Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“SYAHADAT”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


(Materi Fiqih MI)
Dosen Pembimbing:
Hikmatu Ruwaida, M. Pd.

Oleh:

Kelompok 1

1. Lailatul Zulfa (17.11.20.0112.00205)


2. Nor Cahaya (17.11.20.0112.00234)
3. Normila (17.11.20.0112.00247)

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
shalawat dan salam kita haturkan kehadirat Nabi Muhammad SAW. beserta
seluruh keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Berkat rahmat Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dalam rangka melengkapi syarat-syarat guna memenuhi tugas mata pelajaran
Materi Fiqih MI pada Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (STIQ) Amuntai.
Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul “Syahadat”, penulis telah
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk dukungan,
bimbingan ataupun arahan serta motivasi yang sangat besar nilainya. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan makalah ini memiliki beberapa
kekurangan atau kejanggalan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan, terutama kepada:
1. Bapak Dr. H. M. Saberan Affandi, MA, selaku ketua Sekolah tinggi
Ilmu Al-Qur‟an (STIQ) Amuntai yang telah berkenan menyetujui judul
makalah ini.
2. Hikmatu Ruwaida, M. Pd, selaku pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam proses
penyelesaian makalah ini.
3. Seluruh dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (STIQ) yang
ikhlas memberikan pengetahuan yang berharga selama penulis
mengikuti perkuliahan di lembaga pendidikan ini dapat menyelesaikan
tugas kuliah.
4. Semua pihak yang memberikan bantuan, fasilitas dan data maupun
informasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Atas bantuan dan dorongan yang tak ternilaih harganya. Penulis bias
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi
tingginya teriring do‟a yang tulus semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang
berlipat ganda. Amiin.
Akhirnya penulis harapkan kiranya makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dan diberkahi oleh Allah SWT. Amiin YaRabbal„Alamiin

Amuntai, 11 Februari 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .................................................................. 1
B. Rumusan masalah........................................................................... 1
C. Tujuan makalah .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian syahadat ........................................................................ 3
B. Macam-macam syahadat ................................................................ 3
C. Fardhu syahadat, syarat kesempurnaan syahadat, dan syarat sah
syahadat .......................................................................................... 5
D. Rukun syahadat dan merusak syahadat .......................................... 6
E. Makna-makna syahadat .................................................................. 6
F. Fungsi syahadat .............................................................................. 7
G. Contoh aplikasi makna syahadat .................................................... 7
H. Nilai syahadat teraplikasi dalam rukun islam ................................ 9
I. Hubungan syahadat tauhid dan Rasul ............................................ 11
BAB III PENUTUP
Simpulan .............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Sebagian kaum muslimin masih belum mengerti makna dari
syahadat itu sendiri. Mereka hanya mengetahui kalimatnya saja dan
mereka ucapkan tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalamnya.
Namun perlu diketahui pengucapan tanpa keyakinan adalah sia-sia belaka,
maka dari itu pengucapan kalimat syahadat diperlukan pengetahuan dan
keyakinan yang kuat bukan hanya pengucapan saja karena iman adalah
diucapkan oleh lisan, diyakini oleh hati, dan dilaksanakan oleh anggota
tubuh.
Setiap orang yang beragama Islam, tentunya pernah berikrar
syahadat untuk kembali ke fitrahnya, agama Islam. Dengan syahadat pula,
kita bisa menakluk kan dunia, seperti pada suatu hari ketika Rasul
mengumpulkan para pembesar Quraisy dari Bani Hasyim untuk
mendakwahkan Islam, kemudian bersabda, “Wahai saudara-saudara,
maukah kalian aku beri satu kalimat yang dengan kalimat itu kalian akan
dapat menguasai seluruh Jazirah Arab?”
Abu Jahal yang juga ikut dalam pertemuan tersebut menjawab,
“Jangankan satu kalimat. Sepuluh kalimat pun akan aku terima!”
Kemudian Rasulullah saw melanjutkan, “Ucapkanlah laa ilaaha illallah
Muhammad rasulullah...” Namun, mayoritas umat Islam belum memahami
kandungan syahadat, sehingga janji Allah dan rasul-Nya belum terwujud,
yakni bahwa tidak akan datang kiamat sebelum umat Islam kembali
berjaya seperti zaman nabi.
Bagi umat Islam, kata syahadat bukanlah kata yang asing lagi di
telinga manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani
hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman
seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan
mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan manusia. Karena itulah
syahadat sangat penting untuk peserta didik MI.

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan macam-macam syahadat, fardhu syahadat, syarat
kesempurnaan syahadat, dan syarat sah syahadat, rukun syahadat dan
merusak syahadat?
2. Apa makna-makna syahadat, fungsi syahadat?
3. Bagaimana cara pengaplikasian makna syahadat dan pengaflikasian
dalam rukun islam?
4. Apa hubungan syahadat tauhid dan Rasul?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk menjelaskan macam-macam syahadat, fardhu syahadat, syarat
kesempurnaan syahadat, dan syarat sah syahadat, rukun syahadat dan
merusak syahadat.
2. Untuk menjelaskan apa makna-makna syahadat, fungsi syahadat.
3. Untuk menjelaskan bagaimana cara pengaplikasian makna syahadat
dan pengaflikasian dalam rukun islam.
4. Untuk menjelaskan hubungan syahadat tauhid dan Rasul.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian syahadat
Adalah pengakuan dan penyaksian dengan sebenarnya baik secara
lahir maupun batin. Yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad Adalah utusan Allah.1

B. Makna-makna Syahadat
Makna yang terkandung dalam dua kalimat syahadat adalah sebuah
pernyataan yang di dalamnya memiliki arti bersaksi. Kata bersaksi bukan
sekedar meyakini atau menyatakan atau bahkan mengetahui. Kata-kata
bersaksi bisa diucapkan di depan pengadilan, ini berarti bahwa yang
bersaksi akan dituntut di depan pengadilan jika kesaksiannya palsu. Selain
pernyataan dua kalimat syahadat harus dipertanggungjawabkan di hadapan
mahkamah Ilahi nantinya di akhirat.
Sedangkan syahadat yang kedua, bukan hanya pernyataan percaya
bahwa Nabi Muhammad adalah rasul Allah, tetapi berhubungan langsung
dengan Allah. Hubungan itu ada dalam bentuk pernyataan keyakinan
bahwa yang diakuinya sebagai ajaran dan firman Allah adalah
sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad baik dalam bentuk
al-Quran ataupun hadits.
Dua kalimat Syahadat merupakan rukun pokok terpenting dalam
Islam, karena syahadat merupakan pondasi, esensi, dan sumber kekuatan
utama, dan di atasnya lah seluruh bangunan ketetapan dan kewajiban
syariat berdiri dan ditegakan.
Pengertian kalimat syahadat tidak hanya sekedar bersaksi dalam
arti percaya begitu saja. Akan tetapi makna dan maksudnya sangat dalam,
yakni mempersaksikan dan memastikan, dan konsekuensinya adalah

1
Husain Mahasnah, Pengantar studi sejarah peradaban islam, h. 100.
mempertaruhkan hidup demi kebenaran dan kepastian yang telah diyakini
dalam syahadat tersebut.2

C. Rukun Syahadat dan Merusak Syahadat


Rukun-rukun syahadat yaitu:
1. Menetapkan dzat Allah Ta‟ala( berdiri dengan sendirinya).
2. Menetapkan sifatAllah Ta‟ala(berkuasa).
3. Menetapkan af‟al Allah Ta‟ala(berbuat dengan sekehendaknya).
4. Menetapkan kebenaran Rasulullah Saw.
Berikut ini ada hal-hal yang dapat merusak syahadat kita, yaitu:
1. Menyekutukan (menduakan) Allah.
2. Ragu akan adanya Allah.
3. Menyangkal dirinya diciptakan oleh Allah.
4. Menyangkal bahwa peredaran alam semesta ini diatur oleh Allah
Ta‟aala.3

D. Fardhu Syahadat, Syarat Kesempurnaan Syahadat, dan Syarat sah


syahadat4
Syarat kesempurnaan syahadat terlebih dahulu kita harus
memahami maksud syahadat, diikrarkan dengan lidah yakni dibaca dari
permulaan hingga akhirnya, meyakini dalam hati , yakni tidak ragu lagi,
dan selanjutnya diamalkan dengan anggota badan , yaitu hati dan
perbuatan wajib menolak segala sesuatu yang menyalahi arti atau maksud
dua kalimat syahadat itu.
Dalam syahadat juga terdapat fardhu syahadat dan syarat sah
syahadat. Berikut ini fardhu syahahadat, yaitu:

2
Anisatun Muthi‟ah, Ahmad Faqih Hasyim, “Living Sunnah Jama‟ah Al-Syahadatain
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul Kuningan),” h. 188-189.
3
Abidin, kunci ibadah, h. 11.
4
shadiq bin Muhammad „Afif al-banjary, terjemah beberapa rahasia sembahyang yang
diambil dari beberapa kitab yang mu‟tamid, h. 29.
1. Diikrarkan oleh lidah kita akan lafazh nya.
2. Dibenarkan dengan hati akan maknanya

Selanjutnya, berikut ini macam-macam syarat sah yang adadi


dalam syahadat, yaitu sebagai berikut:
1. Diketahuinya syahadat itu
2. Diikrarkan dengan lidah
3. Ditashdiqkan (dibenarkan) dengan hati
4. Diamalkan dengan anggota

E. Macam-macam Syahadat5
1. Syahadat tauhid

Yang dimaksud disini ialah kalimat ‫اَِلَّ اهلل‬ ِ


َ‫اَ ْش َه ُد أَ ْن ََل الَه‬ . Yang

artinya saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah. Mereka berkata bahwa
Allah itu Esa dalam Dzat-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
keadaan qadimnya, dan tidak pula ada sekutu bagi-Nya dalam
penciptaan dan pembuatan alam ini. Mereka memerangi segala sesuatu
yang mengandung tasybih(penyerupaan dengan Allah) atau pelekatan
sifat-sifat pada Allah. Jadi Allah it Esa tidak ada sesuatu pun yang
menyerupai Nya.
Tauhid secara bahasa adalah bentuk masdar dari kata wahhada-
yuwahhidu atau menjadikan sesuatu hanya satu.. mentauhidkan Allah
dalam artian umum adalah menegesakan Allah Swt degan sesuatu yang
khusus kepada-Nya. Tauhid ini menurut ahlu ilmi terdiri tiga macam :
a. Tauhid rububiyah
Yaitu mengesakan Allah dalam kekuasaan dan pengaturan.
Dilihat dari sisi keesaan Allah dalam penciptaan maka hanya Allah

5
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, tuntunan tanya jawab Akidah, Shalat, Zakat,
Puasa dan Haji, h. 4-8.
lah Yang Maha Menciptakan, tidak ada pencipta selain Allah. Allah
Swt berfirman:

            

           

“ hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepada


mu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan
rejeki kepada kamu dari langit dan bumi?Tidak ada Tuhan
yang berhak disembah selain Dia. Maka mengapakah kamu
berpaling dari ketauhidan.(Qs. Faathir:3)
Hanya Allah lah yang memiliki kerajaan dan Dialah rajanya,
seperti yang difirman Allah:

         

“Maha suci Allah di tangan-Nya segala kerajan


dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu” (Qs Al-mulk:1)
Hanya Allah yang Maha mengatur. Dia mengatur makhluk
,mengatr langit dan bumi. Firman Allah:

          


“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan
hanyalah hak Allah .Maha suci Allah, Tuhan semesta
alam.”(Qs. Al-A‟raaf:54)
b. Tauhid uluhiyah6
yaitu mengesan Allah dalam beribadah dengan tidak
menyembah sesuatu dan mendekat kepadanya seperti menyembah
Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

6
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, h. 8.
c. Tauhid asma‟ dan sifat,
yaitu mengesakan Allah dengan menegaskan bahwa hanya
Allah sendirilah yang menamakan Diri-Nya dan berikan sifat untuk
diri Nya dalam kitab-kitab atau sunnah Rasul-Nya. Hal ini dilakukan
dengan menegaskan apa yang ditetapkan-Nya tanpa perubahan,
penyangkalan, pertanyaan dan permisalan.
2. Syahadat Rasul

Dimaksud disini ialah kalimat َّ ‫ َو اَ ْش َه ُد أ‬.


‫َن ََمَ َّم ًدا َّر ُس ْو ُل اهلل‬
Yang artinya saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu Rasulullah.
Adapun dalil dari syahadat Muhammad Rasulullah adalah
firman Allah:

         

    


“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang
rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang
terhadap orang-orang mu‟min.” (QS. At Taubah:128)7

Ayat ini adalah syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah.


Dalam ayat tersebut juga terdapat penjelasan bahwa Allah telah
memberikan kenikmatan kepada umat ini dengan mengurus seorang
rasul yang mulia dan memberikan ciri rasul tersebut yaitu dari kaum
mereka yang sudah mereka ketahui kejujuran dan nasabnya, sehingga
dengan mudah mereka duduk bersamanya serta mendengar wejangan
dan ucapannya karena beliau bukan orang asing di kalangan mereka.

7
Al-Quran tafsir perkata tajwid kode angka.
F. Fungsi Syahadat
Pada pembahasan sebelumnya kita sudah mengetahui tentang apa
yang dimaksud dengan syahadat, dalam hal ini sudah tentu pasti tidak
luput dari hal macam-macam fungsi syahadat.fungsi syahadatain ini
terbagai menjadi dua, yaitu syahadat tauhid dan yang kedua syahadat
Rasul. Berikut ini fungsi syahadat tauhid:
1. Sebagai penghapusan dosa masa lalu sebelum menjadi Muslim sebab
pelaksanaan syahadatain dilaksanakan secara individual.
2. Membebaskan diri dari segala penjajahan yaitu kemerdekaan jiwa
3. Pembentukan pribadi seorang Muslim
4. Sumber ketentraman jiwa
5. Sumber kekuatan jiwa
6. Sebagai sistem nilai yang mengikat pada masyarakat Muslim
7. Sebagai baiat
8. Sebagai sarana penghubung antar Muslim dan Nonmuslim
Berikut ini fungsi-fungsi syahadat Rasul, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai sitem yang mengikat pada umat Kristen
2. Sebagai baiat umat Kristen8

G. Contoh Pengaplikasian Makna Syahadat


Pada latihan lisan dengan dengan cara mulut menyebut atau
menyuarakan kata -kata atau kalimat tertentu baik bahasa Arab maupun
bahasa Indonesia atau Jawa, termasuk doa, akan menciptakan outo-sugesti
bagi seseorang untuk melakukan hal-hal tertentu sebagaimana yang
diucapkan. Misalnya, doa bercermin yang artinya:”Semoga Allah
memberi-kan kebagusan akhlak kepadaku sebagus Allah telah
menciptakan diriku”. Doa ini memberikan sugesti pada diri sendiri untuk
berusaha berbuat baik atas kesadaran bahwa Allah telah menciptakan
sarana pada dirinya untuk berbuat kebaikan dan kebenaran. Anak yang

8
widayati, syahadatain dan syahadat Rasul (studi komparatif Iman agama islam dan
kristen ), h. 25.
suka berbohong, dilatih dengan terus menerus mengatakan pada dirinya
sendiri di mana pun dan kapan pun terutama pada saat mau
berbohong:”Aku anak jujur, aku anak jujur, aku bukan pembohong, aku
bukan pembohong”, akan mampu menekan kesukaannya berbohong dan
sedikit demi sedikit belajar berbuat jujur.
bacaan-bacaan doa, zikir, shalat dan seterusnya akan lebih efektif
jika dipahami secara proporsional kemudian dihayati. Pepatah Arab
mengatakan bahwa salaamatul insan fiy hifdzillisaan (keselamatan
seseorang ditentukan oleh penjagaan atas lisannya). Dua kalimat syahadat
yakni “Asyhadu allaa ilaaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammadar
Rasuulullah” (Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya
bersaksi bahwa sungguh Nabi Muhammad adalah utusan Allah)
merupakakn pengingat paling dasar dan mendasar untuk memberikan outo
sugesti bahwa tidak ada semangat, motif, dan tujuan, serta kesadaran diri,
kecuali hakikatnya semuanya adalah Allah semata.9
Albert Bandura yang menyatakan bahwa pembelajaran dapat
terjadi dengan cara praktik melalui tindakan yang sebenarnya atau dapat
dengan cara mengalaminya melalui orang lain dengan mengamati model-
model yang melakukannya (misalnya model hidup, simbolis, dan
gambaran dalam media elektronik).10 Dari pernyataan itu maksudnya
adalah Nabi Muhammad merupakan manusia suri tauladan, contoh
makhluk sempurna seperti hakikat makhluk yang dikehendaki oleh Allah
yang oleh karenanya perilakunya merupakan referensi untuk manusia
berbuat dan bertingkah laku. Mengingat pentingnya hal ini, maka dua
kalimat syahadat merupakan rukun (keharusan dilakukan) dalam shalat
dibaca pada tasyahud akhir, bahkan ditambahkan dengan contoh manusia
istimewa dengan posisi di bawah Rasulullah yakni Nabi Ibrahim dan
keturunannya dan orang-or-ang shaleh. Jadi, Nabi Muhammad, Nabi
Ibrahim, dan orang-orang shaleh menjadi model bagi manusia untuk ditiru.
9
“ima Pilar Rukun Islam Sebagai Pembentuk Kepribadian Muslim,” h. 43.
10
H. Schunk, Learning Theories An Educational Perspektive. Teori-teori Pembelajaran:
Perspektif Pendidikan, terj. Eva Hamidah & Rahmat Fajar, h. 166.
H. Nilai Syahadat Teraplikasi Dalam Rukun Islam
Kalimat syahadat merupakan kata yang sangat utama dan landasan
penting bagi rukun islam. Tanpa syahadat maka rukun islam lainnya akan
runtuh, dengan syahadat maka wujud sikap rohaninya yang akan memberi
motivasi kepada tingkah laku fisik dan akal fikiran serta memotivasi kita
untuk melaksanakan rukun islam lainnya.
Menegakkan islam maka harus menegakkan rukun islam terdahulu
dan untuk tegaknya rukun islam maka mesti tegak syahadat terlebih
dahulu. Rasulullah SAW mengisyaratkan bahwa islam itu bagaikan sebuah
bangunan untuk berdirinya bangunan islam harus di topang oleh lima tiang
pokok yang salah satunya syahadat.11
Di kalangan masyarakat arab zaman nabi saw, mereka memahami
betul makna dari syahadat ini, terbukti dalam suatu peristiwa dimana nabi
saw bersabda yang artinya “ wahai saudara-saudara, maukah kalian aku
berikan satu kalimat, dimana dengan kalimat itub kalian akan dapat
menguasai jazilah alam “, kemudian Abu jahal menjawab “ jangankan satu
kalimat, sepuluh kalimatpun akan saya terima “. Kemudian nabi saw
bersabda “ ucapkanlah laailla haillallah dan muhammadan rasulullah “.
Abu jahal menjawab “ kalau itu yang kau minta, berarti engkau
mengumandangkan peperangan dengan semua orang arab dan sekitarnya
“.
Penolakan Abu jahal kepada kalimat ini, bukan karena dia tidak
memahami akan makna kalimat syahadat, tetapi justru sebaliknya dia tidak
mau menerima sikap yang mesti tunduk, taat dan patuh kepada Allah swt
saja. Dengan sikap ini, maka semua orang akan tidak tunduk lagi kepada-
Nya.
Penerimaan syahadat bermakna menerima semua aturan dan segala
akibatnya, penerimaan inilah yang sulit bagi kaum jahiliyah dalam
mengaplikasikan syahadat. Sebenarnya apabila mereka memahami bahwa
loyalitas kepada Alla swt itu juga akan menambah kekuatan kepada diri

11
HAIDIR, TAUHID dan MAKNA SYAHADATAIN, h. 9.
kita, maka mereka yang beriman semakin di hargai dan di hormati. Mereka
yang memiliki kemampuan dan ilmu akan mendapatkan kedudukan yang
sama apabila ia sebagai muslim.
Abu jahal adalah tokoh di kalangan jahiliyah dan ia memiliki
banyak potensi di antaranya, ahli hukum. Setiap individu yang
bersyahadat, maka ia menjadi kholifatulah fil ardhi. Celakalah Abu Jahal
walaupun keduanya mengetahui Laa Ilaaha Illallah.12
Selain nilai yang dapat teraflikasi di dalam rukun islam, tetapi nilai
syahadat ini juga dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
khususnya tentang moral, misalnya tentang, sabar, tanggung jawab.

I. Hubungan syahadat tauhid dan Rasul


Syahadat adalah pengakuan dan penyaksian dengan sebenarnya baik
secara lahir maupun batin. Kalimat Syahadat:

َّ ‫اَ ْش َه ُد أَ ْن ََل اِلَهَ اَِلَّ اهلل َو اَ ْش َه ُد أ‬


‫َن ََمَ َّم ًدا َّر ُس ْو ُل اهلل‬
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah”.

Dua kalimat syahadat ialah:


1. Syahadat Tauhid : Artinya menyaksikan dan mengakui ke Esaan Allah
SWT.
2. Syahadat Rasul : Artinya menyaksikan dan mengakui ke Rasulan Nabi
Muhammad Saw.
Makna kata Muhammad Rasulullah, menuntut kesediaan
menjadikan Rasullullah sebagai teladan, sehingga bernilai disisi Allah.
Kalimat ini menjadikan seorang muslim memiliki rasa cinta, ridho dengan
segala yang dicontohkan dari segi amal, perkataan dan semua tingkah laku
beliau.

12
HAIDIR, h. 10.
Selain sifatnya yang dimaksud oleh Allah atau juga karena
keteladanan Rasulullah dan juga pengorbanan yang sangat mulia kepada
umatnya. Allah telah menganugerahkan syafaat dan derajat yang tinggi
kepada Rasulullah, menunjuki manusia agar manusia mencintai beliau dan
melandasi kehendak untuk mengikuti beliau karena cinta kepada
Allah.tentang akhlak beliau, Sayyidah „Aisyah pernah berkata : “ Akhlak
beliau adalah alquran .” menurut Syaikh Muhammad Ali Al Harakan : “
Maka siapa yang memiliki akhlak seperti akhlak beliau, dialah orang yang
paling baik, paling sempurna, dan paling layak menerima cinta semua
hamba ALLAH.”13
Kata “Ilah” mempunyai pengertian yang sangat luas,mencakup
pengertian Rububiyah dan Mulkiyah,maka kata inilah yang dipilih Allah
SWT. untuk kalimat thayyibah yaitu: La Illahaillallah. Iqrar La
Illahaillallah bersifat komprehensif,mencakup pengertian :
La Khaliqa Illallah (Tidak Ada Yang Maha Pencipta Kecuali Allah).
2. La Raziqa Illallah (Tidak Ada Yang Maha Memberi Rezeki Kecuali
Allah).
3. La Hafizah Illallah (Tidak Ada Yang Maha Memelihara Kecuali Allah).
4. La Mudabbira Illallah (Tidak Ada Yang Mengelola Kecuali Allah).
5. La Malika Illallah (Tidak Ada Yang Maha Memiliki Kecuali
Allah,Tidak ada Yang Maha merajai Kecuali Allah).
6. La Waliya Illallah (Tidak Ada Yang Maha Memimpin Kecuali Allah).
7. La Hakima Illallah (Tidak Ada Yang Maha Menentukan Aturan
Kecuali Allah).
8. La Ghayata Illallah (Tidak Ada Yang Maha Menjadi Tujuan Kecuali
Allah).
8. La Ma‟buda Illallah (Tidak Ada Yang Maha Disembah Kecuali Allah).
Dimasa sekarang ini, kalimat tauhid menjadi miss oriented, seperti
tidak ada cinta lagi yang membingkainya. Kini kalimat tauhid itu menjadi
kunci keberkahan yang hilang.Padahal kunci keberkahan dari langit itu

13
Abdul Karim, “Jurnal Pendidikan Islam dan Teknologi Pendidikan,” h. 114.
adalah taqwa yang dilandasi ajaran syahadat beserta pengamalannya.
Syaikh As Sa‟di rahimahullah mengatakan “Seseorang tidak dikatakan
beriman kepada Allah, kalau dia tidak bertauhid, orang yang bertauhid
dan bertakwa akan diberikan jalan keluar dari berbagai masalah
hidupnya.”,Ibnu Qoyyim rahimahullah juga berkata : “ Tauhid mampu
membukakan pintu kebaikan, kebahagiaan, kenikmatan, kesenangan, dan
kegembiraan bagi seorang hamba.”
Syahadah juga termasuk dalam misi atau prinsip gerakan dakwah
Nabi Muhammad saw, yang dulunya bersifat monoteisme didalam bacaan-
bacaan awal menjadi teologi dominan yang disebut sebagai pesan
social.Mulai saat itulah dua sumber kalimat ini disebarkan secara massive
dengan terang-terangan setelah bertahun-tahun pola dakwah yang
digunakan adalah dengan secara sembunyi-sembunyi.
Untuk menerjemahkan iqrar La Ilaha Illallah ke dalam bahasa
Indonesia kita harus terlebih dahulu memahami susunan kalimatnya. La
yang terdapat pada awal iqrar tersebut adalah La Nafiyata Liljinsi,yaitu
huruf nafi yang menafikan segala macam jenis Ilah. Illa adalah huruf
istisna (pengecualian) yang mengecualikan Allahdari segala macam jenis
Ilah yang dinafikan. Bentuk kalimat seperti ini dinamai kalimat manfi
(negatif) lawan dari kalimat mutsbat (positif). Kata illa berfungsi
mengitsbatkan kalimat yang manfi.Dalam kaidah bahasa Arab itsbat
sesudah nafi itu mempunyai maksud alhashru (membatasi) dan taukid
(menguatkan). Dengan demikian kalimat Tauhid ini mengandung
pengertian sesungguhnya tiada Tuhan yang benar-benar berhak disebut
Tuhan selain Allah SWT semata.14

14
Abdul Karim, h. 115.
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Syahadat adalah kemampuan dan penyaksian yang sebenarnya baik secara
lahir maupun batin. Syahadat terbagi menjadi dua, yaitu: syahadat tauhid dan
syahadat Rasul.
Salah satu syarat syahadat adalah di ikrarkan dengan lidah serta meyakini
dalam hati selanjutnya diamalkan. Namun, ada juga yang dapat merusak syahadat
seperti menyekutukan atau menduakan Allah dan ragu akan adanya Allah.
Kita dapat mengaplikasikan syahadat khususnya tentang makna syahadat
itu sendiri dan pengaplikasian dalam rukun Islam contohnya dia giat dalam
melaksanakan perintah Allah karena adanya motivasi dari kalimat itu (syahadat)
ataupun ada sugesti dari dalam dirinya bahwa dia harus melaksanakan perintah
Allah tersebut dan menjauhi larangan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim, pengulu. “Jurnal Pendidikan Islam dan Teknologi Pendidikan” VII
(2017).
Abidin, Zainal. kunci ibadah. Semarang: karya thoha putra, 2001.
Al-Quran tafsir perkata tajwid kode angka. Tanggerang: dapartemen Agama RI,
2011.
Anisatun Muthi‟ah, Ahmad Faqih Hasyim, Istifadah. “Living Sunnah Jama‟ah Al-
Syahadatain (Studi Kasus di Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul
Kuningan)” 4 (2016).
H. Schunk, Dale. Learning Theories An Educational Perspektive. Teori-teori
Pembelajaran: Perspektif Pendidikan, terj. Eva Hamidah & Rahmat
Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
HAIDIR, ABDULLAH. TAUHID dan MAKNA SYAHADATAIN. KANTOR
DAKWAH- SULAY, 1431.
Husain Mahasnah, Muhammad. Pengantar studi sejarah peradaban islam. Jakarta
Timur: Pustaka Al-Kausar, 2016.
Muhammad „Afif al-banjary, Abdurrahman shadiq bin. terjemah beberapa
rahasia sembahyang yang diambil dari beberapa kitab yang mu‟tamid, t.t.
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh. tuntunan tanya jawab Akidah,
Shalat, Zakat, Puasa dan Haji. Jakarta: CV Darul Palah, 2004.
Nurjannah. “ima Pilar Rukun Islam Sebagai Pembentuk Kepribadian Muslim” 11
(2014).
widayati, Wahyu. syahadatain dan syahadat Rasul (studi komparatif Iman agama
islam dan kristen ). Yogyakarta: pustaka litera antarnusa, 2010.

Anda mungkin juga menyukai