Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAK

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN NY. M

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR DISPEPSIA DI RUANG

GEMMA 3 RUMAH SAKIT DIRGAHAYU SAMARINDA” Dispepsia merupakan

suatu masalah penting yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup individu

(Paradiansyah & Yusran, 2016). Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang

terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual muntah, kembung, cepat

kenyang, rasa penuh di perut, bersendawa, dan rasa panas yang menjalar di dada

(Djojoningrat, 2009). Populasi di Amerika serikat yang terkena dispepsia adalah 25%

dari total penduduknya pertahun dan hanya 5% dari jumlah penderita tersebut

yangmengujungi dokter layanan primer (Andre dkk, 2013). Profil Data Kesehatan

Indonesia tahun 2010 yang di terbitkan oleh Depkes RI pada tahun 2011 menyebutkan

bahwa dispepsia masuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di Rumah Sakit tahun 2010.

Dispepsia berada pada urutan ke-5 dengan angka kejadian kasus sebesar 9.594 kasus

pada pria dan 15.122 kasus pada wanita. Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat jalan

di rumah sakit tahun 2010, dispepsia berada pada urutan ke 6 dengan angka kejadian

kasus sebesar 34 kasus pada pria dari 53,618 kasus pada wanita jumlah kasus baru

sebesar 88,599 kasus. Menurut profil kesehatan Kalimantan Timur pada tahun 2013

angka kesehatan dispepsia sekitar 171,357 kasus. Adapu tujuan khusus antara lain:

Memahami konsep teori gangguan kebutuhan dasar pada dispepsia, melakukan

pengkajian pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar pada dispepsia, merumuskan

diagnosis keperawatan pada Ny. M dengan gangguan kebutuhan dasar pada dispepsia,

menyusun perencanaan keperawatan pada Ny. M dengan gangguan kebutuhan dasar


pada dispepsia, melakukan tindakan keperawatan pada Ny. M dengan gangguan

kebutuhan dasar pada dispepsia, melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. M dengan

ganggguan kebutuhan dasar pada dispepsia.

Dalam menyusun Karya Tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif

(studi kasus), karena metode ini memberikan gambaran tentang keadaan yang sedang

terjadi (berlangsung/aktual) pada kasus tertentu. Syaifuddin (2011) menjelaskan bahwa

lambung merupakan sebuah kantong muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus

halus, sebelah kiri abdomen, di bawah diafragma bagian depan pankreas dan limpa.

Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan

peristaltik terutama didaerah epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan

jumlah makanan yang masuk, adanya gelombang peristaltik tekanan organ lain, dan

postur tubuh. Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan dispepsia di

ruang Gemma Lt. 3 Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda melalui pendekatan proses

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,

tindakan keperawatan dan evaluasi. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut: Dispepsia merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa

tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada yang biasanya timbul setelah makan.

Klasifikasi dispepsia dibagi menjadi 2 yaitu, Gastritis yang terjadi secara tiba-tiba

disebut sebagai gastritis akut atau acute gastritis, sedangkan yang terjadi secara

perlahan-lahan disebut gastritis kronik atau cronik gastritis. Dispepsia disebabkan oleh

bakteri, alkohol, pola makan yang tidak teratur, minuman yang mengandung kafein

seperti kopi, makanan yang pedas. Pengkajian keperawatan pada Ny. M didapatkan data

yaitu Ny. M mengatakan mual dan muntah, berat badan menurun, nyeri ulu hati, nyeri
skala 4 (nyeri sedang), nyeri dirasakan setelah makan, nyeri seperti terbakar. Selain itu

keluhan yang sering muncul pada klien dispepsia yaitu rasa cepat kenyang, kembung

dibagian perut bagian atas. Ny. M juga memiliki riwayat diabetes mellitus nilai GDS

124, dan terdapat luka di bagian kaki kanan klien. Diagnosa keperawatan. Masalah

keperawatan yang muncul pada Ny. M yaitu mual berhubungan dengan iritasi

gastrointestinal, nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, risiko

ketidakstabilan glukosa darah berhubungan dengan penyakit diabetes, defisit perawatan

diri: makan berhubungan kelemahan, defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan

kelemahan, defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan kelemahan, dan

risiko jatuh dengan faktor resiko penyakit dispepsia.

Anda mungkin juga menyukai