Anda di halaman 1dari 24

MINI PROJECT

GAMBARAN KEJADIAN OBESITAS PADA CALON JAMAAH HAJI


TAHUN 1440 H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATISAMPURNA

Disusun Sebagai Bagian dari Persyaratan Menyelesaikan


Program Internsip Dokter Indonesia Provinsi Jawa Barat di Puskesmas
Jatisampurna
Periode Februari – Mei 2019

Disusun Oleh:
dr. Hanifah Rahmania

Pembimbing:
dr. Yenny Rachmawati

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BEKASI


PUSKESMAS JATISAMPURNA
2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Gambaran Kejadian Obesitas pada Calon Jamaah Haji


Tahun 1440 H di Wilayah Kerja Puskesmas Jatisampurna

Disusun Oleh : dr. Hanifah Rahmania

Disetujui oleh:

Kepala Puskesmas Jatisampurna Dokter Pembimbing Wahana

dr. Tjahjaningati dr. Yenny Rachmawati

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya
sehingga Mini Project dengan judul “Gambaran Kejadian Obesitas pada Calon
Jamaah Haji Tahun 1440 H di Wilayah Kerja Puskesmas Jatisampurna” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Mini Project ini disusun untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam rangka menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia
Provinsi Jawa Barat di Puskesmas Jatisampurna.

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis berterima kasih karena telah


menyelesaikan penyusunan mini project yang dalam penyusunannya telah banyak
mendapatkan bimbingan, saran, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik
dari institusi maupun dari luar institusi Puskesmas Jatisampurna. Melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Tjahjaningati Kepala Puskesmas Jatisampurna yang telah membimbing
dan memfasilitasi penelitian ini.
2. dr. Yenny Rachmawati selaku dokter pembimbing di Puskesmas
Jatisampurna atas segala bimbingan dan arahannya.
3. Seluruh dokter sejawat puskesmas Jatisampurna atas bimbingan,
keramahan dan kerjasamanya selama ini.
4. Teman teman dokter intersip stase puskesmas seperjuangan atas
dukungan, saran dan semangat selama dilakukannya penelitian dan
penyusunan hasil laporan penelitian.
5. Seluruh pegawai puskesmas Jatisampurna atas kebersamaan, keramahan
dan kekeluargaannya selama ini.
6. Semua pihak yang telah membantu, memberi kritik dan saran serta
dukungannya dalam penyusunan Mini project ini.

Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam masalah


kesehatan dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Jatisampurna, April
2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 5
BAB II................................................................................................................................. 9
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 15
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 15
BAB IV ............................................................................................................................. 18
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 18
BAB V .............................................................................................................................. 22
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan


metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik.
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan
akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa
sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

Seiring dengan berkembangnya zaman serta perubahan tren dan pola hidup
yang kurang sehat, saat ini banyak sekali jumlah masyarakat yang menderita
obesitas. Obesitas dianggap sebagai sinyal pertama munculnya kelompok
penyakit–penyakit non infeksi (Non Communicable Diseases) yang banyak
terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Fenomena ini sering
diberi nama “New World Syndrome” atau sindroma dunia baru dan hal ini
telah menimbulkan beban sosial–ekonomi serta kesehatan masyarakat yang
sangat besar di negara–negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia
(WHO, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2014, lebih dari 1,9
miliar orang dewasa yang berusia > 18 tahun, kelebihan berat badan. Dari
jumlah tersebut lebih dari 600 juta mengalami obesitas. Secara keseluruhan,
sekitar 13% dari populasi dunia dewasa (11% laki-laki dan 15% perempuan)
yang mengalami obesitas pada tahun 2014. Prevalensi obesitas di seluruh
dunia meningkat dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2014 (WHO, 2015).

Di Indonesia, obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi. Berdasarkan


Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, prevalensi

5
obesitas pada penduduk berusia ≥18 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh
(IMT) adalah 15,4%. Prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada
tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan
tahun 2010 (7,8%). Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa
(>18 tahun) 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5
persen dari tahun 2010 (15,5%) (Kemenkes, 2013).

Peningkatan angka kejadian obesitas ini berdampak pada peningkatan angka


kejadian penyakit kardiovaskular. Secara umum dampak yang ditimbulkan
akibat obesitas adalah gangguan psiko-sosial, pertumbuhan fisik, gangguan
pernapasan, gangguan endokrin (Imam, 2005; Sugondo, 2009).

Menurut penelitian Lilyasari (2007) terdapat hubungan antara obesitas dengan


hipertensi. Penyebab obesitas sangat kompleks, artinya obesitas disebabkan
oleh banyak faktor. Obesitas timbul akibat masukan energi yang melebihi
pengeluaran energi. Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan)
yang masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, berat badan
akan bertambah dan sebagian energi tersebut akan disimpan sebagai lemak
(Guyton, 2007).

Peningkatan akumulasi lemak pada usia remaja berhubungan dengan


peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dislipidemia, hipertensi, stroke,
dan diabetes mellitus tipe 2 (SR, 2005; Syarief, 2008).

Tren masyarakat terutama di daerah perkotaan kini berubah dari pola hidup
sehat menjadi pola konsumsi makanan tinggi gula, tinggi tepung, dan tinggi
garam yang cenderung murah dan mudah didapatkan. Selain itu, aktivitas fisik
berkurang karena terdapat pilihan untuk menggunakan transportasi
dibandingkan berjalan kaki.

6
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai gambaran kejadian obesitas pada masyarakat usia
produktif di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna. Dalam hal ini penulis
menggunakan sampel calon jamaah haji yang melakukan tes kesehatan di
Puskesmas Jatisampurna.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan


pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kejadian obesitas pada calon jamaah haji tahun 1440
H di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna?
2. Bagaimana gambaran penyakit metabolik pada calon jamaah haji tahun
1440 H di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna yang mengalami
obesitas?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui prevalensi obesitas pada calon jamaah haji tahun 1440


H di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna

1.3.2 Tujuan Khusus


Mengetahui gambaran penyakit metabolik pada calon jamaah haji
tahun 1440 H di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna yang
mengalami obesitas.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

7
1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam


melaksanakan sebuah penelitian, dapat melakukan pengembangan
kemampuan ilmiah dan untuk memenuhi syarat program internsip
dokter Indonesia di Puskesmas Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat.

1.4.2 Bagi Bidang Akademik dan Penelitian


Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
Prevalensi Obesitas pada Usia Dewasa di Wilayah Kerja
Puskesmas Jatisampurna pada Bulan April 2019. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk pemantauan
dan penatalaksanaan lebih lanjut.

1.4.3 Bagi Pemerintah dan Masyarakat


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan
bagi Dinas Kesehatan Kota Bekasi khususnya bagi Puskesmas
Jatisampurna serta pihak lain dalam menentukan kebijakan atau
program-program yang lebih terarah untuk mengurangi kejadian
obesitas pada usia dewasa sebagai upaya mencegah komplikasi
penyakit-penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, hipertensi,
dan penyakit jantung. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber literatur dan informasi bagi masyarakat.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Obesitas

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat


akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah
pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah berat badannya, maka
ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya
bertambah banyak. Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks
pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh
beberapa faktor biologik spesifik. Faktor genetik diketahui sangat
berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Secara fisiologis, obesitas
didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak
normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Keadaan obesitas ini, terutama obesitas sentral, meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom
metabolik atau sindrom resistensi insulin yang terdiri dari resistensi 10
insulin/hiperinsulinemia, hiperuresemia, gangguan fibrinolisis,
hiperfibrinogenemia dan hipertensi (Sudoyo, 2009).

Obesitas timbul sebagai akibat masukan energi yang melebihi pengeluaran


energi. Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) yang
masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, maka berat
badan akan bertambah dan sebagian besar kelebihan energi tersebut akan
di simpan sebagai lemak. Oleh karena itu, kelebihan adipositas (obesitas)
disebabkan masukan energi yang melebihi pengeluaran energi. Untuk
setiap kelebihan energi sebanyak 9,3 kalori yang masuk ke tubuh, kira-kira
1 gram lemak akan disimpan. Lemak disimpan terutama di aposit pada
jaringan subkutan dan rongga intraperitoneal, walaupun hati dan jaringan
tubuh lainnya seringkali menimbun cukup lemak pada orang obesitas.

9
Perkembangan obesitas pada orang dewasa juga terjadi akibat penambahan
jumlah adiposit dan peningkatan ukurannya. Seseorang dengan obesitas
yang ekstrem dapat memiliki adiposit sebanyak empat kali normal, dan
setiap adiposit memiliki lipid dua kali lebih banyak dari orang yang kurus
(Guyton, 2007).

2.2 Etiologi Obesitas

Penyebab obesitas sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting


dalam menentukan asupan makanan dan metabolisme energi, gaya hidup
dan faktor lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan
obesitas. Diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena
interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas,
gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional (Guyton, 2007).

a. Genetik
Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetik yang
pasti untuk menimbulkan obesitas masih sulit ditentukan, karena
anggota keluarga umumnya memiliki kebiasaan makan dan pola
aktivitas fisik yang sama. Akan tetapi, bukti terkini menunjukkan
bahwa 20-25% kasus obesitas dapat disebabkan faktor genetik. Gen
dapat berperan dalam obesitas dengan menyebabkan kelainan satu atau
lebih jaras yang mengatur pusat makan dan pengeluaran energi serta
penyimpanan lemak. Penyebab monogenik (gen tunggal) dari obesitas
adalah mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenik tersering untuk
obesitas yang ditemukan sejauh ini, defisiensi leptin kongenital, yang
diakibatkan mutasi gen, yang sangat jarang dijumpai dan mutasi
reseptor leptin, yang juga jarang ditemui. Semua bentuk penyebab
monogenik tersebut hanya terjadi pada sejumlah kecil persentase dari
seluruh kasus obesitas. Banyak variasi gen sepertinya berinterakasi

10
dengan faktor lingkungan untuk mempengaruhi jumlah dan distribusi
lemak (Guyton, 2007)

b. Aktivitas fisik
Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama
obesitas. Hal ini didasari oleh aktivitas fisik dan latihan fisik yang
teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak
tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat
menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas.
Oleh karena itu pada orang obesitas, peningkatan aktivitas fisik
dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan
makanan, yang berimbas penurunan berat badan (Guyton, 2007).

Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian


berat tubuh. Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor: 1) tingkat
aktivitas dan olahraga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau
tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal
tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki
tanggung jawab duapertiga dari pengeluaran energi orang normal.
Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga pengeluaran
energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki
kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat
penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak
berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara
tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang
duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn metabolisme basal
tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus
yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit
dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak
langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang
tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan
tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat

11
membantu mengatur berfungsinya metabolisme normal (Guyton,
2007).

c. Perilaku makan
Faktor lain penyebab obesitas adalah perilaku makan yang tidak baik.
Perilaku makan yang tidak baik disebabkan oleh beberapa sebab,
diantaranya adalah karena lingkungan dan sosial. Hal ini terbukti
dengan meningkatnya prevalensi obesitas di negara maju. Sebab lain
yang menyebabkan perilaku makan tidak baik adalah psikologis,
dimana perilaku makan agaknya dijadikan sebagai sarana penyaluran
stress. Perilaku makan yang tidak baik pada masa kanak-kanak
sehingga terjadi kelebihan nutrisi juga memiliki kontribusi dalam
obesitas, hal ini didasarkan karena kecepatan pembentukan sel-sel
lemak yang baru terutama meningkat pada tahun-tahun pertama
kehidupan, dan makin besar kecepatan penyimpanan lemak, makin
besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena itu, obesitas pada kanak-
kanak cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti
(Guyton, 2007).

d. Neurogenik
Telah dibuktikan bahwa lesi di nukleus ventromedial hipotalamus
dapat menyebabkan seekor binatang makan secara berlebihan dan
menjadi obesitas. Orang dengan tumor hipofisis yang menginvasi
hipotalamus seringkali mengalami obesitas yang progresif. Hal ini
memperlihatkan bahwa, obesitas pada manusia juga dapat timbul
akibat kerusakan pada hipotalamus. Dua bagian hipotalamus yang
mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang
menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan) dan hipotalamus
ventromedial (HVM) yang bertugas menintangi nafsu makan
(pemberhentian atau pusat kenyang). Dan hasil penelitian didapatkan
bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau
minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum

12
(diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM,
maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan. Dibuktikan
bahwa lesi pada hipotalamus bagian ventromedial dapat menyebabkan
seekor binatang makan secara berlebihan dan obesitas, serta terjadi
perubahan yang nyata pada neurotransmiter di hipotalamus berupa
peningkatan oreksigenik seperti NPY dan penurunan pembentukan zat
anoreksigenik seperti leptin dan α-MSH pada hewan obesitas yang
dibatasi makannya (Guyton, 2007).

e. Hormonal
Dari segi hormonal terdapat leptin, insulin, kortisol, dan peptida usus.
Leptin adalah sitokin yang menyerupai polipeptida yang dihasilkan
oleh adiposit yang bekerja melalui aktivasi reseptor hipotalamus.
Injeksi leptin akan mengakibatkan penurunan jumlah makanan yang
dikonsumsi. Insulin adalah anabolik hormon, insulin diketahui
berhubungan langsung dalam penyimpanan dan penggunaan energi
pada sel adiposa. Kortisol adalah glukokortikoid yang bekerja dalam
mobilisasi asam lemak yang tersimpan pada trigliserida, hepatic
glukoneogenesis, dan proteolisis (Wilborn et al, 2005).

2.3 Penentuan Obesitas


Obesitas dapat diukur berdasarkan indeks massa tubuh (IMT)

seseorang.. IMT merupakan indeks sederhana dari tinggi dan berat

badan yang biasa digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat

badan dan obesitas pada orang dewasa. IMT dinyatakan sebagai berat

badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter

(kg/m2). Seseorang dikategorikan kegemukan jika IMT >25 kg/m2 dan

obesitas jika IMT>30 kg/m2 (WHO, 2015).

13
Rumus menentukan IMT :

IMT dapat digunakan untuk menunjukan status gizi pada orang dewasa

yang dapat dilihat dalam dalam tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1. Status gizi berdasarkan IMT menurut WHO

BMI Status Gizi

<18,5 Kurus
18,5-24,9 Normal
25,0-29.9 Pre-Obesitas
30,0-34,9 Obesitas kelas I
35,0-39,9 Obesitas kelas II
>40,0 Obesitas kelas III

(WHO, 2015).

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Jatisampurna dan


wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna.

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April 2019

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
rancangan deskriptif dan metode cross sectional. Cross sectional
adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi,
maupun hubungan penyakit dengan paparan dengan mengamati
status paparan, penyakit, atau outcome lain secara serentak pada
individu-individu dari suatu populasi pada suatu waktu.

3.3 Definisi Operasional


3.3.1 Berat Badan dan Tinggi Badan
Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi berat yang
ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa
perlengkapan apapun. Berat badan diukur dengan alat
ukur berat badan dengan satuan kilogram.

Tinggi tubuh atau tinggi badan adalah jarak maksimum dari


vertex (ujung kepala) ke telapak kaki yang diukur dengan
satuan centimeter.

15
3.3.2 Lingkar Pinggang

Lingkar pinggang adalah pengukuran dengan menggunakan


pita meteran dengan cara dilakukan pada titik tengah antara
tulang rusuk terakhir dengan iliac crest.

3.3.3 Obesitas

Kategori obesitas ditetapkan apabila Indeks Massa Tubuh


(IMT) di atas atau sama dengan 30 kg/m2 atau lingkar
pinggang di atas atau sama dengan 80 cm untuk laki-laki
dan di atas atau sama dengan 90 cm untuk perempuan.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di wilayah


kerja Puskesmas Jatisampurna yang datang berobat ke Puskesmas
Jatisampurna.

Adapun sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai


berikut:

1. Kriteria Inklusi
a. Calon jamaah haji tahun 1440 H yang memeriksakan
kesehatan ke Puskesmas Jatisampurna.

2. Kriteria Eksklusi
a. Tidak kooperatif dan menolak dijadikan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah


consecutive sampling. Pada consecutive sampling, semua subjek
yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro,
2007).

16
3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan penelitian Alat dan bahan yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Timbangan berat badan, presisi 1 kg.

b. Pengukur tinggi badan, menggunakan microtoise dengan presisi


0,1 cm.

c. Pita ukur.

17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Prevalensi Hipertensi

4.1.1 Wilayah Kerja Puskesmas Jatisampurna

Terdapat 62% kejadian obesitas pada masyarakat di wilayah kerja


Puskesmas Jatisampurna.

Obesitas Total Prevalensi (/100)


Ya 31 62.0
Tidak 19 38.0

4.1.2 Jenis Kelamin

Prevalensi berdasarkan jenis kelamin, didapatkan 82% dari sampel


laki-laki yang mengalami obesitas. Pada sampel perempuan
ditemukan 44% mengalami obesitas.

Jenis Kelamin Obesitas Total Prevalensi (/100)


Laki-Laki 19 23 82.0
Perempuan 12 27 44.0

4.1.2 Gambaran Kejadian Penyakit Metabolik

Dari 62% yang mengalami obesitas, 19% penderita terdiagnosis


hipertensi.

Hipertensi Total Prevalensi (/100)


Ya 6 19.0
Tidak 25 81.0

18
Dari 62% yang mengalami obesitas, 22,5% penderita terdiagnosis
diabetes mellitus tipe 2

DM Tipe 2 Total Prevalensi (/100)


Ya 7 22.5
Tidak 24 77.5

Dari 62% yang mengalami obesitas, 67% penderita terdiagnosis


dislipidemia.

Dislipidemia Total Prevalensi (/100)


Ya 21 67.0
Tidak 10 33.0

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2012, Tingkat


obesitas masyarakat Indonesia menduduki peringkat ke-5 tingkat Asia
Pasifik. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2017 melaporkan 33,5% masyarakat
Indonesia menderita obesitas. Hal ini berarti 1 dari 3 orang di Indonesia
menderita obesitas.

Kota Bekasi merupakan kota besar yang memiliki 12 kecamatan.


Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna. Letak
geografis wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna berada di sebelah barat
Pasar Pusat Kranggan. Mayoritas masyarakat berkumpul untuk melakukan
transaksi jual beli. Sebagai pusat perbelanjaan, pasar kranggan memiliki
makanan yang bervariatif namun tinggi gula, tinggi lemak, tinggi garam,
instan, dan cepat saji yang berpotensi menyebabkan obesitas bagi pembeli
apabila tidak selektif.

Tren masyarakat perkotaan bergeser dari pola hidup sehat menjadi lebih
banyak mengkonsumsi makan tinggi gula, tinggi tepung, tinggi garam, dan

19
cepat saji yang sesuai dengan daya beli masyarakat dan mudah
didapatkan.Selain itu, kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu faktor
tingginya kejadian obesitas pada masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 50 sampel yang memenuhi


kriteria. Sebanyak 27 sampel perempuan dan 23 sampel laki-laki. Setelah
dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, peneliti menghitung
indeks massa tubuh sampel penelitian untuk kemudian dikelompokkan
berdasarkan status gizi. Selain itu, dilakukan pengukuran lingkar pinggang
untuk menilai adanya obesitas sentral. Didapatkan hasil sebagai berikut di
atas.

Prevalensi obesitas calon jamaah haji tahun 1440 H di wilayah kerja


Puskesmas Jatisampurna sebanyak 62%. Artinya 1 dari 2 orang menderita
obesitas. Kejadian obesitas di usia muda berkaitan dengan timbulnya
penyakit metabolik dan komplikasinya pada usia lanjut bahkan pada
periode lebih awal. Penyakit metabolik yang berkaitan dengan obesitas
diantaranya adalah hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, penyakit
jantung, dan kanker.

Rasio obesitas berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini memiliki


rasio 2 : 1 untuk laki-laki dan perempuan. Hal ini kurang sesuai, menurut
WHO, laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang sama untuk
mengalami obesitas atau memiliki rasio 1 : 1.

Dari 62% penderita obesitas, terdapat temuan penyakit metabolik yang


diderita bersamaan dengan diagnosis obesitas, diantaranya adalah
hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, dan dislipidemia. Pada penelitian ini,

20
pada penderita obesitas, sebanyak 19% terdiagnosis hipertensi, 22,5%
terdiagnosis diabetes mellitus tipe 2, dan 67% menderita dislipidemia.

Menurut penelitian Lilyasari (2007) terdapat hubungan antara obesitas


dengan hipertensi. Penyebab obesitas sangat kompleks, artinya obesitas
disebabkan oleh banyak faktor. Obesitas timbul akibat masukan energi
yang melebihi pengeluaran energi. Bila energi dalam jumlah besar (dalam
bentuk makanan) yang masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah yang
dikeluarkan, berat badan akan bertambah dan sebagian energi tersebut
akan disimpan sebagai lemak (Guyton, 2007).

Peningkatan akumulasi lemak pada usia remaja berhubungan dengan


peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dislipidemia, hipertensi,
stroke, dan diabetes mellitus tipe 2 (SR, 2005; Syarief, 2008).

Di dunia, permasalahan obesitas sebagai bentuk dari malnutrisi menjadi


sama pentingnya dengan malnutrisi dalam bentuk stunting atau gizi buruk.
Obesitas dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup sehat seperti
konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik.

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Prevalensi obesitas pada calon jamaah haji tahun 1440 H di wilayah


kerja Puskesmas Jatisampurna pada bulan April 2019 mencapai 67%.
2. Ratio kejadian obesitas berdasarkan jenis kelamin pada calon jamaah
haji tahun 1440 H di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna pada
bulan April 2019 adalah 2 : 1 untuk laki-laki dan perempuan.
3. Prevalensi hipertensi pada calon jamaah haji tahun 1440 H di wilayah
kerja Puskesmas Jatisampurna yang menderita obesitas pada bulan
April 2019 mencapai 19%.
4. Prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada calon jamaah haji tahun 1440
H di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna yang menderita obesitas
pada bulan April 2019 mencapai 22.5%.
5. Prevalensi dislipidemia pada calon jamaah haji tahun 1440 H di
wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna yang menderita obesitas pada
bulan April 2019 mencapai 67%.

5.2 Saran

Obesitas merupakan permasalahan gizi di Indonesia. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia mencanangkan semboyan GERMAS
(Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat termasuk mengurangi tingkat obesitas pada usia
dewasa.

Sehubungan dengan program pemerintah yakni GERMAS dan


berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti melakukan sebuah miniproject

22
yakni penyuluhan bertema “BATAS GIMBANG ASIK” (Bebas Obesitas
dengan Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik).

23
DAFTAR PUSTAKA

Adam JMF. 2009. Dislipidemia. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Interna Publishing.

Guyton AC. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi ke-11. Jakarta: EGC.

Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan

Kemenkes, 2017. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sastroasmoro S. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ke-5.


Jakarta: Sagung Seto.

Sherwood L. 2012. Anatomi dan fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta:
EGC.

Sugondo S. 2009. Obesitas. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
EGC.

Syarief F. 2008. Efek suplementasi serat chitosan dengan omega-3 dalam minyak
ikan terhadap trigliserida plasma dan kolesterol total pada pekerja obes. Jurnal
Kedokteran Indonesia. 2(1): 23–9.

WHO. 2015. Obesity and Overweight. Available at:


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.

24

Anda mungkin juga menyukai