Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. STRUKTUR DAN PENGERTIAN DNA

DNA (deoxyribonucleic acid) adalah suatu struktur molekul yang

mengandung materi genetik di dalam nukleus yang ada pada hampir semua sel

tubuh kita.Informasi DNA disimpan sebagai kode yang disusun oleh empat basa

kimia yang terdiri dari adenine (A), guanine (G), cytosine (C), and thymine (T).

DNA manusia terdiri dari kira-kira 3 milyar basa kimia dan lebih dari 99 persen

manusia memiliki basa kimia yang sama. Urutan dari basa kimia itulah yang

menentukan informasi yang tersedia untuk pertumbuhan dan pembangunan suatu

organisme.4

Basa DNA berpasangan satu sama lain, A berpasangan dengan T, sedangkan

C dengan G. Setiap basa juga berikatan dengan molekul gula dan molekul fosfat,

dan ikatan ini dinamakan nukleotida. Nukleotida disusun sebagai dua untai

membentuk heliks ganda spiral.4

Heliks ganda berbentuk menyerupai tangga, pasangan basa kimia

membentuk anak tangga, sedangkan molekul gula dan fosfat membentuk pinggiran

vertikal tangga. Sepotong DNA terdiri dari jutaan pasangan basa, dengan

komponen protein yang dikenal dengan kromosom. DNA dapat bereplikasi sendiri,

setiap untai DNA dapat menyajikan diri untuk menduplikasi deretan basa. Hal ini

penting saat sel membelah diri karena setiap sel baru harus memiliki salinan DNA

yang serupa dengan DNA pada sel yang lama.4

3
Selain itu, DNA mempunyai unit esensial berupa kodon, yang merupakan

triplet urutan basa dan masing-masing triplet mengkodekan sebuah asam amino

tertentu. Kode genetik hanya menentukan struktur protein primer. Protein ini dapat

merupakan komponen struktural makromolekul atau enzim yang mengendalikan

sintesis non protein.5

Pada organisme eukariotik, sebagian besar DNA berada pada inti sel

(kromosom), yaitu yang disebut core DNA (c-DNA); dan sebagian kecil DNA

berada dalam mitokondria (organel mitokondria), yaitu yang disebut mitokondria

DNA (mt-DNA). c-DNA merupakan materi genetik yang membawa sifat individu

dan diturunkan dari ayah dan ibu menurut hukum Mendel. Berdasarkan pola

pewarisan ini, maka pemeriksaan c-DNA dapat digunakan untuk mencari

hubungan anak-ibu maupun anak-bapak.5

Gambar 2.1 DNA berwujud dua rantai polimer (double helix)

B. KROMOSOM

Di dalam nukleus sel, molekul DNA terdapat dalam struktur yang

menyerupai benang yang disebut kromosom. Setiap kromosom dibagi menjadi


4
lokus yang menandai posisi gen setiap kromosom. Sel tubuh manusia memiliki 23

pasang kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom autosomal dan satu

pasang kromosom seks. Pada wanita kromosom sexnya XX dan pada pria

kromosom sexnya XY. Kromosom Y mengandung SRY ( Sex Determining Region

Y) yang berperan menentukan kelelakian seseorang dengan peranannya mengatur

terbentuknya hormon testosteron. Kromosom Y yang bersifat unik karena setiap

kromosom Y pada seorang pria akan diturunkannya secara langsung hanya kepada

anak laki-lakinya dan kemudian diteruskan oleh anak laki-lakinya kepada cucunya

hingga keturunan laki-laki selanjutnya.5

Peran penting kromosom Y dalam DNA typing antara lain untuk kriminologi

dan analisis forensik, analisis orang hilang, kasus warisan yang melibatkan

keterkaitan genetik antara anggota keluarga laki-laki, kasus imigrasi untuk

menentukan kekerabatan genetik, dan kepentingan antropologi (salah satu cabang

ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu).5

D. TES DNA

1. PENGERTIAN TES DNA

Tes DNA adalah satu teknik biologi molekuler penanda genetik yang dipakai

untuk pengujian terhadap materi profil DNA, yaitu sehimpunan data yang

menggambarkan susunan DNA yang dianggap khas untuk individu yang menjadi

sampelnya.Hanya sebagian kecil berkas DNA yang dipakai untuk pengujian,

seperti bagian DNA yang berisi pengulangan urutan basa (variable number tandam

repeats/ VNRT).6

5
Tes DNA ini sangat dipercaya dan sudah diakui keabsahannya dapat

mengidentifikasi seseorang dengan keakuratan mencapai 100%, sehingga banyak

dimanfaatkan dalam analisis, pihak kepolisian maupun pengadilan khususnya

untuk membantu mengungkap suatu perkara. Adanya kesalahan bahwa kemiripan

pola DNA bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya,

yaitu dengan peluang satu diantara satu juta.Jikapun terdapat kesalahan itu

disebabkan oleh faktor human error terutama pada kesalahan interpretasi fragmen-

fragmen DNA oleh operator (manusia).6

DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah c-DNA dan mt-DNA.Sampel

DNA yang paling akurat digunakan dalam tes adalah c-DNA, karena inti sel tidak

bisa berubah.Sementara mt-DNA dapat berubah karena berasal dari garis

keturunan ibu yang dapat berubah seiring dengan perkawinan

keturunannya.Namun, keunikan dari pola pewarisan mt-DNA tersebut sekaligus

menjadi kelebihannya, sehingga mt-DNA dapat dijadikan sebagai marker

(penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan

secara maternal.6

2. TUJUAN TES DNA

Tes DNA pada umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi

sebagai penentuan pewalian anak atau penentuan orang tua dari anak (Tes

Paternitas); dan (2) tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik, seperti

identifikasi korban yang telah hancur maupun untuk pembuktian kasus kejahatan

semisal kasus permerkosaan atau pembunuhan.6

6
3. DNA DALAM BARANG BUKTI FORENSIK

Seorang penjahat tanpa disadari pasti akan meninggalkan sesuatu (jejak),

sehingga ketika polisi dipanggil ke tempat kejadian serius, tempat kejadian perkara

(TKP) segera ditutup dengan pita kuning police line untuk mencegah pencemaran

bukti- bukti penting. Ahli forensik harus bergegas ke tempat kejadian sebelum

bukti penting yang mungkin membantu mengungkap kejadian hilang/dirusak.

Barang bukti forensik yang ditemukan harus diambil sampelnya untuk diperiksa di

laboratorium demi mendapatkan data pelengkap dan pendukung. Salah satu

pemeriksaan yang penting dan hasilnya bisa didapat dengan cepat adalah tes sidik

DNA. Tes sidik DNA dalam kasus forensik utamanya dilakukan untuk tujuan

identifikasi korban walaupun sekarang tes sidik DNA juga bisa dilakukan untuk

melacak pelaku kejahatan.7

Pelacakan identitas forensik akan dilakukan dengan mencocokkan antara

DNA korban dengan terduga keluarga korban. Hampir semua sampel biologis

tubuh dapat digunakan untuk sampel tes siik DNA, tetapi yang sering digunakan

adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan

kuku. Untuk kasus- kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau

sampel biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat

dijadikan sampel tes sidik DNA.7

Pemeriksaan identifikasi forensik merupakan pemeriksaan yang pertama kali

dilakukan, terutama pada kasus tindak kejahatan yang korbannya tidak dikenal

walaupun identifikasi juga bisa dilakukan pada kasus non kriminal seperti

kecelakaan, korban bencana alam dan perang, serta kasus paternitas (menentukan

7
orang tua). Secara biologis, pemeriksaan identifikasi korban bisa dilakukan dengan

odontologi (gigi-geligi), anthropologi (ciri tubuh), golongan darah serta sidik

DNA. Sidik DNA merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu.

Seperti halnya sidik jari (fingerprint) yang telah lama digunakan oleh detektif dan

laboratorium kepolisian sejak tahun 1930.7

DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA

inti sel. DNA yang paling akurat untuk tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak

bisa berubah sedangkan DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal

dari garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan perkawinan

keturunannya. Kasus-kasus kriminal, penggunaan kedua tes DNA di atas,

bergantung pada barang bukti apa yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara

(TKP). Seperti jika ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah DNA

inti sel yang terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut,

epitel dalam bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih

menggandung unsur DNA yang dapat dilacak. Misalnya dalam kasus korban

ledakan bom, serpihan tubuh para korban yang sulit dikenali diambil sekuens

genetikanya. Bentuk sidik DNA berupa garis-garis yang mirip seperti bar-code di

kemasan makanan atau minuman. Membandingkan kode garis-garis DNA, antara

30 sampai 100 sekuens rantai kode genetika, dengan DNA anggota keluarga

terdekatnya, biasanya ayah atau saudara kandungnya, maka identifikasi korban

forensik atau kecelakaan yang hancur masih dapat dilacak. Untuk kasus

pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama adalah kepala

spermatozoanya yang terdapat DNA inti sel di dalamnya. Jika di TKP ditemukan

8
satu helai rambut maka sampel ini dapat diperiksa asal ada akarnya. Namun untuk

DNA mitokondria tidak harus ada akar, cukup potongan rambut karena diketahui

bahwa pada ujung rambut terdapat DNA mitokondria sedangkan akar rambut

terdapat DNA inti sel.7

4. SAMPEL DAN PENYIAPAN SAMPEL UNTUK TES DNA

Hampir semua sampel biologis tubuh seperti darah dan bercak darah,

seminal, cairan vaginal, dan bercak kering, rambut (baik rambut lengkap dengan

akarnya atau hanya batang rambut), epitel bibir (misal pada puntung rokok), sel

buccal, tulang, gigi, saliva dengan nucleus (pada amplop, perangko, cangkir),

urine, feces, kerokan kuku, jaringan otot, ketombe, sidik jari, atau pada peralatan

pribadi dapat digunakan untuk sampel tes DNA. Tetapi yang paling sering

digunakan untuk tes DNA adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian

dalam (buccal swab), dan kuku.8

Untuk kasus-kasus forensik, sampel sperma, daging, tulang, kulit, air liur

atau sampel biologislain yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat

dijadikan sampel tes DNA.8

Tahap pengambilan dan penyimpanan bahan atau sampel merupakan tahapan

yang vital, dan harus dilakukan dengan prinsip-prinsip di bawah ini:

1. Hindari tempat yang terkontaminasi DNA dengan tidak menyentuh

objek secara langsung dengan tangan, tidak bersin atau batuk di dekat

barang bukti.

9
2. Menggunakan sarung tangan bersih untuk pengumpulan barang bukti.

Sarung tangan harus diganti untuk setiap penanganan barang bukti

yang berbeda.

3. Setiap barang bukti harus disimpan terpisah

4. Bercak darah, bercak sperma, dan bercak lainnya harus dikeringan

dahulu sebelum disimpan

5. Sampel harus disimpan pada amplop atau kertas setelah dikeringkan.

Jangan menggunakan bahan plastik karena plastik dapat mempercepat

degradasi molekul DNA. Setiap amplop harus ditandai nomor kasus,

nomor bukti, waktu pengumpulan

6. Bercak pada permukaan meja atau lantai dapat diambil dengan swab

kapas steril dan alkohol. Keringkan kapas tersebut sebelum dibawa.

7. Di laboratorium, sampel DNA disimpan dalam kulkas bersuhu 40C

atau dalam freezer bersuhu -200C. Sampel yang akan digunakan dalam

waktu yang lama, dapat disimpan dalam suhu -700C.7

Secara umum DNA dapat rusak akibat pengaruh lingkungan seperti paparan

sinar matahari, terkena panas, bahan kimia, air dan akibat kerja enzim DNAase

yang terdapat dalam jaringan sendiri. Untuk itu terhadap berbagai bahan sampel

tersebut harus diberi perlakuan sebagai berikut:

1. Jaringan, organ, dan tulang

Bila masih segar, ambil tiap bagian dengan pinset lalu masukkan

masing-masing bagian ke dalam wadah tersendiri. Beri label yang jelas

dan tanggal pembagian sampel, simpan di pendingin lalu kirim ke

10
laboratorium. Namun bila sampel tidak lagi segar (busuk), ambil

sampel, bungkus dengan kertas alumunium, dan bekukan pada suhu -

200C. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu kirim

ke laboratorium.

2. Darah dan bercak darah (seperti darah pada pakaian, karpet, tempat

tidur, perban)

a. Darah

 Darah cair dari seseorang

- Ambil dengan menggunakan semprit

- Masukkan ke dalam tabung yang diberikan pengawet

EDTA  1 mL darah

- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan

sampel, simpan dalam termos es, lemari es, atau kirim

ke laboratorium

 Darah cair di TKP

- Ambil dengan menggunakan semprit, pipet, atau kain

- Masukkan ke dalam tabung yang berisikan pengawet

EDTA. Bila membeku, ambil dengan menggunakan

spaltel

- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan

sampel, simpan dalam termos es, lemari es, atau kirim

ke laboratorium

 Darah cair dalam air/salju/es

11
- Sesegera mungkin, ambil secukupnya, masukkan ke

dalam botol

- Hindari kontaminasi, beri label yang jelas dan tanggal

pengambilan sampel, simpan atau kirim ke

laboratorium

- Bercak darah basah

 Ditemukan pada pakaian

- Pakaian dengan noda ditempatkan pada permukaan

bersih dan keringkan

- Setelah kering, masukkan kantong kertas atau amplop

- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan

sampel, kirim ke laboratorium

 Ditemukan pada benda

- Bila benda kecil, biarkan kering, tetapi pada benda

besar, hisap bercak tersebut dengan kain katun dan

keringkan

- Masukkan amplop, beri label yang jelas dan tanggal

pengambilan sampel, dan kirim ke laboratorium

 Ditemukan pada karpet atau benda yang dapat dipotong

- Potong bagian yang ada nodanya

- Tiap potongan diberi label yang jelas, sertakan

potongan yang tidak ada nodanya sebagai control

- Kirim ke laboratorium

12
 Percikan darah kering

- Gunakan celotape, tempelkan pada percikan noda

- Masukan celotape tersebut ke dalam kantong plastic

- Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan

sampel, kirim ke laboratorium

3. Sperma dan bercak sperma

- Sperma cair

a. Hisap dengan semprit, masukkan ke dalam tabung

b. Atau dengan kapas, keringkan

c. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, lalu

kirim ke laboratorium

- Bercak sperma pada benda yang dipindah (misalnya pada

celana)

a. Bila masih basah, keringkan

b. Bila kering, potong pada bagian nodanya, dan

masukkan ke dalam amplop

c. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel,

lalu kirim ke laboratorium

- Bercak sperma pada benda besar yang bisa dipotong (misalnya pada

karpet)

a. Potong pada bagian yang bernoda

b. Masukkan ke dalam amplop

13
c. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel,

lalu kirim ke laboratorium

- Bercak pada benda yang tidak dapat dipindah dan tidak menyerap

(misal: lantai)

a. Kerok bercaknya, lalu masukkan kertas

b. Lipat kertas hingga membungkus kerokan, masukkan ke

dalam amplop

c. Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel,

lalu kirim ke laboratorium

4. Urine, saliva, dan cairan tubuh yang lain

- Sampel cair

a. Urine atau saliva dimasukkan ke dalam tempat steril

b. Simpan di pendingin, beri label yang jelas dan tanggal

pengambilan sampel, lalu kirim ke laboratorium

- Bercak urine, saliva

a. Dugaan noda dikerok atau potong, lalu kumpulkan

b. Simpan di pendingin, beri label yang jelas dan tanggal

pengambilan sampel, lalu kirim ke laboratorium

5. Rambut dan gigi

- Rambut

a. cabut beberapa helai rambut (10-15 helai) dengan akarnya.

Hati-hati bila tercampur dengan darah

14
b. Tempatkan pada wadah, beri label yang jelas dan tanggal

pengambilan sampel. Kirim ke laboratorium.

- Pulpa Gigi

a. Cabut gigi yang masih utuh. Sampel gigi sebaiknya tidak

dirusak oleh endodontia

b. Masukkan ke dalam kantong plastik, beri label yang jelas dan

tanggal pengambilan sampel

Cara pengambilan bahan untuk pemeriksaan DNA :

 Swab pipi : merupakan cara yang paling sederhana dan tanpa rasa sakit

dalam mengumpulkan sampel DNA. Dilakukan dengan menggunakan

stick swab sepanjang pipi kiri dan kanan bagian dalam.

 Pengambilan darah untuk tes DNA.

Dapat dipakai untuk tes fraternitas dan hanya boleh dilakukan oleh

kalangan profesional medis seperti dokter dan perawat.

15
 Pengambilan beberapa helai contoh rambut orang yang akan diperiksa

DNA

16

Anda mungkin juga menyukai