SPESIFIKASI TEKNIS
PENGGUNA ANGGARAN : KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA
MAKASSAR
LOKASI
: JL. BONTODURI 7 LR. 8, RT 05,06 RW. 07 KEL. BONTODURI
KEC. TAMALATE, DSK
PAGU : 166.000.000,00
SEMEN PORTLAND
a. Kualitas semen Portland yang digunakan adalah yang disetujui Direksi dan telah
memenuhi syarat Standar Indonesia (N.I.8) atau memenuhi standar mutu dan cara uji
Semen Portland (SII-0013081).
b. Banyaknya semen yang dipergunakan disesuaikan dengan jumlah takaran yang
diperlukan pada setiap jenis pekerjaan. Pelaksanaharus mencatat setiap penerimaan
dan pengeluaran semen dari gudang penyimpanan yang digunakan untuk tiap jenis
pekerjaan pada hari itu.
c. Penyimpanan semen harus ditempatkan dalam gudang yang terlindungi dari
cuaca dan bebas dari kelembaban udara, mempunyai lantai penyimpanan maksimal 30
cm diatas tanah. Penumpukan dalam zak semen tidak boleh lebih dari 2 m tingginya.
AGREGAT HALUS
a. Pasir untuk pasangan batu dan beton harus bebas dari gumpalan tanah liat, bahan-
bahan organic, asam, garam, alkali, dan bahan-bahan lainnya yang merupakan
substansi perusak.
Jumlah prosentase dan segala substansi yang merugikan adalah tanah yang berbutir
halus beratnya tidak boleh lebih dari 5%, menurut pemeriksaan laboratorium, atau
memenuhi SII-0052-80 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”.
b. Gradasi pasir untuk campuran beton disesuaikan dengan syarat-syarat pada PBI-1971
atau standar “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” (SK NIT-015-
1990-03).
AIR
Air yang dipakai untuk campuran beton, spesi/mortel, plesteran dan pasangan lainnya
harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organic, garam, dan kotoran lainnya dalam
jumlah yang dpat merusak konstruksi. Air got tidak boleh dipakai, sebaiknya dipakai air
dari sumur, PAM, atau disesuaikan dengan standar yang berlaku pada PBI-1971.
BESI
Pemakaian besi beton harus bersih dari karat/ korosi.dan harus memenuhi Kekuatan
Tarik besi adalah sesuai dengan mutu besi U.24
BEKESTING
Bekesting digunakan Multipleks tebal 12 mm, dan Balok 5/7 Kls II (perancah), balok
kaso yang digunakan untuk pembuatan bekisting harus lurus dan permukaanya rata.
-Persiapan Pekerjaan
Gambar-Gambar Konstruksi
a. Semua pekerjaan sebagaimana yang telah diuraikan dalam pasal 1 perincian uraian
pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai dengan gambar, atau data dari Direksi.
b. Bilamana Direksi menganggap perlu dan/atau atas permintaan pemborong, maka Direksi
dapat memutuskan untuk menyerahkan tambahan perincian gambar-gambar kepada
pemborong.
Rencana Kerja
a. Oleh karena pekerjaan ini waktunya terbatas dan tetap harus menjaga mutu kualitas
pekerjaan, maka diperlukan rencana dan strategi yang matang dalam hal sebagai berikut :
1. Pekerjaan berlangsung secara kontinyuuntuk mengejar target volume, kuantitas, dan
kualitas.
2. Menyusun dan melaksanakan sistem “shift pekerja” untuk kegiatan siang dan malam.
3. Pada kegiatan malam hari, lampu-lampu penerang harus disiapkan secukupnya
(menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas).
4. Ketersediaan dan pasokan material tidak boleh terputus sebagaimana target volume
pekerjaan.
5. Rencana dan strategi angkutan dan pembuangan sedimen, hasil galian dan hasil
bongkaran dalam kurun waktu 1x24 jam (tidak diperkenankan ditumpuk di lapangan).
b. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, pelaksanawajib membuat rencana kerja
pelaksanaan.
c. Rencana kerja tersebut harus diminta persetujuan terlebih dahulu kepada pengawas,
paling lambat dalam satu minggu setelah SPK diterima pemborong,rencana kerja yang
disitujui akan dijalankan oleh pengawas.
d. Pelaksanawajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat) kepada pengawas.
Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding bangsal (Direksi Keet) yang
selalu diikuti dengan gambar kemajuan pekerjaan (progress pekerjaan).
e. Pengawas akan menilai prosentase pekerjaan pelaksanaberdasarkan rencana kerja
tersebut.
Pelaksanaan di lapangan
a. Pelaksana wajib memberitahukan kepada Direksi / Pengawas Lapangan bila akan
memulai pekerjaan atau sesuatu bagian pekerjaan dengan Request Sheet.Pelaksana dapat
memulai pekerjaan apabila Request Sheet telah ditandatangani oleh Konsultan Pengawas
dan Direksi. Hal-hal mengenai pekerjaan yang tidak dilengkapi dengan Request Sheet
tidak akan diperhitungkan oleh Direksi.
b. Pekerjaan pengukuran, penentuan batas dan penempatan bangunan dan sebagainya
dikerjakan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi. Hal-hal mengenai pekerjaan yang
tidak dilengkapi dengan Request Sheet tidak akan diperhitungkan oleh Direksi.
c. Pelaksana tidak diperbolehkan merubah sesuatu yang terdapat dalam RKS sebelum
berunding dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak proyek.
d. Perbaikan/ penentuan ukuran atau gambar konstruksi yang kurang jelas, hanya dapat
dikerjakan oleh pelaksanasetelah mendapat persetujuan tertulis dari pihak proyek.
e. Semua bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan harus sesuai
dengan contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan.
f. Pelaksana harus mengadakan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan dan
mendapat persetujuan Direksi.
g. Selama waktu pelaksanaan, pelaksana diharuskan menetapkan minimal seorang
pelaksana/ pengawas pekerjaan tetap (uit voerder) yang cakap dan mampu serta
bertanggungjawab atas jalannya pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksana/ Pengawas yang ditetapkan harus dilaporkan dan mendapat persetujuan
Direksi;
h. Pelaksana harus menyediakan sebuah tempat untuk penyimpanan material khusus
material semen yang terlindung dari sinar matahari dan hujan, yang tidak mengganggu
pengguna jalan.
2. Pematokan
a. Pelaksana megerjakan pematokan untuk menentukan as dan peil saluran sesuai
dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh Direksi
sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan
patok tersebut dan pelaksanaharus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk
Direksi.
Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat digunakan sebagai
dasar untuk pembangunan.
b. Pelaksana wajib menyediakan alat-alat ukur dan perlengkapannya, juru-juru ukir dan
pekerja-pekerja yang diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengawasan/
pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain yang serupa.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan pelaksanadan harus dibuat dari kayu jenis meranti kelas II yang tidak
berubah oleh cuaca. Pemasangannya harus kuas dan permukaan atasnya rata dan sifat
datar (waterpass).
d. Semua tanda-tanda (rambu-rambu lalu lintas) dilapangan harus disediakan dan
dipasang sendiri oleh pelaksanadan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik.
Apabila ada tanda-tanda yang rusak harus segera diganti.
Disamping rambu-rambu, kontraktor juga harus menyediakan sekurang-kurangnya 2
(dua) orang pengatur lalu lintas yang bertugas sepanjang pelaksanaan berlangsung.
e. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, pelaksanaharus
mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok.
f. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada pemborong. Setelah
diperbaiki, pelaksanaharus mengajukan kembali gambar yang oleh Direksi diminta
untuk direvisi.
Gambar tersebut harus digambar kembali diatas kertas kalkir dan setelah disetujui
oleh Direksi, maka pelaksanaakan menyerahkan kepada Direksi gambar asli dan 3
(tiga) lembar hasil produksinya sebagai SHOP DRAWING.
3. Material bongkaran
Material yang dibongkar adalah aspal lama dan bangunan trotoar, Pasangan dinding
saluran serta plat penutup saluran beton.
Pekerjaan beton
1. Pekerjaan besi
a. Kekuatan Tarik besi adalah sesuai dengan mutu besi U.24
b. Pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau dibengkokkan sambungan kait,
pembuatan sengkang-sengkang disesuaikan dengan persyaratan pada Peraturan Beton
Bertulang Indonesia – 1971.
c. Penulangan harus tetap dan tidak berubah tepat selama pengecoran, begitu juga
dengan selimut beton harus dijaga tebalnya minimum 2,5 cm.
d. Rangkaian pembesian (diameter tulangan, tulangan pokok, tulangan tarik) serta
ukuran-ukuran lainnya harus sesuai dengan gambar rencana.
e. Besi beton harus bersih dari karat/ korosi.
3. Perawatan beton
a. Untuk mencegah terjadinya retak-retak, setelah beton dicor dan mulai mengering
maka beton harus dibasahi secara kontinyu dengan air bersih selama prosess
pengerasan berlangsung (dua minggu atau lebih).
b. Mutu beton K 225 dengan komposisi semen : pasir : cipping = 1 : 1,5 : 2
c. Bekesting dapat dibongkar bila konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan untuk
dapat memikul berat sendiri konstruksi.
d. Jika izin pembongkaran ditentukan tidak atas hasil pemeriksaan benda uji, maka
cetakan baru dapat dibongkar setelah beton berumur 3 (tiga) minggu.
e. Keropos yang terjadi akibat pengecoran kurang sempurna dapat diperbaiki bila
mendapat persetujuan dari Direksi Pelaksana.
f. Plat beton dibuat perpias untuk memudahkan pemeliharaan.
4. Pekerjaan bekesting
a. Bekesting digunakan Multipleks tebal 12 mm, dan Balok 5/7 Kls II (perancah)
STRUKTUR ORGANISASI
MANAGER
Q/C SUPERVISOR
SITE MANAGER
KOORDINATOR
ADMINISTRASI LOGISTIK
LAPANGAN
STAFF STAFF
PELAKSANA
Ditetapkan :
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
KEPALA BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
DINAS PU KOTA MAKASSAR
TAJUDDIN,ST,M.Si
Pangkat : Pembina
Nip : 19660904 199208 1 001
2. Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi :
Jabatan dalam Pendidikan
No. Pekerjaan Terakhir Sertifikat Keahlian/KeterampilanKerja
(Minimal)
1. Site manager STM SKT PELAKSANA SALURAN IRIGASI
/Sederajat SALURAN IRIGASI
Tenaga terampil tidak menjadi syarat pada saat proses pemilihan dan dibuktikan pada
saat PAM (Syarat Berkontrak)
3. Kualifikasi Penyedia
Memiliki Dokumen perusahaan berupa
1. Akte Perusahaan serta perubahannya (apabila ada)
2. TDP yang masih berlaku
3. IUJK dan SBU dengan kode sub klasifikasi SI00I, sub klasifikasi jasa
pelaksana untuk konstruksi Saluran air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana
Sumber Daya Air lainnya
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)