Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN PENYAKIT KEJANG

DEMAM
No. Dokumen :

SOP No. Revisi : 00


Tanggal Terbit : 01 Februari 2019
Halaman :5
dr. FAIRUS
KLINIK
RAWAT INAP Direktur Klinik
AL-AZIZ Rawat Inap
Al-Aziz
Pengertian Kejang demam adalah bangkitan kejang yang disebabkan oleh
demam di atas suhu 38°C rectal tanpa disertai infeksi pada sistem
saraf pusat atau gangguan keseimbangan elektrolit akut pada anak
berumur lebih dari 1 bulan dan <5 tahun, tanpa riwayat kejang tanpa
demam sebelumnya.
Klasifikasi :
 Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) yaitu kejang
demam berlangsung singkat, <15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berupa kejang umum tonik atau
klonik tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24
jam.
 Kejang demam kompleks (complex febrile seizure) yaitu
kejang dengan salah satu ciri : kejang lama >15 menit, kejang
fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial, berulang atau lebih dari satu kali dalam 24
jam.
Gejala Klinis :
 Demam dengan suhu diatas 38°c rektal
 Kejang tonik klonik atau kejang fokal, saat kejang anak tidak
sadar
 Setelah kejang anak sadar tanpa kelainan neurologis
Tidak ada gejala infeksi pada susunan saraf pusat atau gangguan
elektrolit
Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis kejang demam dan
melakukan pengobatan kejang demam

Kebijakan Berdasarkan Keputusan Direktur Klinik Rawat Inap Al-Aziz


Nomor............................ Tentang ……………….
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
3. Panduan layanan klinis klinik rawat inap AlAziz Tahun 2017
Alat dan bahan Alat : thermometer, spuit
Bahan: alkohol swab
Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
2. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
pada pasien.
3. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, dan
tanda vital (nadi, suhu, dan frekuensi pernafasan).
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
5. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada
pasien.
6. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan darah
rutin/lengkap dan urin rutin.
7. Petugas mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
8. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada laboratorium.
9. Petugas menerima hasil laboratorium dari petugas laboratorium
apakah didapatkan anemia, leukopeni atau lekositosis,
trombositopeni atau eosinofilia, pada hasil urin rutin apakah
terdapat biakan bakteri atau darah.
10. Petugas menegakkan diagnosa kejang demam yang didapatkan
dari gejala, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium.
11. Petugas menerangkan kepada pasien bahwa pasien perlu dirawat
di klinik . Petugas memberikan informed consent untuk tindakan
medis yang akan dilakukan kepada pasien dan di tandatangani
oleh pasien atau keluarga pasien.
12. Petugas memberikan terapi untuk pengobatan kejang demam :
 Fase akut / saat kejang :
1) Perhatikan ABC
2) Putus kejang dengan Diazepam 0,5 mg/kgbb/x perektal,
maksimal 2 kali, jarak 5 menit. Jika masih kejang diberikan
diazepam 0,25-0,5 mg/kg iv, kec 2mg/menit, maksimal 10
mg. Jika masih kejang dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg iv,
injeksi dalam 20 menit dalam 50 ml NaCL 0,9 % jika masih
kejang persiapkan pasien untuk dirujuk ke pelayanan yang
lebih baik.
3) Pemberian cairan IV RL sesuai kebutuhan
4) Saat demam diberikan parasetamol dengan dosis 10-15
mg/kgbb/kali diberikan 4 kali sehari
5) Diazepam oral 0,3 mg/kgbb/kali, 3 kali sehari atau
Diazepam rektal 5mg untuk BB <10kg atau 10 mg untuk
BB >10 kg
6) Terapi antibiotika sesuai sumber infeksi bisa peroral
maupun intravena, untuk penggunaan IV antibiotika
terlebih dahulu melakukan skin test :
a. Kloramphenicol dosis 50-100 mg/kgBB/hari maks 2
gram selama 10-14 hari dibagi 4 dosis
b. Ampicillin dan amoksisilin dosis anak 50-100 mg/kg
bb/hari selama 7-10 hari
c. Ceftriaxone dosis anak 80 mg/kgbb/hari dalam dosis
tunggAL SELAMA 5 HARI
d. Cotrimoxazole (TMP-SMX) dosis anak TMP 6-9
mg/kgBB/hari selama 10 hari
e. Cefixime dosis anak 1,5-2 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
selama 10 hari
f. Thiamfenikol dosis anak 50 mg/kgBB/hari
13. Petugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi kepada
keluarga pasien. Petugas mengedukasi keluarga pasien bahwa
kejang demam umumnya prognosis baik, hanya sebagian kecil
yang berkembang menjadi epilepsi.
14. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa,
dan terapi kedalam rekam medis.
15. Petugas menandatangani rekam medis.

Diagram Alir
Pasien Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
datang

Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum dan


tanda-tanda vital

Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,


diagnosa, dan terapi kedalam rekam medis
Bila diperlukan petugas membuat permintaan
pemeriksaan darah rutin/lengkap dan urin rutin

Petugas mengisi formulir permintaan pemeriksaan


laboratorium.

Petugas menerima hasil laboratorium dari petugas


laboratorium

Petugas memberikan informed consent untuk


tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien

Petugas menerangkan kepada pasien bahwa


pasien perlu dirawat di klinik

Petugas menegakkan diagnosa kejang demam yang


didapatkan dari gejala, pemeriksaan fisik, dan hasil
laboratorium.

Petugas memberikan informed consent untuk tindakan


medis yang akan dilakukan kepada pasien

Petugas memberikan terapi untuk pengobatan


kejang demam

Petugas memberikan penjelasan mengenai rencana terapi


kepada keluarga pasien dan mengedukasi tentang prognosis
penyakit kejang demam kepada keluarga pasien
Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnosa, dan terapi kedalam rekam medis

Petugas menandatangani rekam medis.

Selesai

Unit Terkait 1. Unit UGD


Dokumen
Terkait
Rekaman Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Histori Diberlakukan
Perubahan … ……… …… …..

Anda mungkin juga menyukai