Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

DINAS PEKERJAAN UMUM


Jln. Urip Sumoharjo No. 8 Makassar No. Tlp./Fax. (0411) 436 932

SPESIFIKASI TEKNIS
PENGGUNA ANGGARAN : KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA
MAKASSAR

SATKER/SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MAKASSAR

NAMA KPA : H.ACHMAD JUSRI,ST.MM

NAMA KEGIATAN : REHABILITASI SALURAN DRAINASE /GORONG-


GORONG
PEKERJAAN : BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI DRAINASE

LOKASI
: JL. BONTODURI 7 LR. 8, RT 05,06 RW. 07 KEL. BONTODURI
KEC. TAMALATE, DSK

PAGU : 166.000.000,00

NILAI HPS : 157.390.000,00

JANGKA WAKTU : 90 (Sembilan Puluh ) Hari Kalender


PELAKSANAAN

TAHUN ANGGARAN 2019


SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI
REHABILITASI SALURAN DRAINASE/GORONG-GORONG

A. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

SEMEN PORTLAND
a. Kualitas semen Portland yang digunakan adalah yang disetujui Direksi dan telah
memenuhi syarat Standar Indonesia (N.I.8) atau memenuhi standar mutu dan cara uji
Semen Portland (SII-0013081).
b. Banyaknya semen yang dipergunakan disesuaikan dengan jumlah takaran yang
diperlukan pada setiap jenis pekerjaan. Pelaksanaharus mencatat setiap penerimaan
dan pengeluaran semen dari gudang penyimpanan yang digunakan untuk tiap jenis
pekerjaan pada hari itu.
c. Penyimpanan semen harus ditempatkan dalam gudang yang terlindungi dari
cuaca dan bebas dari kelembaban udara, mempunyai lantai penyimpanan maksimal 30
cm diatas tanah. Penumpukan dalam zak semen tidak boleh lebih dari 2 m tingginya.

AGREGAT HALUS
a. Pasir untuk pasangan batu dan beton harus bebas dari gumpalan tanah liat, bahan-
bahan organic, asam, garam, alkali, dan bahan-bahan lainnya yang merupakan
substansi perusak.
Jumlah prosentase dan segala substansi yang merugikan adalah tanah yang berbutir
halus beratnya tidak boleh lebih dari 5%, menurut pemeriksaan laboratorium, atau
memenuhi SII-0052-80 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”.
b. Gradasi pasir untuk campuran beton disesuaikan dengan syarat-syarat pada PBI-1971
atau standar “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” (SK NIT-015-
1990-03).

AGREGAT KASAR (KERIKIL, BATU PECAH / BELAH)


a. Agregat harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah, tipis,
mengandung alkali danbahan-bahan organis lainnya sesuai SII-0052-80 tentang Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton.
b. Bagian yang aus tidak melebihi 50% berat agregat sesuai dengan pengujian mesin Los
Angeles (Abrams Test).
c. Bagian agregat yang pipih dan lonjong tidak melebihi 5% berat agregat, dan
permukaan agregat harus kasar, massif, solid, dan tidak berpori.
a. .
b. Ukuran butir Antara 20 mm sampai dengan 50 mm dengan susunan gradasi dan
persyaratannya sesuai dengan PBI-1971 atau menurut standar “Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal” (SK.SNIT-15-1990-03).
c. Batu yang digunakan untuk pasangan pada dinding saluran dan pondasi terdiri dari
batu pecah dari sungai atau batu kali dimana diameter harus lebih kecil dari tebal
pasangan, bentuk tidak pipih, diameter minimal 15 cm.

AIR
Air yang dipakai untuk campuran beton, spesi/mortel, plesteran dan pasangan lainnya
harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organic, garam, dan kotoran lainnya dalam
jumlah yang dpat merusak konstruksi. Air got tidak boleh dipakai, sebaiknya dipakai air
dari sumur, PAM, atau disesuaikan dengan standar yang berlaku pada PBI-1971.

BESI
Pemakaian besi beton harus bersih dari karat/ korosi.dan harus memenuhi Kekuatan
Tarik besi adalah sesuai dengan mutu besi U.24

BEKESTING
Bekesting digunakan Multipleks tebal 12 mm, dan Balok 5/7 Kls II (perancah), balok
kaso yang digunakan untuk pembuatan bekisting harus lurus dan permukaanya rata.

A. SPESIFIKASI METODE PELAKSANAAN


Pekerjaan Persiapan :
- Tempat Penyimpanan Material;
- Papan Nama Proyek;
- Pengukuran Kembali dan Pemasangan Patok-patok tetap;
- Pemasangan Bouwplank;
- Pengaman Lalu Lintas dan Rambu Lalu Lintas;
- Administrasi dan Dokumentasi;
- Mobilisasi dan Demobilisasi Alat dan Material;
- Pembersihan Lokasi;
- Shop Drawing.
Pekerjaan Pemindahan Utilitas Kota :
- Pemindahan Tiang Listrik (Apabila Ada)
- Pemindahan Lampu Penerangan Jalan (Apabila Ada)
- Pemindahan Tiang Telephone (Apabila Ada)
- Pemindahan Pipa PDAM (Apabila Ada)
Pekerjaan Saluran :
- Galian Tanah;
- Galian Sedimen;
- Bongkaran Pasangan Batu
- Bongkaran Beton
- Pasangan Batu 1 : 4
- Plesteran 1 : 3
- Beton Bertulang K225
- Urugan / Timbunan Tanah Kembali
- Urugan / Timbunan Tanah Didatangkan
- Pengangkutan / Perataan Tanah hasil galian
- Pipa PVC 3/4”
- Pipa PVC 3”
Pekerjaan Saluran Pracetak :
- Galian Tanah
- Angkutan Galian Tanah
- Plat Duiker, Besi Tulangan ( Polos )
- Pengadaan dan Pemasangan Beton Box Culvert K300
- Pengadaan dan Pemasangan Beton Saluran U-Dicth K300
Pekerjaan Galian
- Kisdam dan Pemompaan
- Pekerjaan Bongkaran Beton
- Pekerjaan Galian Tanah
- Urugan Kembali Saluran
- Angkutan Tanah Galian
- Pekerjaan Perkerasan Jalan
Pekerjaan Saluran Batu
- Bongkaran Beton
- Galian Tanah Biasa
- Angkutan Galian dan Bongkaran Pasangan Batu
- Pasangan Batu Kali dengan mortal Jenis PC-PP
- Plesteran dengan mortal jenis PC-PP
Pekerjaan Beton
- Pembongkaran plat yg rusak
- Pembuatan bekisting
- Pembesian
- Pengecoran dengan beton K225
Pekerjaan Penutup
Tutup Duiker Saluran dengan beton K.225 ;

C. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI

Daftar Peralatan Minimal yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi


Status
No Peralatan Jumla Kondis
Kapasitas Kepemilika Kondisi
. h Unit i Unit
n
1. Pompa air 1 2 Inch Layak Milik/Sewa Baik
Pakai
2. Molen/Beton mixer 1 250 liter Layak Milik/Sewa Baik
Pakai
3. Tangki air 1 Minimal Layak Milik/Sewa Baik
1.000 ltr Pakai

D. SPESIFIKASI PROSES KEGIATAN

-Persiapan Pekerjaan

Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan


harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat
lain serta jalur transportasi, dimana :
1. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
2. Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali
a. (pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan
pada kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b. Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
3. Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan
khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
4. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk
referensi.
5. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba,
harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
6. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat
kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
7. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat
untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.
8. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain
selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
9. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi
10. yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
11. Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan harus
dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
12. Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu
tersedia.
13. Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
14. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya
risiko
15. tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu tersedia di
dekat tempat mereka bekerja.
16. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut
dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami
kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
17. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
a. Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang
PPPK,
ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas
K3.
b. Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon
dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c. Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

- Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)


Penyedia menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen resiko serta penjelasan
rencana tindakan sesuai table jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya dibawah ini.
(Diisi oleh Pejabat Pembuat Komitmen)

NO JENIS/TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA


Dalam pekerjaan Galian tanah lumpur bahaya
yang biasa sering terjadi adalah banyaknya
pecah beling, potongan kayu dan benda tajam
1 Galian Tanah Lumpur yang bisa melukai kaki pekerja. Untuk
menghindari kejadian tersebut pekerja di
wajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
Dalam Pekerjaan Angkutan galian bahaya yang
biasa sering terjadi adalah jatuhnya angkutan
pada saat pengangkutan sehingga dapat
2 Angkutan Galian melukai kaki dan tangan pekerja. Untuk
menghindari kejadian tersebut pekerja di
wajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
Dalam Pekerjaan Galian Tanah bahaya yang
biasa terjadi adalah tertusuknya kaki pekerja
dengan akar pohon & pecahan pipa PDAM
3 Galian tanah yang pecah akibat adanya pekerjaan Galian
Tanah. Untuk menghindari kejadian tersebut
pekerja di wajibkan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
Dalam Pekerjaan Bongkaran Pas. Batu bahaya
yang biasa sering terjadi adalah jatuhnya
Bongkaran Pas. Batu yang biasa mengenai kaki
5 Bongkaran pas. Batu
pekerja. Untuk menghindari kejadian tersebut
pekerja di wajibkan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
Dalam Pekerjaan Bongkaran Beton bahaya
yang biasa sering terjadi adalah jatuhnya
Bongkaran Beton yang biasa mengenai kaki
6 Bongkar Beton
pekerja. Untuk menghindari kejadian tersebut
pekerja di wajibkan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
Dalam pekerjaan Pasangan Batu bahaya yang
biasa sering terjadi adalah jatuhnya batu kali
yang biasa mengenai kaki pekerja & batu kali
Pasangan Batu dengan Mortar Jenis
8 yang menjepit tangan pekerja. Untuk
PC-PP
menghindari kejadian tersebut pekerja di
wajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
Dalam Pekerjaan Plesteran bahaya yang biasa
sering terjadi adalah jatuhnya plesteran yang
biasa mengenai kaki pekerja. Untuk
9 Plesteran dengan Mortar Jenis PC-PP
menghindari kejadian tersebut pekerja di
wajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
Dalam Pekerjaan Pengecoran Beton bahaya
yang biasa sering terjadi adalah tumpahnya
campuran yang biasa mengenai kaki pekerja.
10 Beton K 225
Untuk menghindari kejadian tersebut pekerja di
wajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
Dalam Pekerjaan Pembesian bahaya yang biasa
sering terjadi adalah tertusuknya kaki & tangan
pekerja dengan sisa potongan besi dan kawat
11 Besi Tulangan (Polos)
beton. Untuk menghindari kejadian tersebut
pekerja di wajibkan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
Dalam Pekerjaan Bekisting bahaya yang sering
terjadi adalah tertusuknya kaki & tangan
pekerja dengan serpihan sisa gergaji balok dan
12 Bekisting multipleksi yang digunakan dalam pembuatan
bekisting. Untuk menghindari kejadian tersebut
pekerja di wajibkan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
- Perlengkapan keselamatan kerja

Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam


melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras
selama mengoperasikan atau memelihara AMP.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin
atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi
4. pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras
lainnya.
5. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
6. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
- Pelaksanaan Pekerjaan ;
1. Pembersihan Lokasi dari sisa Material Bangunan,
2. As Built Drawing,
3. Pekerjaan tersebut pada point III, harus dilaksanakan sesuai dengan :
a. Gambar situasi rencana.
b. Gambar-gambar konstruksi profil; memanjang, melintang gambar detail,
dan gambar-gambar susulan bila ada dari Direksi.
c. Uraian kerja dan syarat-syaratnya.
d. Risalah rapat penjelasan.
e. Petunjuk dari direksi.
f. Untuk lancarnya pekerjaan, pelaksana diwajibkan mendatangkan bahan-
bahan/ alat-alat yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan memenuhi
syarat. Alat-alat perlengkapan disimpan ditempat penyimpanan material
supaya disiapkan di lapangan. Menyediakan pompa air lengkap dengan
slang isap pembuang.
g. Pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan lengkap dan sempurna,
dimana termasuk pula perbaikan-perbaikan dari semua kerusakan-
kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan, sisa-sisa pembongkaran, alat-alat
pembantu dan segala-galanya sesuai dengan pertimbangan Direksi
Pelaksana.
h. Hasil galian sedimen dan bongkaran dibuang pada tempat yang ditunjuk
oleh Direksi atau pengawas yang ditunjuk olah Direksi Pekerjaan, dalam
tempo 1x24 jam.

Gambar-Gambar Konstruksi
a. Semua pekerjaan sebagaimana yang telah diuraikan dalam pasal 1 perincian uraian
pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai dengan gambar, atau data dari Direksi.
b. Bilamana Direksi menganggap perlu dan/atau atas permintaan pemborong, maka Direksi
dapat memutuskan untuk menyerahkan tambahan perincian gambar-gambar kepada
pemborong.

RKS dan Gambar


a. Pelaksana wajib meneliti semua gambar dan RKS termasuk tambahan / perubahannya
yang dicantumkan dalam Berita Acara pemberian penjelasan pekerjaan.
b. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS, maka RKS lah yang berlaku.
c. Bila sesuatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang berskala
lebih besar (lebih mendetail) yang berlaku.
d. Bila tetap masih ada perbedaan/ keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, pelaksanawajib menanyakan pada pengawas teknik dan
pelaksana mengikuti keputusannya.
e. Bila penyimpangan-penyimpangan dan keragu-raguan bisa menyebabkan kesulitan-
kesulitan dalam pelaksann pekerjaan, maka pelaksana diminta untuk mengkonsultasikan
dengan Direksi dan mengikuti petunjuk-petunjuknya.

Rencana Kerja
a. Oleh karena pekerjaan ini waktunya terbatas dan tetap harus menjaga mutu kualitas
pekerjaan, maka diperlukan rencana dan strategi yang matang dalam hal sebagai berikut :
1. Pekerjaan berlangsung secara kontinyuuntuk mengejar target volume, kuantitas, dan
kualitas.
2. Menyusun dan melaksanakan sistem “shift pekerja” untuk kegiatan siang dan malam.
3. Pada kegiatan malam hari, lampu-lampu penerang harus disiapkan secukupnya
(menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas).
4. Ketersediaan dan pasokan material tidak boleh terputus sebagaimana target volume
pekerjaan.
5. Rencana dan strategi angkutan dan pembuangan sedimen, hasil galian dan hasil
bongkaran dalam kurun waktu 1x24 jam (tidak diperkenankan ditumpuk di lapangan).
b. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, pelaksanawajib membuat rencana kerja
pelaksanaan.
c. Rencana kerja tersebut harus diminta persetujuan terlebih dahulu kepada pengawas,
paling lambat dalam satu minggu setelah SPK diterima pemborong,rencana kerja yang
disitujui akan dijalankan oleh pengawas.
d. Pelaksanawajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat) kepada pengawas.
Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding bangsal (Direksi Keet) yang
selalu diikuti dengan gambar kemajuan pekerjaan (progress pekerjaan).
e. Pengawas akan menilai prosentase pekerjaan pelaksanaberdasarkan rencana kerja
tersebut.

Pelaksanaan di lapangan
a. Pelaksana wajib memberitahukan kepada Direksi / Pengawas Lapangan bila akan
memulai pekerjaan atau sesuatu bagian pekerjaan dengan Request Sheet.Pelaksana dapat
memulai pekerjaan apabila Request Sheet telah ditandatangani oleh Konsultan Pengawas
dan Direksi. Hal-hal mengenai pekerjaan yang tidak dilengkapi dengan Request Sheet
tidak akan diperhitungkan oleh Direksi.
b. Pekerjaan pengukuran, penentuan batas dan penempatan bangunan dan sebagainya
dikerjakan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi. Hal-hal mengenai pekerjaan yang
tidak dilengkapi dengan Request Sheet tidak akan diperhitungkan oleh Direksi.
c. Pelaksana tidak diperbolehkan merubah sesuatu yang terdapat dalam RKS sebelum
berunding dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak proyek.
d. Perbaikan/ penentuan ukuran atau gambar konstruksi yang kurang jelas, hanya dapat
dikerjakan oleh pelaksanasetelah mendapat persetujuan tertulis dari pihak proyek.
e. Semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan harus sesuai
dengan contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan.
f. Pelaksana harus mengadakan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan dan
mendapat persetujuan Direksi.
g. Selama waktu pelaksanaan, pelaksana diharuskan menetapkan minimal seorang
pelaksana/ pengawas pekerjaan tetap (uit voerder) yang cakap dan mampu serta
bertanggungjawab atas jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksana/ Pengawas yang ditetapkan harus dilaporkan dan mendapat persetujuan
Direksi;
h. Pelaksana harus menyediakan sebuah tempat untuk penyimpanan material khusus
material semen yang terlindung dari sinar matahari dan hujan, yang tidak mengganggu
pengguna jalan.

Pengukuran kembali dan pematokan


1. Pengukuran kembali
a. Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaharus mengadakan pengukuran kembali dengan
teliti elevasi dasar saluran, permukaan tanah, ketinggiantanggul dan jalan atau elevasi
lainnya sesuai permintaan Direksi. Semua pengukuran kembali harus dikaitkan
terhadap titik tetap yang terdekat.
b. Alat-alat ukur yang digunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum
pekerjaan dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus mendapat persetujuan
Direksi, baik dari jenisnya maupun kondisinya.
c. Alat-alat yang dipergunakan adalah waterpass lengkap dengan statif dan rambu-
rambunya, theodolite lengkap dengan statif dn rambu-rambunya, meteran, Jalon,
prisma, dan alat lainnya sesuai dengan instruksi Direksi.
d. Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran toleransi salah tutup, dan pembuatan
serta pemasangan patok bantu akan ditentukan oleh Direksi.
e. Apabila terdapat perbedaan Antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang maka Direksi akan memutuskan hal itu.
f. Apabila terdapat perbedaan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab pemborong.
g. Pelaksana bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksaan pekerjaan menurut peil-
peil dan ukuran dalam gambar dan uraian/ syarat-syarat pelaksanaan itu.

2. Pematokan
a. Pelaksana megerjakan pematokan untuk menentukan as dan peil saluran sesuai
dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh Direksi
sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan
patok tersebut dan pelaksanaharus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk
Direksi.
Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat digunakan sebagai
dasar untuk pembangunan.
b. Pelaksana wajib menyediakan alat-alat ukur dan perlengkapannya, juru-juru ukir dan
pekerja-pekerja yang diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengawasan/
pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain yang serupa.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan pelaksanadan harus dibuat dari kayu jenis meranti kelas II yang tidak
berubah oleh cuaca. Pemasangannya harus kuas dan permukaan atasnya rata dan sifat
datar (waterpass).
d. Semua tanda-tanda (rambu-rambu lalu lintas) dilapangan harus disediakan dan
dipasang sendiri oleh pelaksanadan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik.
Apabila ada tanda-tanda yang rusak harus segera diganti.
Disamping rambu-rambu, kontraktor juga harus menyediakan sekurang-kurangnya 2
(dua) orang pengatur lalu lintas yang bertugas sepanjang pelaksanaan berlangsung.
e. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, pelaksanaharus
mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok.
f. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada pemborong. Setelah
diperbaiki, pelaksanaharus mengajukan kembali gambar yang oleh Direksi diminta
untuk direvisi.
Gambar tersebut harus digambar kembali diatas kertas kalkir dan setelah disetujui
oleh Direksi, maka pelaksanaakan menyerahkan kepada Direksi gambar asli dan 3
(tiga) lembar hasil produksinya sebagai SHOP DRAWING.

Pekerjaan persiapan dan pengamanan lalu lintas


1. Sebelum dimulainya dan selama berlangsungnya pekerjaan pelaksana diwajibkan untuk
memasang tanda-tanda pengaman lalu lintas dengan ketentuan sbb :
a. Papan dan tanda-tanda perhatian harus dibuat dari papan Samarinda tebal minimum 3
cm dengan warna dasar kuning dengan tulisan “Hati-Hati ada Pekerjaan Saluran
Drainase” dengan warna hitam, dengan ukuran panjang 2 meter dan lebar 40 cm.
b. Pada malam hari di tempat-tempat yang berbahaya harus dipasang lampu merah yang
cukup jelas dan terang menurut petunjuk Direksi untuk menghindari terjadinya
kecelakaan.
c. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan pada malam hari juga harus diberi
lampu merah atau tanda yang jelas seperti tersebut diatas.
2. Penutupan lalu lintas secara total tidak dibenarkan, kecuali setelah ada persetujuan
tertulis dari Direksi.
3. Pelaksanaharus menjaga agar lalu lintas tetap berjalan. Pelaksanaharus menyediakan 2
(dua) orang untuk mengatur lalu lintas tersebut.
4. Penempatan alat-alat dan bahan-bahan diusahakan sedapat mungkin tidak mengganggu
lalu lintas. Bila karena terpaksa, bahan-bahan harus dituanhkan di tepi jalan ke tempat
yang tidak mengganggu lalu lintas,selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam sesudah
penurunan bahan-bahan tersebut.
5. Sepenuhnya setiap kecelakaan yang disebabkan karena kelalaian pemborong, seperti
tersebut diatas, sepenuhnya adalah tanggung jawab pemborong.
Pekerjaan pembongkaran dan perbaikan
1. lingkup pekerjaan
Pekerjaan meliputi pembongkaran / penggalian dan perbaikan serta pembuatan
bangunan-bangunan, jalan, kebel telepon, pipa-pipa, gorong-gorong, jembatan, atau hal-
hal lain yang merupakan milik instansi/negara dan milik perorangan yang terletak pada
lokasi pekerjaan.Pekerjaan pembongkaran termasuk perbaikan dan pemindahan harus
dilaksanakan atas beban pelaksanamenurut petunjuk-petunjuk Direksi dan syarat-syarat
teknis dari instansi yang bersangkutan.

2. Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan


a. Pelaksanadalam melaksanakan pembongkaran/ penggalian harus diusahakan tidak
merusak bahan-bahan yang masih bisa dipergunakan dan melindungi bagian-bagian
bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan ini, dan pelaksanaan harus sesuai
dengan petunjuk Direksi.
b. Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang menyangkut fasilitas umum harus
dikerjakan sedemikian rupa agar gangguan yang terjadi sekecil mungkin.
c. Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan bangunan yang dimaksud dan
belum tercakup dalam spesifikasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan informasi
dari instansi yang bersangkutan.
d. Jalanan umum yang dibongkar akibat pekerjaan ini harus diperbaiki kembali seperti
keadaaan semula.
e. Plat-plat penutup saluran yang ada tidak perlu dibongkar bila memungkinkan untuk
diangkat/dicungkil untuk dipakai kembali.
f. Pembongkaran/ penggalian yang berdasarkan dengan pondasi pagar penduduk, tiang
listrik, dll. Terlebih dahulu membuat perkuatan-perkuatan pada kondisi yang aman.
Segala kerusakan menjadi tanggungjawab kontraktor.

3. Material bongkaran
Material yang dibongkar adalah aspal lama dan bangunan trotoar, Pasangan dinding
saluran serta plat penutup saluran beton.

4. Bahan dan bekas bongkaran


a. Bahan-bahan yang masih bisa digunakan seperti batu kali, ubin trotoar dan bahan-
bahan lain disusun di lokasi pemilik yang bersangkutan.
b. Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi harus disingkirkan dan dibuang
sesuai dengan petunjuk Direksi.
c. Bekas-bekas bongkaran tidak diperkenankan ditimbun di tempat-tempat yang merusak
pemandangan/ mengganggu lalu lintas.
Pekerjaan pembongkaran dan perbaikan
1. Lingkup pekerjaan
Semua pekerjaan penting untuk penggalian, timbunan dan pekerjaan tanah lainnya yang
diperlukan harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak dan petunjuk dari Direksi.
2. Pembersihan lapangan
Lokasi pekerjaan yang telah diserahkan Direksi harus dibersihkan dari pohon, semak,
sampah, dan bahan lain yang tidak diperlukan pada daerah sekitar lokasi pekerjaan,
kecuali bila diperintahkan lain oleh Direksi.

3. Pengupasan akar tanaman dan humus


a. Bilamana terdapat akar tanaman atau tonggak kayu yang lebih dalam, harus dicabut
sampai bersih dan dibuang atau ditimbun di tempat yang telah ditunjuk oleh Direksi.
b. Tanah tempat kedudukan bangunan harus bersih dari bahan-bahan organis.
c. Tempat dimana ada timbunan tanggul, maka lapisan humus atau permukaan harus
distripping ±20 cm.

4. Galian tanah untuk saluran


a. Pekerjaan Galian Tanah Lumpur
- Galian Tanah Lumpur
- Angkutan Galian
- Pengadaan Karung
b. Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus diselesaikan dengan
baik, rapih, dan padat menurut dimensi yang ditentukan dalam gambar profil
memanjang/ melintang dan potongan.
c. Untuk galian saluran dengan pasangan, agar diperhitungkan galian lebih untuk
memberikan ruang kerja yang cukup.
d. Garis/ketinggian galian harus dilaksanakan sesuai dengan centre line dan ketinggian
dasar yang direncanakan penyimpangan dari ketentuan ini, hanya dapat diberikan bila
ada persetujuan tertulis dari Direksi.
e. Galian pada saluran yang telah ada harus diusahakan agar galian tidak digenangi air
dengan cara memompa, menimba atau cara-cara lainnya sesuai petunjuk Direksi.
f. Bilamana terdapat ketidaktelitian titik-titik ketinggian dalam kontur atau gambar
dengan kenyataan, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah perintah kerja dikeluarkan,
pelaksanaharus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi.
Keterlambatan dari waktu tersebut menyebabkan segala kelebihan pekerjaan
merupakan beban pemborong.
g. Jika galian lebih dalam dari kedalaman yang dtentukan, maka bagian kelebihan
tersebut harus diurug dengan pasir dan dipadatkan dengan beban biaya dari
kontraktor.
h. Jika pekerjaan galian telah mendapat pesetujuan dari Direksi, maka pelaksanaharus
segera memulai pekerjaan selanjutnya dan tidak boleh membiarkan galian terbuka
terlalu lama.
i. Pada galian yang cukup panjang, dianjurkan secara bertahap, agar terhindar dari
bahaya kelongsoran, genangan, kecelakaan lalu lintas, dll.
j. Bila ternyata dasar galian merupakan tanah lembek yang diragukan daya dukungnya,
pelaksanaharus menggali sampai lapisan tanah keras sesuai petunjuk Direksi.
k. Sedimen dan sampah biarkan kering, tidak boleh mengganggu arus lalu lintas yang
lewat
l. Siapkan karung dengan volume 20-25 kg, masukan galian sedimen kedalamnya,
sedimen siap untuk diangkut oleh dump truck ke tempat pembuangan yang telah di
tentukan.

5. Lereng galian dan longsoran


a. Kemiringan lereng galian selain yang telah ditentukan, harus dibuat dengan
memperhatikan material galian yang kemungkinan terjadi keruntuhan/ longsoran.
Kerusakan yang terjadi akibat longsoran harus diperbaiki kembali atas beban
pemborong.
b. Bilamana diperlukan, pelaksana harus mengadakan penguat dinding galian pada
galian dekat rumah-rumah atau bangunan umum lainnya agar tidak terjadi
kelongsoran.

6. Tanah urugan / timbunan


a. Urugan tanah dilaksanakan untuk pembuatan tanggul talud saluran sesuai dengan
ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar perencanaan.
b. Tanah urugan harus bebas dari potongna-potongan kayu, akar-akar tanaman serta
segala macam kotoran yang mudah lapuk.
c. Penimbunan tanah dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 20 cm,
sambil dipadatkan juga disiram air secara kontinyu sampai padat.
d. Sisa material dibuang agar tidak merusak pemandangan, bersih, dan tidak kembali
mengotori saluran, terutama pada musim hujan.

Pekerjaan pasangan batu


a. Segala material batu kali / batu gunung,, air dan pasir yang dipergunakan
dalam pasangan batu harus telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dan
disetujui direksi.
b. Komposisi adukan untuk pasangan batu saluran harus terdiri dari 1 semen
Portland : 4 pasir pasang dengan takaran yang sama dan dicampur dengan air
secukupnya agar mencapai kekentalan yang disetujui direksi.
c. Adukan harus dilaksanakan dengan mesin pengaduk beton (beton molen),
lama pengadukan harus sampai menunjukkan homogenitas adukan sesuai
dengan petunjuk direksi. Dalam segala hal tidak boleh memakai adukan yang
telah mulai mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan lain untuk
digunakan kembali.
d. Batu-batu tidak boleh dipasang selama hujan atau cukup lama untuk
menghanyutkan spesi, dimana adukan yang sudah terlanjur dihampar harus
dilindungi sedemikian rupa dari hujan. Bila mana terjadi pelelehan akibat air
hujan, spesi tersebut harus dibuang.
e. Semua batu yang digunakan dalam pasangan sebelumnya harus basah dengan
air sampai seluruh permukaan merata agar tidak terjadi penyerapan air oleh
spesi.
f. Bila ada lubang galian untuk pasangan pondasi / saluran terdapat genangan air,
maka sebelum pekerjaan pasangan dimulai terlebih dahulu airnya dipompa /
dikeringkan.
g. Pemasangan pipa biopori pipa PVC diameter 4” dan dibenamkan kedalam
tanah sedalam 1 ( satu ) meter serta diisi dengan daun - daun kering dan
permukaan atas dipasangi ijuk setebal 10 cm dan ditutup dengan dop pipa
diameter 4”, dipasang tiap 2 m’. (apabila diperlukan)
h. Pekerjaan pasangan untuk dinding saluran tembok penahan tanah harus
dilengkapi dengan lubang-lubang untuk pipa pengaliran air tanah ( weep hole )
i. Pemasangan batu sedemikian rupa satu sama lain terjadi ikatan yang kokoh
dan sempurna, didalam pasangan sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau
celah yang tidak terisi spesi.
j. Pemasangan bouwplank atau profil saluran persection dibuat dari kayu atau
balok yang kuat, sehingga terbentuk profil saluran, baik sebagian yang
nampak maupun bagian yang nantinya tidak nampak ( bagian/sisi dalam
maupun sisi luarnya ).
k. Tebal pasangan batu disesuaikan dengan gambar desain dengan menambahkan
tebal plesteran 1,50 cm.
l. Membuat Street Line ( lubang-lubang air tepi jalan / tali air ).
Pekerjaan plesteran
a. Pekerjaan plesteran pada pasangan batu harus sesuai dengan bagian pekerjaan
yang tercantum dalam gambar pelaksanaan. Bila tidak ditentukan lain oleh
Direksi, plesteran digunakan pada bagian :
- Seluruh permukaan pasangan batu yang tidak disiar, pasangan yang
menggantung.
- Pada bagian permukaan atas dinding saluran / pondasi dan pada tepi- tepi
pasangan yang tidak disiar.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, spesi pada bagian permukaan harus
digaruk minimal 0,5 cm dan diratakan / dibasahi agar terjamin melekatnya
plesteran.
c. Komposisi campuran plesteran digunakan 1 Pc : 3 Psr dengan tebal 15 mm
untuk batu kali, tebal 5 – 8 mm untuk beton, kecuali ditentukan lain oleh
direksi.
d. Permukaan plesteran harus rata dan rapi sehingga memuaskan direksi.
e. Sebelum plesteran, maka permukaan harus bersih dan tidak kering.

Pekerjaan beton
1. Pekerjaan besi
a. Kekuatan Tarik besi adalah sesuai dengan mutu besi U.24
b. Pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokkan sambungan kait,
pembuatan sengkang-sengkang disesuaikan dengan persyaratan pada Peraturan Beton
Bertulang Indonesia – 1971.
c. Penulangan harus tetap dan tidak berubah tepat selama pengecoran, begitu juga
dengan selimut beton harus dijaga tebalnya minimum 2,5 cm.
d. Rangkaian pembesian (diameter tulangan, tulangan pokok, tulangan tarik) serta
ukuran-ukuran lainnya harus sesuai dengan gambar rencana.
e. Besi beton harus bersih dari karat/ korosi.

2. Pekerjaan Saluran beton


- Tutup Saluran dengan beton K.225 ;
- Beton Pracetak;
a. Saluran Beton Pracetak U-Dicth
b. Saluran Beton Box Culvert

3. Perawatan beton
a. Untuk mencegah terjadinya retak-retak, setelah beton dicor dan mulai mengering
maka beton harus dibasahi secara kontinyu dengan air bersih selama prosess
pengerasan berlangsung (dua minggu atau lebih).
b. Mutu beton K 225 dengan komposisi semen : pasir : cipping = 1 : 1,5 : 2
c. Bekesting dapat dibongkar bila konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan untuk
dapat memikul berat sendiri konstruksi.
d. Jika izin pembongkaran ditentukan tidak atas hasil pemeriksaan benda uji, maka
cetakan baru dapat dibongkar setelah beton berumur 3 (tiga) minggu.
e. Keropos yang terjadi akibat pengecoran kurang sempurna dapat diperbaiki bila
mendapat persetujuan dari Direksi Pelaksana.
f. Plat beton dibuat perpias untuk memudahkan pemeliharaan.

4. Pekerjaan bekesting
a. Bekesting digunakan Multipleks tebal 12 mm, dan Balok 5/7 Kls II (perancah)

E. SPESIFIKASI JABATAN KONSTRUKSI


1. Struktur organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

MANAGER

Q/C SUPERVISOR

SITE MANAGER

KOORDINATOR
ADMINISTRASI LOGISTIK
LAPANGAN

STAFF STAFF

PELAKSANA

Ditetapkan :
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
KEPALA BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
DINAS PU KOTA MAKASSAR

TAJUDDIN,ST,M.Si
Pangkat : Pembina
Nip : 19660904 199208 1 001
2. Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi :
Jabatan dalam Pendidikan
No. Pekerjaan Terakhir Sertifikat Keahlian/KeterampilanKerja
(Minimal)
1. Site manager STM SKT PELAKSANA SALURAN IRIGASI
/Sederajat SALURAN IRIGASI

Tenaga terampil tidak menjadi syarat pada saat proses pemilihan dan dibuktikan pada
saat PAM (Syarat Berkontrak)

3. Kualifikasi Penyedia
Memiliki Dokumen perusahaan berupa
1. Akte Perusahaan serta perubahannya (apabila ada)
2. TDP yang masih berlaku
3. IUJK dan SBU dengan kode sub klasifikasi SI00I, sub klasifikasi jasa
pelaksana untuk konstruksi Saluran air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana
Sumber Daya Air lainnya
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Anda mungkin juga menyukai