksanakan yang berusia 18 dan murid, di
tugas mereka tahun dan perpustakaan
berdasarkan umum adalah
syarat yang setiap anggota
ditentukan oleh masyarakat.
depositor/donor
arsip
Cara Manager arsip Memeriksa Memeriksa Hanya boleh
menemukan dinamis panduan, catalog melihat apa
materi yang membuat dan inventerisasi dan pengarang dan saya yang
diinginkan menggunakan dokumen temu subjek atau dipamerkan
indeks, balik lainnya merawak
register, dan yang tersedia langsung ke rak
sebagainya untuk pamakai
untuk temu
balik materi
yang tepat
Cara Berkas arsip Di ruang baca di Di perpustakaan Di galleria
memeriksa dinamis dapat bawah atau bila pameran atau
materi yang digunakan pengawasan dipinjam dapat ruang pameran
diinginkan setelah diambil arsiparis dibaca di mana
dari rak saja sesuai
penyimpanan dengan
keinginan
pembaca

Tujuan Penyimpanan, Perlindungan Mengembangkan Pengumpulan


masing- control, dan arsip statis koleksi yang dan
masing temu balik termasuk tepat dan perlindungan
lembaga yang efisien, perlindungan komprehensif artefak untuk
ekonomis, dan arsip yang yang disimpan, masyarakat
sistematik memiliki nilai ditemu balik, dan
pada arsip informasi, digunakan
dinamis yang historis, ilmiah, secara efektif
diperlukan dan pembuktian
untuk
melaksanakan
tugas
Alasan Melaksanakan Untuk bukti Untuk keperluan Untuk keperluan
mengunjungi tugas transaksi dan pendidikan, pendidikan,
lembaga aksi, belajar, informasi, estetika, dan
68
melakukan penelitian, dan penelitian
penelitian, untuk rekreasi melalui
kesenangan bacaan
Yang Manajer arsip Arsiparis Pustakawan Kurator museum
bertanggung dinamis (archivist) (librarian) (museum
jawab (records curator)
manager)
Contoh di Pusat arsip Depo arsip milik Berbagai jenis Berbagai jenis
Indonesia dinamis di ANRI atau ANRI perpustakaan museum
berbagai Wilayah (umum, khusus, berdasarkan
instansi dan sekolah, koleksinya
lembaga; perguruan tinggi, (museum
berbagai nasional, nasional,
commercial internasional, museum
records centre pribadi) daerah,
museum khusus
seperti museum
biologi, rokok,
gula)

Perbedaan antara Kearsipan dengan Dokumentasi

Berdasarkan kemiripan antara objek fomal dan objek material antara


ilmu informasi, ilmu perpustakaan, ilmu dokumentasi dan ilmu kearsipan,
maka banyak pertanyaan muncul mengenai perbedaan antara dokumentasi
dengan Ilmu Kearsipan. Menurut Sulistyo-Basuki (2003: 28) kondisi demikian
wajar apabila ada yang menganggap bahwa dokumentasi mencakup
pengumpulan, pencatatan, dan penyebaran informasi terekam. Pendapat itu
tidak sepenuhnya kelirau apabila menggunakan ancangan supraposisi artinya
dokumentasi lebih luas daripada perpustakaan, dalam dokumentasi sudah
termasuk perpustakaan. Namun apabila menggunakan ancangan juxtaposisi,
kedudukan dokumentasi setara dengan perpustakaan. Bahkan apabila
menggunakan ancangan infraposisi, maka dokumentasi lebih sempit
daripada perpustakaan dengan kata lain perpustakaan termasuk pula

69
dokumentasi. Karena itu perlu ancangan yang jelas manakala kita ingin
membedakan antara dokumentasi dengan arsip.
Dokumentasi memiliki kegiatan yang lebih luas daripada arsip.
Menurut anggaran dasar Federation International d’Information et de
Documentation (FID) maka dokumentasi ialah penyusunan, penyimpan, temu
balik, penyebaran, dan evaluasi informasi, bagaimanapun cara merekamnya,
dalam bidang sains, teknologi, seni dan kemanusiaan. Dokumentasi lebih
luas daripada arsip karena dalam dokumentasi termasuk pula berbagai
materi yang dicakup di perpustakaan (seperti buku dan majalah),
dokumentasi juga bertugas membuat dokumen baru dari dokumen yang
sudah ada (berupa bibliografi, majalah indeks dan abstrak, sesuatu yang
tidak dilakukan oleh arsip). Secara tradisional kegiatan dokumentasi hanya
terbatas pada informasi ilmiah sedangkan jasa yang diberikannya lebih
banyak untuk ilmuwan sedangkan arsip tidak selalu terbatas pada ilmuwan
sedangkan informasi yang diberikannya tidak selalu bersifat ilmiah.
Sedangkan dari perspektif dokumentasi masih menurut Sulistyo-
Basuki (1996: 14) Ilmu Informasi yang berkaitan dengan informasi terekam
diantaranya adalah Sibernetika, Semiotika, Linguistik, Psikologi, Bibliografi,
Terbitan Buku. Sibernetika memperlajari model persepsi, pengolahan serta
penggunaan informasi pada mesin dan makhluk hidup serta gabungan antara
mesin dan makhluk hidup. Semiotika adalah ilmu tentang simbol dalam
konteks informasi terekam. Linguistik yang berkaitan erat dengan
dokumentasi ialah bagian yang membahas evolusi bahasa serta sintaksis
dan semantic yang berkaitan dengan temu kembali informasi. Psikologi yang
mempunyai hubungan erat dengan dokumentasi dan informasi terekam lazim
disebut Psikologi Rekayasa (engineering Psychology)
Ilmu perbukuan (grafika) merupakan disiplin kompleks yang
mempelajari dokumen tertulis dan tercetak, baik dari segi teori, teknik
(praktis), dan historis. Sedangkan Ilmu Informasi ialah disiplin ilmu yang
mengkaji perilaku informasi, berbagai kekuatan yang mempengaruhi arus
70
informasi serta sarana pengolahan informasi yang yang merupakan
interdisiplin yang berasal dari dan berhubungan dengan Matematika,
Linguistik, Operation Research, Ilmu Perpustakaan, Manajemen, dan Ilmu
lainnya.
Nitecki (dalam Pendit, 2003: 26-27) mengumpulkan beberapa
pendapat yang menganggap ilmu informasi sekaligus adalah cabang dari
kepustakawanan yang khususnya memperhatikan penggunaan teknologi
informasi, dan juga merupakan landasan teoritis bagi semua lembaga
informasi. Sementara Pendit mengatakan bahwa kepustakawanan
menjembatani jurang (gap) antara informasi dan penggunaan informasi
dalam kehidupan sehari-hari. Baik ilmu perpustakaan maupun ilmu informasi
dianggap sama-sama mempelajari perilaku manusia dalam kegiatan tukar-
menukar informasi terekam yang bertujuan menciptakan pengetahuan dan
ide, sama-sama memikirkan masalah dalam merancang dan menjalankan
sistem informasi, sama-sama berorientasi layanan, sama-sama sedang
berubah dengan cepat, dana sama-sama harus mencakup pula rekaman-
rekaman pasca-dokumentasi yang diproduksi secara elektronik yang
membutuhkan criteria organisasi berbeda dari kriteria organisasi sebelumnya.
Dengan kata lain, baik ilmu perpustakaan maupun ilmu informasi
mempersoalkan cara-cara memperoleh dan mengelola informasi serta
menerapkan teknologi untuk itu.
Saracavic (2005) menyatakan ilmu informasi dan perpustakaan
merupakan dua sisi yang berbeda dari kajian interdisipliner terhadap
informasi. Maka istilah ilmu informasi merupakan kajian dan praktek metode
professional dalam penggunaan dan eksploitasi informasi, baik berasal dari
institusi atau tidak, untuk kepentingan pemakai.

71
Transfer Informasi
Menurut Vickery dan Vickery (1987: 6) transfer informasi “is concerned
with all the process involved in transferring information from resources to
users”.Transfer informasi berhubungan dengan semua proses pemindahan
informasi dari sumber-sumber informasi ke pemakai informsi. Dalam konteks
ini transfer informasi dapat merupakan perpindahan (transfer) pada sesuatu
yang diasosiasikan pada dokumen, tetapi juga melibatkan konteks informasi
lisan (word of mouth). Dalam konteks yang lebih luas melibatkan transfer
pesan yang terjadi pada masyarakat.

GAMBAR 3

BAGAN INFORMATION TRANSFER CYCLE

Source Information Recipients


generation and use

Population of
messages

Production Distribution

Storage Retrieval

Analysis
Sumber: Vickery and Vickery, 187: 12

llmu informasi berkembang melalui beberapa area pemahaman (Vickery dan


Vickery,1987: 12):
1. Perilaku individu sebagai pencipta, sumber, penerima, dan pengguna
informasi serta sebagai agen penghubung;

72
2. Studi kuantitatif dari populasi pesan; mencakup ukuran (size),
pertumbuhan (growth), distribusi, dan pola produksi, serta
penggunaan.
3. Organisasi Semantik dari pesan dan saluran yang teridentifikasi darim
peran sumber dan penerima pesan;
4. Fungsi penyimpanan, penelusuran dan analisis informasi
5. Organisasi sistem informasi dan keseluruhan proses transfernya
6. Konteks sosial transfer informasi.
Dengan demikian Ilmu Informasi bersifat multidisipliner, karena
berkembang dari beberapa area pemahaman tsb.di atas, yaitu dari ilmu
perilaku, temu kembali informasi, dan sistem informasi.

Latihan
1. Jelaskan definisi ilmu informasi?
2. Jelaskan hubungan ilmu informasi dan ilmu perpustakaan!
3. Jelaskan definisi transfer informasi!
4. Mengapa Ilmu Informasi bersifat multidisipliner? Jelaskan!

Petunjuk jawaban latihan.


1. Ilmu informasi adalah disiplin ilmu yang mengkaji perilaku informasi,
berbagai kekuatan yang mempengaruhi arus informasi, sarana
pengolahan informasi guna memperoleh hasil semaksimal mungkin.
2. Hubungan Ilmu informasi dengan Ilmu Perpustakaan, adalah Ilmu
Informasi terbentuk dari Ilmu Perpustakaan dan Dokumentasi,
bersama-sama dengan Ilmu Manajemen dan sistem serta Ilmu
komputer dan Telekomunikasi
3. Transfer informasi adalah semua proses yang berhubungan dengan
perpindahan informasi dari sumber-sumber informasi ke pemakai
informasi

73
4. Ilmu Informasi bersifat multidisipliner, karena berkembang dari
beberapa area pemahaman tsb.di atas, yaitu dari ilmu perilaku, temu
kembali informasi, dan sistem informasi.

Umpan Balik
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif yang ada
pada bahasan berikut ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian
gunakan rumus ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi dalam bab ini.
Rumus :
Tingkat penguasaan =  jawaban yang benar x 100%
Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah :
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% - 79% : cukup
60% - 69% : kurang
0% - 59% : gagal

Tindak Lanjut

Jika anda mencapai tingkat kepuasan 80% keatas, maka anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar bab selanjutnya, tetapi jika tingkat
penguasaan anda belum mencapai 80%, maka anda harus mengulangi
kegiatan belajar bab tersebut terutama pada bagian yang anda belum kuasai.
Untuk mencapai pemahaman tersebut anda dapat menghubungi dosen
pengampu di luar waktu kuliah.

74
Rangkuman
Informasi adalah kumpulan data yang disampaikan seseorang dan
bermanfaat bagi penggunanya Ilmu informasi adalah disiplin ilmu yang
mengkaji perilaku informasi, berbagai kekuatan yang mempengaruhi arus
informasi, sarana pengolahan informasi guna memperoleh hasil semaksimal
mungkin. Ilmu informasi bersifat multidisipliner. Ada berbagai disiplin ilmu
yang mengkaji informasi dalam arti luas, yang dapat dibagi dalam 3 kelompok
besar, yaitu :Ilmu-ilmu Manajemen dan Sistem, Ilmu-ilmu Komputer dan
Telekomunikasi, dan Ilmu Perpustakaan dan Dokumentasi
Ilmu kearsipan mengkaji informasi terekam, dan Ilmu perbukuan
merupakan disiplin yang kompleks yang mempelajari dokumen tertulis dan
tercetak.

TEST FORMATIF 2

1. Persinggungan antara bidang ilmu manajemen dengan ilmu komputer


dan telekomunikasi menghasilkan jenis bidang ilmu….
a. Sistem Informasi Manajemen
b. Ilmu Informasi
c. Ilmu Perpustakaan
d. Temu Balik informasi
2. Ilmu informasi mendapatkan dukungan utama dari bidang ilmu berikut,
kecuali:
a. Ilmu Manajemen dan Sistem
b. Ilmu Perpustakaan dan Dokumentasi
c. Ilmu Komputer dan Telekomunikasi
d. Ilmu Grafika dan Desain
3. Persinggungan antara ilmu computer telekomunikasi dengan ilmu
perpustakaan dan dokumentasi menghasilkan produk kajian berikut…
a. Temu balik informasi elektronik
75
b. Sistem informasi manajemen
c. Administrasi elektronik
d. Ilmu Infomatika
4. Subjek kepustakawanan (librarianship) menurut Hawkins mencakup
bidang dibawah ini kecuali….
a. Museum
b. Kearsipan
c. Literacy
d. Manajemen perpustakaan
5. Ilmu informasi termasuk mengkaji bentuk sistem temu balik informasi
yang salah satu contoh bentuknya berupa….
a. Pangkalan data elektronik
b. Absrak dan indeks
c. Jurnal Ilmiah
d. Arsip dinamis
6. Ilmu kearsipan mengkaji :
a. Informasi terekam
b. Informasi tak terekam
c. Informasi elektronis
d. Informasi non-elektronis
7.. Transfer informasi berhubungan dengan semua proses dari :
a. Perpindahan Informasi
b. Sumber-sumber informasi
c. Komunikasi Informasi
d. Mencakup A dan B
8. Ilmu Perbukuan merupakan disiplin kompleks yang mempelajari :
a. Dokumen tertulis
b. Dokumen tercetak
c. Dokumen terseleksi
d. Mencakup a dan b
76
9. Menurut Nitecki Ilmu Informasi sekaligus cabang dari ............ yang
sekaligus memperhatiakn penggunaan teknologi informasi.
a. Kepustakawanan
b. Perpustakaan
c. Pustakawan
d. Kepustakaan
10. Menurut Saracevic, permasalahan mendasar yang banyak dibahas oleh
Ilmu Informasi terfokus pada :
a. Ledakan Informasi
b. Ledakan komunikasi
c. Ledakan bumi
d. Mencakup a dan b

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 2

Kegiatan belajar 1 Kegiatan Belajar 2


1) A 1) A
2) B 2) B
3) A 3) C
4) C 4) A
5) B 5) A.
6) A 6) A
7) C 7) D
8) A 8) D
9) B 9) A
10)A 10)D

77
DAFTAR PUSTAKA

Chamidi, Safrudin. 2004. Kaitan Antara Data dan Informasi Pendidikan


dengan Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan (48) 10. hal. 311 – 328.
Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen:
bagian I pengantar. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Sulistyo-basuki,1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia
Sulistyo-basuki,1989. Pengantar Dokumentasi Ilmiah. Jakarta : Kesaint blanc
Rubin, Richard E. (1998, dalam Putubuku, 1998), Foundations of Library and
Information Science, New York : Neal-Schuman Publishers.
Putubuku 2008, Arsip untuk kategori definisi : Definisi Richard Rubin. Dalam
http://iperpin.wordpress.com/category/definisi, April 24,
Vickery, Brian, and Alina Vickery. 1987. Information Science in Theory and
Practice. First Published. London: Butterworths
Yusup, Pawit M. 2002. Hubungan Komunikasi, Informasi, dan Perpustakaan:
pengenalan studi ilmu informasi dan perpustakaan, Jurnal Komunikasi
dan Informasi. Edisi Khusus. Bandung: Fikom Unpad. Hal. 88 – 102.
______________, 2001. Pengantar Aplikasi Teori Ilmu Sosial Komunikasi
untuk Perpustakaan dan Informasi. Bandung: Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fikom Unpad.

Zorkoczy, Peter. 1988. Teknologi Informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo

SENARAI
Arsip (Archive): Seluruh batang tubuh arsip dinamis perorangan, instansi,
dan perusahaan yang memiliki nilai bersinambungan. Kadang-kadang
disebut memori korporasi. Istilah tersebut juga digunakan untuk sebuah
tempat di mana arsip dinamis aktif yang memiliki nilai
berkesinambungan disimpan dan dilestarikan karena alasan hukum,

78
historis dan penelitian. Arsip dapat didrikan oleh pemerintah maupun
swasta. Arsip dinamis yang dinilai memiliki nilai berkesinambungan
Arsiparis (Archivist): tenaga professional yang bertanggungjawab atas satu
atau lembaga kegiatan berikut ini: hak, klaim, penilaian dan
pemusnahan; pengadaan (accessioning); pelestarian; penyusunan;
deskripsi; jasa rujukan; pameran atau publikasi.
Dokumen: Unit terstruktur dari informasi terekam, diterbitkan ataupun tidak
diterbitkan, dalam bentuk tekstual maupun elektronik dalam sebuah
system informasi. Masyarakat teknologi informasi cenderung
menggunakan istilah dokumen dalam arti arti dokumen elektronik.
Korporasi: Mengacu ke organisasi sector public dan swasta.
Pertanggungjawaban sebuah badan korporasi diatur oleh undang-
undang. Istilah korporasi seringkali hanya sebuah organisasi.
Informasi: isi komunikasi. Komunikasi di sini diberi batasan sebagai proses
meneruskan berita diantara manusia atau antara manusia dan system
simpan informasi.
Ilmu informasi : Ilmu informasi adalah disiplin ilmu yang mengkaji perilaku
informasi, berbagai kekuatan yang mempengaruhi arus informasi,
sarana pengolahan informasi guna memperoleh hasil semaksimal
mungkin.
Ilmu Perpustakaan: adalah ilmu yang mempelajari tujuan, objek, dan fungsi
perpustakaan, serta metode, penyusunan, teknik dan teori yang
digunakan dalam pemberian jasa perpustakaan.
Rekod (Record): Arsip dinamis, rekaman, cantuman. Informasi terekam
dengan tidak memandang media atau karakterisiknya, dibuat atau
diterima oleh sebuah badan korporasi yang berguna bagi kegiatan
operasional badan tersebut.

79
MODUL III :

KEBUTUHAN INFORMASI, TEMU BALIK INFORMASI SERTA


KOMUNIKASI INFORMASI

Kegiatan Belajar I: Kebutuhan Informasi dan Temu balik informasi

Ilmu Informasi dan Kebutuhan Informasi


Nitecki (1995) dalam Pendit (2003: 24) secara ekstensif mengulas ilmu
informasi dalam sebuah pemahaman tiga sisi (trilogy) yang menyimpulkan
bahwa ilmu informasi dan informatika muncul dari berbagai berbagai studi
tentang linguistik dan semantic, nilai informasi, teori pengambilan keputusan,
dokumentasi dan aspek-aspek fisik dokumen, teori informasi dan sibernetika,
komunikasi dan ilmu-ilmu perilaku, dan disiplin komunikasi yang
memfokuskan diri pada maksimalisasi akses dan pemanfaatan informasi.
Selanjutnya Nitecki (1995) dalam Pendit (2003: 24 – 25) juga
mengumpulkan berbagai definisi untuk meperlihatkan betapa beragamnya
cara orang memandang ilmu informasi, sebagai berikut:
1. Ilmu informasi merupakan segitiga yang terdiri dari komputer (data),
manajemen (hubungan data dengan teknologi) dan organisasi ;
2. Ilmu informasi adalah sub sistem dari sosiologi karena berkaitan
dengan masyarakat manusia;
3. Sebuah bidang studi yang mempelajari kebutuhan informasi, dengan
tujuan mengurangi ketidakpastian
4. Ilmu Informasi menyelidiki sifat dan perilaku aliran informasi serta cara-
cara untuk memaksimalisasi akses dan kebergunaan dari informasi;
5. Ilmu Informasi mempelajari medium yang dapat menghasilkan,
mengorganisasi, dan menyebarkan informasi;
6. Ilmu informasi merupakan upaya memahami sifat informasi dan
interaksinya dengan masyarakat manusia dalam lingkungan tertentu;

80
7. Ilmu Informasi merupakan sebuah disiplin yang mencakup
epistemology sosial dan teori pengetahuan objektif ;
8. Ilmu Informasi diartikan sebagai Metascience, sebagai makna, sebagai
sinyal, sebagai struktur dalam tingkatan analisis dan semantic, dan
sebagai pengetahuan-pemahaman-kebajikan (wisdom)
9. Ilmu Informasi harus dilihat dari sisi retorika yang berdasarkan
hermeunetika sebagaimana dikembangkan oleh Heidegger dan
Gadamer, bukan dari sisi yang semata-mata teknis;

Konsep Kebutuhan Informasi


Menurut Wilson, (2002) bagian yang menimbulkan kesulitan berkaitan
dengan konsep kebutuhan informasi terletak pada informasi. Banyak definisi
telah berevolusi, berusaha untuk membedakan, misalnya, 'data' antara
'informasi' dan 'pengetahuan', dan upaya baru-baru ini ada pada satu konsep
informasi dengan ilmu informasi.
Informasi tidak saja tidak hanya sekedar produk sampingan, namun
sebagai bahan yang menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan
atau kegagalan, oleh karena itu informasi harus dikelola dengan baik.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih
berarti dan bermanfaat bagi penggunanya.
Data menggambarkan kenyataan suatu kejadian dan kesatuan yang
nyata. Data dapat diartikan pula sebagai representasi dunia nyata yang
mewakili suatu objek tertentu seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep,
keadaan dan lain-lain, yang direkam kedalam bentuk angka, huruf, simbol,
teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
Sebelum menjadi informasi, data yang berkualitas, kemudian diolah
melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. Model yang digunakan
untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal
dengan siklus pengolahan data (siklus informasi).

81
Namun, masalah mengenai kebutuhan informasi tampaknya terletak
pada tidak adanya definisi tunggal sebagai acuan. Menurut Wilson (1981)
dalam konteks penelitian kajian pemakai (user-studied research) dibidang
perpustakaan dan informasi, kata ‘informasi’ dalam konteks berbagai
kegiatan penelitian penelitian, yang berusaha menunjukkan suatu entitas fisik
atau fenomena (seperti dalam kasus pertanyaan yang berkaitan dengan
jumlah buku yang dibaca dalam satu periode waktu, jumlah jurnal
berlangganan, dll), saluran komunikasi melalui pesan yang dikirimkan
(seperti ketika kita berbicara tentang kejadian informasi lisan atau tertulis),
atau data faktual, ditentukan secara empiris (statistika) dan disajikan dalam
dokumen atau ditransmisikan secara lisan.
Beberapa penggunaan istilah informasi ini menyebabkan ketidak-
konsistensian dalam mengkaji kebutuhan informasi karena individu kadang-
kadang gagal untuk membedakan antara satu istilah informasi dengan data,
apalagi ketika dirujuk dengan konsep kebutuhan informasi yang ada dalam
domain psikologis individu. Kondisi demikian banyak sekali perspektif
kebutuhan informasi yang berakar dari penelitian tentang pengguna (user
research)
Pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan
informasi. Pengguna informasi dapat menentukan kualitas seperti apa,
menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan informasi mereka. Penyedia
informasi harus bekerjasama dengan pengguna untuk menentukan
kebutuhan mereka, dan bekerjasama dengan sumber informasi lain.
Pengguna merupakan prioritas utama kelangsungan hidup sistem informasi.
Kebutuhan informasi bagi pengguna perlu diidentifilasi dalam rangka
memuaskan pengguna. Mutu dan kualitas mutu untuk menjamin kepuasan
pengguna. Kepuasan pengguna akan berimplikasi kepada perbaikan terus
menerus sehingga kualitas harus diperbaharui setiap saat agar pengguna
tetap puas.

82
Informasi dan kebutuhan informasi merupakan suatu istilah yang sukar
untuk didefinisikan dan diukur. Kedua istilah tersebut telah menjadi
perdebatan panjang. Kebutuhan informasi, menurut Lor (dalam Suwanto,
1997: 19), didefinisikan sebagai suatu permintaan. Dengan kata lain,
permintaan dinyatakan sebagai kebutuhan yang nyata. Sejalan dengan
pendapat Lor tersebut, menurut Menzel (dalam Pannen 1990: 30) kebutuhan
informasi adalah permintaan pemakai yang disadari.
Selanjutnya Krikelas (dalam Suwanto, 1997) menyatakan masalah
yang kompleks akan timbul untuk membedakan kapan kebutuhan disadari
oleh seseorang dan bagaimana menyatakannya. Kebutuhan yang disadari
adalah suatu proses internal dalam diri manusia tersebut; sementara
bagaimana mengekspresikan kebutuhan dapat diteliti secara empiris.
Kebutuhan informasi terjadi karena keadaan tidak menentu yang
timbul akibat terjadinya kesenjangan (gap) dalam diri manusia antara
pengetahuan yang dimiliki dengan yang dibutuhkannya. Pemakai akan
mencari informasi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut (Belkin dalam
Kulthau, 1983: 73 – 76). Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, manusia
menggunakan atau berusaha menggunakan berbagai sumber informasi
(Chen dan Chernon, dalam Pannen, 1990: 31).
Setelah diperoleh, informasi dapat digunakan untuk bermacam-macam
keperluan. Keperluan tersebut menurut Dervin (1986) antara lain:
1. Untuk mendapat ide, pengertian atau gambaran agar dapat melintasi
ruang dan wwaktu.
2. Untuk mendapatkan kemampuan dan ketrampilan (skills).
3. Agar termotivasi, dapat memulai suatu pekerjaan atau mulai belajar.
4. Agar dapat membuat situasi lebih baik, atau lebih tenang.
5. Agar dapat merasa senang, puas, dan rileks.
Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, suatu penelitian tentang
penggunaan layanan pengiriman informasi untuk dosen di Minnesota
menunjukkan bahwa alasan penggunaan layanan tersebut antara lain adalah
83
untuk mengurangi frustasi dan menghemat waktu. Ketika pemakai
dihadapkan pada masalah kebutuhan informasi, mereka cenderung
menggunakan layanan pengiriman informasi. Dengan menggunakan layanan
informasi tersebut mereka dapat menghemat tenaga dan waktu, (Suwanto,
1997: 20)
Kebutuhan informasi merupakan objek penelitian yang mulai dilakukan
secara intensif pada tahun 70-an, dengan pusat perhatian pada persoalan:
“bagaimana informasi itu bisa terasa sebagai kebutuhan”. Fokus ini dilandasi
oleh harapan agar hasil kajian tidak hanya menjawab persoalan proses
pemberian layanan, tetapi juga proses terbentuknya kebutuhan informasi di
dalam diri manusia. Dengan demikian, bentuk layanan informasi bisa lebih
antisipatif dibandingkan reaktif.
Karena fokus perhatian ini, maka wajar jika kajian kebutuhan informasi
lalu mencoba mendefinisikan informasi dalam konteks kebutuhan manusia.
Artinya, kajian-kajian informasi selalu dimulai dengan bertanya dulu ”Seperti
apakah sesuatu yang bernama informasi itu, sehingga ia dibutuhkan?”.
Pertanyaan ini telah menyebabkan masuknya berbagai sudut pandang ilmu
lain ke dalam kajian kebutuhan informasi. Pendapat Wersig (Pendit, 1992:
75) sangat dipengatuhi pendekatan psikologi. Wersig mengajukan suatu teori
yang menyatakan bahwa kebutuhan informasi didorong oleh apa yang
dinamakannya sebagai a problematic situation. Ini merupakan situasi yang
terjadi dalam diri manusia (pada “lingkungan internal”-nya), yang dirasakan
tidak memadai – oleh manusia yang bersangkutan – untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketidakmemadaian ini menyebabkan ia
merasa harus memperoleh masukan (input) dari sumber-sumber di luar
dirinya (external resources).
Sedangkan Belkin mengajukan suatu istilah anomalous state of
knowledge sebagai penyebab dari terdorongnya orang untuk mencari
informasi. Menurut Belkin, jika seseorang datang ke suatu sistem informasi
(misalnya, perpustakaan) untuk meminta informasi, maka dapat dipastikan
84
bahwa orang tersebut merasa bahwa tingkat pengetahuannya (state of
knowledge) tidak cukup untuk menghadapi suatu situasi tertentu pada saat
itu. Telah terjadi anomaly (ketidakpastian, jurang pengetahuan, ketiadaan
hubungan antar berbagai konsep) di dalam diri orang tersebut. Untuk
menghilangkan anomali ini, orang tersebut mencari informasi yang dapat
menghilangkan ketidakpastiannya, menjembatani jurang pengetahuannya,
dan menciptakan hubungan-hubungan antar berbagai kosep yang telah
dimilikinya.
Dapat kita lihat disini, bahwa baik Wersig maupun Belkin sama-sama
memperlihatkan 3 elemen penting dalam proses masuknya informasi ke
dalam diri manusia, yaitu:
a. Kebutuhan informasi merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi
kekosongan tertentu dalam diri manusia, yaitu dalam kondisi
pengetahuannya (dan dengan demikian merupakan kondisi
pikirannya),
b. Informasi merupakan sesuatu yang berada di antara sumber eksternal
dan “tempat kosong” di dalam pikiran manusia.
c. Dengan demikian, informasi terjadi pada saat manusia memindahkan
sesuatu dari sumber eksternal ke dalam pikirannya; informasi bukan
berada di dalam sumber eksternal itu.
Ketiga elemen di atas merupakan landasan argumentasi yang paling tepat
untuk memisahkan sumber eksternal (buku, video, suratkabar, dan
sebagainya) dari informasi, dan untuk menghilangkan kerancuan antara data
dengan informasi. Sehingga beberapa ahli berpendapat, informasi bukanlah
buku, bukan video atau surat kabar.
Pengguna membutuhkan informasi yang akurat, relevan, ekonomis
cepat, tepat, serta mudah mendapatkannya. Pada saat ini pengguna
dihadapkan kepada beberapa permasalahan, seperti banjir informasi,
informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang diberikan
kurang tepat, jenis informasi kurang relevan, bahkan ada juga informasi yang
85
tersedia namun tidak dapat dipercaya. Permasalahan tersebut menjadi
sebuah tantangan bagi penyedia informasi.
Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi pengguna tertentu, sehingga
jika kebutuhan informasinya tidak terpenuhi akan menjadi masalah bagi
pengguna. Informasi dibutuhkan pengguna bertujuan untuk menambah
pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan yang pada akhirnya dapat
merubah sikap dan perilakunya (Sankarto dan Permana, 2008: 3).
Kebutuhan informasi bagi setiap pengguna berbeda-beda antara
pengguna yang satu dengan lainnya. Kebutuhan informasi bagi pengguna
dapat diketahui dengan cara melakukan identifikasi kebutuhan pengguna
Setiap orang mempunyai watak, kebiasaan, kemampuan, kecerdasan, dan
minat yang berbeda, baik dilihat dari segi psikologi umum, sosial, maupun
lainnya. Namun demikian, karena adanya tinjauan tertentu dan dari segi
tertentu pula, sifat-sifat kesamaannya dari kondisi masyarakat yang beragam
pun bisa tampak.
Berkaitan dengan pemanfaatan informasi serta perbedaan individu,
menurut Yusup (1995: 6) menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan individu
masih dilihat berdasarkan perbedaan-perbedaan lain seperti tingkat
pendidikannya, jenis kelaminnya, tempat tinggalnya, jenis pekerjaanya,
kebiasaannya, dan lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut menunjukkan
kecenderungan yang berbeda-beda pula jika dihadapkan pada faktor media
penampung informasi seperti buku, majalah, maupun surat kabar. Hal ini
terjadi karena mereka berhadapan dengan faktor kepentingan dan kebutuhan
akan informasi yang terdapat di media penampung informasi tersebut.

Kiranya cukup jelas bahwa setiap orang, setiap kelompok orang atau
organisasi, mempunyai kebutuhan informasi yang sangat banyak. Informasi
menjadi bahan atau bahkan komoditas yang sangat unggul dalam pola
kehidupan manusia.

86
Menurut Krech, Crutchfield, dan Ballachey, ( dalam Yusup, 1995: 3)
timbulnya kebutuhan seseorang tetap dipengaruhi oleh kondisi fisiologis,
situasi, dan kognisinya). Hasil berpikir seseorang juga sering menimbulkan
keinginan atau kebutuhan tertentu sesuai dengan apa yang pikirkannya.
Misalnya individu mulai berpikir tentang upaya mencari informasi untuk
mencapai tujuannya, termasuk dengan membaca atau menelusuri berbagai
bahan bacaan yang berkaitan dengan masalahnya.
Dikaitkan dengan lingkungan yang mendorong timbulnya kebutuhan
tersebut, khususnya yang berkaitan dengan seseorang yang dihadapkan
pada berbagai media penampung media informasi, Katz, Gurevitch, dan Hass
mengemukakan macam-macam kebutuhan sebagai berikut:
1. Kebutuhan Kognitif; Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan untuk
memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman
seseorang akan lingkungannya.
2. Kebutuhan Afektif; Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal
yang dapat menyenangkan, dan pengalaman emosional.
3. Kebutuhan Integrasi Personal; Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan
penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu.
4. Kebutuhan Integrasi Sosial; Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan
penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia.
5. Kebutuhan Berkhayal; Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-
kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat
untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion) (Yusup, 1995: 3 – 4 ).

Kebutuhan dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Wersig


(dalam Pendit, 1993: 5) menyatakan bahwa segala tindakan manusia
didasarkan pada sebuah gambaran tentang lingkungan, pengetahuan, situasi
dan tujuan yang ada dalam diri manusia. Pendapat Wersig tersebut sesuai
dengan pendapat Belkin (1985), yaitu kebutuhan (dan perilaku pencarian)
informasi dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam sebab, antara lain latar
87
belakang sosial budaya, pendidikan, tujuan yang ada dalam diri manusia
tersebut serta lingkungan sosialnya.
Menurut Pannen,1990 (dalam Suwanto, 1997: 20) faktor yang paling
umum yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan pemakai,
termasuk kegiatan profesi, pekerjaan atau subjek yang diminati, kebiasaan,
dan lingkungan pekerjaan. Demikian pula penggunaan informasi juga
dipengaruhi oleh berbagai hal. Elia dan Hutkins (dalam Suwanto, 1997: 21)
dalam survey mereka di dua perpustakaan di Minnesota, menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara penggunaan layanan pengiriman
informasi dengan tingkat pendidikan dosen. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa karena ada kesenjangan dalam diri seseorang, maka
muncul kebutuhan informasi. Kesenjangan dalam pikiran seseorang tersebut
dikatakan sebagai sebagai situasi problematik atau masalah. Untuk
mengatasi kesenjangan tersebut, manusia akan berusaha mencari dan
menggunakan sumber informasi.
Menurut Vickery dan Vickery, (1987: 18) konsep kebutuhan informasi
digunakan :
‘For the daily running of a household he (or she) may need practical
information on cooking, housing maintenance, and many other crafts.
He will want all kinds of general information to satisfy intellectual
curiosity. He will keep up with current affairs, social and political
events. He will want to learn about possible occupations and their
prospects about currently avalaible jobs, and about locals, national, or
even international associations and their current activities. He may
seek legal, financial, and other advice. A good picture of the kinds of
current information likely to be of interest to the citizen is provide by
that which is commonly listed in a local newspaper.’

Jadi kebutuhan informasi individu pada tataran penggunaan oleh


manusia pada dasarnya juga terkait dengan kebutuhan mendasar manusia.
Kebutuhan praktis sehari-hari dikatakan dapat berhubungan dengan
penggunaan informasi yang praktis juga yang dapat diperoleh melalui media
massa lokal. Misalnya kebutuhan informasi akan hiburan, resep makanan,

88
kesehatan, pekerjaan, kegiatan politik, dan sebagainya. Mereka akan tetap
terhubung dengan masalah-masalah yang terkini, dan kejadian-kejadian
sosial politik. Mereka akan mempelajari kedudukan yang memungkinkan, dan
prospeknya terhadap jabatan yang terkini, dan tentang asosiasi-asosiasi
lokal, nasional, maupun internasional. Dia (mereka ) mungkin akan mencari
nasihat-nasihat keuangan yang legal. Gambaran yang bagus tentang
informasi terkini sepertinya akan menjadi ketertarikan penduduk yang
biasanya didaftar dalam harian lokal.
Klasifikasi media komunikasi berdasarkan perspektif kebutuhan
informasi dapat dilihat melalui tabel 3 berikut:

Tabel 3
Classification of Media

Natural Language Pictorial Image


(A) Oral (B) Textual (C) Still (D) Motion
Conversation Letter Drawing Silent film
Lecture Manuscript Painting videotape
Audio record Typescript Photograph
Telephone Duplicated Text Print
Radio Broadcast Printed Text Slide
Digital Text Filmstrip
Computer Print-
out
Teletype output
Television output
Facsimile
Sumber: Vickery and Vickery, 1987: 48

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, ribuan bahkan


jutaan laporan, makalah, artikel majalah, buku yang dihasilkan ilmuwan
tersedia di Perpustakaan, Pusat Informasi dan Dokumentasi (Pusdokinfo)
bahkan di Internet dapat digunakan untuk memberikan layanan informasi
kepada pengguna. Terjadinya banjir informasi, menyebabkan pengguna
kesulitan untuk memilih dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan

89
kebutuhannya. Oleh karena itu, pengguna menuntut layanan informasi yang
berkualitas.
Banyak teori yang membahas masalah kebutuhan individu akan
informasi. Salah satu teori klasik yang juga digunakan untuk mendasari
pemahaman akan kebutuhan informasi dikemukakan oleh Abraham Maslow.
Menurut Yusup (2009: 336) hirarkhi kebutuhan Maslow ini juga digunakan
untuk landasan dalam mengoperasionalkan kebutuhan infomasi. Berikut
adalah hirarkhi kebutuhan menurut Abraham Maslow:
1. Kebutuhan fisiologi, misalnya rasa lapar dan haus;
2. Kebutuhan akan rasa aman, misalnya rasa aman dari gangguan
atau ancaman;
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki;
4. Kebutuhan akan rasa harga diri, misalnya rasa prestise,
keberhasilan, serta respek pribadi.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti hasrat untuk berdiri sendiri.
Setiap orang cenderung untuk mempunyai kebutuhan-kebutuhan
dan/atau keinginan-keinginan yang berlaku seperti diatas, namun karena
kondisi setiap orang berbeda-beda satu dengan yang lainnya karena antara
lain dipengaruhi oleh kognisinya. Maka kebutuhan tersebut pun menjadi
beragam.
Timbulnya kebutuhan menurut Krech dkk (dalam Yusup, 2009: 336)
tetap dipengaruhi oleh fisiologis, situasi, dan kognisinya. Misalnya kebutuhan
orang tidak akan timbul atas barang-barang yang tidak terjangkau oleh
kemampuan dan daya belinya. Hasil dari proses berpikir (kognisi) juga
menimbulkan keinginan dan kebutuhan sesuai apa yang dipikirkan oleh
individu. Misalnya jika kita berpikir tentang bagaimana cara meningkatkan
pengetahuannya maka ia mulai berpikir tentang upaya mencari informasi
untuk tujuan-tujuan tersebut, yaitu salah satu bentuk tindakannya adalah
membaca berbagai media komunikasi dan sumber-sumber informasi yang

90
sesuasi dengan kebutuhannya dan banyak tersedia di perpustakaan maupun
pusat dokumentasi.
Sedangkan Wilson (1981) memasukkan komponen psikologi individu
dalam kaitan antara kebutuhan informasi dan perilaku informasi. Kaitan tsb
dapat dilihat pada gambar 4 berikut :

Gambar 4
Model Kebutuhan Informasi dan Pencarian Informasi

Sumber: Wilson, 1981.

Wilson (1981), dalam artikelnya yang berjudul On User Studies and


Information Needs dan diunggah dalam website InformationR Electronic
Journal yang dapat diakses melalui situs internet
http://informationr.net/tdw/publ/papers/ 1981infoneeds.html, berpendapat
bahwa kebutuhan informasi pada dasarnya juga terkait dengan kebutuhan
psikologis manusia. Kebutuhan dikategorikan pada ranah:

91
1. Kebutuhan Fisiologis; semacam kebutuhan akan rasa lapar, rasa
haus, kebutuhan tempat tinggal
2. Kebutuhan Afektif; kebutuhan yang dikaitkan dengan emosional
individu semacam kebutuhan untuk dihargai, mendominasi, dsb
3. Kebutuhan Kognitif; merupakan kebutuhan untuk merencanakan
sesuatu, kebutuhan untuk belajar, dsb.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka kebutuhan informasi pada
dasarnya juga merupakan korelasi antara kebutuhan yang bersifat fisiologis,
afektif dan kognitif. Wilson (1981) bahkan berpendapat, ketiga kebutuhan itu
dapat memicu kebutuhan informasi yang dapat mendorong individu untuk
melakukan proses pencarian informasi.
Menurut Taylor dalam Yusup (2009: 337), ada empat lapisan atau
tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan
benar-benar dapat terwujud secara pasti:
1. Visceral need, yaitu ketika kebutuhan informasi belum sungguh-
sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan
dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya.
Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah
ada pengalaman tertentu.
2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa
sesungguhnya yang ia butuhkan.
3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas
dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan
mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya
kepada orang lain.
4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah
rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi
terhadap, kondisi tertentu.
Bimalendu Guha (1978: 47) dalam bukunya Documentation and
Information, mengemukakan empat jenis kebutuhan terhadap informasi
92
1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan
pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi
dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk
meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada
interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi
2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan
pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna.
3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi
mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang
dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.
4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna
akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai
perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang
sifatnya relevan.

Kualitas Penggunaan Informasi


Dalam kebutuhan pemanfaatan informasi, kualitas informasi juga hal
yang diperhatikan oleh pengguna. Terkait dengan kualitas informasi, Burch
dan Grudnitski dalam Hartono (1999), menggambarkan kualitas dari informasi
dengan ditunjang oleh 3 buah pilar:
1. Akurat (accurate); berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan
dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber
informasi sampai ke penerimanya informasi kemungkinan banyak terjadi
gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
2. Tepat pada waktunya (timeliness); berarti informasi yang 93sing93 pada
penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah 93sing tidak akan
mempunyai nilai lagi. Dewasa ini mahalnya nilai informasi disebabkan
93
harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-
teknologi mutakhir untuk mendapatkannya, mengolah, dan
mengirimkannya.
3. Relevan (relevance); berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang
lainnya berbeda (Hartono, 1999: 10)

Hubungan kebutuhan informasi dengan temu kembali informasi


Wilson (1981) dalam artikel yang ditulis website InformationR
Electronic Journal yang dapat diakses melalui situs internet
http://informationr.net/tdw/publ/papers/1981/infoneeds.html menggambarkan
model konsep kebutuhan informasi dalam kaitannya dengan proses
pencarian informasi terutama dalam konteks penelitian kajian pemakai dalam
lingkungan perilaku informasi Dalam hal ini Wilson (1981) memasukkan
komponen psikologi individu dalam kaitan antara kebutuhan informasi dan
perilaku informasi. Model tsb. dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5
Model of Information Behaviour related to Information Needs

94
Sumber, Wilson, 1981.

Bagan diatas dapat digunakan untuk memberikan pemahaman dasar


dalam melihat konsep kebutuhan informasi yang merupakan komponen yang
bersifat interelasi antara penggunaan Informasi, kebutuhan informasi,
perilaku pencarian informasi, sistem informasi dan transfer informasi. Wilson
Pada Gambar 5 adalah bagan yang menujukkan ketertkatian antara
kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi yang memasukkan
psikhologi individu
Wilson (dalam Pendit, 2003: 30) memberikan penjelasan bahwa
keseluruhan perilaku informasi merupakan keseluruhan perilaku manusia
yang terkait dengan kebutuhan informasi termasuk dalam pemanfaatan dan
penggunaan saluran informasi baik melalui dokumen (arsip, dokumen
korespodensi), individu (word of mouth), organisasi, media massa baik
tercetak (Koran, majalah) maupun elektronik (TV, radio, internet). Semua
saluran informasi yang digunakan individu untuk memenuhi kebutuhan
informasinya tersebut berada dalam sebuah sistem informasi yang
melibatkan pertukaran data dan informasi yang bisa sukses maupun gagal
dalam memenuhi kebutuhan manusia
Dalam setiap kasus di atas ada hubungan yang sangat erat antar
kebutuhan informasi dengan pencarian informasi. Perilaku pencarian
informasi yang dilakukan oleh individu, 'kegagalan' mungkin dialami: hal ini
ditunjukkan dalam bagan yang menunjukaan kegagalan individu dalam
menemukan sumber informasi yang cocok dengan kebutuhannya. Tentu saja,
mungkin juga dialami saat mencari informasi dari orang lain. Apa pun sumber
informasi yang digunakan individu dalam memenuhi kebutuhannya, dapat
dievaluasi sesuai karakteristik kualitas informasi baik itu keakuratan,
ketepatan, maupun kecocokannya (relevansi).

95
Konsep Temu Kembali Informasi
Pengertian Temu Kembali atau Pencarian informasi, atau yang dulu di
perpustakaan-perpustakan dikenal dengan Penelusuran Informasi
(Information retrieval) menurut Suwanto ( 2002) adalah proses penemuan
kembali informasi atau data yang dibutuhkan pemakai yang telah disimpan
dalam suatu sistem informasi atau dalam suatu pangkalan data. Disebutkan
dalam suatu sistem informasi, karena perpustakaan dan pusat-pusat
dokumentasi dan arsip, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
bekerjasama untuk mencapai satu tujuan, yaitu melayani pemakai, dapat
dianggap sebagai suatu sistem informasi. Dalam suatu pangkalan data,
adalah dalam suatu komputer yang telah dibuatkan program untuk menelusur
informasi.

Penelusuran informasi menjadi penting karena “ruh” atau “nyawa” dari


sebuah layanan informasi dalam unit informasi atau perpustakaan adalah
bagaimana memenuhi kebutuhan informasi yang diminta pemakai,
bagaimana menemukan informasi yang diminta pemakai, dan bagaimana
memberikan “jalan” kepada pemakai untuk menemukan informasi yang
dikehendaki. Proses penelusuran informasi menjadi penting untuk
menghasilkan sebuah temuan atau informasi yang relevan, akurat dan tepat.
Proses dan penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan informasi yang
tepat pula.

Perkembangan teknologi informasi khususnya komputer telah


membawa kemudahan tersendiri dalam proses penelusuran informasi.
Pemakai / pengguna dan staf perpustakaan mempunyai kesempatan lebih
untuk mendapatkan informasi baik berupa informasi tercetak maupun digital.
Apalagi dengan adanya internet, pemakai dan staf perpustakaan dimanjakan
untuk meraih lebih besar lagi informasi yang dibutuhkan dari berbagai unit
informasi / perpustakaan di seluruh dunia.

96
Penelusuran informasi melalui komputer dan media internet telah
membawa orang untuk menembus batasan-batasan yang semula ada pada
teknik penelusuran informasi secara manual / konvensional (Surachman,
2007). Melalui OPAC, Search Engine, Database Online dan fasilitas lainnya
pemakai perpustakaan akan lebih mudah mendapatkan informasi yang
dikehendaki, dengan jenis dan macam yang cakupannya lebih luas lagi.

Menurut Surachman (2007) selain hal tsb diatas, sebetulnya dilihat dari cara
dan juga alat yang digunakan, maka penelusuran dapat pula dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Penelusuran Informasi Konvensional: penelusuran yang dilakukan


dengan dan melalui cara-cara konvensional/manual seperti
menggunakan kartu catalog, kamus, ensiklopedi, bibliografi, indeks,
dan sebagainya.

2. Penelusuran Informasi Digital: penelusuran yang dilakukan dengan


dan melalui media digital atau elektronik seperti melalui OPAC (Online
Public Access Catalog), Search Engine (di Internet), Database Online,
Jurnal Elektronik, Reference Online, dan informasi lain yang tersedia
secara elektronik/digital.
Namun pada layanan penelusuran informasi, pembedaan tersebut
seringkali diabaikan dikarenakan banyak pemakai yang memilih
menggunakan berbagai cara untuk memperoleh apa yang dikehendaki.
Bahkan seringkali terjadi penelusuran informasi menggunakan kombinasi dari
perangkat penelusuran konvensional dan digital untuk mendapatkan data
atau informasi setepat mungkin.
Sejalan dengan Surahman, yang menyebutkan ada penelusuran
informasi digital, menurut Suwanto (2002 : 2-6) ada dua macam penelusuran,
yaitu
1. Penelusuran secara manual, dan
2. Penelusuran secara elektronis.
97
Penelusuran informasi secara manual, yang dimaksud adalah
penelusuran informasi dengan menggunakan sarana-sarana tercetak, seperti
katalog, indek, bibliografi, dan sarana-sarana tercetak lain..
Dalam penelusuran informasi secara elektronis ada tiga macam sarana,
yaitu:
1. Menggunakan Pangkalan Data Lokal :
Definisi pangkalan data lokal secara mudah adalah tempat berpangkal
nya semua data yang ada di dalam lembaga informasi atau sistem
informasi setempat. Jadi penelusuran dengan pangkalan data lokal
berarti menemukan kembali informasi atau data yang ada di lembaga
informasi setempat, atau yang dimiliki oleh lembaga setempat.
2. Menggunakan CD-ROM; CD-ROM berasal dari kata Compact Disk
Read Only Memory, yang artinya disk yang hanya bisa untuk dibaca,
tidak dapat dihapus atau ditulis ulang. CD-ROM yang digunakan untuk
penelusuran ini bentuknya sama dengan CD-ROM yang berisi lagu-
lagu atau film-film, yaitu berupa sekeping logam kecil bundar yang
berdiameter 12 cm. Penelusuran melalui CD ROM ini sudah banyak
dilakukan di perpustakaan-perpustakaan di Indonesia pada umumnya,
dan khususnya di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi.
Informasi yang tersimpat dalam CD ROM ini umumnya berasal dari
majalah yang dibuat oleh beberapa penyedia jasa pangkalan data di
luar negeri atau yang dikenal dengan nama HOST, Vendor, Service
Supplier.
3. Menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal
melalui Internet.
a. Untuk melakukan pencarian informasi melalui internet
kadang-kadang kita tidak tahu harus dimulai dari mana karena
terlalu banyak informasi yang dikemas dalam berjuta-juta
homepage di seluruh dunia ini, yang menurut perhitungan
terakhir di awal abad 21 ini ada 7 juta homepage. Informasi
98
tersebut dikemas ke dalam mesin pencari (Search Engine)
yang disebut World Wide Web (WWW). Banyak sekali search
engine yang bisa digunakan, antara lain: Lycos, Altavista,
Yahoo, Infoseek,dll. Search engine atau mesin pencari
Umumnya program ini disediakan secara gratis.. Informasi
yang ada di internet ini tidak terorganisir dengan rapi, tidak ada
katalog tersentralisasi, tetapi pemakai dapat mencari informasi
melalui jalan pintas, yaitu direktori-direktori yang ada di
Internet.
Kita dapat melakukan pencarian informasi di internet dengan dua
cara; yaitu:
1. Pencarian informasi khusus
Untuk mencari informasi khusus, atau informasi tentang suatu
topik tertentu yang dibutuhkan pemakai, jika yang kita butuhkan
informasi-informasi akademik, misalnya, kita dapat masuk ke
website salah satu perguruan tinggi, yang biasanya diakhiri
dengan tanda ac.id. , www.undip.ac.id. , www.itb.ac.id,
www.ui.ac.id. dll.
Caranya : pada kotak search, ketikkan masalah atau topik yang
akan kita cari.: misalnya Beasiswa. Tunggu beberapa saat lagi,
maka akan muncul daftar artikel yang kita butuhkan.
Saat ini telah berkembang penelusuran informasi melalui CD-
ROM yang ditelusur melalui internet, misalnya mencari dari jurnal
Proquest, Ebsco, dan lain-lain.
2. Pencarian Informasi umum
Untuk mendapatkan informasi yang sifatnya umum dapat masuk ke
salah satu website yang bersifat umum misalnya: http://
www.yahoo.com, www.google.com., www.detik.com, atau
www.kompas.com , www.tripod.com, dll. Kemudian kita bisa
memilih jenis informasi yang kita butuhkan, dengan memilih
99
berbagai direktory yang disediakan. Misalnya kita masuk ke Yahoo
Yahoo membagi informasi ke dalam 14 kategori utama,
Contoh-contoh:
Contoh Program-program untuk penelusuran dengan pangkalan
data lokal:
- Under Dos : CDS-ISIS, InMagic, VTLS, Micro-Virginia Tech
Library Scholl. DYNIX
- Under Windows : Winisis, DB Text Works, NCI-Bookman.
Contoh menggunakan CD-ROM : Mis. Medline, untuk bidang
Kedokteran ; ERIC, untuk bidang Pendidikan ; Psycholit, untuk
Psychologi;
Contoh menggunakan Internet
Informasi umum
Untuk mendapatkan informasi yang sifatnya umum dapat masuk
ke salah satu website yang bersifat umum misalnya: http://
www.yahoo.com., www.google.com., www.detik.com, atau
www.kompas.com., www.tripod.com, http://Lycos.com , dll.
Kemudian kita bisa memilih jenis informasi yang kita butuhkan,
dengan memilih berbagai direktory yang disediakan. Misalnya kita
masuk ke Yahoo

Tahapan dan tehnik Penelusuran Informasi

Menurut Surachman (2007) sekilas ilustrasi proses penelusuran


sebuah informasi oleh pemakai unit informasi / perpustakaan dapat dilihat
pada gambar 6.

100
Gambar 6

Bagan Alur Tahapan Penelusuran Informasi

Pemakai Kebutuhan Pencatatan Analisa

Penelusuran Alat / Sumber

Hasil

COCOK TIDAK COCOK


Evaluasi

Sumber: Surahman, 2007

Menurut Surahman (2007) ada beberapa hal penting dalam penelusuran,


yaitu:

1. Kunci Telusur yakni merupakan karakteristik informasi atau dokumen


yang dapat digunakan untuk keperluan telusur dan pemilihan dokumen
/ informasi. Sebagai contoh adalah data atau informasi kebutuhan
yang diberikan oleh pemakai seperti subyek, nama penulis, judul,
tahun terbit, geografis, dan sebagainya.

2. Pencatatan Pertanyaan, merupakan sebuah prosedur yang akan


membantu penelusur dalam proses penelusuran terutama untuk
keperluan:

a. Menghindari pengulangan penelusuran

b. Bahan evaluasi temu balik informasi, termasuk analisis prosedur


yang digunakan dan efektifitasnya
101
c. Identifikasi kebutuhan informasi dan dokumen

d. Pencatatan pertanyaan yang diajukan pemakai

e. Memahami bahasa dokumenter dari pemakai, misal ada pemakai


yang memakai istilah kera namun dalam perpustakaan dikenal
sebagai “macacaicus”.

f. Evaluasi Pemakai

3. Alat Telusur, yakni merupakan alat yang digunakan sebagai sarana


untuk proses penelusuran informasi / dokumen.

Sedangkan‘Tehnik penelusuran’ khususnya dalam kontek perpustakaan


dan dokumentasi, menurut Yusup (2010: 243 – 261) disebutkan dibagi
sebagai berikut::

1. Penelusuran Informasi melalui Katalog

Teknik penelusuran menggunakan katalog perpustakaan ini biasanya


difokuskan untuk menemukan sebuah kode atau angka klasifikasi yang
akan menuntun pemakai ke dalam sumber informasi / koleksi perpustakaan
yang dibutuhkan. Pemakai akan diarahkan kepada jajaran koleksi
perpustakaan. Pemakai atau staf dapat menelusur melalui 3 entri penting
yakni berdasarkan judul, pengarang dan/atau subyek. Secara ringkas dapat
diberikan ilustrasi diagram alur penelusuran informasi melalui katalog dapat
dilihat pada Gambar 7

.
102
Gambar 7

Bagan Teknik Penelusuran melalui Katalog

Cari informasi Apa?

Buku
Media Lain? Artikel Majalah /
Surat Kabar

Yang Ingat Apa? Cari Melalui


Cara Lain Indeks/Abstrak

Pengarang Judul Subyek

Katalog Katalog Katalog


Pengarang Judul Subyek

Catat Nomer Cek di Rak


Klasifikasi

Sumber: Yusup, 2010: 245

2. Penelusuran Informasi melalui Bibliografi

Teknik ini mirip dengan katalog, hanya bibliografi cakupannya lebih luas
lagi yakni tidak hanya berupa koleksi yang dimiliki perpustakaan akan tetapi
juga di luar perpustakaan. Teknik penelusuran ini memanfaatkan daftar
bahan pustaka baik yang berupa buku, jurnal maupun sumber lainnya
untuk menelusur lebih jauh informasi dan sumber informasi aslinya. Berikut
ini adalah alur proses penelusuran informasi melalui bibliografi.
103
Gambar 8

Bagan Alur Proses Menelusur Informasi melalui Bibliografi

Informasi ?

Bibliografi

Buku Majalah / Media Lain


Surat
Kabar

Katalog Indeks / Alat Bantu


Abstrak Lainnya

Karya Asli

Sumber: Yusup, 2010: 249

3. Penelusuran Informasi melalui Indeks


Indeks sering diartikan sebagai daftar istilah penting yang terdapat dalam
sebuah karya tulis / bahan pustaka yang disusun secara alphabetis. Indeks
ini akan memudahkan orang dalam melakukan penelusuran informasi,
karena dapat membawa penelusur kepada sumber informasi secara
langsung. Indeks ini dapat berupa bagian dari sebuah karya tulis / bahan
pustaka dan dapat pula berupa buku yang diterbitkan khusus. Misal, indeks
majalah dan atau surat kabar.
Beberapa contoh pemanfaatan indeks:

a. Indeks dalam buku-buku ilmiah


b. Buku Indeks
c. Indeks (artikel) majalah
d. Majalah indeks
e. Indeks surat kabar
104
f. Indeks makalah
g. Indeks khusus lainnya

4. Penelusuran Informasi melalui Abstrak

Hal yang membedakan antara indeks dan abstrak adalah indeks hanya
sampai pada informasi kepada penunjukkan tempat suatu informasi
disimpan, sedangkan abstrak di samping menunjukkan tempat informasi,
juga memuat ringkasan informasi dari subyek yang ada. Dan secara
definitive, abstrak merupakan pemadatan dari sebuah karya seperti laporan
penelitian, artikel majalah/jurnal, prosiding, dan lain-lain. Abstrak yang
biasanya dikumpulkan sesuai dengan subyek atau kekhususan
informasinya dan disusun secara alphabetis juga.

5. Penelusuran Informasi melalui Kamus & Ensiklopedi

Kamus biasanya digunakan untuk mencari informasi singkat tentang ejaan,


etimologi, batasan/definisi, pengucapan, padanan kata, pembagian suku
kata, dan informasi gramatika. Kamus ini biasanya juga disusun secara
alphabetis sehingga memudahkan pemakai dalam menelusuri informasi
yang diinginkan.

Ensiklopedi merupakan alat telusur yang sejenis dengan kamus, hanya


ensiklopedi biasanya memuat informasi yang lebih lengkap dan biasanya
tidak hanya memberikan arti, padanan, maupun ejaan akan tetapi juga
dapat membahas lebih dalam lagi seperti sejarah, dan keterangan
lainnnya. Biasanya juga ensiklopedi ini disusun secara alphabetis dan
berseri / volume.

105
6. Penelusuran Informasi melalui Jaringan Informasi Perpustakaan

Jaringan informasi perpustakaan adalah salah satu alat yang dapat


memberikan solusi kepada pemakai untuk mencari informasi secara lebih
luas. Jaringan menjadi penting karena akan membentuk sebuah jejaring
informasi yang luas, terintegrasi dan lebih lengkap. Sharing informasi
menjadi kekuatan dari alat telusur ini, dan saat ini sudah semakin mudah
dengan adanya teknologi informasi yang dapat membentuk sebuah
jaringan informasi online.

7. Penelusuran Informasi melalui Komputer dan Internet

Perkembangan teknologi informasi khususnya komputer telah membawa


kemudahan tersendiri dalam proses penelusuran informasi. Pemakai /
pengguna dan staf perpustakaan mempunyai kesempatan lebih untuk
mendapatkan informasi baik berupa informasi tercetak maupun digital.
Apalagi dengan adanya internet, pemakai dan staf perpustakaan
dimanjakan untuk meraih lebih besar lagi informasi yang dibutuhkan dari
berbagai unit informasi / perpustakaan di seluruh dunia.

Penelusuran informasi melalui komputer dan media internet telah


membawa orang untuk menembus batasan-batasan yang semula ada pada
teknik penelusuran informasi secara manual / konvensional. Melalui OPAC,
Search Engine, Database Online dan fasilitas lainnya pemakai
perpustakaan akan lebih mudah mendapatkan informasi yang dikehendaki,
dengan jenis dan macam yang cakupannya lebih luas lagi.

8. Penelusuran informasi melalui media lain


Ada banyak alat bantu penelusuran yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai
dan staf perpustakaan dalam mendapatkan informasi, meskipun alat-alat
bantu tersebut tidak secara spesifik berfungsi sebagai alat penelusuran
106
informasi. Misalnya brosur, pamlet, atlas, globe, peta, direktori, buku
pedoman, buku tahunan, dan lain-lain.

Latihan
1. Jelaskan pengertian kebutuhan informasi dan mengapa orang
membutuhan informasi ?
2. Jelaskan pengertian Temu kembali informasi dan sarana-sarana yang
digunakan
3. Jelaskan proses penelusuran informasi melalui Bibliografi.

Petunjuk jawaban latihan


1. Untuk menjawab pertanyaan ini, anda dapat membaca kegiatan belajar
1, sub bab konsep kebutuhan informasi
2. Untuk menjawab pertanyaan no.2 Anda dapat membaca kegiatan
belajar 1, sub bab konsep temu kembali informasi.
3. Untuk menjawab pertanyaan no.3 Anda dapat membaca kegiatan
belajar 1, sub bab Tahapan dan Tehnik penelusuran.

Rangkuman
Kebutuhan informasi muncul karena ada kesenjangan dalam struktur
pengetahuan seseorang, sehingga dia butuh informasi untuk memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan informasi adalah konsep yang muncul pada diri
individu maupun sekelompok individu ketika menghadapi permasalahan yang
dipengaruhi beberapa variabel baik itu personal maupun situasional,
merupakan proses dalam pengambilan keputusan. Untuk memenuhi
kebutuhan informasi kita perlu melakukan pencarian informasi atau
menemukan kembali informasi.
Pengertian Temu kembali informasi adalah proses menemukan
kembali informasi yang dibutuhkan pemakai dalam suatu sistem informasi
atau pangkalan data. Dalam Temu kembali informasi dapat menggunakan
107
bermacam sarana, antara lain menurut Surahman ada penelusuran informasi
konvensional, yaitu menggunakan katalog, kamus, ensikolopedia, bibliografi
dan indeks; dan penelusuran informasi digital, yaitu menggunakan media
digital atau elektronik, seperti OPAC, Search engine (internet), database
online, jurnal elektronik,dll. . Disamping itu menurut Suwanto ada 2 macam
cara pula untuk melakukan penelusuran informasi, yaitu secara manual, atau
menggunakan sarana-sarana tercetak, dan penelusuran secara elektronis,
yang dapat menggunakan tiga sarana yaitu, Pangkalan data lokal, CD-ROM,
dan Internet.

Tes Formatif Kegiatan Belajar 1


Soal:
1. Apabila Seorang Mahasiswa yang mencari artikel jurnal ilmiah di internet
melalui pangkalan data PROQUEST karena penugasan dari Dosen,
dapat disimpulkan bahwa informasi mempunyai dimensi nilai….
a. Accuracy
b. Timeliness
c. Power
d. Money
2. Contoh jenis pangkalan data elektronik adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Proquest Online Database
b. MedLine Medical
c. Apple Macintosh
d. Ebsco Host Online Database
3. Sebuah sistem temu balik informasi terdiri atas kompenen utama, yaitu…
a. Data, informasi,interface, indeks, workstation
b. Data, informasi, interface, klasifikasi,workstation
c. Informasi, indeks, jaringan, modem, workstation
d. Informasi, interface, indeks, modem, workstation

108
4. Salah satu strategi penelusuran yang bersifat memperluas pencarian
adalah….
a. Indeks
b. Katalog
c. Thesaurus
d. Keyword
5. Penggunan Operator Boolean [AND] dalam teknik penelusuran dokumen
bersifat….
a. Mempersempit Pencarian
b. Memperluas Pencarian
c. Memecah Pencarian
d. Mengumpulkan Pencarian
6. Fungsi Sistem Temu Balik Informasi yang paling utama dalam pelayanan
perpustakaan tergambar melaui bentuk:
a. Library Automation
b. On-line Public Access Catalogue
c. Circulation Service
d. Reference service
7. Jenis kebutuhan informasi yang bersifat Exhaustive Need dapat dipenuhi
melalui jenis sumber informasi…
a. Artikel Tabloid
b. Leaflet
c. Disertasi
d. Bibliografi
8. Berikut ini merupakan hierarkhis kebutuhan individu menurut Abraham
Maslow, kecuali…
a. Kebutuhan Fisiologis
b. Kebutuhan Aktualisasi diri
c. Kebutuhan Normatif
d. Kebutuhan Akan Harga diri
109
9. Berdasarkan bagan perilaku informasi Menurut Wilson (1981) konsep
kebutuhan informasi paling terkait dengan konsep…
a. Perilaku Pencarian informasi
b. Transfer informasi
c. Pertukaran Informasi
d. Temu balik informasi
10. Kebutuhan Informasi adalah keadaan dimana individu….
a. Mengalami kekosongan pengetahuan dalam ranah kognififnya.
b. Mengalami perpindahan posisi sosial dalam masyarakat
c. Mengalami penambahan pengetahuan ketika mendapatkan input data
d. Mengalami pertukaran emosional dengan indivudu lain

Umpan Balik
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif yang ada
pada bahasan berikut ini, hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian
gunakan rumus ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi dalam bab ini.

Rumus :
Tingkat penguasaan =  jawaban yang benar x 100%
Jumlah soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah :
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% - 79% : cukup
< 70 % : kurang

Jika anda mencapai tingkat kepuasan 80% keatas, maka anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar bab selanjutnya, tetapi jika tingkat

110
penguasaan anda belum mencapai 80%, maka anda harus mengulangi
kegiatan belajar bab tersebut terutama pada bagian yang anda belum kuasai.
Untuk mencapai pemahaman tersebut anda dapat menghubungi dosen
pengampu di luar waktu kuliah.

111
Kegiatan Belajar II:
Komunikasi informasi dalam aspek budaya dan sosial

Proses Komunikasi
Komunikasi atau communication berasal dari kata latin communis yang
berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berbarti
“membuat sama” (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2009:
46)
Menurut Shannon dan Weaver (Sulistyo-Basuki, 1996: 18) komponen
komunikasi terdiri atas sumber (source), pemancar (transmitter), saluran
(channel), peneriman (receiver) dan tujuan (destination). Model komunikasi
tersebut dikenal sebagai model transmisi yang banyak diadopsi dalam bidang
bidang telekomunikasi.
Namun demikian Littejohn (2002: 11) melihat proses komunikasi
berdasarkan perspektif yang non transmisi. Littejohn “communication involves
understanding how people behave in creating, exchanging, and interpretating
message. Consequently, communication inquiry combines both scientific and
humanistic methods”. Konsep pendekatan scientific scholarship dalam
komunikasi menurut Littlejohn selalu diasosiasikan dengan objektifitas.
Proses komunikasi terjadi antara sesama manusia melalui berbagai media
seperti suara, sinyal, surat, telepon, televisi, buku, media cetak.
Motley dalam Littlejohn (2002: 7) berpendapat bahwa komunikasi
adalah transmisi informasi, baik bersifat verbal maupun non verbal. Berbagai
perspektif definisi proses komunikasi inilah yang akan mengantarkan pada
pendekatan komunikasi ilmiah yang lebih banyak terjadi dalam dimensi riset,
inquiry, dan invensi dari para ilmuwan (researcher).

112
Pengkajian Proses komunikasi menurut Kurtis, 1996 (dalam
Wulandari,dkk. 2007) disebutkan bahwa:
“pengkajian proses komunikasi dapat dipermudah dengan mengetahui
siapa yang mengirim pesan (sumber), apa yang disampaikan (pesan),
dengan cara apa komunikasi dilakukan (saluran), kepada siapa pesan
disampaikan (penerima), apa saja yang mempengaruhi proses komunikasi
(gangguan) dan bagaimana setelah komunikasi terjadi (dampaknya).”
Proses tsb dapat dilihat pada gambar 6, dibawah ini:

Gambar 6
Gangguan
\
/
\
/
Pesan

Sumber Penerima

Umpan -
balik

( Sumber: modul UT hal.2.8)

KOMUNIKASI INFORMASI
Hampir semua studi tentang manusia dan kehidupannya, selalu
berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi bersifat omnipresence yang
tersedia pada aspek kegiatan manusia. Banyak ahli yang membahas bidang
sosial yang selalui bersinggungan dengan bidang komunikasi, baik
ditempatkan sebagai pusat kajian atau sebagai salah satu sudut pandang
dalam memandang fenomena sosial. Misalnya, komunikasi dibidang
pendidikan, sosial kemasyarakatan, kepustakaan, perpustakaan, kearsipan,
dokumentasi, manajemen, kedokteran, hukum, sosiologi, psikologi, dsb. Di
113
pihak lain Yusup (2009: 2) berpendapat jika orang berbicara komunikasi,
maka akan menyangkut informasi didalamnya. Sebab pesan-pesan
komunikasi yang digagasnya adalah informasi-informasi yang memang selalu
ada pada setiap peristiwa komunikasi.
Harrold Lasswell ( dalam Mulyana, 2009: 69) menyatakan bahwa cara
yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan sebagai berikut: who says what in which channel to whom with
what effect? Yang artinya, ‘Siapa mengatakan apa, dengan menggunakan
apa, hal itu berakibat kepada siapa. Jadi komunikasi adalah berhubungan
dengan orang yang menyampaikan sesuatu, dengan menggunakan sarana,
dan hal tsb.berakibat kepada siapa. Komunikasi meliputi lima unsur sebagai
jawaban atas pertanyaan tersebut diatas yakni komunikator (penyampai),
pesan, media, komunikan (penerima), dan efek. Jadi berdasarkan paradigma
Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek
tertentu.
Sejalan dengan hal teori Lasswell tsb adalah teori komunikasi yang
juga relevan dalam mendeskripsikan konsep komunikasi informasi yang
dikemukakan oleh Shannon dan Weaver melalui buku Mathematical Theory
of Communication (Fiske, 2010: 13) yang diterima secara luas sebagai
konsep awal pemahaman studi komunikasi. Paradigma Shannon dan Weaver
ini merupakan model komunikasi yang melihat proses komunikasi sebagai
transmisi pesan. Karya mereka berkembang selama Perang Dunia Kedua di
Bell Telephone Laboratories di AS dan perhatian utama mereka adalah untuk
menentukan cara dimana saluran (channel) komunikasi dapat digunakan
secara sangat efisien. Bagi mereka, saluran utamanya adalah kabel telepon
dan gelombang radio. Mereka mencetuskan suatu teori yang memungkinkan
mereka mendekati permasalahan tentang bagaimana mengirim sejumlah
informasi yang maksimum melalui saluran yang ada, dan bagaimana
mengukur kapasitas dari suatu saluran yang ada untuk membawa informasi.
114
Gambar 6
Bagan Model Komunikasi Shannon dan Weaver

Sinyal yg
sinyal diterima

Sumber Transmitter Receiver Tujuan


Informasi

Sumber Gangguan/
Noise

Sumber: Mulyana, 2009: 149.

Model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi


menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang
dimungkinkan. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang
sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium
yang mengirimkan sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver).
Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, transmiternya adalah
mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan), yang
ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni
mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang dilakukan
transmitter dengan merekonstruksi pesan dari sinyal. Sasaran (destination)
adalah orang (otak) yang menjadi tujuan pesan itu (Mulyana, 2009: 160).
Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah
gangguan (noise) yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki
yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan
ini bisa merupakan interferansi statis atau gangguan suara music, suara
telepon, dsb. Menurut Shannon dan Weaver (Mulyana, 2009: 160) gangguan
115
ini selalu ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh
penerima (receiver).
Konsep-konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaver
adalah entropi (entrophy) dan redudansi (redundancy) serta keseimbangan
yang diperlukan diantara keduanya dalam pengiriman informasi untuk
menghasilkan komunikasi yang efisien. Redundansi adalah hal yang bisa
diramalkan (predictable) atau konvensional dalam suatu pesan. Lawan dari
redudansi adalah entropi. Redudansi adalah akibat dari prediktabilitas tinggi,
sedangkan entropi dari dari perdiktabilitas rendah. Sehingga suatu pesan
dengan prediktabilitas rendah dapat dikatakan entropik dan karena informasi
tinggi (high information)(Fiske, 2010: 19).
Proses komunikasi juga melibatkan pertukaran symbol baik verbal
maupun nonverbal. Komunikasi verbal adalah proses komunikasi yang
melibatkan pertukaran symbol berupa bahasa (verbal). Simbol verbal adalah
semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih (Mulyana, 2009,
260). Suatu kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai
seperangkat symbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan symbol-simbol
tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal
merupakan sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaaan, dan maksud
kita. Informasi yang akan digunakan dalam proses komunikasi verbal
sebagian besar merupakan informasi yang berupa bahasa yang dipahami
oleh individu dalam kelompok masyarakat sosial budaya. Contoh komunikasi
verbal adalah seluruh proses komunikasi yang menggunakan pesan teks
tertulis maupun teks lisan. Misal komunikasi lewat surat, buku, jurna, tulisan
di tabloid, lewat handphone, pesan dalam e-mail, pesan SMS, dsb.
Sedangkan proses komunikasi nonverbal melibatkan symbol informasi
yang berupa non bahasa. Symbol nonverbal yang banyak digunakan adalah
bahasa isyarat. Menurut Larry Samovar (Mulyana, 2009: 343), pesan non
verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Komunikasi nonverbal
mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu
116
setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan
oleh individu, yang mempunyai nilai potensial bagi pengirim (komunikator)
atau penerima (komunikan). Jadi pesan nonverbal mencakup perilaku yang
disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi
secara keseluruhan.
Contoh komunikasi nonverbal adalah komunikasi menggunakan
symbol warna, gambar, gesture badan, bau-bauan, symbol artifaktual
semacam aksesoris, baju, dsb, mimic wajah, posisi kaki, bahasa isyarat
tangan, melambai, mengacungkan jari tangan, dsb. Contohnya adalah ketika
pengendara sepeda motor melewati traffic light, maka ketika symbol warna
merah menyala, maka seluruh kendaraan akan berhenti. Dibeberapa
komunitas masyarakat menggunakan symbol warna tertentu sebagai isyarat
informasi berduka cita lewat pemasangan bendera kertas warna tertentu
(kuning, merah, putih).

Latihan
1. Jelaskan apa itu komunikasi menurut paradigma Harold Laswell!
2. Jelaskan keterkaitan Komunikasi dan Informasi!
3. Sebutkan unsur-unsur dalam proses komunikasi!
4. Jelaskan fungsi media/saluran (channel) dalam proses komunikasi
5. Sebutkan contoh pesan non verbal

Petunjuk Jawaban Latihan

1. cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan


menjawab pertanyaan sebagai berikut: who says what in which
channel to whom with what effect? Yang artinya, ‘Siapa mengatakan
apa, dengan menggunakan apa, hal itu berakibat kepada siapa. Jadi
komunikasi adalah berhubungan dengan orang yang menyampaikan
sesuatu, dengan menggunakan sarana, dan hal tsb.berakibat kepada

117
siapa. Komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban atas
pertanyaan tersebut diatas yakni komunikator (penyampai), pesan,
media, komunikan (penerima), dan efek

2. Proses komunikasi melibatkan pengguna informasi sebagai komponen


utama dalam interaksi. Pesan yang dikirimkan adalah merupakan
representasi informasi yang dikemas dalam saluran tertentu untuk
tujuan tertentu pula.

3. Unsur-unsur utama proses komunikasi adalah: pengirim (komunikator);


pesan (informasi); penerima (komunikan); dan media/saluran (channel)

4. Media berfungsi sebagai wadah yang digunakan pengirim untuk


menyalurkan pesan yang disampaikan kepada penerima. Tanpa
adanya saluran, maka informasi tidak dapat disalurkan sehingga
menyebabkan kegagalan proses komunikasi.

5. Contoh pesan nonverbal adalah mimic wajah, kode warna, gesture


badan, isyarat jari, isyarat artifaktual, dsb.

Rangkuman
Dalam proses komunikasi, para pakar mengidentifikasi komunikasi sebagai
sebuah proses yang melibatkan perpindahan, pertukaran, pengiriman dari
sebuah pesan. Menurut Shannon dan Weaver (Sulistyo-Basuki, 1996: 18)
komponen komunikasi terdiri atas sumber (source), pemancar (transmitter),
saluran (channel), peneriman (receiver) dan tujuan (destination). Model
komunikasi tersebut dikenal sebagai model transmisi yang banyak diadopsi
dalam bidang bidang telekomunikasi. Proses komunikasi melibatkan
penggunaan informasi sebagai unsur utama dalam pertukaran pesan. Proses
komunikasi ini juga menggunakan berbagai media cetak maupun elektronik
sebagai sumber informasi yang akan digunakan dalam interaksi antara
komunikan dan komunikator.
118
TES FORMATIF 2
Pilih jawaban yang anda anggap paling benar.:
1. Definisi komunikasi berikut yang paling sesuai dengan konteks pelayanan
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi adalah …
a. Komunikasi adalah rasa perwujudan persamaan antara sesama
manusia.
b. Komunikasi adalah pewarisan makna dari generasi ke generasi.
c. Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain
untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, melalui media.
d. Komunikasi adalah perhubungan; transmisi.
2. Secara umum tujuan komunikasi adalah sebagai berikut, kecuali …
a. Mengungkapkan tindakan.
b. Menyampaikan pendapat.
c. Menyerap gagasan.
d. Mengubah sikap dan perilaku.
3. Komunikasi yang biasanya menggunakan memo pernyataan, memo
dinas, surat-surat dilihat dari sifat komunikasi termasuk dalam jenis …
a. Komunikasi informal
b. Komunikasi organisasi
c. Komunikasi non verbal
d. Komunikasi verbal
4. Bentuk Brosur, Leaflet, dan Booklet Perpustakaan merupakan salah satu
unsur dalam proses komunikasi yaitu ...
a. Komunikator.
b. Komunikan
c. Media.
d. Umpan Balik.

119
5. Tujuan komunikasi yang bersifat persuasif dalam bidang perpustakaan
paling dapat tercapai melalui kegiatan/program ...
a. Automasi Perpustakaan.
b. Pendidikan Pemakai (Pemustaka).
c. Humas Perpustakaan.
d. Display Koleksi Perpustakaan.
6. Unsur komunikasi berupa umpan balik (feed back) dapat jelas terlihat
melalui bentuk berikut, kecuali ...
a. Efek pesan berupa perubahan perilaku.
b. Isyarat gagasan/ide berupa pengetahuan.
c. Dampak gagasan/ide berupa sikap.
d. Pengaruh pesan berupa tindakan.
7. Bentuk tatapan, senyuman, kerut dahi, intonasi suara, mimik wajah
merupakan contoh dari….
a. Komunikasi formal.
b. Komunikasi informal.
c. Komunikasi verbal.
d. Komunikasi non verbal.
8. Unsur atau komponen utama dalam komunikasi adalah ...
a. Komunikator, Pesan, Komunikan, Noise.
b. Komunikan, Pesan, Media, Efek.
c. Komunikator, Pesan, Komunikan, Media.
d. Komunikan, Media, Efek, Noise.
9. Dalam prinsip komunikasi efektif, unsur “frame of reference” muncul
dalam variabel berikut, kecuali …
a. Kondisi fisik individu.
b. Tingkat pendidikan individu.
c. Kondisi status sosial individu.
d. Tingkat penghasilan individu.

120
10. Faktor lingkungan yang bersifat menghambat penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan merupakan bentuk dari ...
a. Noise.
b. Efek.
c. Impact.
d. Decoding.

Tindak Lanjut

Jika anda mencapai tingkat kepuasan 80% keatas, maka anda dapat
meneruskan dengan kegiatan belajar bab selanjutnya, tetapi jika tingkat
penguasaan anda belum mencapai 80%, maka anda harus mengulangi
kegiatan belajar bab tersebut terutama pada bagian yang anda belum kuasai.
Untuk mencapai pemahaman tersebut anda dapat menghubungi dosen
pengampu di luar waktu kuliah.

Rumus :
Tingkat penguasaan =  jawaban yang benar x 100%
Jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah :


90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% - 79% : cukup
60% - 69% : kurang
0% - 59% : gagal

121
SENARAI

Browser (Perawak, perambang): sebauh program yang memungkinkan


seorang pemakai menjelajah dan menelusur informasi (teks dan
seringkali suara dan gambar) yang disediakan oleh penyedia khusus di
internet.
CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory): sebuah piringan digital optic
bergaris tengah 4.75 inci biasanya digunakan untuk menyimpan dan
menyebarkan suara, gambar dan pangakalan data tekstual dan
perangkat lunak. CD-ROM diproduksi dalam kuantitas besar dari
sebuah kopi induk (master copy) atau diproduksi satuan pada sebuah
gawai disebut CD recorder.
CD-R (CD-Recordable): sebuah CD-ROM yang dapat menerima tambahan
informasi baru sampai isinya penuh namun informasi tersebut tidak
dapat disunting atau diubah.
Dokumen: Unit terstruktur dari informasi terekam, diterbitkan ataupun tidak
diterbitkan, dalam bentuk tekstual maupun elektronik dalam sebuah
system informasi. Masyarakat teknologi informasi cenderung
menggunakan istilah dokumen dalam arti arti dokumen elektronik.
Informasi Relevan (relevance): berarti informasi tersebut mempunyai
manfaat untuk pemakainya
Kebutuhan informasi adalah konsep yang muncul pada diri individu maupun
sekelompok individu ketika menghadapi permasalahan yang
dipengaruhi beberapa variabel baik itu personal maupun situasional,
merupakan proses dalam pengambilan keputusan.
Kebutuhan Informasi Kognitif: Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan
untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan
pemahaman seseorang akan lingkungannya

122
Komunikasi: Proses pertukaran pesan diatara pengirim informasi dan
penerima informasi yang melibatkan penggunakan media/saluran
tertentu baik tekstual maupun elektronik (digital)
Komunikan: Pihak yang menerima informasi dalam proses komunikasi
Komunikator: pihak yang mengirimkan informasi dalam proses komunikasi
Redundansi:Penambahan data yang tidak berhubungan sama sekali dengan
isi pesan atau berita yang dikirimkan
Temu kembali informasi adalah proses menemukan kembali informasi yang
dibutuhkan pemakai dalam suatu sistem informasi atau pangkalan
data.

123
Kunci Jawaban Tes Formatif
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan belajar 2
1) C 1) C
2) C 2) A
3) A 3) D
4) D 4) C
5) B 5) C
6) B 6) B
7) C 7) D
8) C 8) C
9) A 9) A
10)A 10) A

124
DAFTAR PUSTAKA
Chamidi, Safrudin. 2004. Kaitan Antara Data dan Informasi Pendidikan
dengan Perencanaan Pendidikan. Jakarta: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan (48) 10. hal. 311 – 328.
Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen:
bagian I pengantar. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Dardjat, Rukasih. 1994. Penelusuran Literatur dengan komputer dan Micro
CDS/ISIS. Makalah disampaikan pada kegiatan Penyuluhan
Penelusuran Literatur di Bajit PDII-LIPI, 1994, Bandung, Bidang Jasa
Informasi Teknologi PDII-LIPI.
Fiske, John. 2010. Culture and Communication Studies Sebuah Pengantar
Paling Komprehensif. Terj. Yosal Iriantan dan Idi Subandy Ibrahim.
Yogyakarta: Jalasutra.
Ingwersen, Peter. 1992. Information retrieval interaction. London: Taylor
Graham Publihing.
Inmagic,Inc. , 1998. Inmagic version 7.1, release 1.0 Extended : Manual.
Cambridge, Mass.: Inmagic.Inc.
Laloo, Bikika Tariang. 2002. Information Needs, Information Seeking
Behaviour and Uses. New Dehli: Ess Ess Publications
LIPI, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 1993. Panduan paket
program CDS/ISIS. (Computerized Documentation Service/Integrated
set of Information System, ersi 2.3 ). Jakarta :LIPI, Pusat Dokumentasi
dan Informasi Ilmiah.
Littlejohn. Stephen W., 2002. Theories of Human Communication. Belmont
CA: Wadsworth Thomson Learning
Meadow, Charles T., Bert R. Boyce, Donald H. Kraft. 2000. Text Information
Retrieval Systems. Second Edition. San Diego: Academic Press.
Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan
Ketigabelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

125
Pendit, Putu Laxman. 1992. “Makna Informasi: Lanjutan dari Sebuah
Perdebatan”. dalam Kepustakawanan Indonesia: Potensi dan
Tantangannya. Ed. Antonius Bangun dkk. Jakarta: Kesaint-Blanc.
________________,, 2001. Manajemen Pengetahuan dan Profesional
Informasi: Harapan, Kenyataan dan Tantangan. Makalah Kuliah
Perdana Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra UI, 18 September
2001. Depok: JIP FS Universitas Indonesia.
_____________,. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: suatu
pengantar diskusi epistemology dan metodologi. Jakarta: Jurusan Ilmu
Perpustakaan FSUI.
Pendit, Putu Laxman. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi:
Suatu Pengantar Diskusi Epistemologi dan Metodologi. Jakarta: Jurusan
Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Permadi, Agus; Priyocahyono,Eko S, 1996. CDS/ISIS untuk Pustakawan,
Dokumentalis, dan Arsiparis. Jakarta : Yayasan Memajukan Jasa
Informasi.
Rivalina, Rahmi. 2004. Pola Pencarian Informasi di Internet. Jakarta: Jurnal
Teknologi Pendidikan (14) VII. Hal. 199 – 216.
Rubin, Richard E. 2004. Foundation of Library and Information Science. 2nd
edition. New York: Neal-Schuman Publisher, Inc
Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawan, dan Pustakawan.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Soejono Trimo, 1987. Dari Dokumentasi ke Sistem Infomasi Manajemen.
Bandung : Remadja Rosdakarya
Sulistyo-Basuki, 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Surachman, Arif. 2007. Penelusuran Informasi: Sebuah Pengenalan. Materi
Pelatihan Pusdokinfo UPU Perpustakaan UGM. Yogyakarta: UPU
Perpustakaan UGM

126
Sulistyo-Basuki. 2006. “Informasi, Komunikasi dan Ilmu Perpustakaan &
Informasi” dalam Sulistyo-Basuki dkk. Perpustakaan dan Informasi
dalam Konteks Budaya. Jakarta: Departemen Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, FIB UI.
Suwanto, Sri Ati. 1997. Studi Tentang Kebutuhan dan Pencarian Informasi
Bagi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Tesis. Tidak diterbitkan.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
______________, 2002. Penelusuran Informasi Elektronis,. Makalah
disampaikan pada Pelatihan rekam medis dalam rangka Dasa Warsa
Program Diploma III Kearsipan, Fakultas Sastra UNDIP.
Yusup, Pawit M. 2002. Hubungan Komunikasi, Informasi, dan Perpustakaan:
pengenalan studi ilmu informasi dan perpustakaan, Jurnal Komunikasi
dan Informasi. Edisi Khusus. Bandung: Fikom Unpad. Hal. 88 – 102.
______________, 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Cetakan
Pertama. Bandung: Remadja Rosdakarya.
______________, 2001. Pengantar Aplikasi Teori Ilmu Sosial Komunikasi
untuk Perpustakaan dan Informasi. Bandung: Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fikom Unpad. Yusup, Pawit M., 2009. Ilmu Informasi,
Komunikasi, dan Kepustakaan. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumu
Aksara.
Wilson (1981), On User Studies and Information Needs dan diunggah dalam
website InformationR Electronic Journal yang dapat diakses melalui
situs internet http://informationr.net/tdw/publ/papers/1981infoneeds.
html.
Windahl, Sven. Benno Signitzer, Jean T. Olsen. 2009. Using Communication
Theory: an introduction to planned communication. London: Sage
Publication, Ltd.
Wulandari, Florentina Ratih dkk. 2007. Materi Pokok Dasar-Dasar Informasi.
Cetakan Kedua. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
127
128

Anda mungkin juga menyukai