Anda di halaman 1dari 9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek atau subyek yang akan diteliti oleh penulis,
menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau
subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya’. Sedangkan menurut Sudjana (1992:6) ‘populasi
adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran kuantitatif atau
kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua siswa dan siswi kelas VII, VIII
dan IX SMA Negeri Kota Karang yang berjumlah x siswa.

2. Sampel
Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan dana maka dalam penelitian ini penulis
merasa perlu untuk mengambil sampel dari populasi yang telah ditentukan. Menurut Arikunto
(2010:174) jika kita hanya akan meneliti sebagian populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Sifat dari sampel sendiri harus representatif yaitu dapat mewakili populasi
yang diteliti. Sudjana (1992:167) mengungkapkan bahwa pengambilan sebagian dari populasi
berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan
kerepresentatifannya, dapat digolongkan ke dalam sampling seadanya.
Mengacu pada rumus pengambilan sampel menurut Slovin (Nugraha Setiawan, 2007 hlm
6) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
d : tingkat kesalahan
Untuk mengetahui sampel dari data populasi sebanyak 864 adalah dengan cara sebagai
berikut:
ᶯ=
dibulatkan menjadi X siswa
Teknik pengambilan sampel tersebut diperoleh dengan cara cluster sampling dengan
mengambil beberapa kelas secara acak di SMA Negeri Kota Karang yang terdiri dari x kelas.
Kemudian peneliti mengambil masing-masing 3 kelas dari setiap tingkat secara acak, sehingga
jumlah kelas yang diambil adalah 9 kelas.

B. Metode Penelitian
Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat menentukan tercapainya
tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena itu diperlukan suatu metode tertentu
agar data dapat terkumpul untuk keberhasilan penelitian. Mengenai jenis dan bentuk metode
penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Arikunto (2006:160) bahwa
metode penelitian merupakan cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Penggunaan metode penelitian tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas,
dengan kata lain harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevansinya metode penelitian
tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya
perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan, dan suatu metode dapat dikatakan efisien
apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin serta
dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil
pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.
Banyak metode yang dapat dipergunakan untuk berbagai penelitian, khususnya untuk
penelitian ini penulis mempergunakan metode penelitian deskriptif. Mengenai metode deskriptif
ini Surakhmad (1993:139) berpendapat, metode deskriptif adalah ‘suatu pemecahan masalah
yang tertuju kepada masa sekarang dan masalah-masalah aktual untuk memperoleh keterangan
objek-objek tentang segi-segi yang diteliti.
Untuk mendukung terhadap metode deskriptif yang digunakan maka, penulis
menggunakan teknik survey. Adapun yang dimaksud dengan teknik survey tersebut Arikunto
(2006:109) menjelaskan bahwa, survey merupakan cara mengumpulkan data, informasi atau
keterangan tentang suatu hal.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis mengemukakan bahwa melalui metode
deskriptif dan teknik survey ini terkumpul sejumlah data yang berguna untuk mendapatkan suatu
kesimpulan sekaligus memberikan penilaian dalam penelitian ini. Dalam menyimpulkan
pendapat tersebut di atas penulis menjabarkan metode tersebut dengan membuat langkah-
langkah penelitain sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi kuisioner
2. Membuat soal kuisioner
3. Mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku siswa
SMA Negeri Kota Karang untuk merokok melalui kuisioner yang disebarkan.
5. Menyusun dan mengolah data.
6. Menganalisis data.
7. Menentukan kesimpulan.

C. Desain Penelitian dan Langkah-Langkah Penelitian


1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu bentuk gambaran mengenai penelitian yang akan
dilakukan di mana pemilihan desain ini harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu
desain juga dimaksudkan untuk mempermudah suatu penelitian sehingga akan membantu
peneliti dalam upaya memecahkan masalah penelitian yang telah dirumuskan. Penggunaan
desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin
diungkapkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode survey
analitik. Penelitian dirancang dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian
melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dengan faktor
efek (Notoatmodjo, 2005 hlm 145). Faktor risiko di sini adalah suatu fenomena yang
mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh), sedangkan faktor efek adalah suatu akibat dari
adanya faktor risiko. Contohnya merokok adalah faktor risiko untuk terjadinya penyakit kanker
paru-paru (efek).
Dengan pendekatan cross sectional yang merupakan penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005 hlm 145). Artinya, tiap
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran semua subjek penelitian diamati
pada waktu yang sama.
2. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini diperlukan agar dalam proses penelitian dapat dilaksanakan
lebih terstruktur dan sistematis, sehingga dalam pelaksanaannya sesuai dengan alur yang telah
ditentukan. Menurut Gay (1996) yang dikutip oleh Herdiana (2009:38) menjelaskan, bahwa
umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan
teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpretasi data, penarikan
kesimpulan, implikasi dan saran. Karena hal tersebut maka penulis merasa perlu untuk membuat
langkah-langkah penelitian. Adapun langkahlangkah penelitian yang akan penulis lakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menentukan masalah
b. Merumuskan dan mengidentifikasi masalah sebagai langkah awal penelitian
c. Menentukan tujuan penelitian
d. Memberikan batasan penelitian dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian tidak terlalu luas
e. Merumuskan kerangka teori untuk memudahkan mencari sumber-sumber kepustakaan yang
berhubungan dengan penelitian.
f. Menentukan Populasi dan Sampel
g. Pengambilan data dan menganalisis secara ilmiah
h. Pengambilan kesimpulan
i. Menyusun laporan penelitian

Apabila digambarkan maka langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai
berikut :
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat ukur merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan penelitian, karena tanpa instrument penelitian atau alat ukur penulis tidak akan bisa
mendapatkan data yang diharapkan dari suatu obyek atau subyek yang akan diteliti. Sugiyono
(2009:148) mengungkapkan bahwa ”alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian”. Sedangkan menurut Arikunto (2010:192), “instrumen adalah alat pada waktu peneliti
menggunakan metode”. Jadi ketika seorang peneliti ingin mendapatkan data yang diperlukan dari
obyek atau subyek yang akan diteliti maka diperlukan instrumen penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument penelitian berupa angket atau
kuesioner sebagai instrument penelitian atau alat ukur dalam memperoleh data. Penulis
menggunakan instrument penelitian kuesioner atau angket karena didasari oleh pengertian
kuesioner atau angket itu sendiri yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:194) yang
mengungkapkan bahwa “kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui”. Disini penulis menggunakan kuesioner atau angket tertutup. Yang
dimaksud dengan kuesioner atau angket tertutup yaitu pertanyaan yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Indikator-indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi tersebut selanjutnya
dijadikan menjadi butir-butir pernyataan atau soal angket tersebut. Sedangkan penilaian dari
alternaitif jawaban yang tersedia, penulis menggunakan skala Guttman untuk angket pemahaman
peraturan permainan, mengenai hal ini Sugiyono (2012:139) mengatakan: Skala Guttman
digunakan dalam penelitian bila peneliti ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang di tanyakan. Skala dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaiu
“yatidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “ positif-negatif” dan lain- lain.
Untuk secara teknisnya nanti angket disebarkan kepada siswa yang telah ditentukan
sebagai sampel (responden), angket tersebut berisi pernyataan- pernyataan mengenai
kepercayaan diri siswa. Siswa hanya diminta untuk memberikan tanda checklist () pada plihan
jawaban yang telah tersedia. Terdapat skor di masing-masing alternatif jawaban pada angket,
yaitu dari skor 1 sampai 4. Butir-butir soal atau pernyataan yang diberikan penulis kepada
responden berjumlah 10 butir soal atau pernyataan untuk tes faktor-faktor yang melatarbelakangi
siswa merokok. Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti
permasalahan yang ingin dipecahakan, yaitu faktor-faktor yang melatarbelakangi siswa merokok.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini mencangkup prilaku merokok dan faktor-faktor yang
melatarbelakangi prilaku merokok yaitu sikap, psikososial, dan informasi.
Definisi Operasional Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Perilaku Merokok pada Siswa SMA
Negeri Kota Karang
NO Variabel Definisi Operasional CaraUkur Alat Ukur Hasil Skala
Penelitian Ukur
1 Perilaku Perokok mempunyai Survey Kuisioner Ya Ordinal
merokok / kriteria khusus, Dina Tidak
tidak Octafrida M (2010)
merokok menuliskan kriteria
pada siswa perokok mengacu pada
SMA Negeri definisi WHO dan
Kota Karang Depkes (2008). Kriteria
tersebut adalah individu
yang merokok setiap
hari untuk jangka
waktu minimal 6 bulan
selama hidupnya dan
masih merokok saat
survey dilakukan.
Secara tidak langsung
bukan perokok adalah
mereka yang tidak
merokok atau merokok
setiap hari tetapi
kurang dari 6 bulan.
Kebaisaan merokok
pada siswa di
lingkungan terbuka
atau tertutup
2 Psikososial Aspek yang mencakup Survey Kuisioner Ya Ordinal
perubahan – perubahan Tidak
yang terjadi dalam
kehidupan.
Membagikan kuisioner
dengan kriteria
3 Sikap Prilaku individu dalam Survey Kuisioner Ya Ordinal
menanggapi Tidak
rangsangan.
Membagikan kuisioner
dengan kriteria
4 Informasi Keterangan, Survey Kuisioner Ya Ordinal
pemberitahuan atau Tidak
berita

F.Teknik Pengumpulan
Data Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :
1. Data primer Data primer diperoleh langsung dari hasil angket yang di berikan pada responden.
2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari instansi terkait berupa data jumlah siswa-siswi
SMA Negeri Kota Karang
G. Teknik Mencari Korelasi
Melakukan penghitungan korelasi sederhana untuk mencari ada tidaknya hubungan dan seberapa
kuat hubungan antara faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku siswa merokok yaitu sikap,
psikososial, informasi dengan perilaku merokok siswa. Langkah-langkah mencari korelasi
diantaranya :
1. Mencari koefisien korelasi, rumus yang digunakan yaitu rumus korelasi Product Moment
oleh Pearson (dalam Arikunto, 2009) dengan menggunakan angka kasar, yaitu sebagai
berikut: Keterangan rumus :
𝑟𝑥 : Koefisien korelasi
: Jumlah responden
∑𝑋 : Jumlah perkalian antara skor X dan
skor Y ∑𝑋 2 : Jumlah skor X dikuadratkan
∑𝑌 2 : Jumlah skor Y dikuadratkan
2. Setelah diketahui nilai koefisiennya, kemudian dicari interpretasi terhadap koefisien korelasi
yang diperoleh, atau nilai r. Nilai koefisien korelasi dikonsultasikan pada pedoman interpretasi
koefisien korelasi (Arikunto, 2010) seperti tabel berikut :

2. Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan dari
pengujian sampel itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji signifikansinya
dengan menggunakan rumus signifikansi korelasi product moment (Sugiyono, 2011), yaitu
sebagai berikut :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 √𝑛 − 2 √1 − 𝑟 2
Keterangan rumus :
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛 : Nilai t
r : Nilai koefisien korelasi
n : Jumlah responden
𝑟 2 : Koefisien korelasi dikuadratkan
4. Harga t hitung yang telah didapat selanjutnya dibandingkan dengan harga t-tabel. Dengan
taraf kesalahan 5%, uji 2 pihak dan dk= n-2.

5. Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara


mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Dengan rumus sebagai berikut : Kd = 𝑟 2 X
100% Keterangan rumus :
Kd : Koefisien determinasi
𝑟 2 : Koefisien korelasi dikuadratkan 100% : Persentase

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel pengetahuan
tentang bahaya rokok terhadap variabel perilaku merokok siswa. I. Prosedur Pengolahan
Data Setelah melakukan uji coba, penulis melaksanakan pengumpulan data dan selanjutnya
melakukan pengolahan data dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan baku


a. Mencari nilai rata-rata (  X ) dari setiap kelompok data dengan rumus:
nxX
Keterangan :
X = Skor rata-rata yang dicari
X = Skor  = “sigma” berarti
jumlah n = Jumlah sampel

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus :
S=12nXX
Keterangan :
S = Simpangan baku
X = skor  X = Nilai rata-rata
n = Jumlah sampel
3. Menghitung Presentase Gambaran Alternatif Jawaban
Menghitung persentase gambaran alternatif jawaban dengan menggunakan rumus :
P = ∑𝑋₁ ∑𝑋𝑛 𝑥100%
Keterangan :
P = presentase
∑𝑋₁ = jumlah skor actual atau pengamatan
∑𝑋𝑛 = jumlah skor ideal atau pengharapan
100% = bilangan tetap

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam
penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh
Arikunto (2006:246), dengan menafsirkan kriteria penilaian presentase sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai