Maklah Fisika Hampir Fix
Maklah Fisika Hampir Fix
PENDAHULUAN
W = F.s
Namun hal ini hanya berlaku jika gaya (F) dan sudut yang terbentuk ( ) adalah konstan
terhadap arah gerak titik tangkapnya.
Jika usaha yang dilakukan membentuk sudut terhadp perpindahan, maka berlaku rumus :
2. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi merupakan
besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat
diubah dari satu bentuk energy ke bentuk energi lain. Lambang untuk energi adalah E,
satuannya adalah SI adalah joule (J). satuan energi dalam satuan british adalah lb.ft.
Jika usaha positif, energi kinetic akhir ( ) lebih besar daripada energi kinetik mula-
mula ( ) maka energi kinetic bertambah, dan sebaliknya. Dalam hal khusus, usaha sama
dengan nol, sehingga energi kinetiknya konstan. Sehingga .
Energi kinetic biasanya dinyatakan dalam satuan Joule, erg.,atau foot-pound(lb.ft).
Atau dapat juga ditulis , sehingga dapat diketahui bahwa jumlah dari energi potensial dan
energi kinetic disebut energi mekanik. Jika usaha positif, energi mekanik bertambah, dan
sebaliknya.
Dalam pembahasan di atas, perubahan ketinggian (elevansi) yang menjadi subyek
pembicaraan hanya kecil, sehingga gaya gravitasi terhadap suatu benda dianggap konstan.
Rumus umum untuk gaya gravitasi adalah di mana adalah massa bumi.
Maka, rumus umum energi potensial gravitasi sebuah benda yang ditarik bumi adalah :
dan rumus Energi mekanik total benda adalah .
G, adalah tetapan gravitasi. G = 6,67 (80) x 10-11 m3 kg-1 s-2 = 6,67 (80) x 10-11 N
Jumlah energi kinetic dan potensial benda sama dengan energi mekanik totalnya dan usaha
semua gaya – gaya yang bekerja pada benda itu, dengan pengecualian gaya elastic, sama
dengan perubahan energi mekanik total benda.
b) Energi mekanik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi mekanik menjadi energi
panas adalah dua buah benda yang bergesekan. Misalnya, ketika kamu menggosok-gosokkan
telapak tanganmu maka kamu akan merasa panas.
c) Energi mekanik menjadi energi bunyi. Perubahan energi mekanik menjadi energi bunyi
dapat terjadi ketika kita bertepuk tangan atau ketika kita memukulkan dua buah benda keras.
d) Energi kimia menjadi energi listrik. Perubahan energi pada baterai dan aki merupakan
contoh perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
e) Energi listrik menjadi energi cahaya dan kalor. Perubahan energi listrik menjadi energi
cahaya dan kalor terjadi pada berpijarnya bohlam lampu. Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa energi cahaya biasanya disertai bentuk energi lainnya, misalnya kalor.
Coba dekatkan tanganmu ke bohlam lampu yang berpijar! Lama kelamaan tanganmu akan
merasa semakin panas.
f) Energi cahaya menjadi energi kimia. Perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dapat
kita amati pada proses pemotretan hingga terbentuknya foto.
Hukum kekekalan Enegi Mekanik berbunyi “Pada sistem yang terisolasi (hanya bekerja gaya
berat dan tidak ada gaya luar yang bekerja) selalu berlaku energi mekanik total sistem
konstan.”
2.2.6 DAYA
Daya adalah Laju Energi yang dihantarkan selama melakukan usaha dalam periode waktu
tertentu. Satuan SI (Satuan Internasional) untuk Daya adalah Joule / Sekon (J/s) = Watt (W).
Satuan Watt digunakan untuk penghormatan kepada seorang ilmuan penemu mesin uap yang
bernama James Watt. Satuan daya lainnya yang sering digunakan adalah Daya Kuda atau
Horse Power (hp), 1 hp = 746 Watt. Daya merupakan Besaran Skalar, karena Daya hanya
memiliki nilai, tidak memiliki arah.
Rumus Daya : P = V x I
Satuan daya adalah satu Joule per sekon (1 J s-1), atau biasa disebut watt (W). karena
watt terlalu kecil, maka yang sering dipakai adalah kilowatt (103 W) dan megawatt (106 W).
2.2.7 DAYA dan KECEPATAN
Jika suatu gaya dilakukan pada sebuah partikel selagi partikel itu bergerak sejauh s sepanjang
lintasannya. Jika Fs adalah benar komponen gaya yang menyinggung lintasan, maka usaha
yang diberikan oleh W = Fs .s dan daya rata – rata
Bab III Impuls dan Momentum
2.3.1 Pengertian Impuls dan Momentum
a. Impuls
Impuls adalah hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan besaran
vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.
I = F . ∆t
I = impuls
F = gaya
∆t = selang waktu
b. Momentum
Momentum adalah hasil kali massa benda dengan kecepatannya. Momentum suatu benda
yang bergerak adalah hasil perkalian antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu,
setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Secara matematis, momentum linear ditulis
sebagai berikut :
P=m.v
P = momentum benda
m = massa benda
v = kecepatan benda
(1)
Isac Newton dalam Principia menyebut hukum gerak yang kedua dalam bahasa
momentum yang ia sebut sebagai ”kuantitas gerak”. Dalam istilah modern, hukum kedua
Newton berbunyi: ”Perubahan momentum (kuantitas gerak) benda tiap satuan waktu
sebanding dengan gaya resultan yang bekerja pada benda dan berarah sama dengan gaya
tersebut.” Secara matematis pernyataan ini dituliskan:
F=
(2)
Jika komponen P diuraikan, dengan menganggap m bernilai konstan, maka hukum II Newton
dituliskan sebagai :
F=
(3)
(4)
Selengkapnya di tuliskan :
P = m1v1 + m2v2 … + mnvn
(5)
P = M . vpm
Jika massa total sistem adalah M dan kecepatan pusat massanya adalah vpm, maka :
(6)
“Momentum total sistem partikel sama dengan perkalian massa total sistem partikel
dengan kecepatan pusat massanya”
F eks didefinisikan sebagai gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel. Penyebutan
ini bermaksud agar tidak rancu dengan keberadaan gaya internal antar partikel. Adapun
jumlahan gaya internal antar partikel adalah nol, karena masing-masing saling meniadakan.
Momentum masing-masing partikel dapat berubah, tetapi momentum sistem tetap konstan.
2.3. 4 Tumbukan
Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama proses. Bila
tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elstik. Sedangkan bila tenaga kinetiknya tidak
kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel
dan bergerak bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna.
2.3.4.1 Tumbukan elastik
Tumbukan dikatakan tidak elastic jika energi kinetic system sebelum dan sesudah
tumbukan tidak sama, artinya ada sebagian energi kinetic yang hilang berubah menjadi
bentuk energi lain seperti energi panas. Jadi, energi kinetic sebelum tumbukan lebih besar
dari energi kinetic setelah tumbukan.
Dari kekekalan momentum :
m1 v1 + m2 v2 = m1v’1 + m2v’2
Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga mekanik ini
berubah / berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan bentuk).
2.4.2 Tegangan
Tegangan atau stress adalah perbandingan antara gaya yang bekerja pada benda daa luas
penampang benda. Dirumuskan sebagai :
Keterangan :
σ = tegangan atau stress ( N/m2)
F = gaya ( N )
A = luas penampang batang ( m2 )
2.4.3 Regangan
Regangan atau strain adalah perbandingan antara pertambahan panjang batang dan
panjang mula-mula. Dirumuskan :
Keterangan :
l = panjang ( cm ; m )
∆l = pertambahan panjang ( cm ; m )
Tegangan (T) :
Regangan (e) :
Hukum kekekalan momentum suatu benda dapat diturunkan dari persamaan hukum
kekekalan energi mekanik suatu benda tersebut.
Apabila dua buah benda bertemu dengan kecepatan relatif maka benda tersebut akan
bertumbukan dan tumbukan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lenting sempurna dan tak
lenting. Pada tumbukan lenting sempurna energi kinetik benda tidak ber kurang atau berubah
menjadi energi lain, pada tumbukan tak lenting energi kinetik benda sebagian berubah
menjadi energi lain seperti energi bunyi, energi panas, dll.
Bab IV Elastisitas
Beban yang diberikan akan mempengaruhi perubahan panjang, semakin kecil beban
yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin kecil dan sebaliknya semakin besar
beban yang diberikan maka pertambahan panjangnya semakin besar.
Gaya yang diberikan sebanding dengan perubahan panjang.
Nilai konstanta pegas diperoleh dari perbandingan antara gaya dengan pertambahan panjang
Daftar Pustaka
Askeland, Donald R.; Phulé, Pradeep P. (2006). The science and engineering of materials (5th ed.).
Cengage Learning. p. 198. ISBN 978-0-534-55396-8.
Beer, Ferdinand P.; Johnston, E. Russell; Dewolf, John; Mazurek, David (2009). Mechanics of
Materials. McGraw Hill. p. 56. ISBN 978-0-07-015389-9.
Chou, Pei Chi; Pagano, N.J. (1992). Elasticity: tensor, dyadic, and engineering approaches. Dover
books on engineering. Dover Publications. pp. 1–33. ISBN 0-486-66958-0.
Hartanto, Hendri. 2010. Rumus Jitu Fisika SMP. Jakarta Selatan : Agromedia Pustaka.
Marten Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta : Erlangga
Wahyono, Edi S.Si. 2008. Fisika Praktis SMA. Yogyakarta : Pustaka Widyatama