PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Kecamatan Godean memiliki luas 26,84 km2 dan terdiri dari 7 desa dan 77
dusun. Bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Mlati dan Seyegan, bagian timur
dengan Kecamatan Mlati dan Gamping, bagian selatan dengan Kecamatan Moyudan
dan Kabupaten Bantul, dan bagian barat dengan Moyudan dan Minggir. Ada
beberapa sungai yang mengalir melalui Kecamatan Godean. Di desa Sidorejo dilalui
Sungai Soka, dan Selokan Van Der Wijk. Di Desa Sidoluhur dilalui Sungai Soka,
Sungai Rewulu. Di Desa Sidokarto dilalui Sungai Konteng. Desa Sidoarum dilalui
sungai Bedog. Sedangkan di Desa Sidomoyo dilalui Sungai Bedog, dan Konteng.
Jumlah hari hujan terbanyak dalam satu bulan selama tahun 2017 adalah 21 hari.
Rata-rata curah hujan tertinggi 228 mm (BPS Kabupaten Sleman, 2018). Peta
Administrasi Kecamatan Godean disajikan pada Gambar 2.1.
c. Penjenuhan tanah oleh air (water logging). Penjenuhan tanah oleh air bisa
disebabkan karena proses alami dan bisa juga disebabkan akibat aktivitas
manusia.
a. Erosi
Kegiatan alih fungsi lahan di bagian hulu dapat menimbulkan faktor penyebab
degradasi lahan, yaitu erosi. Peningkatan aktivitas yang tidak dapat dikendalikan
akan semakin memperparah kondisi kerusakan lingkungan di bagian hulu
d. Pertambangan galian C
Usaha pertambangan besar sering dilakukan di atas lahan yang subur atau
hutan yang permanen. Dampak negatif pertambangan dapat berupa rusaknya
permukaan bekas penambangan yang tidak teratur, hilangnya lapisan tanah
yang subur, dan sisa ekstraksi (tailing) yang akan berpengaruh pada reaksi
tanah dan komposisi tanah. Sisa ektraksi ini bisa bereaksi sangat asam atau
sangat basa, sehingga akan berpengaruh pada degradasi kesuburan tanah.
Semakin meningkatnya kebutuhan akan bahan bangunan terutama batubata
dan genteng, akan menyebabkan kebutuhan tanah galian juga semakin banyak
(galian C). Tanah untuk pembuatan batubata dan genteng lebih cocok pada
tanah subur yang produktif. Dengan dipicu dari rendahnya tingkat keuntungan
berusaha tani dan besarnya resiko kegagalan, menyebabkan lahan-lahan
pertanian banyak digunakan untuk pembuatan batubata, genteng dan tembikar.
Penggalian tanah sawah untuk galian C disamping akan merusak tata air
pengairan (irigasi dan drainase) juga akan terjadi kehilangan lapisan tanah
Tanah lempung atau tanah liat adalah jenis tanah yang mempunyai ukuran
partikel yang lebih kecil atau sama dengan 0,002 mm. Tanah liat dengan ukuran
mikrokonis sampai dengan submikrokonis ini terbentuk dari pelapukan unsur-unsur
kimiawi penyusun batuan (Bowles, 1991). Menurut Hardiyatmo (1999), tanah
lempung memiliki sifat antara lain:
Tanah lempung atau tanah liat memiliki manfaat untuk dijadikan sebagai
bahan baku berbagai kerajinan. Sebagai contoh adalah pemanfaatan tanah lempung
untuk pembuatan batu bata, tembikar, gerabah, genting maupun benda kerajinan
yang lain. Salah satu industri pemanfaatan tanah lempung menjadi genteng berada
di Dusun Berjo Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY. Jenis
pengolahan tanah lempung dapat dilihat pada Gambar 2.2.
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
Gambar 3.2. Ilustrasi Kerusakan Lahan Akibat Penambangan Lempung di Godean (a) dan
Kabupaten Blora, Jawa Tengah (b)
Sumber: Hendrawan et al (2016) dan www.blorakab.go.id
Godean menjadi salah satu pusat kerajinan yang mengolah barang mentah
berupa tanah lempung menjadi berbagai produk seperti genting, batubata, tembikar,
dan lain – lain. Usaha yang berbahan dasar lempung seperti genting menjadi mata
pencaharian utama di Kecamatan Godean, khususnya di desa Sidoluhur. Syarif dan
Harini (200x), menemukan bahwa pendapatan dari usaha genteng mendominasi dari
keseluruhan usaha yang ada di desa Sidoluhur. Pendapatan pengusaha dari industri
genteng menjadi kemampuan andalan perekonomian pengusaha sebesar 78,75 %
dalam pendapatan total pengusaha. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari faktor
pendorong dan penarik seperti di Tabel 3.2.
Tabel 3.3. Sebaran Jenis Usaha Kecil dan Mengengah Kecamatan Godean
Unit Tenaga Nilai
Nama Cabang
Desa KBLI Usaha Kerja Investasi Jumlah Satuan
Sentra Industri
(Unit) (Orang) (Rp.000)
Sidoarum Blangkon 18101 Industri 114 456 3.723.77 490.501 Buah
Sandang 8
dan Kulit
Sidoluhur Genteng 26323 Industri 440 1.315 16.483.2 68.917.5 Biji
Kimia dan 17 01
Bahan
Bangunan
Sidorejo Genteng 26323 Industri 87 174 2.183.70 9.064.70 Biji
Kimia dan 0 4
Faktor lain yang dapat menyebabkan degradasi lahan dapat berasal dari
aspek sosial seperti tingkat pendidikan dan pengalaman dari penambang lempung.
Anafiati (2013), di dalam penelitiannya mengenai Kajian Kerusakan Lingkungan
Akibat Penambangan Lempung di Desa Sidorejo Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan bahwa faktor yang
menyebabkan tingkat kerusakan lingkungan sedang adalah tingkat pendidikan
sedangkan tingkat kerusakan tinggi berasal dari lama menambang.
3.3. Rekomendasi dalam Upaya Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan di Kecamatan Godean
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran