Anda di halaman 1dari 30

-2-

SANITASI INDUSTRI DAN K3


“PENANGANAN AIR BERSIH DI INDUSTRI”

Dosen Pengajar :
Budi Pramono, SKM., M.Kes.
Agus Joko S., SKM., M.KKK

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Aceng Sanjaya P23133116001


Fakhri Ramadhan P23133116011
Yasmin Sasha Fauziah P23133116035

4-DIV Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II
Jl. Hang Jebat III F3/3 Gunung Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120
Jakarta
2019
-3-

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet
biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami
kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah
warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu
optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh,
kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya
merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih,
dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air,
dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air
sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air
secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam
air.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau


nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau
berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat.
2. Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan
pada media lingkungan.
3. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda
dengan kualitas air minum.
4. Penyelenggara adalah badan usaha, usaha perorangan, kelompok
masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan
penyediaan Air untuk
-4-

Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, SPA, dan


Pemandian Umum.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang


Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

a. Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum.
b. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
c. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
d. Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang
meliputi persyaratan mikrobiologi, Fisika, kimia, dan radioaktif.
e. Pengawasan kualitas air sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam
lampiran I, II, III, dan IV peraturan ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan air bersih ?

2. Bagaimana karakteristik air bersih ?

3. Bagaimana penanganan air bersih di industri ?

4. Apa saja instrumen penilaian (checklist & kuisioner) air bersih di industri ?

C. Tujuan Penulisan

Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :

1. Definisi air bersih .

2. Karakteristik air bersih.

3. Penanganan air bersih di industri.

4. Instrumen penilaian air bersih (checklist & kuisioner) di industri.


-5-
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di
bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di
kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-
obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,
hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai,
muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan
terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan
(es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara
alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air
yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu
pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion
hidroksida (OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air
untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi yang besar. Air tidak hanya
menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang
menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang
penting dari reaksi-reaksi itu.
-6-

B. Karakteristik Air Bersih


Karakteristik fisik Air :
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik
yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan
industri.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang
berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
4. Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air.
5. Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh
adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air :
1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan
DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3. BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self
purification badan air penerima.
4. COD (chemical oxygent demand)
-7- yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
COD adalah banyaknya oksigen
organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
5. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun
sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air
ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi
dalam air.
6. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau
ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut
yang dapat menjadi racun bagi manusia.
Ciri-ciri Air Bersih
Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg)
dan mangan (Mn).
Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan
total coliforms.

C. Penanganan Air Bersih di Industri


Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan
adsorpsi. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan
barangkali juga zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium
sulfat), pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna
untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga mudah disaring. Tawas juga
membentuk koloidal AL(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-
zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang
diolah terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir
berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi
hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu
untuk menetralkan keasaman yang terjadi karena penggunaan tawas.
-8- air di industri yaitu secara fisika, kimia dan biologi.:
Ada tiga cara dalam pengolahan
1. Pengolahan secara fisika.
Pengolahan secara fisika adalah pengolahan limbah yang dimana bahan-bahan
dari hasil limbah tersebut dipisahkan terlebih dahulu sesuai wujudnya, maksudnya
yaitu air yang terlihat jernih disendirikan, air yang keruh dan memiliki endapan
disendirikan. Hal ini merupakan salah satu tindakan yang efektif dimana limbah
tidak semua tercampur menjadi satu tetapi limbah dapat dibuang sesuai dengan porsi
masing-masing dan sesuai kadar yang ada masing. Pemisahan ini bertujuan untuk
mendapatkan jalan keluar untuk pengolahan limbah selanjutnya, apakah dibuat gas
atau dibuat penampungan dan nanti dimanfaatkan menjadi suatu barang yang
bernilai.
2. Pengolahan secara kimia.
Disini yang dimaksud adalah dengan menggunakan partikel berbahan kimia yang
bertujuan untuk menghilangkan kuman, atau logam berat yang terkandung dalam
suatu limbah. Sehingga ketika dibuang limbah tersebut dapat mengurangi
pencemaran lingkungan. Maka dari itu perlu beberapa tahap dalam proses kimiawi,
sehingga dihasilkan limbah yang tidak membuat dampak buruk bagi lingkungan.
Oleh karena itu menggunakan bahan kimia juga salah satu cara pengolahan limbah.

3. Pengolahan secara biologi

Pengolahan air yang dilakukan secara biologi yakni penguraian bahan organik yang
terkandung dalam air limbah oleh jasad renik/bakteri sehingga menjadi bahan kimia
sederhana berupa unsur-unsur dan mineral yang siap dan aman dibuang ke
lingkungan. • Tujuan pengolahan air limbah secara biologis adalah untuk
menghilangkan dan menstabilkan zat-zat pencemar organik terlarut yang
dilaksanakan oleh jasad renik. Jasad renik dapat berupa bakteri, kapang, algae,
protozoa, dan lain –lain.
Pengolahan Air Bersih
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama
pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi,
bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini
dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air
kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di
dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa
tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).
-9-
Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya
proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini
ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan
pengadukan lambat (slow mixin)

Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator

c. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
d. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi
di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan
eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya
terletak diatas bukit, atau gunung.

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk
menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam
satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke
reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui
pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
-10-

D. Cheklist Penanganan Air Bersih di Industri

NO. VARIABEL YA TIDAK KET


1. KUALITAS FISIK
a. Tidak berasa

b. Tidak berbau

c. Tidak berwarna

2. KUALITAS KIMIA
a. pH dalam batas aman (6,5 – 8,5)

b. Terbebas dari bahan pencemar kimia organik

c. Terbebas dari bahan pencemar kimia anorganik

3. KUALITAS BAKTERIOLOGI
a. Jumlah Total Coliform dalam batas aman

Air perpipaan = max 10 per 100 ml


Air bukan perpipaan = 50 per 100 ml
b. Jumlah bakteri E. Coli dalam batas aman
Jumlah maksimum = 0 per 100 ml

4. INSTALASI AIR
a. Memiliki instalsi air bersih

b. Instalasi distribusi air bersih tidak bersilangan


dengan instalasi air limbah

5. SISTEM DISTRIBUSI
a. Distribusi air bersih untuk perkantoran
menggunakan sistim perpipaan

b. Jaringan pemipaan air bersih tidak kotor

c. Jaringan pemipaan air bersih lancer

d. Jaringan perpiaan air bersih tidak menjadi


tempat perindukan serangga dan tikus.

e. Keran air dalam kondisi baik atau tidak rusak

f. Keran air dalam kondisi bersih

6. SUMBER AIR
Air bersih diperoleh dari sumber air tanah, PDAM atau
PAM yang telah memenuhi persyaratan
a. Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan
dengan kapasitas minimal 60 lt/orang/hari.

7. b. INSPEKSI SANITASI
Dilakukan pengambilan-11 -
sampel air bersih pada
sumber, bak penampungan dan pada kran terjauh
untuk diperiksakan di laboratorium minimal 2 kali
setahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan

E. Kuisioner Penanganan Air Bersih di Industri

PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH


FORMULIR INSPEKSI SANITASI

JENIS SARANA : Sumur Gali


I. Keterangan Umum
1 Lokasi :

2 Kode sarana : ……………….


3 Pemilik sarana : ……………….
4 Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
5 Apakah telah diambil sampel airnya : Ya / Tidak
? : …………….
6 Nomor kode sampel air : …….. kelas … (diisi A/B/C/DE
7 Koliform per 100 ml sampel (sesuai kelas)
: …….. kelas ……… kualitas airnya
8 Koli tinja per 100 ml sampel

9. Kualitas Fisik Air

Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
1. Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ?
2. Apakah ada sumur pencemar lain-12 - radius 10 m
pada
disekitar sumur, misalnya kotoran hewan, sampah,
genangan air, dll ?
3. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2
(dua) meter sekitar sumur ?
4. Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada?
5. Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai
radius kurang dari 1 (satu) meter ?
6. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai
semen sekeliling sumur ?
7. Apakah didaerah hulu intake digunakan sebagai tempat
limpahan air dari hasil kegiatan peternakan (sapi perah,
ayam, dan lain-lain) ?
8. Apakah ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa
sehingga memungkan pencemaran ?
9. Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga
memungkinkan air merembes kedalam sumur ?
10. Apakah dinding semen sedalam 3 (tiga) meter dari atas
permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna
?
JUMLAH

Skor resiko 8 – 10 : Amat Tinggi (AT)


pencemaran : 6–7 : Tinggi (T)
3–5 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)
-13-

PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH


FORMULIR INSPEKSI SANITASI

JENIS SARANA : Pompa Tangan Dalam/Dangkal

I. Keterangan Umum
1 Lokasi :

2 Kode sarana : ……………….


3 Pemilik sarana : ……………….
4 Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
5 Apakah telah diambil sampel airnya : Ya / Tidak
? : …………….
6 Nomor kode sampel air : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
7 Koliform per 100 ml sampel (sesuai kelas)
: …….. kelas ……… kualitas airnya
8 Koli tinja per 100 ml sampel
. 9. Kualitas Fisik Air

Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
1 Apakah ada jamban pada radius 10 m disekitar sumur ?
2 Apakah ada sumur pencemar lain-14 - radius 10 m
pada
disekitar SPT, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan
air, dll ?
3 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air pada jarak 2
(dua) meter sekitar sumur pompa tangan?
4 Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada?
5 Apakah lantai semen yang mengitari SPT mempunyai
radius kurang dari 1 (satu) meter ?
6 Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai
semen sekeliling sumur ?
7 Apakah ada keretakan pada lantai semen disekeliling
pompa tangan?
8 Apakah dudukan pompa tangan yang berbatasan dengan
lantai kurang rapat/lepas, yang memungkinkan air
merembas masuk kedalam sumur pompa tangan ?
JUMLAH

Skor resiko 8 : Amat Tinggi (AT)


pencemaran : 6–7 : Tinggi (T)
3–5 : Sedang (S)
0–2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)
-15-

PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH


FORMULIR INSPEKSI SANITASI

JENIS SARANA : Tangki Penampungan Air Hujan (PAH)

I. Keterangan Umum

1 Lokasi :

2 Kode sarana : ……………….


3 Pemilik sarana : ……………….
4 Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
5 Apakah telah diambil sampel airnya : Ya / Tidak
? : …………….
6 Nomor kode sampel air : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
7 Koliform per 100 ml sampel (sesuai kelas)
: …….. kelas ……… kualitas airnya
8 Koli tinja per 100 ml sampel
. Kualitas Fisik Air

Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
1 Apakah tampak ada pengotoran -atap/daerah
16- penangkap air
seperti kotoran atau sampah ?
2 Apakah saluran air yang menyalurkan air ke tangki
penampungan dalam keadaan kotor/tidak saniter ?
3 Apakah ada kekurangan dalam bak filter/penyaringan air
masuk kedalam tangki, seperti tidak ada kerikil ?
4 Apakah ada lubang pemeriksaan (manhole) yang tidak
tertutup rapat ?
5 Apakah ada kerusakan di dalam dinding atau atap tangki,
misalnya keretakan, yang memungkinkan air dari luar
masuk kedalam tangki ?
6 Apakah kran air bocor atau rusak ?
7 Apakah pipa peluap berada pada posisi yang tidak saniter
seperti menghadap ke atas atau tidak ditutup kasa ?
8 Apakah bak pengambilan air tidak saniter ?
9 Apakah ada sumber pencemar lain sekitar tangki atau
daerah pengambilan air, misalnya kotoran ?
10 Apakah ember diletakkan sedemikian rupa sehingga
mungkin dapat tercemar ?
JUMLAH

Skor resiko 9 - 10 : Amat Tinggi (AT)


pencemaran : 6–8 : Tinggi (T)
3–5 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)
-17-

PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH


FORMULIR INSPEKSI SANITASI

JENIS SARANA : Perlindungan Mata Air (PMA), Sumur Artesis (SA)

I. Keterangan Umum

1 Lokasi :

2 Kode sarana : ……………….


3 Pemilik sarana : ……………….
4 Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
5 Apakah telah diambil sampel airnya : Ya / Tidak
? : …………….
6 Nomor kode sampel air : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
7 Koliform per 100 ml sampel (sesuai kelas)
: …….. kelas ……… kualitas airnya
8 Koli tinja per 100 ml sampel
. Kualitas Fisik Air

Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna -18-

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
1 Apakah konstruksi bangunan masih memungkinkan air
hujan untuk masuk ke dalam ?
2 Apakah terdapat retak-retak pada bangunan ?
3 Apakah tidak tersedia pipa penguras ?
4 Apakah tidak tersedia pipa peluap pada bangunan ?
5 Apakah bangunan tersebut tidak dilengkapi dengan lubang
pemeriksaan (manhole)
6 Apakah manhole tidak dilengkapi dengan tutup ?
7 Apakah penutup manhole tidak dikunci (digembok) dengan
baik ?
8 Apakah semua bagian yang terbuka (peluap, pipa hawa)
tidak terlindung terhadap masuknya serangga / binatang ?
JUMLAH

Skor resiko 7-8 : Amat Tinggi (AT)


pencemaran : 5–6 : Tinggi (T)
3–4 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas

( …………………………)
-19-

PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH


FORMULIR INSPEKSI SANITASI

JENIS SARANA : Terminal Air (TA)

I. Keterangan Umum

1 Lokasi :

2 Kode sarana : ……………….


3 Pemilik sarana : ……………….
4 Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
5 Apakah telah diambil sampel airnya : Ya / Tidak
? : …………….
6 Nomor kode sampel air : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
7 Koliform per 100 ml sampel (sesuai kelas)
: …….. kelas ……… kualitas airnya
8 Koli tinja per 100 ml sampel
. Kualitas Fisik Air

Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau -20-
Berasa
Warna

II. Diagnosa Khusus


Ya Tidak
1 Apakah konstruksi TA bangunan masih memungkinkan air
hujan untuk masuk ke dalam ?
2 Apakah lubang pengisi air (manhole) terbuka atau tidak
dapat ditutup dengan baik ?
3 Apakah lubang pengisi air (manhole) tidak dapat dikunci /
digembok dengan baik ?
4 Apakah kran TA rusak/tidak berfungsi dengan baik?
5 Apakah TA tidak tersedia kran penguras ?
6 Apakah semua bagian yang terbuka (peluap, pipa hawa)
masih memungkinkan masuknya serangga/hewan ?
7 Apakah sisa chlor dari air pada TA belum memenuhi syarat
(< 0.1 mg/l) ?
8 Apakah PH air pada TA kurang memenuhi syarat (<6.5 atau
> 8.5) ?
JUMLAH

Skor resiko 7-8 : Amat Tinggi (AT)


pencemaran : 5–6 : Tinggi (T)
3–4 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas
-21- ( …………………………)

PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH


FORMULIR INSPEKSI SANITASI

JENIS SARANA : Kran Umum (KU)

I. Keterangan Umum

1 Lokasi :

2 Kode sarana : ……………….


3 Pemilik sarana : ……………….
4 Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Tanda tangan
5 Apakah telah diambil sampel airnya : Ya / Tidak
? : …………….
6 Nomor kode sampel air : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
7 Koliform per 100 ml sampel (sesuai kelas)
: …….. kelas ……… kualitas airnya
8 Koli tinja per 100 ml sampel
. Kualitas Fisik Air
Indikator -Ya
22- Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna

II. Diagnosa Khusus


Ya Tida
k
1 Apakah kran penutup tidak berfungsi dengan baik ?
2 Apakah ada kebocoran pada sambungan pipa antara pipa
distribusi dan pipa dinas (pipe service) yang menuju ke K.U ?
3 Apakah ada retak-retak pada lantai slab sekitar K.U ?
4 Apakah tidak tersedia SPAL sehingga memungkinkan terjadinya
cemaran pada air K.U ?
5 Apakah ada genangan air sekitar K.U yang memungkinkan
terjadinya cemaran pada air K.U ?
6 Apakah sisa tekan air pada K.U kurang memenuhi syarat (< 5 m)
7 Apakah sisa chlor dari air pada air K.U kurang memenuhi syarat
(< 0.1 mg/l) ?
8 Apakah PH air pada K.U kurang memenuhi syarat (< 6.5 atau >
8.5) ?
JUMLAH

Skor resiko 7-8 : Amat Tinggi (AT)


pencemaran : 5–6 : Tinggi (T)
3–4 : Sedang (S)
0-2 : Rendah (R)

III. Hasil dan saran-saran


Untuk Perbaikan pada nomor/butir 1 s/d 10

Petugas
-23-

( …………………………)

PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH


FORMULIR DISINFEKSI SANITASI

JENIS SARANA :

IV. Keterangan Umum

1 Lokasi :

2 Kode sarana : ……………….


3 Pemilik sarana : ……………….
4 Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Jam ….. WIB
5 Apakah telah diambil sampel airnya : Ya / Tidak
? : …………….
6 Nomor kode sampel air : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
7 Koliform per 100 ml sampel (sesuai kelas)
: …….. kelas ……… kualitas airnya
8 Koli tinja per 100 ml sampel
. Kualitas Fisik Air
-24-
Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna

V. Disinfeksi sarana dengan kaporit

A. Disinfeksi sarana dengan terus menerus

1 Volume air saat kunjungan :


2 Sisa chlor saat kunjungan :
3 PH Air :
4 Pengisian kaporit baru :
5 Apabila Ya, jumlah kaporit dibubuhkan :
6 Tanggal pengisian kaporit berikutnya :
7 Apakah sisa chlor dari air pada air K.U kurang :
memenuhi syarat (< 0.1 mg/l) ?

B. Disinfeksi secara batch

1 Volume air saat kunjungan :


2 PH air :
3 Kandungan chlor pada kaporit :
4 Daya serap air terhadap chlor :
5 Sisa chlor yang diharapkan :
6 Dosis chlor :
7 Jumlah kaporit yang dibutuhkan :

Keterangan : Beri tanda X pada cara disinfeksi yang dipilih

VI. Saran-saran yang diberikan

……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
-25- Petugas

( …………………………)
-26-

PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH


FORMULIR DISINFEKSI SANITASI

JENIS SARANA : PERPIPAAN

I. Keterangan Umum

1 Lokasi :

2 Kode sarana : ……………….


3 Pemilik sarana : ……………….
4 Tanggal kunjungan : …… / …… / …... Jam ….. WIB
5 Apakah telah diambil sampel airnya : Ya / Tidak
? : …………….
6 Nomor kode sampel air : …….. kelas …… (diisi A/B/C/DE
7 Koliform per 100 ml sampel (sesuai kelas)
: …….. kelas ……… kualitas airnya
8 Koli tinja per 100 ml sampel
. Kualitas Fisik Air

Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna

II. URAIAN DIAGNOSA KHUSUS

Ya Tidak
-27-

1 Apakah air yang dipergunakan berasal bukan dari sambungan


rumah sendiri ?
2 Bila air yang dipergunakan dari sambungan rumah sendiri, adakah
kemungkinan terjadi cross-connection pada jaringan perpipaan
disekitar rumah ?
3 Bila air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari berasal dari
kran umum, adakah kemungkinan terjadi pencemaran pada kran
umum tersebut ?
4 Bilamana air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
diperoleh tanpa melalui sarana penyaluran apakah pencemaran
berasal dari alat pengangkutan ?
5 Apakah air yang diambil dari tendon yang mudah terkena
pencemaran ?
6 Apakah tempat pencemaran air (tandon) dalam keadaan tidak
memenuhi syarat ?
JUMLAH

Skor resiko 6 : Amat Tinggi (AT)


pencemaran : 4–5 : Tinggi (T)
2–3 : Sedang (S)
0-1 : Rendah (R)
III. Saran-saran yang diberikan
(daftar No. 1 – 6)

Nomor-nomor penting dari resiko ditemukan :


Konsumen telah diberikan petunjuk untuk
tindakan perbaikan :
Telah dilakukan tindakan pengamanan pada
sumber-sumber air yang tercemar
-28-

Petugas
-29-

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai
salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber
kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air menyebabkan
dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor menjadi air yang
layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat yang canggih.
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses diantaranya :
1. Koagulasi
2. Flokulasi
3. Filtrasi
4. Reservoir
-30-

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.
ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.

Suratmo, Gunawan F. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press.

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2096385-pengertian-air/#ixzz1nmKAnB4D

http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/

Permenkes no 70 tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Industri
Kepmenkes no 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri
Permenkes no 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Pengawasan Kualitas Air

Peraturan Menteri Kesehatan No.416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi
Depot Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang


Persyaratan Kualitas Air Minum

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 Tentang


Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
-31-

Anda mungkin juga menyukai