Penanganan Air Bersih Di Industri Kel PKL
Penanganan Air Bersih Di Industri Kel PKL
Dosen Pengajar :
Budi Pramono, SKM., M.Kes.
Agus Joko S., SKM., M.KKK
Disusun Oleh :
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet
biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami
kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah
warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu
optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh,
kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya
merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih,
dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air,
dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air
sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air
secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam
air.
a. Air adalah air minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum.
b. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
c. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
d. Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang
meliputi persyaratan mikrobiologi, Fisika, kimia, dan radioaktif.
e. Pengawasan kualitas air sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam
lampiran I, II, III, dan IV peraturan ini.
B. Rumusan Masalah
4. Apa saja instrumen penilaian (checklist & kuisioner) air bersih di industri ?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di
bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di
kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-
obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,
hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai,
muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan
terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan
(es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara
alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air
yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu
pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion
hidroksida (OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air
untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi yang besar. Air tidak hanya
menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang
menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang
penting dari reaksi-reaksi itu.
-6-
Pengolahan air yang dilakukan secara biologi yakni penguraian bahan organik yang
terkandung dalam air limbah oleh jasad renik/bakteri sehingga menjadi bahan kimia
sederhana berupa unsur-unsur dan mineral yang siap dan aman dibuang ke
lingkungan. • Tujuan pengolahan air limbah secara biologis adalah untuk
menghilangkan dan menstabilkan zat-zat pencemar organik terlarut yang
dilaksanakan oleh jasad renik. Jasad renik dapat berupa bakteri, kapang, algae,
protozoa, dan lain –lain.
Pengolahan Air Bersih
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan utama
pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi,
bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi ini
dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air
kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di
dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa
tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk).
-9-
Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya
proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b. Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini
ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan
pengadukan lambat (slow mixin)
Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
c. Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
d. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi
di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan
eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya
terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk
menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam
satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke
reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui
pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
-10-
b. Tidak berbau
c. Tidak berwarna
2. KUALITAS KIMIA
a. pH dalam batas aman (6,5 – 8,5)
3. KUALITAS BAKTERIOLOGI
a. Jumlah Total Coliform dalam batas aman
4. INSTALASI AIR
a. Memiliki instalsi air bersih
5. SISTEM DISTRIBUSI
a. Distribusi air bersih untuk perkantoran
menggunakan sistim perpipaan
6. SUMBER AIR
Air bersih diperoleh dari sumber air tanah, PDAM atau
PAM yang telah memenuhi persyaratan
a. Tersedia air bersih untuk kebutuhan karyawan
dengan kapasitas minimal 60 lt/orang/hari.
7. b. INSPEKSI SANITASI
Dilakukan pengambilan-11 -
sampel air bersih pada
sumber, bak penampungan dan pada kran terjauh
untuk diperiksakan di laboratorium minimal 2 kali
setahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan
Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna
Petugas
( …………………………)
-13-
I. Keterangan Umum
1 Lokasi :
Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna
Petugas
( …………………………)
-15-
I. Keterangan Umum
1 Lokasi :
Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna
Petugas
( …………………………)
-17-
I. Keterangan Umum
1 Lokasi :
Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna -18-
Petugas
( …………………………)
-19-
I. Keterangan Umum
1 Lokasi :
Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau -20-
Berasa
Warna
Petugas
-21- ( …………………………)
I. Keterangan Umum
1 Lokasi :
Petugas
-23-
( …………………………)
JENIS SARANA :
1 Lokasi :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
-25- Petugas
( …………………………)
-26-
I. Keterangan Umum
1 Lokasi :
Indikator Ya Tidak
Keruh
Berbau
Berasa
Warna
Ya Tidak
-27-
Petugas
-29-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan adalah air sebagai
salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi air sebagai sumber
kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah manusia. Terjadinya
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran air menyebabkan
dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor menjadi air yang
layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat yang canggih.
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses diantaranya :
1. Koagulasi
2. Flokulasi
3. Filtrasi
4. Reservoir
-30-
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.
ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2096385-pengertian-air/#ixzz1nmKAnB4D
http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
Permenkes no 70 tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Industri
Kepmenkes no 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan Industri
Permenkes no 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Menteri Kesehatan No.416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi
Depot Air Minum