PENDAHULUAN
Allah menciptakan manusia di muka bumi ini sebagai khalifah fil ardhi. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya (QS. Al-
Huud : 61). Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya (al-hadiid
: 7). Maksud dari kedua ayat tersebut manusia sebagai penguasa di bumi memiliki
wewenang untuk menguasai harta yang ada di muka bumi ini dan milik Allah SWT.
Manusia memiliki harta tetapi bukan pemilik sebenarnya (nisbi). Mereka dapat
menguasai harta sebagai amanat dari Allah terhadap ciptaan-Nya. Allah
mengamanatkan harta titipan-Nya sebagai sarana untuk beribadah sesuai petunjuk
yang diberikan oleh-Nya.
Salah satu kebutuhan hidup manusia adalah harta benda (materi). Manusia
cenderung menguasai harta tanpa ada batas. Mereka serakah dan tamak dalam
memiliki harta sehingga dapat menurunkan nilai-nilai martabat manusia.
Dalam rangka menciptakan, memelihara kemaslahatan hidup dan menjaga martabat
manusia, Allah menciptakan syari’at yang memanfaatkan dan mengatur harta benda
mereka. Syariat yang diciptakan oleh Allah adalah tentang zakat yang merupakan
salah satu rukun Islam. Untuk mengatur zakat agar ekonomi pada seluruh lapisan
masyarakat merata dan tidak melingkar ke orang elit terus yang bisa menikmati
kekayaannya. Maka dari itu perlu adanya pengelolaan zakat berdasarkan Undang-
Undang No. 38 Tahun 1999 yang bisa memakmurkan kesejahteraan seluruh lapisan
masyarakat.
Berdasarkan pasal 6, 7, 8, 9, 10 UU No. 38 Tahun 1999 jo. Pasal 1 s.d. pasal 12,
pasal 21, 22, 23 dan 24 KMA No. 581 tahun 1999, organisasi pengelolaan zakat
dapat dilakukan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
BAZ dan LAZ mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan dan
mendayagunaan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Dalam melaksanakan
tugasnya LAZ dan BAZ bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan
tingkatannya (pasal 8 dan 9 undang-undang jo. Pasal 1 KMA).
BAZ adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah terdiri dari
unsur masyarakat dan pemerintah dengan tugas mengumpulkan, mendistribusikan,
mendayagunaan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Badan Amil Zakat meliputi
BAZ Nasional, BAZ Propinsi, BAZ Kabupaten/Kota, BAZ Kecamatan.
Badan Amil Zakat terdiri atas ulama, kaum cendekia, tokoh masyarakat, tenaga
professional dan wakil pemerintah. Mereka harus memenuhi persyaratan-
persyaratan antara lain : memiliki sifat amanah, adil, berdedikasi, professional dan
berintergritas tinggi. Masa tugas pelaksanaannya selama tiga tahun.
Tanggung jawab, wewenang dan tata kerja BAZ meliputi :
a. Ketua badan pelaksana BAZ bertindak dan bertanggung jawab untuk dan atas
nama Badan Amil Zakat baik ke dalam maupun keluar.
f. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan BAZ wajib diolah dan digunakan
sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan arahan
kepada bawahannya.
v Tingkat Nasional dibentuk oleh Presiden dan usul Menteri Agama. BAZ
Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara.
v Tingkat Propinsi dibentuk oleh Gubernur dan usul Kantor Wilayah Departemen
Agama Propinsi. BAZ Propinsi berkedudukan di ibu kota Propinsi,
v Tingkat Kecamatan dibentuk oleh camat atau usul Kantor Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatan. Berkedudukan ibu kota Kecamatan.
Lembaga Amil Zakat adalah intitusi pengelolaan zakat yang sepenunya dibentuk
atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang da’wah,
pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam. Lembaga Amil Zakat dikukuhkan,
dibina dan dilindung pemerintah.
Dalam melaksanakan tugasnya LAZ memberikan laporan kepada pemerintah
sesuai dengan tingkatannya (pasal 31 KMA).
b. Pengukuhan Lembaga Amil Zakat
Pengukuhan LAZ dilakukan oleh pemerintah atas usul LAZ yang telah memenuhi
persyaratan. Pengukuhan dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilakukan penelitian
persyaratan. Pengukuhan dapat dibatalkan apabila LAZ tersebut tidak lagi
memenuhi persyaratan.
Pemerintah yang dimaksud adalah :
1. Di pusat dilakukan oleh Menteri Agama.
2. Di daerah propinsi dilakukan oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor Wilayah
Departemen Agama Propinsi.
4. Di daerah Kecamatan oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan.
4. Memiliki pembukuan;
Surat at-Taubah ayat 103 lebih lanjut dapat dijadikan acuan di dalam membentuk
suatu lembaga pengelolaan zakat :
õ‹ è{ô`ÏBöNÏlÎ;ºuqøBr&Zps%y‰|¹öNèdã•ÎdgsÜè?NÍkŽ Ïj.t“ è?ur$pkÍ5Èe@|¹urö
NÎgø‹ n=tæ(¨bÎ)y7s?4qn=|¹Ö`s3y™öNçl°;3ª!$#urìì‹ ÏJy™íOŠ Î=tæÇÊÉÌÈ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui”.
IV. KESIMPULAN
Manusia sebagai penguasa di muka bumi ini diberi titipan oleh Allah berupa materi.
Kerakusan dan ketamakan manusia terhadap harta (materi) menghilangkan etika
martabat manusia. Untuk membawa martabat manusia menjadi lebih baik maka
Allah menciptakan syariat yaitu dengan adanya zakat. Allah juga memberikan ilmu
pengetahuan zakat kepada mereka tentang cara pengelolaan zakat sehingga
mensejahterakan umat manusia disemua kalangan. Dalam pengelolaan
(manajemen) zakat tentunya ada sebuah lembaga atau organisasi yaitu Badan Amil
Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang memiliki fungsi masing-
masing untuk menjalankan tugasnya.
V. PENUTUP
Alhamdulillah sekian kiranya paparan makalah dari saya, banyak kesalahan baik
dari segi penulisan ataupun referensi dan materi-materi lainnya. Saya berharap
Allah SWT.memberikan ampunan kepada saya dan kepada pembaca sudi kiranya
memberikan kritik dan saran dari makalah ini.
[1] Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam
dalam Indonesia, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), Cet. II, hlm. 164.
[2] Proyek Prasarana dan Sarana IAIN, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Perguruan Tinggi Agama Islam, 1983), Cet. II, hlm. 269.
[4] IAIN Raden Intan, Pengelolaan Zakat Mal Bagian Fakir Miskin : Suatu
pendekatan Operatif, (Lampung: IAIN Raden Intan, 1990), hlm. 56-57.