Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Spektran

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


PADA PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
PETITENGET
Anak Agung Bayu Dharma1, I Gusti Agung Adnyana Putera 2, dan Anak Agung Diah Parami2

Abstrak: Kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah satu
penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Sektor konstruksi merupakan
penyumbang tertinggi kasus kecelakaan dan sakit akibat kerja di Bali, maraknya pembangunan
sarana penginapan sementara atau hotel di Bali dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi-potensi bahaya dan risiko
dominan apa saja yang terdapat pada proses pembangunan hotel serta memberikan tindakan
pencegahan dalam mereduksi risiko tersebut. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diidentifikasi melalui JSA (Job
Safety Analysis). Penyebaran kuisioner dilakukan untuk mendapat tanggapan mengenai paparan
potensi bahaya yang teridentifikasi dari para expert di lapangan. Penilaian risiko yang berkategori
dominan diperingkat melalui konsep ALARP (As Low As Reasonably Practicable). Dari hasil
penelitian teridentifikasi sebanyak 45 risiko dominan yang terdapat pada tahapan pekerjaan
struktur antara lain 43 risiko yang tergolong risiko tinggi (high risk) seperti : terkena manuver alat
berat dan kendaraan, alat berat terguling karena area galian longsor / amblas, tali seling Tower
Crane terputus/ terjerat pada pengoperasian, muatan jatuh dari Tower Crane dan sebanyak 2 risiko
tergolong risiko sangat tinggi (extreme risk) yaitu : terkena manuver alat mixer dan swing Tower
Crane melewati batas area proyek. Dalam meminimalkan dampak risiko K3 perlu dilakukan
pengendalian risiko, evaluasi secara periodik harian, mingguan, dan evaluasi bulanan,
pertimbangan jarak aman sumber bahaya dari pekerja, pengaturan jam kerja, penetapan prosedur
skenario keadaan darurat dan instruksi kerja.

Kata Kunci : manajemen risiko, keselamatan dan kesehatan kerja, JSA, K3 konstruksi

RISK MANAGEMENT OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (K3) IN


THE DEVELOPMENT PROJECTS OF JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
PETITENGET

Abstract: Work accidents that occur on the construction project will be one of the causes
of the disruption or cessation of activities of the project work. The construction sector is the
highest contributor to work accidents and occupational illness in Bali. Rampant construction of
temporary lodging facilities or hotels in Bali can be one of the contributors to accidents. This study
aims to determine the potential hazard and any dominant risk contained in a hotel development
process as well as provides preventive measures to reduce such risks. In this research, the method
used was descriptive qualitative. The risk of Occupational Health and Safety (K3) was identified
through JSA (Job Safety Analysis). Questionnaire survey was carried out to get feedback from the
experts regarding the potential hazards identified. The dominant category of risk assessment that
was rated by the concept of ALARP (As Low As Reasonably Practicable). The research identified
45 of dominant risks contained in the phase of work structures including 43 risks classified as high
risk such as : exposed to maneuver heavy equipment and vehicles, heavy equipment rolled because
the excavated area slid down/ subsided, cross rope of Tower Crane disconnected / entangled on the
operation, the charge fell from Tower Crane and as many as two risks were classified as very high
risk (extreme risk) that is : exposed to maneuver mixer and swing Tower Crane over the edge area
of the project. The risks tended to be sourced in the work environment factors and work
equipment. In order to minimize the impact of K3 risks, it is necessary to conduct risk control,
evaluation activities in a daily, weekly, monthly periodic, considering a safe distance hazard
source from workers, setting working hours, scenario procedures of an emergency, as well as safe
work through work instruction to remind the importance of working in a healthy and safe
condition.

Keywords : risk management, occupational health and safety, JSA, K3 construction


1
Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar
2
Staf Pengajar Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar

47
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

kegiatan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel


PENDAHULUAN & Resort Petitenget.
Kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek
MANAJEMEN K3
konstruksi akan menjadi salah satu penyebab
terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
proyek. Risiko kegagalan (risk of failures) selalu Kerja (MK3) adalah bagian keseluruhan dari
ada pada setiap aktifitas pekerjaan dan saat sebuah sistem manajemen secara utuh yang
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun meliputi struktur organisasi dan sumber daya,
kecilnya, dapat mengakibatkan efek kerugian (loss). dibutuhkan guna terciptanya tempat kerja yang
Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, aman, efisien dan produktif dalam rangka
potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak- pengendalian risiko-risiko yang berkaitan dengan
tidaknya dikurangi dampaknya. Secara historis K3 dalam setiap aktivitas kegiatan pekerjaan
peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan (Djoko, 2007).
Kerja (K3) di Indonesia telah ada sejak Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja
pemerintahan Hindia Belanda. Setelah jaman adalah kunci sebagai acuan kinerja dalam
kemerdekaan dan diberlakukannya Undang-undang keamanan pekerjaan pada proyek konstruksi yang
Dasar 1945, maka beberapa peraturan termasuk ingin melindungi para pekerjanya, personel yang
peraturan keselamatan kerja yang pada saat itu ada dilapangan, seperti peraturan umum yang
berlaku yaitu Veiligheids Reglement telah dicabut memberikan petunjuk bagaimana mengurangi
dan diganti dengan Undang-undang Keselamatan kecelakaan dan memberikan perlindungan terhadap
Kerja No.1 Tahun 1970. Berdasarkan data aset/properti. Perencanaan K3 meliputi :
Kementrian Kesehatan jumlah kasus kecelakaan a. Identifikasi bahaya (hazard identification),
kerja tertinggi tahun 2014 adalah Sulsel, Riau, dan penilaian dan pengendalian risiko (risk
Bali, sedangkan jumlah pekerja yang sakit akibat assessment and risk control) yang dapat
kerja tertinggi tahun 2014 adalah Bali. Sektor diukur
konstruksi merupakan penyumbang kecelakaan b. Pemenuhan terhadap peraturan, perundangan
tertinggi, yakni 31,9% dari total kecelakaan yang dan persyaratan lainnya
terjadi. Pembangunan gedung-gedung berlantai c. Penentuan tujuan dan sasaran
seperti sarana penginapan sementara/ hotel akan d. Program kerja secara umum dan program
terus berkembang seiring jaman dan teknologi kerja secara khusus
karena jasa penginapan sementara/ hotel tersebut e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian
merupakan kontribusi besar bagi sektor pariwisata. kinerja K3.
Pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi
pembangunan sarana-sarana seperti hotel ini pada Pelaksanaan Teknis Rencana Keselamatan dan
khususnya yang secara otomatis dapat mengundang Kesehatan Kerja
terjadinya kecelakaan kerja pada proses Untuk mewujudkan pelaksanaan dari rencana
pembangunan hotel tersebut. PT. Archouse selaku program K3 harus adanya upaya-upaya dalam
pemilik dan pengembang Jambuluwuk Hotel & tindakan pada proses pelaksanaan yang
Resort Petitenget melalui proses seleksi telah resmi berkelanjutan (Khurnia, 2012). Upaya-upaya
menunjuk PT. Wahyu Di Graha sebagai kontraktor berikut dapat seperti :
utama pada proyek pembangunan Jambuluwuk
Hotel & Resort Petitenget. Proyek Pembangunan 1. Alat Pelindung Diri (APD)
Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget, merupakan Mempersiapkan peralatan/alat pelindung diri
proyek kompleks di kawasan dengan skala aktifitas guna mengurangi cidera dan mencegah timbulnya
cukup besar pada area lingkungan pariwisata yang penyakit akibat kerja.
sedang berkembang, dengan ketinggian 18 meter, 7 2. Peralatan K3
lantai dari permukaan existing, meliputi area Atas dasar memperhitungkan kekuatan dari
Basement, semi- Basement, dan bangunan berlantai metode kerja dan kebutuhan peralatan yang akan
4 serta area rooftop pool and event party dengan digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
target waktu pelaksanaan 900 (sembilan ratus) hari agar dipersiapkan.
kerja. Pembangunan hotel ini melibatkan alat-alat 3. Peninjauan ulang kontrak
berat seperti Excavator, Backhoe, Tower Crane, Pemilihan saat menerima atau membeli
Crawler Crane, Concrete Mixer Truck. Area barang dan jasa, mitra kerja perusahaan harus
pekerjaan hotel ini terletak berhimpitan dengan terjamin dalam artian memenuhi persyaratan K3
fasilitas-fasilitas umum dan pribadi seperti agar dipastikan pada saat menggunakan barang dan
restaurant Mirror Garden, villa-villa, dan area jasa dapat dijelaskan kepada semua pihak yang
perumahan warga setempat. akan menggunakan barang dan jasa tersebut
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis mengenai risiko-risiko kecelakaan kerja yang dapat
risiko dominan (major risk) yang terjadi pada terjadi.

48
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

4. Komunikasi K3
Komunikasi lewat dua arah yang efektif dan Safety Talk
pelaporan secara rutin merupakan sumber penting Morning
pelaksanaan K3, semua kegiatan ini harus Final Inspectio
didokumentasikan, prosedur yang ada harus dapat Check n to start
DAILY work
menjamin pemenuhan kebutuhan tersebut seperti
SAFETY
hasil pelaksanaan K3. WORK
5. Training & Pelatihan CYCLE
Organisasi harus menyediakan Sumber Daya Site clean Patrol,
up guidance
Manusia (SDM), sarana dan dana yang memadai , and
untuk menjamin pelaksanaan K3 sesuai dengan supervisi
persyaratan sistem K3 yang ditetapkan. Dalam on
memenuhi ketentuan tersebut, organisasi harus Gambar 1. Siklus aktifitas harian K3
membuat prosedur.
6. Inspeksi dan Perbaikan K3
b. Siklus Mingguan K3
Personel yang terlibat mempunyai kompetensi
Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work
cukup pengalaman, catatan, rekaman hasil inspeksi,
cycle) dilakukan periodik mingguan, biasanya pada
pengujian, dan pemantauan dipelihara dan tersedia
akhir minggu. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan
dengan baik bagi tenaga kerja, kontraktor yang
mengevaluasi oleh manajemen proyek terhadap
terkait dan manajemen.
grup-grup kerja, menyampaikan informasi-
7. Prosedur Pemeriksaan
informasi dari manajemen proyek kepada grup-
Pemeriksaan yang bersifat inspeksi dapat
grup kerja, serta mengadakan interaksi satu grup
dilaksanakan secara harian (daily), mingguan
kerja dengan grup kerja lainnya, sehingga akan
(weekly), bulanan (monthly), yang harus dijalankan
terjadi tukar menukar pengalaman yang
secara tetap dan kontinyu untuk mempertahankan
diperoleh suatu grup kerja selama satu minggu
hasil yang telah dicapai.
berjalan.
8. Tindakan Perbaikan
c. Siklus Bulanan K3
Tindakan perbaikan lebih ditujukan dan
Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work
bersifat memperbaiki keadaan situasi terhadap
cycle) dilakukan secara periodik bulanan, biasanya
bahaya yang akan timbul. Tindakan perbaikan yang
terletak pada akhir bulan. Hal ini perlu dilakukan
dilaksanakan dilapangan secara umum menjadi
untuk tujuan menyampaikan informasi dari
tanggung jawab pimpinan unit kerjanya, dan
manajemen proyek kepada personil, mengevaluasi
perbaikan dapat dilakukan dengan temuan
K3 oleh manajemen proyek terhadap
menyimpang dari ketentuan/strandar yang
pelaksanaan K3 pada proyek konstruksi selama
ditentukan dalam sasaran dan program Kerja K3.
satu bulan, serta penentuan program-program kerja
9. Prosedur Pengendalian
yang bersifat strategis.
Pengendalian disini maksudnya adalah untuk
12. Audit K3
memantau dan mengukur pencapaian kinerja K3,
Organisasi harus menyusun dan memelihara
yang meliputi proses K3 didasarkan dengan
prosedur audit dan program audit dalam rangka
adanya kinerja masing-masing proses kegiatan dan
pemeriksaan pada sistem manajemen K3, dengan
sasaran.
tujuan mengetahui kesesuaian dengan sistim
10. Pengendalian Administratif
manajemen K3. Program audit lengkap dengan
Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus
jadwalnya yang dilaksanakan secara berkala, harus
mempertimbangkan segala aspek K3 pada setiap
didasarkan pada hasil dari penilaian risiko dari
tahapan, rancangan tinjauan ulang prosedur dan
aktifitas organisasi dari hasil audit sebelumnya.
instruksi kerja harus dibuat oleh personel yang
13. Investigasi Kecelakaan
mempunyai kompetensi kerja dengan melibatkan
Hal ini penting bahwa setiap kecelakaan harus
pelaksana yang terkait.
di lakukan investigasi, seperti penyebabnya, dan
11. Siklus Penanganan K3
membuat laporan secara lengkap apa yang terjadi
a. Siklus Harian K3
dan mengapa bisa terjadi.
Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle)
14. Fasilitas Kesehatan dan Testing Perobatan
adalah suatu siklus aktifitas safety yang rnempuyai
Diperlukan pengaturan terhadap Rumah
periode ulang setiap hari. Aktifitas ini dilakukan
Sakit terdekat dan Dokter untuk membantu bila
oleh kelompok-kelompok kecil pekerja yang
terjadi kecelakaan setelah dilakukan pertolongan
menangani pekerjaan sejenis, dipimpin langsung
pertama pada kecelakaan (P3K) di lapangan,
oleh kepala grup kerja.
seperti halnya menetapkan dan menyiapkan
peralatan P3K sendiri.

49
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

Analisis Bahaya Menurut Australia/New Zealand Standard atau


Menurut Labor Occupational Health Program, disebut juga AS/NZS 4360 (2004), risiko adalah
bahaya ditempat kerja adalah segala sesuatu di suatu kesempatan dari kejadian atau peristiwa
tempat kerja yang dapat malukai pekerja, baik yang dapat menimbulkan dampak pada sasaran,
secara fisik maupun mental. Bahaya merupakan risiko diukur berdasarkan adanya kemungkinan
potensi yang dimiliki oleh bahan/ material, proses terjadinya suatu kasus dan konsekuensi yang dapat
atau cara dari pekerja yang dapat menimbulkan ditimbulkan.
kerugian terhadap keselamatan dan kesehatan jiwa Pada Manajemen Risiko dalam perspektif K3
seseorang. Bahaya juga merupakan suatu sumber (Soehatman,2009), jenis risiko dapat dikategorikan
energi yang dapat menyebabkan terjadinya cidera sebagai berikut:
pada pekerja, kerusakan pada peralatan, a. Risiko Keselamatan (Safety Risk )
lingkungan, dan struktur. Risiko keselamatan adalah suatu risiko yang
Menurut Soehatman (2009), jenis-jenis mempunyai kemungkinan rendah untuk terjadi
bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) saat tetapi memiliki konsekuensi besar.Risiko ini dapat
berada di tempat kerja sebagai berikut : terjadi sewaktu-waktu, bersifat akut dan fatal.
6. Bahaya fisik (Physical Hazard) dapat berupa Kerugian-kerugian yang biasanya terjadi dalam
radiasi, temperatur ekstrim, cuaca, risiko keselamatan adalah cedera, kehilangan hari
pencahayaan, getaran, tekanan udara. kerja, kerusakan property dan kerugian produksi
7. Bahan kimia (Chemical Hazard) bahaya dan penjualan.
berbentuk gas, cair, padat yang mempunyai b. Risiko Kesehatan (Health Risk)
sifat racun (toxic), iritasi (irritant), sesak Risiko kesehatan adalah suatu risiko yang
napas (asphyxia), mudah terbakar mempunyai kemungkinan tinggi untuk kterjadi
(flammable), meledak (explosive), berkarat tetapi memiliki konsekuensi yang rendah.Risiko
(corrosive). jenis ini dapat terjadi kapan saja secara terus-
8. Bahaya biologis (Biological hazard) bahaya menerus dan berdampak kronik. Penyakit-penyakit
yang dapat berasal dari mikroorganisme yang terjadi misalnya gangguan pernafasan,
khususnya yang dapat menimbulkan gangguan syaraf, gangguan reproduksi dan
gangguan kesehatan, seperti bakteri, jamur, gangguan metabolic atau sistemik.
virus. c. Risiko Lingkungan (Enviromental Risk)
9. Bahaya ergonomik merupakan bahaya yang Risiko ini berhubungan dengan keseimbangan
dapat menimbulkan gangguan pada tubuh lingkungan. Ciri- ciri risiko lingkungan adalah
secara fisik sebagai akibat dari perubahan yang tidak signifikan, mempunyai masa
ketidaksesusaian dan cara kerja yang salah laten yan panjang, berdampak besar pada populasi
10. Bahaya mekanis (Mechanical Hazard) bahaya atau komunitas, berubahnya fungsi dan kapasitas
yang terdapat pada benda-benda yang habitat dan ekosistem serta kerusakan sumber daya
bergerak serta dapat menimbulkan dampak alam
luka bahkan kematian seperti terpotong, d. Risiko Keuangan (Financial Risk)
tertusuk, tersayat, tergores, terjepit. Risiko keuangan berkaitan dengan masalah
11. Bahaya kelistrikan (Electrical hazard) ekonomi, contohnya adalah kelangsungan suatu
merupakan bahaya yang berasal dari arus bisnis, asuransi dan inventasi
aliran listrik. e. Risiko Umum (Public Risk)
12. Bahaya psikologi (Psychological Hazard Risiko ini berkaitan dengan kesejahteraan
Stress) dapat berupa tekanan pekerjaan, kehidupan orang banyak. Sehingga hal-hal yang
kekerasan ditempat kerja, dan jam kerja yang tidak diharapkan seperti pencemaran air dan udara
panjang kurang teratur dapat dihindari.

Manajemen Risiko Metode Identifikasi Risiko


Manajemen risiko adalah sebuah cara yang Terdapat bermacam metode yang sering
sistematis dalam memandang sebuah risiko dan digunakan dalam proses mengidentifikasi risiko
menentukan dengan tepat penanganan terhadap untuk mengetahui faktor penyebab atau dampak
risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk dari risiko itu sendiri. Berikut beberapa contoh
mengidentifikasi sumber dari risiko dan metode dalam mengidentifikasi risiko :
ketidakpastian, serta dapat memperkirakan dampak a. Preeliminary Hazard Analysis
yang akan ditimbulkan dan mengembangkan Preeliminary Hazard Analysis adalah suatu metode
respon yang harus dilakukan untuk menanggapi yang dilakukan jika tidak adanya informasi
risiko tersebut. Tindakan manajemen risiko diambil mengenai suatu sistem baru yang akan
oleh para praktisi untuk merespon bermacam- dipergunakan. Metode ini biasanya dilakukan pada
macam risiko. Responden melakukan dua macam awal sebelum sistem baru mulai diterapkan.
hal tindakan dalam manajemen risiko yaitu prihal
mencegah dan memperbaiki (Ibrahim,2011).

50
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

b. Failure Mode Effect Analysis pengendalian bahaya yang telah dilakukan


Failure Mode Effect Analysis adalah metode yang sebelumnya. Faktor probabilitas juga berkaitan
dipergunakan dalam menganalisa sistem yang dengan faktor perilaku pekerja dikarenakan
berhubungan dengan engineering dalam menilai kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap
efek dari kegagalan komponen suatu sistem serta bahaya dan sumber risiko yang ada dalam proses
mengevaluasi efek dari kegagalan tersebut, kerja dan di tempat kerjanya atau stres yang
sehingga efek dari kegagalan system tersebut dapat dialami pekerja yang berpengaruh dalam
dikurangi. penurunan konsentrasi pekerja.
c. Check List c. Konsekuensi
Check List merupakan suatu metode yang Merupakan besaran dampak yang ditimbulkan
digunakan untuk mengetahui sebuah kondisi awal dari risiko. Ditentukan dengan analisis atau
dalam mengevaluasi sebuah perangkat, peralatan, kalkulasi statistik berdasarkan data-data yang
fasilitas dan prosedur operasi dengan teknik terkait atau melakukan estimasi subjektif
memberi tanda/ simbol-simbol pada setiap tahap berdasarkan pengalaman terdahulu.
data yang akan dievaluasi.
d. Hazard and operability Study Analisis Risiko Kualitatif
Hazard and operability Study (HAZOPS) Metode kualitatif ini pada umumnya
merupakan metode yang sering digunakan pada menggunakan tabulasi sifat karakteristik penelitian
industri kimia dalam mengidentifikasi bahaya yang melalui skala deskriptif seperti; tinggi, sedang, atau
kaitannya dalam memproses bahan kimia serta rendah. Hasil dari analisis kualitatif berbentuk
dampak bahan-bahan kimia tersebut pada matriks risiko dengan dua parameter, yaitu peluang
lingkungan. dan akibat. Menurut AS/NZS 4360 seperti tabel
e. Fault Tree Analysis (FTA) berikut:
Fault Tree Analysis metode yang digunakan dalam
memprediksi atau digunakan sebagai alat Tabel 2. Level risiko berdasarkan standar
investigasi setelah terjadi kecelakaan, konsep ini AS/NZS4360
dilakukan dengan mencari keterkaitan secara
RISIKO Risiko tidak dapat diterima, kegiatan
berantai yang menyebabkan kecelakaan bisa SANGAT tidak boleh dilanjutkan sampai
terjadi. TINGGI keadaan tertentu/ upaya mereduksi
f. Job Safety Analysis 15- 25 risiko
Job Safety Analysis atau JSA adalah metode yang RISIKO Risiko perlu pertimbangan untuk
dilakukan dalam upaya mengidentifikasi bahaya TINGGI direduksi, kegiatan tidak boleh
atau risiko-risiko kecelakaan kerja yang dapat 8 - 12 dilanjutkan, jika dilanjutkan perlu
terjadi di tempat kerja dari setiap aspek yang tindakan segera
mempengaruhi tahapan pekerjaan tersebut. RISIKO Perlu tindakan untuk mengurangi
(Wiyasa,2014). SEDANG risiko, disesuaikan dengan
4-6 perhitungan biaya pencegahan dan
waktu yang diperlukan
Analisis Risiko RISIKO Risiko dapat diterima, pengendalian
Analisis risiko merupakan kegiatan RENDAH tambahan tidak diperlukan
menganalisa suatu risiko dengan menentukan 1-3
besarnya kemungkinan terjadi dan tingkat dari Tingkat risiko (level of risk) pada analisis
penerimaan akibat suatu risiko. Tujuan adalah semikuantitatif merupakan hasil perkalian dari
untuk membedakan antara risiko kecil, risiko variabel konsekuensi, paparan, dan kemungkinan
sedang, dengan risiko besar dan menyediakan data dari risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat
untuk membantu evaluasi dan penanganan risiko pada setiap tahapan pekerjaan.
(AZ/NZS 4360). Faktor yang mempengaruhi dalam
analisis risiko adalah :
a. Sumber risiko Nilai risiko = Likelihood (L) x Consequences (C)
Merupakan asal atau timbulnya risiko yang
dapat berupa material, yang digunakan dalam Tingkat atau peringkat dari risiko merupakan
proses kerja, peralatan kerja, kondisi area kerja alat yang sangat penting pada manajemen dalam
dan perilaku dari pekerja. pengambilan keputusan, karena melalui peringkat
b. Probabilitas risiko pihak manajemen dapat menentukan prioritas
Merupakan besaran kemungkinan timbulnya dan penanganan saat mengalokasikan sumber daya
risiko. Ditentukan dengan menganalisis frekuensi pada tahap pekerjaan konstruksi berlangsung. Pada
bahaya terhadap para pekerja, jumlah dan evaluasi risiko akan diperoleh gambaran-gambaran
karakteristik bahaya yang terpapar pada pekerja, informasi tentang risiko yang ada dalam parameter
jumlah dan karakteristik pekerja yang terkena biaya maupun parameter lainnya. As Low As
dampak bahaya, kondisi area kerja, kondisi Reasonably Practicable (ALARP) merupakan salah
peralatan kerja, serta efektifitas tindakan satu konsep praktis dalam mengevaluasi prioritas
51
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

dari risiko tersebut menimbang terhadap terjadinya Kesehatan Kerja (K3) yang meliputi frekuensi dan
risiko, dana, dan waktu untuk mengendalikannya konsekuensi.
dilapangan. Menggunakan metode dengan konsep b. Data Sekunder
ini dapat memungkinkan dan memudahkan kita Data sekunder berupa studi literatur, buku,
dalam menetapkan tujuan dan tugas para duty- papers, media online dan laporan yang diperoleh
holders secara non preskriptif (Bhardwaj, 2010). dari penelitian-penelitian terdahulu sejenis. Data
Menurut AS/NZS 4360 (2004) ada tiga yang akan ditinjau pada proyek konstruksi seperti :
kategori region pada ALARP untuk meninjau 1) Gambar Kerja, 2) Bill of Quantity 3) Daftar Alat
peringkat risiko antara lain : 4) Struktur Unit K3 dikaji untuk mendapatkan
1. Dapat diterima secara luas (broadly identifikasi risiko.
acceptable)
2. Dapat ditoleransi (tolerable) Populasi dan Teknik Sampling
3. Tidak dapat diterima/ tidak dapat ditoleransi Populasi dalam metode penelitian ini diartikan
(unacceptable) sebagai penyebutan sekelompok objek yang akan
menjadi sasaran dari penelitian. Populasi penelitian
ini merupakan orang-orang yang terlibat langsung
pada proyek tempat penelitian.
RISIKO
Penelitian menggunakan teknik purposive
SANGAT Risko tidak sampling adalah pengambilan sampel yang
TINGGI Unacceptable Region dapat diterima
kecuali dalam berdasarkan kriteria penilaian pada kemampuan
keadaan tertentu dan pengetahuan responden yang diyakini dapat
RISIKO
memberikan jawaban sesuai dengan topik
Risiko perlu
TINGGI pertimbangan untuk penelitian.
direduksi
Penentuan Skala Penilaian
Tolerable Region Penilaian dilakukan terhadap tingkat penilaian
responden, dengan menggunakan skala likert, akan
menunjukan tingkatan dari responden terhadap
RISIKO
SEDANG
Perlu tindakan untuk risiko yang teridentifikasi
mengurangi risiko

Instrumen Penelitian
Broadly Risiko dapat diterima Instrumen penelitian digunakan untuk
RISIKO Acceptable
RENDAH Region mendapatkan serta mengolah informasi yang
diperoleh dari para responden dengan
menggunakan pola ukur ketepatan yang sama.
Gambar 2.5 Regional ALARP
Uji Validitas Konstruk dan Realibilitas Alpha
Cronbach
METODE Uji validitas berguna untuk mengetahui
apakah ada pernyataan-pernyataan pada instrumen
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam hal ini kuesioner yang diganti karena
kualitatif. Penelitian dilakukan pada Proyek dianggap tidak valid dari masing-masing
Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort pernyataan dengan skor total Sugiyono (2010).
Petitenget pada pelaksanaan pekerjaan dari tahap Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
persiapan sampai dengan tahap mekanikal sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten,
elektrikal. apakah responden yang sama akan menghasilkan
data yang konsisten atau sama pada waktu yang
Jenis dan Sumber Data berbeda. Dengan kata lain, reliabilitas mencirikan
a. Data Primer tingkat konsistensi. Uji reliabilitas kuesioner
Data primer berupa gambaran identifikasi dilakukan menggunakan metode Alpha Cronbach,
potensi bahaya melalui JSA (Job Safety Analysis) Sampel yang diambil berjumlah sebanyak 20
dan penilaian risiko Keselamatan dan Kesehatan responden dari total 23 kuisioner yang disebarkan
Kerja (K3) yang akan diperoleh melalui survei di untuk menguji validitas dan relliabilitas dilakukan
lapangan dengan teknik wawancara (interview) dan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 20.
pengamatan (observation) di area kerja proyek Untuk uji validitas r hitung > r Tabel maka
pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort dinyatakan valid. Nilai r Tabel untuk N= 20 adalah
Petitenget. Kemudian kuesioner dibagikan kepada 0,444. Jika r hitung < r Tabel maka dinyatakan
para responden dan dipandu pada saat tidak valid sedangkan untuk uji reliabilitas diukur
pengisiannya, sehingga diperoleh penilaian risiko dengan skala 0 sampai 1. Nilai Alpha mendekati 1
(risk assesment) terhadap Keselamatan dan

52
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

menunjukan realibilitas atau alat ukur mendekati


akurat Sugiyono (2010).

Kerangka Penelitian

TAHAPAN IDENTIFIKASI DAN STUDY


PUSTAKA

- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Study Pustaka dan Tinjauan Lapangan

IDENTIFIKASI RISIKO
JSA (Job Safety Analysis)

PENYUSUNAN INSTRUMEN Grafik 4.1 Presentase jumlah risiko pada setiap


KUISIONER aktivitas pekerjaan
UJI VALIDITAS & RELIABILITAS Teridentifikasi sebanyak 92 risiko (33%)
bersumber pada manusia (people), 57 risiko (21%)
TAHAPAN PENGUMPULAN DATA bersumber pada peralatan (equipment), 40 risiko
(15%) bersumber pada bahan (material), dan 86
KUISIONER : risiko (31%) bersumber dari lingkungan
Frekuensi Risiko (environtment).
Konsekuensi Risiko

TAHAPAN ANALISIS DATA

-Analisis Risiko :

Peringkat Risiko, Evaluasi Risiko


Pengendalian Risiko

SIMPULAN & SARAN


Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengumpulan Data Grafik 4.2 Presentase jumlah risiko berdasarkan
Data yang diperoleh dari JSA (Job Safety sumber risiko
Analysis) ini bertujuan untuk mengidentifikasi
risiko dari setiap aktivitas pekerjaan yang
dilakukan dari tahapan Pekerjaan Persiapan, Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen
Pekerjaan Struktur, dan Pekerjaan Plumbing ME Penelitian
yang berpotensi terhadap timbulnya bahaya dalam Sampel yang digunakan untuk uji validitas
pelaksanaannya, dari tahapan tersebut dapat adalah 20 sampel responden dengan taraf signifikan
diidentifikasi risiko/ potensi bahaya yang terjadi 5%. Terdapat 4 faktor variabel yang dinyatakan
pada setiap aktivitas yang ada pada masing-masing tidak valid pada uji validitas dan realibilitas
tahapan. Secara keseluruhan teridentifikasi total frekuensi, dengan nilai korelasi terkecil 0,121 dan
sebanyak 275 risiko yang masing-masing terdapat terbesar 0,966 dengan nilai uji realibilitas 0,998.
32 risiko (12%) dari Pekerjaan Persiapan, 199 Variabel yang tidak valid akan digantikan sehingga
risiko (72%) dari Pekerjaan Struktur, dan 44 risiko tetap dapat digunakan, sedangkan pada uji validitas
(16%) dari Pekerjaan Plumbing dan ME. dan realibilitas konsekuensi didapat nilai korelasi
terkecil 0,608 dan terbesar 0,746 dengan nilai uji
realibilitas 0,995 maka dinyatakan valid dan
reliabel, dengan nilai Alpha Cronbach ≥ 0,6

53
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

Analisis Risiko
Nilai modus yang diterima melalui kuisioner
dapat mewakili representasi terhadap responden.
Dari modus jawaban responden terhadap frekuensi
(likelihood) dan konsekuensi (consequence)
besarnya risiko merupakan hasil kali antara
frekuensi dan konsekuensi (risk= likelihood x
consequences).

Evaluasi Risiko
Pengevaluasian peringkat risiko dilakukan
melalui ALARP (As Low As Reasonably
Practicable). Dengan memasukan nilai besarnya
risiko K3 maka dapat ditentukan peringkat risiko
K3 dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Terdapat
143 jenis risiko (48%) tergolong risiko rendah (low Grafik 4.4 Presentase risiko dominan berdasarkan
risk), 98 jenis risiko (35%) tergolong sedang sumber risiko
(medium risk), 43 jenis risiko (16%) tergolong
risiko tinggi (high risk), dan 2 jenis risiko (1%) Melalui metode pengendalian risiko
tergolong risiko sangat tinggi (extreme risk). berdasarkan sumber risiko yang ada, pekerja
diharapkan dapat mengenali potensi bahaya melalui
sumbernya sehingga pekerja termotivasi untuk
melakukan kegiatan pekerjaan dengan keadaan
sehat dan aman.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan maka, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Teridentifikasi sebanyak 275 jenis risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel &
Resort Petitenget yang teridentifikasi pada 3
Grafik 4.3 Presentase peringkat risiko berdasarkan tahapan pekerjaan yaitu, tahap pekerjaan
kategori risiko persiapan sebanyak 32 jenis risiko (12%),
tahap pekerjaan struktur sebanyak 199 jenis
Terdapat sebanyak 45 macam risiko yang risiko (72%), dan tahap pekerjaan plumbing
termasuk kategori dominan (major risk) yaitu risiko dan ME sebanyak 44 risiko (16%).
dengan tingkat kategori tinggi (high risk) dan risiko Berdasarkan faktor risiko teridentifikasi faktor
dengan tingkat kategori sangat tinggi (extreme manusia (people) sebesar 92 risiko (33%),
risk). Faktor lingkungan (environment) cenderung faktor peralatan (equipment) sebesar 57 risiko
berkontribusi paling besar sebagai penyebab (21%), faktor lingkungan kerja (environment)
kecelakaan pada pelaksanaan proyek yaitu sebesar sebesar 86 risiko (31%) dan faktor bahan
38%, faktor peralatan (equipment) sebesar 31%, (material) sebesar 40 risiko (15%). Terdapat
manusia (people) sebesar 29%, dan bahan 45 jenis risiko yang tergolong kategori
(material) sebesar 2%. dominan (major risk) antara lain dipengaruhi
oleh faktor manusia (people) sebanyak 13 jenis
risiko (29%), faktor peralatan (equipment)
sebanyak 14 risiko (31%), faktor lingkungan
kerja (environment) sebanyak 17 risiko (38%)
dan faktor bahan (material) sebanyak 1 risiko
(2%) .
2. Dari 45 jenis risiko yang tergolong kategori
dominan (major risk) diantaranya Terkena
manuver alat berat dan kendaraan, Alat berat
terguling karena area galian longsor/ amblas,
Tali seling Tower Crane terputus/ terjerat pada
saat pengoperasian, Muatan jatuh dari Tower
Crane, Swing Tower Crane melewati batas
54
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87

area proyek, cenderung bersumber pada http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/disnak


lingkungan kerja (environment) dan peralatan erlama/index.php?option=com_content&view
kerja (equipment). =article&id=649:tinjauan-filsafat-dan-
perspektif-k3-era-kekinian
Saran Flanagan, R.N. 1993. Risk Management and
Adapun saran yang dapat disampaikan Construction. Blackwell Science. London
melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam upaya peningkatan rasa aman dalam Godfrey, P. 1996. A Guide to Systematic
bekerja pada proyek konstruksi diperlukannya Management of Risk from Construction.
evaluasi yang bersifat rutin untuk selalu CIRIA. London.
mengingatkan pentingnya bekerja dalam Heinrich, H.W. 1931. Industrial Accident
keadaan sehat dan aman seperti melakukan Prevention, A Scientific Approach. McGraw-
siklus aktivitas penanganan K3 secara Hill Book Company Inc. New York
periodik harian, mingguan, dan evaluasi Ibrahim, J. K. 2011. Pelaksanaan Program
bulanan dapat dimulai dari kelompok- Keselamatan Dan Kesehatan KerjaKaryawan
kelompok kecil pekerja yang menangani PT. BITRATEX INDUSTRIES.
pekerjaan sejenis, dipimpin langsung oleh Skripsi.Semarang: Universitas Diponegoro.
kepala grup kerja. Juliansyah. N. 2011. Metodologi Penelitian.
2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut
Kencana Prenada Media. Jakarta
untuk mengetahui besarnya biaya yang
dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh Khurnia, K. A. P. 2012. “Identifikasi dan Analisis
dari pengendalian risiko dominan. Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Area Produksi di PT. SIERAD
PRODUCE,Tbk”. Skripsi. Departemen
DAFTAR PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas
Adityanto, B. & Irawan, S. 2012. Manajemen Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas
Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia
Pada Pekerjaan Struktur Bawah dan Struktur
Puspita, I. 2012. Statistik Deskriptif. (makalah
Atas Gedung Bertingkat. Skripsi. Semarang:
online) April 11. Avaible from :
Universitas Diponegoro
http://www.scribd.com/doc/88868567/STATI
AS/NZS 4360 2004. The Australian And New STIK-DESKRIPTIF#scribd
Zealand Standard on Risk Management.
Runtu, D. 2016. “K3 Jangan Jadi Beban”. Tokoh,
Broadleaf Capital International Pty. NSW
11 – 17 Januari, Edisi 883 hal: 23
Australia
Soehatman, R. 2009. Sistem Manajemen
Andhika, S. K. 2013. Perbandingan Tingkat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. OHSAS
Kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
18001. Dian Rakyat, Jakarta.
Sebelum dan Sesudah Penerapan OHSAS
18001 Di PT.PHARPOS, Tbk. Jurnal.Volume Sucita, I. K. & Broto, A. B. 2011. Identifikasi dan
10, Nomor 2, Juli, Tahun 2013, Halaman Penanganan Risiko K3 Pada Proyek
99-120. Semarang: Universitas Diponegoro Konstruksi Gedung. Jurnal.VOL.10, NO. 1,Januari
2011. Jakarta.
Bennet, N.B & Silalahi. 1995. Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Binaan PustakaPresindo. Jakarta Kualitatif. R&D Alfabeta. Bandung
Bhardwaj, J. R. 2010. Industrial Disaster Risk Winjani, D. 2010. “Analisis Kualitatif Hubungan
Management Training Modules. Bhopal Antara Hasil Analisis Risiko Keselamatan
Available from: http://www.hrdp-idrm.in Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja
yang Telah Terjadi pada Pekerja di Unit
Bird, F.E. and Germain, George L. 1985. Practical
Shredder Facility PT HOLCIM INDONESIA
Loss Control Leadership, Institute publishing,
Tbk”. Skripsi. Program Studi Kesehatan
Loganville, GA. U.S.A.
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Colling, A.D. 1990. Industrial Safety Management Kesehatan. Jakarta:Universitas Islam Negeri
and Technology. Prentice Hall. Syarif Hidyattulah.
Djoko.S. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan Wiyasa, W. 2014. Manajemen Risiko Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Proyek (Project Safety & Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek
Health Management). Departemen Pekerjaan Pembangunan Ciputra World Jakarta. Tesis.
Umum. Jakarta. Program Magister Teknik Sipil Universitas
Depnakertrans Jatim. 2014. Tinjauan Filsafat dan Udayana Denpasar.
Perspektif K3 Era Kekinian. Avaible from
URL:

55

Anda mungkin juga menyukai