ABSTRAK
Tanjung Awar-Awar Tuban Jawa Timur dikenal sebagai kawasan TPI (tempat
pendaratan ikan) yang memberikan pelayanan dalam hal pendaratan perahu nelayan
sekaligus sebagai tempat pelelangan ikan hasil tangkapan. Jangkauan pelayanan dari TPI
Tanjung Awar-Awar ini telah mencapai wilayah yang cukup luas, karena para nelayan
yang bersandar dan membongkar hasil tangkapannya tidak saja dari nelayan Tanjung
Awar-Awar tetapi juga nelayan dari beberapa wilayah kabupaten di Jawa Timur seperti
Jember, Banyuwangi, Tulungagung, Trenggalek dan bahkan dari luar pulau jawa seperti
Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya. Untuk mengembangkan kawasan Tanjung
Awar-Awar ini menjadi pelabuhan umum perlu dilakukan kajian teknis yang diharapkan
mampu memberikan gambaran teknis yang akan dijadikan dasar dalam menentukan jenis
dan skala pelayanan pelabuhan yang akan dikembangkan
Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan desain struktur atas dermaga
(meliputi : plat, balok memanjang dan melintang dan poer), menentukan desain struktur
bawah dermaga (menggunakan pondasi tiang pancang) dan menentukan perencanaan
fender dan bolder. Sedangkan manfaat dari penulisan penelitian ini adalah memberikan
alternatif dalam perencanaan dermaga pelabuhan Tanjung Awar-awar, pengembangan
ilmu pengetahuan mengenai perencanaan dermaga pelabuhan dan tambahan literatur
mengenai langkah-langkah perencanaan dermaga pelabuhan.
Kata Kunci : pelayanan pelabuhan, struktur dermaga,
TINJAUAN PUSTAKA
1. Survey Data Perairan elevasi pasang surut, orientasi medan,
Aspek Topografi hasil pengukuran geodetik. Kontur
Keadaan topografi (meliputi kedalaman pada peta bathimetri diukur
daratan dan bawah laut) harus terhadap LWL (Low Water Level). Luas
memungkinkan untuk membangun suatu areal yang diukur tergantung areal
pelabuhan dan untuk pengembangan di operasional yang harus mencakup
masa mendatang. Daerah daratan harus seluruh wilayah pengelolaan pelabuhan.
cukup luas untuk membangun fasilitas Untuk kebutuhan design pemetaan secara
pelabuhan. Apabila daratan sempit maka detail, dilakukan pada wilayah yang lebih
pantai harus cukup luas dan dangkal sempit yaitu di sekitar areal yang
untuk memungkinkan perluasan daratan direncanakan.
dengan menimbun pantai tersebut. Fungsi dari survey bathimetri
Daerah yang akan digunakan untuk adalah : untuk mengetahui kedalaman
perairan pelabuhan harus mempunyai dasar laut, untuk mengetahui struktur
kedalaman yang cukup sehingga kapal dermaga yang sesuai dengan kondisi
dapat masuk pelabuhan. yang ada, untuk mengetahui daerah-
Fungsi dari survey topografi ini daerah yang bahaya bagi kapal sehingga
adalah untuk mengetahui ketinggian rata- dapat diantisipasi dengan memberi
rata dari suatu lokasi survey yang tanda, untuk mengetahui lokasi aman
nantinya dijadikan acuan dalam bagi perencanaan pelabuhan baru
membangun fasilitas pelabuhan. sehingga didapatkan hasil efisien.
CALM
1-3
4-6
7-10
5%
Fungsi dari survey angin adalah untuk dibangkitkan oleh gelombang angin,
menyusun analisa gelombang, untuk pasang-surut, letusan gunung berapi,
mengetahui distribusi arah dan kecepatan kapal bergerak dan lain sebagainya.
angin tepat di rencana lokasi pelabuhan Fungsi survey gelombang adalah
dan untuk merencanakan beban : untuk merencanakan bangunan
horisontal yang bekerja pada kapal. pelabuhan, untuk mengetahui gaya-gaya
yang bekerja pada bangunan pelabuhan
Aspek Pasang Surut dan untuk mengetahui besarnya arus dan
Pasang surut laut adalah gerakan vertikal sedimen yang ditimbulkan gelombang
dari permukaan air laut yang terjadi sehingga nantinya dapat diantisipasi pada
secara periodik, dimana gerakan vertikal pembuatan layoutnya.
ini disebabkan oleh pengaruh gaya tarik
benda-benda langit (terutama bulan dan Aspek Arus Laut
matahari) terhadap bumi, gaya gravitasi Arus disebabkan oleh perbedaan
bumi serta gaya sentripetal akibat adanya muka dasar tanah bawah laut, perbedaan
rotasi bumi. level permukaan air, perbedaan
Fungsi survey pasut adalah : kerapatan/densitas air dan perbedaan
untuk menentukan elevasi muka air yang suhu air. Pada umumnya arus yang
akan digunakan untuk merancang terjadi di sepanjang pantai berupa arus
dimensi bangunan fasilitas pelabuhan, akibat perbedaan pola pasut sehingga
untuk melengkapi kebutuhan menyebabkan pergerakan air secara
penggambaran peta bathymetri (kontur horisontal.
kedalaman laut), untuk menentukan pola Fungsi survey arus laut adalah :
pasut selama pengamatan dan untuk menghindari pengaruh tekanan
memprediksi pola yang akan datang. arus berarah tegak lurus kapal agar dapat
manuver dengan cepat dan mudah, untuk
Aspek Gelombang mengevaluasi kondisi stabilitas garis
Gelombang merupakan salah satu pantai (erosi atau sedimentasi) dan untuk
faktor penting di dalam perencanaan menghitung debit air, intrusi air laut,
pelabuhan. Gelombang di laut bisa
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 67
sedimen transport (terutama untuk Test (SPT) setiap interval 3m dengan
pelabuhan yang berada di sungai). nilai SPT lebih dari 25 (blow/feet) .
METODE ANALISA
Pengolahan Data untuk momen tumpuan dan
Pengolahan yang dilakukan meliputi : lapangan.
1. Perhitungan pembebanan/gaya-gaya - Penulangan lentur plat
yang bekerja pada dermaga, meliputi : Input data : f’c, fy, selimut
beban vertikal (berat sendiri beton dan Mu
konstruksi, beban hidup merata dan Output : Mn, Rn, ρperlu, As
beban terpusat) dan beban horisontal perlu, Σ tulangan dan ∅
(beban tumpukan/benturan kapal tulangan
akibat kapal bertambat, beban tarikan - Kontrol plat : kontrol
kapal, dan beban gempa). Untuk lendutan (PBI 1971 psl
masing-masing pembebanan 10.5.2) dan retak (SK SNI-T-
digunakan rumus yang telah ada. 15-1991-03 psl 10.7)
2. Kebutuhan konstruksi pada struktur ● Balok, langkah - langkah
atas dermaga (plat, balok memanjang- pekerjaannya :
melintang dan poer). Langkah- Balok memanjang :
langkah pengerjaannya : - Perhitungan pembebanan :
● Kombinasi pembebanan beban hidup dan beban mati
● Plat : - Perhitungan statika
- Asumsi perletakan plat menggunakan software
- Perhitungan pembebanan STAAD PRO (untuk momen
- Perhitungan tebal plat tumpuan dan lapangan)
- Perhitungan momen plat : - Penulangan lentur balok :
beban merata dan beban a. Untuk balok Crane dan
terpusat, yang masing-masing balok tengah :
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 68
Tulangan tumpuan dan - Penulangan torsi balok : Tu,
lapangan : Ct, ∅Tc, ∅Ts, Tn, At
Input data : f’c, fy, (tulangan memanjang) dan
selimut beton dan Mu perhitungan sengkang
Output : Mn, Rn, ρperlu, meliputi : s, As sengkang,
As perlu, Σ tulangan dan bs/3fy dan Σ tulangan dan ∅
∅ tulangan tulangan
b. Untuk balok fender (balok - Kontrol Balok : kontrol
tinggi) : lendutan dan retak
Untuk tumpuan dan ● Poer :
lapangan : - Untuk perhitungan
Input data : f’c, fy, selimut penulangan tiang tunggal dan
beton dan Mu tiang ganda :
Output : V, Vn, Vc, As Input data : f’c, fy, selimut
perlu, cek ∅Vc > Vn beton dan Mu
maka perlu Output : Mn, Rn, ρperlu, As
- Penulangan geser balok : perlu, Σ tulangan dan ∅
Untuk balok Crane dan balok tulangan
tengah : Vc, Vn, Vs, Vs1, Cek penulangan geser poer :
Vsa, Vsb dan Σ tulangan dan Vc, Vn, Vs, Vs1, Vsa, Vsb
∅ tulangan dan Σ tulangan dan ∅
- Penulangan torsi balok : tulangan
Untuk balok fender : Tu, Ct, - Kontrol Poer : kontrol
∅Tc, ∅Ts, Tn, (x1/y1), At lendutan dan retak
(tulangan memanjang) dan 3. Kebutuhan konstruksi pada struktur
perhitungan sengkang bawah dermaga (pondasi tiang
meliputi : s, As sengkang, pancang). Langkah-langkah
bs/3fy dan Σ tulangan dan ∅ pengerjaannya :
tulangan Perencanaan pondasi tiang pancang
- Kontrol Balok : kontrol terdiri dari tiang pondasi tegak
lendutan dan retak (menahan gaya vertikal) dan tiang
Balok melintang : pondasi miring (menahan gaya
- Perhitungan pembebanan horisontal). Perhitungan daya
- Perhitungan statika dukung tanah pondasi tiang
menggunakan software pancang berdasarkan data
STAAD PRO laboratorium dan lapangan.
- Penulangan lentur : 4. Perencanaan Fender dan Bolder
Untuk tumpuan dan lapangan Dalam perencanaan dermaga
Input data : f’c, fy, selimut multiguna Pelabuhan tanjung
beton dan Mu Awar-awar ini akan digunakan
Output : Mn, Rn, ρperlu, As peraturan-peraturan/standar-standar
perlu, Σ tulangan dan ∅ sebagai berikut :
tulangan • Tata cara perhitungan
- Penulangan geser balok : Struktur Beton SK SNI T-15-
Untuk balok kantilever dan 1991-03
tengah : Vc, Vn, Vs, Vs1, • Peraturan Beton Bertulang
Vsa, Vsb dan Σ tulangan dan Indonesia 1971
∅ tulangan • Peraturan Muatan untuk
Jembatan dan Jalan Raya
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 69
1983 • Technical Standards for Port
• Peraturan Pembebanan and Harbour Facilities in
Indonesia 1983 Japan, Minitry of Transport
• Perencanaan Tahan Gempa Japan 1991
Indonesia Untuk Gedung SK • Menggunakan software
SNI -1726-2002 STAAD PRO
PENGOLAHAN DATA
1. Kriteria Perencanaan tumbukan kapal berulang–ulang, maka
Umur Layanan Konstruksi bagian struktur ini sangat rentan terhadap
Dari data yang telah ada, kerusakan. Pemilihan fender ditentukan
identifikasi teknis kondisi Tanjung Awar- berdasar kebutuhan untuk penggunaan
Awar diperlukan untuk menganalisis material yang mudah dibongkar dan
pengembangan pelabuhan dalam jangka dipasang serta tahan lama. Material
waktu 15 tahun mendatang. fender yang memenuhi syarat untuk
kriteria ini adalah fender dari karet.
2. Perencanaan Fender dan Boulder : Tinggi fender sama dengan tinggi
Fender dermaga yaitu 11,019 m (+4,019 m),
Fender sebagai bagian dari struktur seperti yang terlihat pada gambar
dermaga yang paling lemah akibat beban dibawah.
+ 4,019 m
HWL +2,33 m
± 0,00 m MSL
-7 m (dasar laut)
Berdasarkan perhitungan beban antar lubang 71,5 cm), gaya reaksi fender
tumbukan kapal Ef = 10,01 tm. = 52 ton dan energi = 3,4 tm dan
Perencanaan fender dipilih menggunakan berdimensi panjang x lebar = 310 x 40
Rubber Fender Bridgestone Super-Arch cm
Tipe FV002-5-1, dengan 10 holes (jarak
.
Perencanaan Balok
Rekapitulasi penulangan balok :
Balok Memanjang
Balok Melintang
Penulangan Balok Tengah / Balok Tepi Balok Crane Balok Fender
Luas Luas Luas Luas
(cm2) Tulangan (cm2) Tulangan (cm2) Tulangan (cm2) Tulangan
Tul. Lentur :
Lapangan :
Tul. Atas 29,908 4D32 (31,8) 24,62 4D32 (31,8) 10,087 2D32 (14,726) 80,465 11D32 (87,4)
Tul. Bawah 5,98 3D19 (8,60) 4,92 3D19 (8,60) 10,087 2D32 (14,726) 16,093 6D19 (17,20)
Tumpuan :
Tul Atas 40,33 6D32 (47,7) 26,73 4D32 (31,80) 11,116 2D32 (14,726) 38,12 5D32 (39,7)
Tul. Bawah 8,067 3D19 (8,60) 5,34 3D19 (8,60) 11,116 2D32 (14,726) 7,624 3D19 (8,60)
Tul. Geser :
- D19 - 100 (2 kaki) - D19 - 100 (2 kaki) - D16 - 200 (V) - D19 - 100 (3 kaki)
- D19 - 200 (2 kaki) - D19 - 200 (2 kaki) - D16 - 200 (H) - D19 - 200 (3 kaki)
Tul. Torsi :
Tul. Memanjang - - - - 33,67 5D32 (39,7) 14,39 6D19 (17,20)
Geser Torsi - - - - - D19 - 500 - D19 - 500
Sumber : Hasil Analisis
KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan teknis memanjang agar tidak terlalu licin.
Pelabuhan Tanjung Awar-awar Tuban Pelat lantai ini terdiri dari 3 tipe pelat,
Jawa Timur, sistem struktur dari dermaga yaitu pelat A (3 m x 5 m), pelat B (4
terdiri dari : m x 5 m) dan pelat C (6 m x 6 m).
• Pelat lantai dermaga dengan tebal 200 Untuk tulangan pelat masing-masing
cm tanpa aspal diatasnya, sehingga disajikan pada tabel berikut :
pada permukaannya diberi goresan
• Tiang pancang berfungsi mendukung holes (jarak antar lubang 71,5 cm),
semua struktur yang ada di atasnya. gaya reaksi fender = 52 ton dan
Pada dermaga ini digunakan energi = 3,4 tm dan berdimensi 310 x
- Tiang tegak digunakan diameter 40 cm.
tiang 609,6 mm dan tebal 12 mm, • Boulder
terletak pada kedalaman -16 m Perencanaannya menggunakan jarak
- Tiang miring digunakan diameter maksimum 10-15 m dan jumlah
tiang 609,6 mm dan tebal 12 mm, minimum tambatan 4 buah. Agar
terletak pada kedalaman -25 m tidak mengganggu kelancaran
• Fender kegiatan di dermaga, maka ketinggian
Perencanaannya menggunakan bolder tidak boleh lebih dari 50 cm
Rubber Fender Bridgestone Super- diatas lantai dermaga .
Arch Tipe FV002-5-1, dengan 10
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi. 1979. Peraturan Bandung.
Beton Bertulang Indonesia 1971. Kusuma, Gideon dan Vis, W.C. 1997.
Yayasan LPMB. Bandung . Dasar-dasar Perencanaan Beton
Badan Standarisasi. 1981. Peraturan Bertulang Seri 1. Erlangga.
Pembebanan Indonesia Untuk Jakarta .
Gedung 1983.Yayasan LPMB. Mosley, W.H dan Bungey, J.H. 1989.
Bandung . Perencanaan Beton Bertulang
Badan Standarisasi. 1991. Standar Tata Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Cara Perhitungan Struktur Beton Sutami, Ir. 1971. Konstruksi Beton
Untuk Bangunan Gedung. Indonesia. Badan PU. Jakarta.
Yayasan LPMB. Bandung . Triatmodjo, Bambang. 1996. Pelabuhan.
Badan Standarisasi. 2002. Standar Beta Offset. Yogyakarta
Perencanaan Standar Gempa Universitas Katolik Parahyangan. 2005.
Untuk Struktur BangunanGedung. Manual Pondasi Tiang Edisi
Yayasan LPMB. Bandung Ketiga. Geotechnical Engineering
Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Center. Bandung
Beton Bertulang. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Kramadibrata, Soedjono. 2002.
Perencanaan Pelabuhan. ITB.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 76