Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN TEKNIS DERMAGA PELABUHAN TANJUNG

AWAR-AWAR TUBAN JAWA TIMUR

M. Ruslin Anwar, Gagoek Soenar P., Isa Megawati


Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. Mayjen Haryono 147 Malang

ABSTRAK

Tanjung Awar-Awar Tuban Jawa Timur dikenal sebagai kawasan TPI (tempat
pendaratan ikan) yang memberikan pelayanan dalam hal pendaratan perahu nelayan
sekaligus sebagai tempat pelelangan ikan hasil tangkapan. Jangkauan pelayanan dari TPI
Tanjung Awar-Awar ini telah mencapai wilayah yang cukup luas, karena para nelayan
yang bersandar dan membongkar hasil tangkapannya tidak saja dari nelayan Tanjung
Awar-Awar tetapi juga nelayan dari beberapa wilayah kabupaten di Jawa Timur seperti
Jember, Banyuwangi, Tulungagung, Trenggalek dan bahkan dari luar pulau jawa seperti
Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya. Untuk mengembangkan kawasan Tanjung
Awar-Awar ini menjadi pelabuhan umum perlu dilakukan kajian teknis yang diharapkan
mampu memberikan gambaran teknis yang akan dijadikan dasar dalam menentukan jenis
dan skala pelayanan pelabuhan yang akan dikembangkan
Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan desain struktur atas dermaga
(meliputi : plat, balok memanjang dan melintang dan poer), menentukan desain struktur
bawah dermaga (menggunakan pondasi tiang pancang) dan menentukan perencanaan
fender dan bolder. Sedangkan manfaat dari penulisan penelitian ini adalah memberikan
alternatif dalam perencanaan dermaga pelabuhan Tanjung Awar-awar, pengembangan
ilmu pengetahuan mengenai perencanaan dermaga pelabuhan dan tambahan literatur
mengenai langkah-langkah perencanaan dermaga pelabuhan.
Kata Kunci : pelayanan pelabuhan, struktur dermaga,

PENDAHULUAN sebagai tempat pelelangan ikan hasil


Wilayah Jawa Timur yang tangkapan. Jangkauan pelayanan dari TPI
mempunyai potensi ekonomi yang cukup Tanjung Awar-Awar ini telah mencapai
besar membutuhkan sarana dan prasarana wilayah yang cukup luas, karena para
transportasi yang murah dan efisien. Hal nelayan yang bersandar dan membongkar
ini untuk menunjang proses pemasaran hasil tangkapannya tidak saja dari
hasil-hasil ekonomi tersebut ke berbagai nelayan Tanjung Awar-Awar tetapi juga
wilayah (antar pulau) maupun antar nelayan dari beberapa wilayah kabupaten
negara. Dengan demikian pengembangan di Jawa Timur seperti Jember,
transportasi laut di wilayah pesisir pantai Banyuwangi, Tulungagung, Trenggalek
Jawa Timur menjadi kebutuhan yang dan bahkan dari luar pulau jawa seperti
sangat mendesak guna mengimbangi Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau
perkembangan kegiatan ekonomi di lainnya.
wilayah Jawa Timur pada umumnya. Perkembangan yang terjadi
Tanjung Awar-Awar Tuban Jawa membawa dampak pada tuntutan
Timur dikenal sebagai kawasan TPI pelayanan terhadap kebutuhan para
(tempat pendaratan ikan) yang nelayan semakin tinggi dan kompleks.
memberikan pelayanan dalam hal Oleh karena itu penataan dan
pendaratan perahu nelayan sekaligus pengembangan kawasan Tanjung Awar-

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 65


Awar harus menjadi salah satu prioritas menjadi pelabuhan umum. Menurut
pembangunan sektor perikanan dan Kerangka Acuan Kerja, daerah yang akan
perhubungan laut. Namun sejalan dengan menjadi ‘pusat pelabuhan’ yaitu
tuntutan perkembangan perhubungan dan mencakup luas daratan sebesar ± 5 Ha
produksi perikanan di wilayah selatan dan kawasan pantainya mencakup
Kabupaten Tuban ini, kawasan Tanjung kawasan seluas ± 30 Ha.
Awar-Awar diharapkan mampu Perencanaan dermaga di
memberikan pelayanan tidak saja pada Pelabuhan Tanjung Awar-awar Tuban
sektor perikanan tetapi juga pada sektor- harus didesain dan direncanakan
sektor lainnya seperti bongkar muat sedemikian rupa, hal ini di karenakan
barang hasil produksi manufaktur yang Jalur Lintas Utara (JLU) juga melintasi
tersebar di wilayah Kabupaten Tuban dan kawasan ini sehingga secara langsung
daerah-daerah lainnya. Guna memenuhi maupun tidak langsung akan mendorong
kebutuhan tersebut tentunya diperlukan perkembangan kawasan ini menjadi lebih
peningkatan Tanjung Awar-Awar besar skala pelayanannya.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Survey Data Perairan elevasi pasang surut, orientasi medan,
Aspek Topografi hasil pengukuran geodetik. Kontur
Keadaan topografi (meliputi kedalaman pada peta bathimetri diukur
daratan dan bawah laut) harus terhadap LWL (Low Water Level). Luas
memungkinkan untuk membangun suatu areal yang diukur tergantung areal
pelabuhan dan untuk pengembangan di operasional yang harus mencakup
masa mendatang. Daerah daratan harus seluruh wilayah pengelolaan pelabuhan.
cukup luas untuk membangun fasilitas Untuk kebutuhan design pemetaan secara
pelabuhan. Apabila daratan sempit maka detail, dilakukan pada wilayah yang lebih
pantai harus cukup luas dan dangkal sempit yaitu di sekitar areal yang
untuk memungkinkan perluasan daratan direncanakan.
dengan menimbun pantai tersebut. Fungsi dari survey bathimetri
Daerah yang akan digunakan untuk adalah : untuk mengetahui kedalaman
perairan pelabuhan harus mempunyai dasar laut, untuk mengetahui struktur
kedalaman yang cukup sehingga kapal dermaga yang sesuai dengan kondisi
dapat masuk pelabuhan. yang ada, untuk mengetahui daerah-
Fungsi dari survey topografi ini daerah yang bahaya bagi kapal sehingga
adalah untuk mengetahui ketinggian rata- dapat diantisipasi dengan memberi
rata dari suatu lokasi survey yang tanda, untuk mengetahui lokasi aman
nantinya dijadikan acuan dalam bagi perencanaan pelabuhan baru
membangun fasilitas pelabuhan. sehingga didapatkan hasil efisien.

Aspek Bathimetri Aspek Angin


Bathimetri/pemeruman Angin adalah gerakan udara yang
merupakan bagian terpenting dan disebabkan oleh perubahan temperatur
mendasar dari pekerjaan survey atmosfer. Angin berpengaruh pada arus
hidrografi yang didefinisikan sebagai dan gelombang yang menimbulkan
pengumpulan data dengan metode tekanan pada kapal dan bangunan. Arah
penginderaan/rekaman dari permukaan angin dominan juga penting dalam
dasar laut yang dibuat berdasarkan hasil pengembangan pelabuhan, seperti untuk
sounding (pengukuran kedalaman) yang menyusun layout suatu pelabuhan. Arah
dihubungkan dengan hasil pengukuran angin, durasi dan kecepatannya
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 66
digambarkan dengan Mawar Angin pencatatan, yang ditunjukkan oleh garis-
(Wind Rose) maka karakteristik angin garis radial dalam tiap lingkaran.
dapat dibaca dengan cepat. Gambar Sebagai contoh, kondisi angin di
mawar angin menunjukkan persentasi Pelabuhan Tanjung Awar-Awar Tuban
kejadian angin dengan kecepatan tertentu pada bulan Januari ditunjukkan pada
dari berbagai arah dalam periode waktu gambar 1.

CALM
1-3
4-6
7-10
5%

Gambar 1. Wind Rose Bulan Januari Pelabuhan Tanjung Awar-Awar Tuban

Fungsi dari survey angin adalah untuk dibangkitkan oleh gelombang angin,
menyusun analisa gelombang, untuk pasang-surut, letusan gunung berapi,
mengetahui distribusi arah dan kecepatan kapal bergerak dan lain sebagainya.
angin tepat di rencana lokasi pelabuhan Fungsi survey gelombang adalah
dan untuk merencanakan beban : untuk merencanakan bangunan
horisontal yang bekerja pada kapal. pelabuhan, untuk mengetahui gaya-gaya
yang bekerja pada bangunan pelabuhan
Aspek Pasang Surut dan untuk mengetahui besarnya arus dan
Pasang surut laut adalah gerakan vertikal sedimen yang ditimbulkan gelombang
dari permukaan air laut yang terjadi sehingga nantinya dapat diantisipasi pada
secara periodik, dimana gerakan vertikal pembuatan layoutnya.
ini disebabkan oleh pengaruh gaya tarik
benda-benda langit (terutama bulan dan Aspek Arus Laut
matahari) terhadap bumi, gaya gravitasi Arus disebabkan oleh perbedaan
bumi serta gaya sentripetal akibat adanya muka dasar tanah bawah laut, perbedaan
rotasi bumi. level permukaan air, perbedaan
Fungsi survey pasut adalah : kerapatan/densitas air dan perbedaan
untuk menentukan elevasi muka air yang suhu air. Pada umumnya arus yang
akan digunakan untuk merancang terjadi di sepanjang pantai berupa arus
dimensi bangunan fasilitas pelabuhan, akibat perbedaan pola pasut sehingga
untuk melengkapi kebutuhan menyebabkan pergerakan air secara
penggambaran peta bathymetri (kontur horisontal.
kedalaman laut), untuk menentukan pola Fungsi survey arus laut adalah :
pasut selama pengamatan dan untuk menghindari pengaruh tekanan
memprediksi pola yang akan datang. arus berarah tegak lurus kapal agar dapat
manuver dengan cepat dan mudah, untuk
Aspek Gelombang mengevaluasi kondisi stabilitas garis
Gelombang merupakan salah satu pantai (erosi atau sedimentasi) dan untuk
faktor penting di dalam perencanaan menghitung debit air, intrusi air laut,
pelabuhan. Gelombang di laut bisa
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 67
sedimen transport (terutama untuk Test (SPT) setiap interval 3m dengan
pelabuhan yang berada di sungai). nilai SPT lebih dari 25 (blow/feet) .

Aspek Tanah dan Geologi 2. Analisa Teknis


Fungsi survey penyelidikan tanah Dermaga adalah suatu bangunan
dan geologi ini untuk mengetahui kondisi pelabuhan yang digunakan untuk
lapisan tanah (sub soil) yang hasilnya merapat dan menambatkan kapal yang
akan dipakai sebagai dasar perencanaan melakukan bongkar muat barang dan
pondasi di lokasi dan juga untuk menaik turunkan penumpang. Dimensi
mengetahui sulit/tidaknya melakukan dermaga didasarkan pada jenis dan
pengerukan untuk menimbun di tempat ukuran kapal yang merapat dan
lain. Penyelidikan tanah yang dilakukan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam
antara lain : penyelidikan di lapangan dan mempertimbangkan ukuran dermaga
penyelidikan di laboratorium. harus didasarkan pada ukuran-ukuran
Struktur tanah pantai Tanjung minimal sehingga kapal dapat bertambat
Awar-Awar terdiri dari tanah lempung, atau meninggalkan dermaga maupun
sedangkan struktur geologinya termasuk melakukan bongkar muat barang dengan
kelompok fliosen fasies batu gamping. aman, cepat dan lancar. Di belakang
Hal ini ditunjukkan dari hasil dermaga terdapat halaman yang cukup
penyelidikan tanah Boring sampai luas. Di halaman dermaga ini terdapat
kedalaman – 5 m didapatkan struktur apron, gudang transit, tempat bongkar
geologi lapisan batuan warna abu-abu muat barang dan jalan.
dengan pengetesan Standard Penetration

METODE ANALISA
Pengolahan Data untuk momen tumpuan dan
Pengolahan yang dilakukan meliputi : lapangan.
1. Perhitungan pembebanan/gaya-gaya - Penulangan lentur plat
yang bekerja pada dermaga, meliputi : Input data : f’c, fy, selimut
beban vertikal (berat sendiri beton dan Mu
konstruksi, beban hidup merata dan Output : Mn, Rn, ρperlu, As
beban terpusat) dan beban horisontal perlu, Σ tulangan dan ∅
(beban tumpukan/benturan kapal tulangan
akibat kapal bertambat, beban tarikan - Kontrol plat : kontrol
kapal, dan beban gempa). Untuk lendutan (PBI 1971 psl
masing-masing pembebanan 10.5.2) dan retak (SK SNI-T-
digunakan rumus yang telah ada. 15-1991-03 psl 10.7)
2. Kebutuhan konstruksi pada struktur ● Balok, langkah - langkah
atas dermaga (plat, balok memanjang- pekerjaannya :
melintang dan poer). Langkah- Balok memanjang :
langkah pengerjaannya : - Perhitungan pembebanan :
● Kombinasi pembebanan beban hidup dan beban mati
● Plat : - Perhitungan statika
- Asumsi perletakan plat menggunakan software
- Perhitungan pembebanan STAAD PRO (untuk momen
- Perhitungan tebal plat tumpuan dan lapangan)
- Perhitungan momen plat : - Penulangan lentur balok :
beban merata dan beban a. Untuk balok Crane dan
terpusat, yang masing-masing balok tengah :
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 68
Tulangan tumpuan dan - Penulangan torsi balok : Tu,
lapangan : Ct, ∅Tc, ∅Ts, Tn, At
Input data : f’c, fy, (tulangan memanjang) dan
selimut beton dan Mu perhitungan sengkang
Output : Mn, Rn, ρperlu, meliputi : s, As sengkang,
As perlu, Σ tulangan dan bs/3fy dan Σ tulangan dan ∅
∅ tulangan tulangan
b. Untuk balok fender (balok - Kontrol Balok : kontrol
tinggi) : lendutan dan retak
Untuk tumpuan dan ● Poer :
lapangan : - Untuk perhitungan
Input data : f’c, fy, selimut penulangan tiang tunggal dan
beton dan Mu tiang ganda :
Output : V, Vn, Vc, As Input data : f’c, fy, selimut
perlu, cek ∅Vc > Vn beton dan Mu
maka perlu Output : Mn, Rn, ρperlu, As
- Penulangan geser balok : perlu, Σ tulangan dan ∅
Untuk balok Crane dan balok tulangan
tengah : Vc, Vn, Vs, Vs1, Cek penulangan geser poer :
Vsa, Vsb dan Σ tulangan dan Vc, Vn, Vs, Vs1, Vsa, Vsb
∅ tulangan dan Σ tulangan dan ∅
- Penulangan torsi balok : tulangan
Untuk balok fender : Tu, Ct, - Kontrol Poer : kontrol
∅Tc, ∅Ts, Tn, (x1/y1), At lendutan dan retak
(tulangan memanjang) dan 3. Kebutuhan konstruksi pada struktur
perhitungan sengkang bawah dermaga (pondasi tiang
meliputi : s, As sengkang, pancang). Langkah-langkah
bs/3fy dan Σ tulangan dan ∅ pengerjaannya :
tulangan Perencanaan pondasi tiang pancang
- Kontrol Balok : kontrol terdiri dari tiang pondasi tegak
lendutan dan retak (menahan gaya vertikal) dan tiang
Balok melintang : pondasi miring (menahan gaya
- Perhitungan pembebanan horisontal). Perhitungan daya
- Perhitungan statika dukung tanah pondasi tiang
menggunakan software pancang berdasarkan data
STAAD PRO laboratorium dan lapangan.
- Penulangan lentur : 4. Perencanaan Fender dan Bolder
Untuk tumpuan dan lapangan Dalam perencanaan dermaga
Input data : f’c, fy, selimut multiguna Pelabuhan tanjung
beton dan Mu Awar-awar ini akan digunakan
Output : Mn, Rn, ρperlu, As peraturan-peraturan/standar-standar
perlu, Σ tulangan dan ∅ sebagai berikut :
tulangan • Tata cara perhitungan
- Penulangan geser balok : Struktur Beton SK SNI T-15-
Untuk balok kantilever dan 1991-03
tengah : Vc, Vn, Vs, Vs1, • Peraturan Beton Bertulang
Vsa, Vsb dan Σ tulangan dan Indonesia 1971
∅ tulangan • Peraturan Muatan untuk
Jembatan dan Jalan Raya
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 69
1983 • Technical Standards for Port
• Peraturan Pembebanan and Harbour Facilities in
Indonesia 1983 Japan, Minitry of Transport
• Perencanaan Tahan Gempa Japan 1991
Indonesia Untuk Gedung SK • Menggunakan software
SNI -1726-2002 STAAD PRO

PENGOLAHAN DATA
1. Kriteria Perencanaan tumbukan kapal berulang–ulang, maka
Umur Layanan Konstruksi bagian struktur ini sangat rentan terhadap
Dari data yang telah ada, kerusakan. Pemilihan fender ditentukan
identifikasi teknis kondisi Tanjung Awar- berdasar kebutuhan untuk penggunaan
Awar diperlukan untuk menganalisis material yang mudah dibongkar dan
pengembangan pelabuhan dalam jangka dipasang serta tahan lama. Material
waktu 15 tahun mendatang. fender yang memenuhi syarat untuk
kriteria ini adalah fender dari karet.
2. Perencanaan Fender dan Boulder : Tinggi fender sama dengan tinggi
Fender dermaga yaitu 11,019 m (+4,019 m),
Fender sebagai bagian dari struktur seperti yang terlihat pada gambar
dermaga yang paling lemah akibat beban dibawah.

+ 4,019 m

HWL +2,33 m

± 0,00 m MSL

-7 m (dasar laut)

Gambar 2. Penempatan Fender

Berdasarkan perhitungan beban antar lubang 71,5 cm), gaya reaksi fender
tumbukan kapal Ef = 10,01 tm. = 52 ton dan energi = 3,4 tm dan
Perencanaan fender dipilih menggunakan berdimensi panjang x lebar = 310 x 40
Rubber Fender Bridgestone Super-Arch cm
Tipe FV002-5-1, dengan 10 holes (jarak
.

Tabel 1. Hubungan jarak antar fender dan kedalaman air


JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 70
Kedalaman air (m) Jarak antar fender (m)
4–6 4–7
6–8 7 – 10
8 - 10 10 - 15
Sumber : Bambang Triatmodjo

Boulder Kombinasi pembebanan :


Adanya perencanaan boulder ini  Beban vertikal
berkaitan dengan adanya gaya tarikan - Beban mati
kapal, yang harus disediakan agar mampu - Beban hidup merata
melayani kapal rencana di Pelabuhan - Beban vertikal tarikan kapal
Tanjung Awar-awar Tuban yaitu 2000 - Beban hidup terpusat :
DWT atau setara dengan 1000 GT  Beban container crane
sehingga gaya tarik pada boulder 25 ton.  Beban trailer peti kemas
Dengan jarak maksimum penempatan bitt  Beban peti kemas
10 - 15 m dan jumlah minimum tambatan  Beban horisontal
4 buah (Bambang Triatmodjo,1996). - Beban tumbukan kapal
Agar tidak mengganggu - Beban tarikan kapal
kelancaran kegiatan di dermaga, maka - Beban gempa
ketinggian bolder tidak boleh lebih dari Kombinasi pembebanan untuk pelat
50 cm diatas lantai dermaga . lantai dermaga :
a. Beban mati + beban hidup merata
3. Perencanaan Struktur Atas b. Beban mati + beban hidup
Dermaga (Jetty) terpusat
Perencanaan struktur atas dermaga Kombinasi pembebanan untuk balok
terdiri dari pelat lantai yang didukung lantai dermaga :
oleh balok melintang dan balok a. Beban mati + beban hidup merata
memanjang yang berdiri di atas poer (pile b. Beban mati + beban hidup
cap) dan didukung oleh struktur tiang terpusat
pancang dibawahnya. c. Beban mati + beban horizontal

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 71


Perencanaan Pelat Lantai Dermaga (Jetty)
penulangan pelat disajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah :

Tabel 2. Rekapitulasi Penulangan Pelat


Tumpuan Lapangan
Tipe Pelat Ket.
Luas (mm2) Tul. Atas Luas (mm ) 2
Tul. Bagi Luas (mm2) Tul. bawah
Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Lx 8856,226 1771,245 5085,496
(9570 mm2) (1910 mm2) (6420 mm2)
Tipe A
Φ35 – 125 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Ly 6566,503 1313,3 4649,621
(7650 mm2) (1910 mm2) (6420 mm2)
Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Lx 8272,764 1654,553 6391,567
(9570 mm2) (1910 mm2) (6420 mm2)
Tipe B
Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Ly 8484,500 1696,900 6087,537
(9570 mm2) (1910 mm2) (6420 mm2)
Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Lx 9298,065 1859,613 6578,558
(9570 mm2) (1910 mm2) (6420 mm2)
Tipe C
Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Ly 9198,978 1839,796 6408,060
(9570 mm2) (1910 mm2) (6420 mm2)
Sumber : Hasil Analisis

Perencanaan Balok
Rekapitulasi penulangan balok :

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 72


Tabel 3. Rekapitulasi Penulangan Balok

Balok Memanjang
Balok Melintang
Penulangan Balok Tengah / Balok Tepi Balok Crane Balok Fender
Luas Luas Luas Luas
(cm2) Tulangan (cm2) Tulangan (cm2) Tulangan (cm2) Tulangan
Tul. Lentur :
Lapangan :
Tul. Atas 29,908 4D32 (31,8) 24,62 4D32 (31,8) 10,087 2D32 (14,726) 80,465 11D32 (87,4)
Tul. Bawah 5,98 3D19 (8,60) 4,92 3D19 (8,60) 10,087 2D32 (14,726) 16,093 6D19 (17,20)
Tumpuan :
Tul Atas 40,33 6D32 (47,7) 26,73 4D32 (31,80) 11,116 2D32 (14,726) 38,12 5D32 (39,7)
Tul. Bawah 8,067 3D19 (8,60) 5,34 3D19 (8,60) 11,116 2D32 (14,726) 7,624 3D19 (8,60)
Tul. Geser :
- D19 - 100 (2 kaki) - D19 - 100 (2 kaki) - D16 - 200 (V) - D19 - 100 (3 kaki)
- D19 - 200 (2 kaki) - D19 - 200 (2 kaki) - D16 - 200 (H) - D19 - 200 (3 kaki)
Tul. Torsi :
Tul. Memanjang - - - - 33,67 5D32 (39,7) 14,39 6D19 (17,20)
Geser Torsi - - - - - D19 - 500 - D19 - 500
Sumber : Hasil Analisis

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 73


Perencanaan Poer (Pile Cap) a) Poer tiang tunggal (tegak) yaitu : 80 x
Strukutur poer berfungsi sebagai 80 x 80 cm dan
penyambung antara ujung atas tiang b) Poer tiang ganda (miring) yaitu 120 x
pancang dengan balok memanjang 100 x 80 cm
maupun melintang. Poer (pile cap) untuk
perencanaan Pelabuhan Tanjung Awar- Rekapitulasi penulangan poer (pile cap) :
awar Tuban direncanakan terdiri dari 2
tipe yaitu :
Tabel 3. Rekapitulasi Penulangan Poer (pile cap)
Penulangan Poer tunggal Poer ganda
Tulangan Geser :
Arah vertikal D16 – 150 D16 – 250
Arah horisontal D16 - 150 D16 - 250
Sumber : hasil analisis
4. Perencanaan Struktur Bawah lapisan keras yang tidak telalu
(Tiang Pancang) Dermaga (Jetty) dalam
Berdasarkan hasil penelitian Kerugian :
kondisi tanah, yang dilakukan di 1 titik - Tiang tidak panjang sehingga jika
yang terletak di kedalaman dasar laut -7 dibutuhkan tiang yang panjang
m sampai kedalaman -30 m terlihat maka pengerjaannya sangat sulit,
bahwa lapisan pertama dari permukaan yaitu saat pengangkatan
seabed (muka tanah asli) hingga - Kemungkinan ujung tiang rusak /
kedalaman -3.00 meter, dijumpai pecah saat pemancangan akibat
lempung berlanau warna abu-abu kondisi tumbukan hammer , SPT < 35
padat pada nilai SPT 25 blow/feet. pukulan dan kekuatan bahannya
Kedalaman -3 hingga -15 meter dijumpai lebih kecil
lempung padat warna kemerahan SPT 2. Baja
antara 20 blow/feet hingga 26 blow/feet. Keuntungan :
Sedangkan pada kedalaman > 15 m - Pelaksanaan lebih mudah dan
dijumpai SPT sampai 32 blow/feet. kemungkinan rusaknya struktur
Sehingga dapat disimpulkan secara tiang akibat pengangkatan /
umum bahwa kondisi tanah di Pelabuhan pemindahan menjadi lebih kecil
Tanjung Awar-awar Tuban adalah tanah karena steel tube pile ini
lempung dengan kriteria lembek, makin elastisnya lebih besar
keras, coklat kemerahan. - Beratnya lebih kecil dibanding
Ada dua alternatif pertimbangan precast pile untuk dimensi yang
dalam pemilihan jenis tiang pancang sama
yang digunakan pada perencanaan - Kedalaman pancangnya lebih
dermaga pelabuhan Tanjung Awar-awar kecil jika dibanding precast untuk
Tuban Jawa Timur : menahan design load yang sama
1. Precast Pile (Beton) - Sambungannya mudah dilas
Keuntungan : Kerugian :
- Pembuatannya dapat dilakukan di - Untuk mencegah karat, pada
darat / di pesan melalui permukaan tiang diberi coating
fabrication sehingga lebih praktis (lapisan anti karat) yaitu pada
- Cocok untuk daerah dengan bagian yang terkena air laut
design load yang tinggi dan pada Dari kedua alternatif di atas dengan
memperhatikan faktor positif dan
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 74
negatifnya, alternatif yang kedua (tiang bahan pondasi tiang pancang pada
pancang baja) yang digunakan sebagai perencanaan

KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan teknis memanjang agar tidak terlalu licin.
Pelabuhan Tanjung Awar-awar Tuban Pelat lantai ini terdiri dari 3 tipe pelat,
Jawa Timur, sistem struktur dari dermaga yaitu pelat A (3 m x 5 m), pelat B (4
terdiri dari : m x 5 m) dan pelat C (6 m x 6 m).
• Pelat lantai dermaga dengan tebal 200 Untuk tulangan pelat masing-masing
cm tanpa aspal diatasnya, sehingga disajikan pada tabel berikut :
pada permukaannya diberi goresan

Tabel 4. Tulangan Pelat


Tumpuan Lapangan
Tipe Pelat Ket.
Tul. Atas Tul. Bagi Tul. bawah
Lx Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Tipe A
Ly Φ35 – 125 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Lx Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Tipe B
Ly Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Lx Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100
Tipe C
Ly Φ35 – 100 Φ19 – 150 Φ29 – 100

• Balok pada perencanaan dermaga - Balok fender berdimensi


(jetty) terdiri dari : 70/320 cm
1. Balok memanjang dermaga, 2. Balok melintang dermaga
terdiri dari berdimensi 40/60 cm.
- Balok tengah/tepi berdimensi Untuk tulangan balok memanjang
40/60 cm. dan melintang disajikan pada tabel
- Balok crane berdimensi 60/80 berikut :
cm
Tabel 5. Tulangan Balok
Penulangan Balok melintang Balok melintang
B. tepi/tengah B. Crane B. fender
Tul. Lentur :
Lapangan :
Tul. Atas 4D32 4D32 2D32 11D32
Tul. Bawah 3D19 3D19 2D32 6D19
Tumpuan :
Tul. Atas 6D32 4D32 2D32 5D32
Tul. Bawah 3D19 3D19 2D32 3D19
Tul. Geser :
D19-100(2kk) D19-100(2kk) D16-200 (V) D19-100(3kk)
D19-200(2kk) D19-200(2kk) D16-200 (H) D19-200(3kk)
Tul. Torsi :
Memanjang - - 5D32 6D19
Geser - - D19-500 D19-500

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 75


• Poer (pile cap) berfungsi sebagai - Poer tiang tunggal (tegak) yaitu :
penyambung antara ujung atas tiang 80 x 80 x 80 cm dan
pancang dengan balok memanjang - Poer tiang ganda (miring) yaitu :
maupun melintang. Poer (pile cap) 120 x 100 x 80 cm
untuk perencanaan Pelabuhan Untuk tulangan poer (pile cap)
Tanjung Awar-awar Tuban disajikan pada tabel berikut :
direncanakan terdiri dari 2 tipe yaitu :

Tabel 6. Tulangan Poer


Penulangan Poer tunggal Poer ganda
Tulangan Geser :
Arah vertikal D16 – 150 D16 – 250
Arah horisontal D16 - 150 D16 - 250

• Tiang pancang berfungsi mendukung holes (jarak antar lubang 71,5 cm),
semua struktur yang ada di atasnya. gaya reaksi fender = 52 ton dan
Pada dermaga ini digunakan energi = 3,4 tm dan berdimensi 310 x
- Tiang tegak digunakan diameter 40 cm.
tiang 609,6 mm dan tebal 12 mm, • Boulder
terletak pada kedalaman -16 m Perencanaannya menggunakan jarak
- Tiang miring digunakan diameter maksimum 10-15 m dan jumlah
tiang 609,6 mm dan tebal 12 mm, minimum tambatan 4 buah. Agar
terletak pada kedalaman -25 m tidak mengganggu kelancaran
• Fender kegiatan di dermaga, maka ketinggian
Perencanaannya menggunakan bolder tidak boleh lebih dari 50 cm
Rubber Fender Bridgestone Super- diatas lantai dermaga .
Arch Tipe FV002-5-1, dengan 10

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi. 1979. Peraturan Bandung.
Beton Bertulang Indonesia 1971. Kusuma, Gideon dan Vis, W.C. 1997.
Yayasan LPMB. Bandung . Dasar-dasar Perencanaan Beton
Badan Standarisasi. 1981. Peraturan Bertulang Seri 1. Erlangga.
Pembebanan Indonesia Untuk Jakarta .
Gedung 1983.Yayasan LPMB. Mosley, W.H dan Bungey, J.H. 1989.
Bandung . Perencanaan Beton Bertulang
Badan Standarisasi. 1991. Standar Tata Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Cara Perhitungan Struktur Beton Sutami, Ir. 1971. Konstruksi Beton
Untuk Bangunan Gedung. Indonesia. Badan PU. Jakarta.
Yayasan LPMB. Bandung . Triatmodjo, Bambang. 1996. Pelabuhan.
Badan Standarisasi. 2002. Standar Beta Offset. Yogyakarta
Perencanaan Standar Gempa Universitas Katolik Parahyangan. 2005.
Untuk Struktur BangunanGedung. Manual Pondasi Tiang Edisi
Yayasan LPMB. Bandung Ketiga. Geotechnical Engineering
Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Center. Bandung
Beton Bertulang. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Kramadibrata, Soedjono. 2002.
Perencanaan Pelabuhan. ITB.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 3, No.1 – 2009 ISSN 1978 – 5658 76

Anda mungkin juga menyukai