Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bab I Besaran dan Satuan
Sifat-sifat dari suatu benda atau kejadian yang kita ukur, misalnya panjang benda,
massa benda, lamanya waktu lari mengelilingi sebuah lapangan disebut besaran. Dalam
kehidupan di dunia masyarakat terdapat satuan-satuan yang tidak standar atau tidak baku,
misalnya satuan panjang dipilih depa atau jengkal. Satuan tersebut tidak baku karena tidak
mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu jengkal orang dewasa lain
dengan satu jengkal anak-anak. Itulah sebabnya jengkal dan depan tidak dijadikan satuan
yang standar dalam pengukuran fisika. Oleh karena itu, kami menyusun makalah Besaran
dan Satuan agar kita dapat mengukur sesuatu sesuai dengan ukuran yang sama antara satu
orang dengan orang lainnya.

Bab II Usaha dan Energi


Dalam kehidupan manusia, usaha dan energi berperan vital maka perlu
pendalamam untuk dapat menguasai materi usaha dan energy. Kita tahu bahwa setiap
perilaku kita menghasilkan usaha dan memerlukan energy. Energy adalah hal yang paling
dibutuhkan di dunia ini karena banyak sekali pemanfaatan sumber daya alam untuk dijadikan
energy yang mudah dan murah.
Bab III Momentum dan Impuls
Implus didefinisikan sebagai besarnya perubahan momentum yang disebabkan oleh
gaya yang terjadi pada waktu singkat. Definisi lain dari impuls (diperoleh dari penurunan
Hukum II Newton) adalah hasil kali antara gaya singkat yang bekerja pada benda dengan
waktu kontak gaya pada benda (biasanya sangat kecil).
Berdasarkan definisi di atas, momentum dan implus sering terjadi dalam kehidupan
kita sehari-hari, maka penting bagi kita untuk mempelajari momentum dan implus untuk
mengetahui sebab akibat dari setiap kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
Bab IV Elastisitas
Didalam kehidupan yang semakin canggih, kita tidak pernah terlepas dari kata fisika.
Misalnya pegas, walaupun kadang kita tidak menyadari hal tersebut. Ketika mengendarai
sepeda motor atau berada dalam sebuah mobil, yang bergerak di jalan atau yang
permukaanya tidak rata atau dengan kata lainnya yaitu berlubang. Pegas membantu
mengerem atau meredam hingga kita bisa berhenti.
Gerak suatu benda tegar yang merupakan suatu abstraksi matematis guna
memudahkan perhitungan karena semua benda nyata sampai suatu batas tertentu, berubah
dibawah pengaruh gaya yang dikerjakan terhadapnya. Hubungan antara setiap jenis tegangan
dengan regangan yang bersangkutan penting peranannya dalam ilmu fisika yang disebut
dengan teori elastis atau pada ilmu kekuatan bahan di bidang pemesinan.
Konstanta suatu pegas dan mempelajari hubungan antara gaya pegas dan pertambahan
panjang pegas. Dengan latar belakang tersebut kami menyusun makalah dengan sub bab
elastisitas.
1.2 Rumusan Masalah
Bab I Sistem Satuan
1. Apakah yang dimaksud dengan system satuan dan contohnya dalam system satuan SI dan
British?
2. Apakah yang dimaksud dengan satuan dasar dan satuan turunan?
3. Bagaimana cara melakukan konversi satuan?
Bab II Usaha dan Energi
4. Apa yang dimaksud dengan usaha dan energi?
5. Apa yang dimaksud dengan energi kinetic?
6. Apa yang dimaksud dengan energi potensial gravitasi?
7. Apa yang dimaksud dengan energi potensial elastic?
8. Bagaimana bunyi Hukum Kekekalan Energi?
9. Apa yang dimaksud dengan daya?
10. Bagaimana hubungan daya dengan kecepatan?
Bab III Impuls dan Momentum
11. Apa yang dimaksud dengan impuls dan momentum?
12. Apa satuan impuls dan momentum?
13. Bagaimana bunyi hokum Kekekalan Momentum Linear?
14. Apa yang dimaksud dengan tumbukan tidak elastic?
15. Apa yang dimaksud dengan tumbukan elastic?
Bab IV Elastisitas
16. Apa yang dimaksud dengan tegangan (stress)?
17. Apa yang dimaksud dengan regangan (strain)?
18. Apa yang dimaksud dengan elastisitas dan plastisitas?
19. Apa yang dimaksud dengan modulus elastic?
20. Apa yang dimaksud dengan konstanta gaya?
1.3 Tujuan
Bab I Sistem Satuan
1. Menjelaskan pengertian system satuan dan contohnya dalam system satuan SI dan British.
2. Menjelaskan pengertian satuan dasar dan satuan turunan.
3. Menjelaskan cara melakukan konversi satuan.
Bab II Usaha dan Energi
4. Menjelaskan pengertian usaha dan energi.
5. Menjelaskan pengertian energi kinetic.
6. Menjelaskan pengertian energi potensial gravitasi.
7. Menjelaskan pengertian energi potensial elastic.
8. Menjelaskan bunyi Hukum Kekekalan Energi.
9. Menjelaskan pengertian daya.
10. Menjelaskan hubungan daya dengan kecepatan.
Bab III
11. Menjelaskan pengertian impuls dan momentum.
12. Menjelaskan satuan impuls dan momentum.
13. Menjelaskan bunyi hukum Kekekalan Momentum Linear.
14. Menjelaskan pengertian tumbukan tidak elastic.
15. Menjelaskan pengertian tumbukan elastic.
Bab IV
16. Menjelaskan pengertian tegangan (stress).
17. Menjelaskan pengertian regangan (strain).
18. Menjelaskan pengertian elastisitas dan plastisitas.
19. Menjelaskan pengertian modulus elastic.
20. Menjelaskan pengertian konstanta gaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Bab I Sistem Satuan
2.1.1 Besaran dan Satuan
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat ditentukan (diukur) nilainya dengan angka
dan memiliki satuan. Satuan adalah suatu besaran dapat dinyatakan dalam berbagai sistem
satuan diantaranya Sistem Internasional, sistem MKS (meter kilogram sekon), Sistem CGS
(centimeter gram sekon) bahkan juga ada British Sistem atau Sistem Inggris. Sistem yang
berlaku ada yang bersifat umum dan lokal. Dalam Fisika sistem MKS dan CGS adalah sistem
satuan yang bersifat umum, sedangkan sistem yang berlaku secara internasional yaitu
Sistem Internasional (SI). British Sistem atau Sistem Inggris adalah sistem satuan yang
berlaku lokal hanya untuk beberapa negara seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Tabel 1.1 Sistem satuan dasar pada sistem matriks


Sistem Satuan MKS CGS
1. Panjang Meter cm
2. Massa Kg gr
3. Waktu Sec sec
4. Gaya Newton Dyne
5. Usaha N.m = joule dyne.cm = erg
6. Daya joule/sec erg/sec

Tabel 1.2 Sistem satuan British


Sistem Satuan British
1. Panjang foot ( kaki )
2. Massa Slug
3. Waktu Sec
4. Gaya pound ( lb )
5. Usaha ft.lb
6. Daya ft.lb/sec
2.1.2 Macam-macam Besaran

Berdasarkan jenisnya, besaran di bagi menjadi dua, yaitu:

2.1.2.1 Besaran Pokok


Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak
dapat dijabarkan dari besaran lain. Dalam Satuan Internasional, besaran pokok ada 7 (tujuh)
macam, yaitu panjang (p), massa (m), waktu (t), suhu (T), kuat arus listrik (I), kuat cahaya,
dan jumlah zat (n).
Satuan yang ditetapkan sebagai satuan internasional (SI) harus memenuhi tiga syarat :

1. bersifat tetap (tidak mengalami perubahan)


2. bersifat internasional (berlaku dimana-mana)
3. bersifat mudah ditiru (mudah dibuat atau diperbanyak lagi).

Tabel 1.3 Matrik Besaran Pokok


No. Besaran Pokok Satuan dalam SI Lambang Satuan
1. Panjang Meter M
2. Masa Kilogram Kg
3. Waktu Sekon S
4. Kuat arus Ampere A
5. Suhu Kelvin K
6. Intensitas cahaya Candela Cd
7. Jumlah zat Mole Mol
2.1.2.2 Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran-besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok.


Tabel 1.4 Matrik Besaran Turunan
No. Besaran Turunan Nama Satuan Lambang Satuan
1. Luas meter² m²
2. Volume meter³ m³
3. Massa jenis kilogram/meter³ kg/m³
4. Kecepatan meter/sekon m/s
5. Gaya Newton N
6. Usaha Joule J
7. Daya Watt W
Tabel 1.5 Matrik Awalan dalam Satuan
Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol
1018 exa- E 10-1 desi- d
1015 peta- P 10-2 senti- c
1012 tera- T 10-3 mili- m
109 giga- G 10-6 mikro- Μ
106 mega- M 10-9 nano- n
103 kilo- K 10-12 piko- p
102 hekto- H 10-15 femto- f
101 deka- Da 10-18 ato- a

2.1.3 Konversi Satuan


Konversi satuan adalah perubahan dari suatu sistem satuan ke sistem satuan yang lain.
Konversi satuan tidak pernah merubah nilai dari suatu besaran.
Tabel 1.6 Konversi Panjang
Cm M Km In ft Mil

1 sentimeter 1 10-2 10-5 0,4 3,3 x 10-2 6,2 x 10-6

1 meter 100 1 10-3 40 3,3 6,2 x 10-4

1 kilometer 105 103 1 4 x 104 3,3 x 103 6,2 x 10-1


25,4 x 25,4 x 8,3 x 15,74 x
1 inchi 2,540 1
10-3 10-6 10-2 10-6
30,48 x 30,48 x 18,9 x
1 feet 30,48 12 1
10-2 10-5 10-5
160,9 x 160,9 x 643,6 x
1 mil 1.609 5.310 1
103 10-2 102
Tabel 1.7 Konversi Luas
M2 Cm2 Ft2 In2

1 meter persegi 1 104 10,76 1549,9


1 sentimeter
10-4 1 10,76 x 10-4 1549,9 x 10-4
Persegi
1 foot persegi 92,9 x 10-3 929 1 14,4 x 10-4

1 inchi persegi 0,6452 x 10-3 6,542 6,94 x 10-3 1

Tabel 1.8 Konversi Volume


M2 Cm2 L In2

1 meter kubik 1 106 103 6,1 x 10-6


1 sentimeter
10-6 1 10-3 6,1 x 10-12
Kubik
1 liter 10-3 103 1 6,1 x 10-9

1 inchi kubik 16,39 x 10-4 1639 16,39 x 10-1 1

Tabel 1.9 Konversi Tekanan


Atm Dyne/cm2 Cm Hg Pa Lb/in2

1 atmosfer 1 10,67 x 105 75,98 10,13 x 104 14,69


71,185 x 9.490,79 x 1.3763,06x
1 dyne/cm2 936,9 x 10-9 1
10-6 10-5 10-9
1 cm air 193,32 x
13,16 x 10-3 140,42 x 10-2 1 1.333,1
Raksa 10-3
1 Pascal = 749,84 x 144,97 x
9,869 x 10-6 10,53 1
1 N/m2 10-6 10-6
1 lb/in2 = 5.170,44 x
68,05 x 10-3 726,1 x 102 6893 1
1 psi 10-3
Tabel 1.10 Konversi Massa
G Kg slug Oz Lb

1 gram 1 10-3 68,5 35,2 x 10-3 2,2 x 10-3

1 kilogram 1000 1 68,5 x 103 35,2 2,2

1 slug 14,59 x 103 14,59 1 513.568 32.098

1 ounce 28,35 28,35 x 10-3 1.941,975 1 62,37 x 10-3


15.966,72 x
1 pound 453,6 453,6 x 10-3 31.071,6 1
10-3

Tabel 1.11 Konversi Massa Jenis


Slug/ft3 kg/m3 g/cm3 pound/ft3 pound/in3

1 Slug/ft3 1 5,15 x 10-4 0,515 3,2 x 10-5 18,6 x 10-3


99,9 x 36,08 x
1 kg/m3 1,940 x 10-3 1 6,21 x 10-8
10-5 10-3
36,08 x 10-3
1 g/cm3 1,940 9,99 x 10-4 1 6,21 x 10-5
578,09 x
1 pound/ft3 31,08 x 10-3 160,06 x 10-7 16 x 10-3 1
10-3
276,60 x 10-
1 pound/in3 53,71 4 27,66 171,87 x 10-5 1

Tabel 1.12 Konversi Daya


Btu/h Ft.lb/s hp Kal/s Kw w
1 British
21,6 x 10- 39,29 x 69,97 x 10- 29,29 x 29,29 x
termal unit 1 2
10-5 3
10-5 10-2
per jam
1 footpound 181,83 x 323,82 x 135,55 x
4,628 1 6,2 x 10-4
per sekon 10-5 10-3 10-5
1 54972 x 178073,65 74543,05
2545 1 6,2 x 10-1
horsepower 10-2 x 10-3 x 10-5
1 kalori per 308,664 x 561,4541 418,55 x 418,55 x
14,29 1
sekon 10-3 x 10-5 10-5 10-2
73720,8 x 134.096 x 238.807,61
1 kilowatt 3413 1 999,66
10-2 10-5 x 10-3
73,72 x 134,09 x 238,807 x 99,96 x
1 watt 3,413 1
10-2 10-5 10-3 10-5
Tabel 1.13 Konversi Kecepatan
Ft/s Km/jam m/s ml/jam Cm/s Knot
1 foot per
1 1,09 0,3 0,68 30,48 0,59
sekon
1 km per
0,9113 1 0,27 0,62 27,77 0,53
jam
1 meter per
3,821 3,57 1 2,23 100,004 1,97
sekon
1 mile per
1,467 1,6 0,44 1 44,71 0,86
jam
1 cm per 0,035
0,0328 0,0098 0,022 1 0,02
sekon
1 knot 1,688 1,84 0,05064 1,147 51,45 1

Tabel 1.14 Konversi Usaha dan Jumlah Panas


Btu erg ft.lb hp.h J kal kWh
10,55 64,72 x 293
1 btu 1 778,21 10,55 252
x109 10-5 x10-6
94,81 x 73,78
61,36 x 23,89 27,78
1 erg 10-12 1 x 10-7
10-3 x10-9 x10-15
10-9
1 foot 1,285 x 13,55 83,16 x 135,52x 323,82 37,63
1
pound 10-3 x106 10-10 10-4 x 10-3 x10-8
1 hourse 1545 16,29 x 641,4 45,25
26,85 1,98x
power- 12 6
1 104 x103 x 10-2
x10 10
jam
948,1 x 372,5 x 23,89 277,7
1 joule 10-6 107 73,78 10-6 1 x x10-7
104
256,81 418,5x 1,162
3,968 x 41,86
1 kalori 3,087 x 10-4 1 x10-6
10-3 x106
10-8
1 25,65 22,08 x 860,1
3,6
kilowatt- 3413 36 x1012 x 104 5
x103 1
x10
jam 106
Tabel 1.15 Konversi Gaya
dyne N Lb Pdl gf kgf
1 dyne 22,48 x 72,3 x 1,02 x 10,19 x
1 10-5
10-5 10-6 10-3 10-7
1 newton 10,19 x
105 1 22,48 7,23 101,9
10-2
1 pound 4,448 321,6 x 45,32 x
4,448 1 4,532
x 103 10-3 10-4
1 poundal 13,83 x 14,10 x
13830 3,108 1 14,10
10-2 10-3
1 gram 9,807 x 22,046 x 70,93 x 99,93 x
980,7 1
gaya 10-3 10-2 10-3 10-5
1 kilogram 980,7 980,7 x
220,46 70,91 999,33 1
gaya x 103 10-2

Bab II Usaha dan Energi


2.2.1 Pengertian Usaha dan Energi
1. Usaha
Usaha adalah besarnya gaya yang diberikan pada suatu benda sehingga benda tersebut
mengalami perpindahan. Usaha sangat dipengaruhi oleh dorongan dan tarikan (gaya).
Apabila gaya disimbolkan dengan F dan perpindahan dengan s, secara matematis usaha
dituliskan dalam persamaan berikut.

W = F.s

Dengan : W = usaha (lb.ft)


F = gaya (lb)
s = perpindahan (ft)

Namun hal ini hanya berlaku jika gaya (F) dan sudut yang terbentuk ( ) adalah konstan
terhadap arah gerak titik tangkapnya.
Jika usaha yang dilakukan membentuk sudut terhadp perpindahan, maka berlaku rumus :
2. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi merupakan
besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat
diubah dari satu bentuk energy ke bentuk energi lain. Lambang untuk energi adalah E,
satuannya adalah SI adalah joule (J). satuan energi dalam satuan british adalah lb.ft.

2.2.2 ENERGI KINETIK


Energi kinetic hanya bergantung pada kecepatan/lajunya (v) dan bukan pada arah
benda itu bergerak. Sehingga apabila gaya besar, perpindahannya kecil atau sebaliknya.
Rumus Energi kinetic adalah :

Jika usaha positif, energi kinetic akhir ( ) lebih besar daripada energi kinetik mula-
mula ( ) maka energi kinetic bertambah, dan sebaliknya. Dalam hal khusus, usaha sama
dengan nol, sehingga energi kinetiknya konstan. Sehingga .
Energi kinetic biasanya dinyatakan dalam satuan Joule, erg.,atau foot-pound(lb.ft).

2.2.3 ENERGI POTENSIAL GRAVITASI


Gaya gravitasi ke bawah terhadap benda karena itu konstan. Arah gaya gravitasi
berlawanan dengan perpindahan keatas. Sedangkan rumus energi potensial dituliskan dengan
rumus , sehingga rumus usaha gravitasi adalah :

Karena usaha total sama dengan perubahan energi kinetik, maka


,

Atau dapat juga ditulis , sehingga dapat diketahui bahwa jumlah dari energi potensial dan
energi kinetic disebut energi mekanik. Jika usaha positif, energi mekanik bertambah, dan
sebaliknya.
Dalam pembahasan di atas, perubahan ketinggian (elevansi) yang menjadi subyek
pembicaraan hanya kecil, sehingga gaya gravitasi terhadap suatu benda dianggap konstan.
Rumus umum untuk gaya gravitasi adalah di mana adalah massa bumi.
Maka, rumus umum energi potensial gravitasi sebuah benda yang ditarik bumi adalah :
dan rumus Energi mekanik total benda adalah .
G, adalah tetapan gravitasi. G = 6,67 (80) x 10-11 m3 kg-1 s-2 = 6,67 (80) x 10-11 N

2.2.4 ENERGI POTENSIAL ELASTIC


Gaya elastic suatu benda dapat ditulis dalam rumus ,dengan k adalah konstanta pegas.
Karena dalam pegas, arah gaya berlawanan dengan arah simpangan x, dan cos = -1, maka
dalam tiap proses dimana pegas direnggangkan dari harga , ialah .
Besaran , yaitu setengah hasil kali konstanta gaya dengan kuadrat koordinat benda, disebut
energy potensial elastic benda tersebut. Jadi rumus untuk energy potensial elastic adalah :

Jumlah energi kinetic dan potensial benda sama dengan energi mekanik totalnya dan usaha
semua gaya – gaya yang bekerja pada benda itu, dengan pengecualian gaya elastic, sama
dengan perubahan energi mekanik total benda.

2.2.5 HUKUM KEKEKALAN ENERGI


1). Hukum Kekekalan Energi
“ Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk
energi ke bentuk energi yang lain.”
Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu proses kimia dan
fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.
Contoh perubahan bentuk energi :
a) Energi listrik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi listrik menjadi energi panas
terjadi pada mesin pemanas ruangan, kompor listrik, setrika listrik, heater, selimut listrik, dan
solder.

b) Energi mekanik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi mekanik menjadi energi
panas adalah dua buah benda yang bergesekan. Misalnya, ketika kamu menggosok-gosokkan
telapak tanganmu maka kamu akan merasa panas.

c) Energi mekanik menjadi energi bunyi. Perubahan energi mekanik menjadi energi bunyi
dapat terjadi ketika kita bertepuk tangan atau ketika kita memukulkan dua buah benda keras.
d) Energi kimia menjadi energi listrik. Perubahan energi pada baterai dan aki merupakan
contoh perubahan energi kimia menjadi energi listrik.

e) Energi listrik menjadi energi cahaya dan kalor. Perubahan energi listrik menjadi energi
cahaya dan kalor terjadi pada berpijarnya bohlam lampu. Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa energi cahaya biasanya disertai bentuk energi lainnya, misalnya kalor.
Coba dekatkan tanganmu ke bohlam lampu yang berpijar! Lama kelamaan tanganmu akan
merasa semakin panas.

f) Energi cahaya menjadi energi kimia. Perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dapat
kita amati pada proses pemotretan hingga terbentuknya foto.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Hukum kekekalan Enegi Mekanik berbunyi “Pada sistem yang terisolasi (hanya bekerja gaya
berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja) selalu berlaku energi mekanik total sistem
konstan.”
2.2.6 DAYA
Daya adalah Laju Energi yang dihantarkan selama melakukan usaha dalam periode waktu
tertentu. Satuan SI (Satuan Internasional) untuk Daya adalah Joule / Sekon (J/s) = Watt (W).
Satuan Watt digunakan untuk penghormatan kepada seorang ilmuan penemu mesin uap yang
bernama James Watt. Satuan daya lainnya yang sering digunakan adalah Daya Kuda atau
Horse Power (hp), 1 hp = 746 Watt. Daya merupakan Besaran Skalar, karena Daya hanya
memiliki nilai, tidak memiliki arah.
Rumus Daya : P = V x I

Satuan daya adalah satu Joule per sekon (1 J s-1), atau biasa disebut watt (W). karena
watt terlalu kecil, maka yang sering dipakai adalah kilowatt (103 W) dan megawatt (106 W).
2.2.7 DAYA dan KECEPATAN
Jika suatu gaya dilakukan pada sebuah partikel selagi partikel itu bergerak sejauh s sepanjang
lintasannya. Jika Fs adalah benar komponen gaya yang menyinggung lintasan, maka usaha
yang diberikan oleh W = Fs .s dan daya rata – rata
Bab III Impuls dan Momentum
2.3.1 Pengertian Impuls dan Momentum
a. Impuls
Impuls adalah hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan besaran
vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.
I = F . ∆t
I = impuls
F = gaya
∆t = selang waktu
b. Momentum
Momentum adalah hasil kali massa benda dengan kecepatannya. Momentum suatu benda
yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu,
setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara matematis, momentum linear ditulis
sebagai berikut :
P=m.v
P = momentum benda
m = massa benda
v = kecepatan benda

2.3. 2 Satuan Impuls dan Momentum


a. Satuan Impuls
I = satuan gaya x satuan waktu
= newton x sekon
=N.s
= lb.s
Jadi, satuan impuls dalam system british adalah lb.s
b. Satuan Momentum
Satuan momentum adalah :
p = satuan massa x satuan kecepatan
= kg x m/s
= slug. ft/s
Jadi, satuan momentum dalam system british adalah slug. ft/s

2.3.3 Kekekalan Momentum Linear


1. MOMENTUM LINEAR
Momentum sebuah partikel adalah sebuah vektor P yang didefinisikan sebagai
perkalian antara massa partikel m dengan kecepatannya v, yaitu :
P=m.v

(1)

Isac Newton dalam Principia menyebut hukum gerak yang kedua dalam bahasa
momentum yang ia sebut sebagai ”kuantitas gerak”. Dalam istilah modern, hukum kedua
Newton berbunyi: ”Perubahan momentum (kuantitas gerak) benda tiap satuan waktu
sebanding dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dan berarah sama dengan gaya
tersebut.” Secara matematis pernyataan ini dituliskan:
F=

(2)

Jika komponen P diuraikan, dengan menganggap m bernilai konstan, maka hukum II Newton
dituliskan sebagai :
F=

(3)

Pada kenyataannya, Hukum II Newton lebih sering dituliskan dalam bentuk


persamaan (3) di atas. Pada sebuah sistem partikel yang memiliki n buah partikel, masing-
masing memiliki momentum P1 , P2, … , Pn

Jika dilihat secara kesuluruhan, sistem partikel tersebut mempunyai momentum :


P = P1 + P2 … + Pn

(4)

Selengkapnya di tuliskan :
P = m1v1 + m2v2 … + mnvn
(5)
P = M . vpm
Jika massa total sistem adalah M dan kecepatan pusat massanya adalah vpm, maka :
(6)
“Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem partikel
dengan kecepatan pusat massanya”

F eks didefinisikan sebagai gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel. Penyebutan
ini bermaksud agar tidak rancu dengan keberadaan gaya internal antar partikel. Adapun
jumlahan gaya internal antar partikel adalah nol, karena masing-masing saling meniadakan.

2. KEKEKALAN MOMENTUM LINEAR


Seandainya jumlah semua gaya eksternal yang bekerja pada sistem sama dengan nol, maka:

atau P = konstan (10)

Bila momentum total sistem P = P1 + P2 … + Pn, maka :


P = P1 + P2 … + Pn = konstan = P0

Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum sistem tetap konstan.
2.3. 4 Tumbukan
Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama proses. Bila
tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elstik. Sedangkan bila tenaga kinetiknya tidak
kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel
dan bergerak bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna.
2.3.4.1 Tumbukan elastik

Dari kekekalan momentum :


m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2
Dari kekekalan tenaga kinetik :
1/2 m1 v12 + 1/2m2 v22 = 1/2m1v’12 + 1/2 m2v2’2

Dan diperoleh : v1 - v2 = v’2 - v’1


Dari persamaan ketiga tumbukan elastis dapat dimodifikasi menjadi :
e : koefisien elastisitas,
e = 1 untuk tumbukan elastis
0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
e = 0 untuk tumbukan tidak elastis sempurna
2.3.4.2 Tumbukan tidak elastic

Tumbukan dikatakan tidak elastic jika energi kinetic system sebelum dan sesudah
tumbukan tidak sama, artinya ada sebagian energi kinetic yang hilang berubah menjadi
bentuk energi lain seperti energi panas. Jadi, energi kinetic sebelum tumbukan lebih besar
dari energi kinetic setelah tumbukan.
Dari kekekalan momentum :
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2
Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga mekanik ini
berubah / berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan bentuk).

2.3.4.2.1 Tumbukan tidak elastis sempurna.


Pada tumbukan ini setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama-
sama. Dari kekekalan momentum :
m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2)v’
Bab IV Elastisitas
2.4.1 Pengertian Elastisitas Bahan
Elastisitas adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk aslinya setelah
terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasi ketika gaya diaplikasikan padanya.
Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika
gaya dihilangkan. (Wikipedia, ensiklopedia bebas). Sebuah benda dengan tingkat tinggi
elastisitas mampu untuk memiliki banyak perubahan bentuknya, dan masih bisa kembali ke
bentuk aslinya. Zat padat dengan sedikit atau tanpa elastisitas baik menjadi cacat permanen
atau pecah ketika sebuah gaya yang diterapkan kepada mereka. Elastisitas secara jangka
panjang juga dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan proses atau sistem untuk
meregangkan atau bersikap fleksibel.

2.4.2 Tegangan
Tegangan atau stress adalah perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda daa luas
penampang benda. Dirumuskan sebagai :

Keterangan :
σ = tegangan atau stress ( N/m2)
F = gaya ( N )
A = luas penampang batang ( m2 )

2.4.3 Regangan
Regangan atau strain adalah perbandingan antara pertambahan panjang batang dan
panjang mula-mula. Dirumuskan :
Keterangan :

l = panjang ( cm ; m )
∆l = pertambahan panjang ( cm ; m )

2.4.4 Elastisitas dan Plastisitas


Elastisitas adalah Kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk semula setelah
gaya luar yang diberikan hilang. Plastisitas adalah Ketidakmampuan suatu benda untuk
kembali ke bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan hilang.

2.4.5 Modulus Elastic


Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur obyek atau
ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada benda itu.
Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan sebagai kemiringan dari kurva tegangan-
regangan di wilayah deformasi elastis: Bahan kaku akan memiliki modulus elastisitas yang
lebih tinggi. Modulus elastis dirumuskan dengan:
Dimana tegangan adalah gaya menyebabkan deformasi dibagi dengan daerah dimana
gaya diterapkan dan regangan adalah rasio perubahan beberapa parameter panjang yang
disebabkan oleh deformasi ke nilai asli dari parameter panjang. Jika stres diukur dalam pascal
, kemudian karena regangan adalah besaran tak berdimensi, maka Satuan untuk λ akan pascal
juga.
Menentukan bagaimana stres dan regangan yang akan diukur, termasuk arah,
memungkinkan untuk berbagai jenis modulus elastisitas untuk didefinisikan. Tiga yang
utama adalah:

 Modulus Young ( E ) menjelaskan elastisitas tarik atau kecenderungan suatu


benda untuk berubah bentuk sepanjang sumbu ketika stress berlawanan
diaplikasikan sepanjang sumbu itu; itu didefinisikan sebagai rasio tegangan
tarik terhadap regangan tarik. Hal ini sering disebut hanya sebagai modulus
elastisitas saja. Jika ada benda yang bersifat elastis dengan panjang tertentu
kemudian ditarik dengan gaya tertentu yang mengakibatkan pertambahan
panjang benda tersebut maka berlaku hubungan :

Penggambaran di atas diasumsikan luas penampangnya berbentuk lingkaran dan besarnya


tegangan (T) dan regangan dari peristiwa tersebut dapat dicari dengan rumus :






 Tegangan (T) :


Regangan (e) :

E : modulus Young (N/m2 atau Pascall)

Nilai modulus young/elastisnya = tegangan (T) dibagi regangannya (e) :

 Modulus geser atau modulus kekakuan( G atau ) menjelaskan kecenderungan


sebuah objek untuk bergeser (deformasi bentuk pada volume konstan) ketika
diberi kekuatan yang berlawanan; didefinisikan sebagai tegangan geser
terhadap regangan geser. Modulus geser modulus adalah turunan dari
viskositas.
Dimana
= tegangan geser;
= gaya yang bekerja
= luas di mana gaya itu bekerja dalam teknik, = regangan geser.
Selain dari itu,
= perpindahan transvers
= panjang awal
Satuan turunan SI modulus geser adalah pascal (Pa), meskipun biasanya dinyatakan dalam
gigapascal (GPa) atau dalam ribuan pounds per square inch (ksi). Bentuk dimensional
adalah M1L−1T−2

 bulk modulus atau kompresi ( K ) menjelaskan elastisitas volumetrik, atau


kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala arah ketika diberi
tegangan seragam ke segala arah; didefinisikan sebagai tegangan volumetrik
terhadap regangan volumetrik, dan merupakan kebalikan dari kompresibilitas.
Modulus bulk merupakan perpanjangan dari modulus Young pada tiga
dimensi.

Modulus kompresi dapat secara formal didefinisikan dengan persamaan


di mana adalah tekanan, adalah volume, dan melambangkan turunan tekanan terhadap
volume. Secara ekuivalen:
di mana ρ adalah densitas dan dP/dρ melambangkan turunan tekanan terhadap densitas.
Invers modulus kompresi adalah kompresibilitas zat tersebut.
Tiga modulus elastisitas lain adalah modulus axial, parameter pertama Lame, dan modulus
gelombang P. Bahan material homogen dan isotropik (sama di semua arah) memiliki sifat
keelastisitasan yang dijelaskan oleh dua modulus elastisitas, dan satu dapat memilih yang
lain.
2.4.6 Konstanta Gaya
2.4.6.1 Hukum Hooke
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara
proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya,
atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut :
di mana
F adalah gaya (dalam unit newton)
k adalah konstante pegas (dalam newton per meter)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bab I Sistem Satuan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran
adalah membandingkan suatu dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika
pengukuran besaran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap
besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti diperlukan
dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat.
Sesuatu yang dapat di ukur atau di hitung, dan dinyatakan dengan angka dan satuan.
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap
besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda
mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai
satuan sama maka besaran itu pada hakIkatnya adalah sama.
Bab II Usaha dan Energi
Usaha merupakan hasil kali antara gaya yang bekerja dengan perpindahan yang dialami
oleh benda. Satuan usaha dalam SI adalah joule (J).
Energi menyatakan kemampuan untuk melakukan usaha. Energi yang dimiliki oleh
benda-benda yang bergerak disebut energi kinetik,sedangkan energi yang dimiliki oleh benda
karena kedudukannya disebut energi potensial.
Daya adalah laju usaha yang dilakukan atau besar usaha persatuan waktu. Satuan daya
dalam SI adalah watt (W).
Bab III Momentum dan Impuls
Momentum didefinisikan sebagai hasil perkalian antara massa dengan kecepatannya,
impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan selang waktu kerja gayanya.

Hukum kekekalan momentum suatu benda dapat diturunkan dari persamaan hukum
kekekalan energi mekanik suatu benda tersebut.
Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda tersebut akan
bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lenting sempurna dan tak
lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik benda tidak ber kurang atau berubah
menjadi energi lain, pada tumbukan tak lenting energi kinetik benda sebagian berubah
menjadi energi lain seperti energi bunyi, energi panas, dll.

Bab IV Elastisitas
Beban yang diberikan akan mempengaruhi perubahan panjang, semakin kecil beban
yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin kecil dan sebaliknya semakin besar
beban yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin besar.
Gaya yang diberikan sebanding dengan perubahan panjang.
Nilai konstanta pegas diperoleh dari perbandingan antara gaya dengan pertambahan panjang
Daftar Pustaka

Askeland, Donald R.; Phulé, Pradeep P. (2006). The science and engineering of materials (5th ed.).
Cengage Learning. p. 198. ISBN 978-0-534-55396-8.

Beer, Ferdinand P.; Johnston, E. Russell; Dewolf, John; Mazurek, David (2009). Mechanics of
Materials. McGraw Hill. p. 56. ISBN 978-0-07-015389-9.

Chou, Pei Chi; Pagano, N.J. (1992). Elasticity: tensor, dyadic, and engineering approaches. Dover
books on engineering. Dover Publications. pp. 1–33. ISBN 0-486-66958-0.

Foster, Bob. 2000. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Hartanto, Hendri. 2010. Rumus Jitu Fisika SMP. Jakarta Selatan : Agromedia Pustaka.
Marten Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.

Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta : Erlangga
Wahyono, Edi S.Si. 2008. Fisika Praktis SMA. Yogyakarta : Pustaka Widyatama

Young. 2011. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai