Anda di halaman 1dari 7

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

Akun dan Karakteristik dalam Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali Modal

Akun-akun yang terkait dalam siklus adalah sebagai berikut.

1. Notes payable
2. Contracts payable
3. Mortgages payable
4. Bonds payable
5. Interest expense
6. Accrued interest
7. Appropriations of retained earnings
8. Treasury stock
9. Dividends declared
10. Cash in the bank
11. Capital stock – common
12. Capital stock – preferred
13. Paid-in capital in excess of par
14. Donated capital
15. Retained earnings
16. Dividends payable
17. Proprietorship – capital account
18. Partnership – capital account
Karakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali modal adalah sebagai berikut.

1. Secara relative, sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo akun. Tetapi, masing-masing
akun jumlahnya sering material.
2. Pengecualian dari satu transaksi bisa jadi disebabkan material itu sendiri.
3. Ada hubungan legal antara entitas klien dan pemegang saham, obligasi, atau dokumen
kepemilikan serupa.
Hubungan langsung ada antara akun bunga dan dividen dan hutang ekuitas

WESEL BAYAR
Wesel bayar (note payable) adalah kewajiban hukum kepada kreditor yang mungkin dijamin atau tidak
dijamin oleh aset, dan mengenakan bunga. Properti yang diberikan sebagai jaminan mencakup berbagai
aset, seperti sekuritas, piutang usaha, persediaan, dan aset tetap.

Tujuan audit atas wesel bayar adalah :

 Pengendalian internal sudah memadai


 Transaksi pembayaran sudah diotorisasi secara layak serta dicatat sesuai enam tujuan
audit berkaitan transaksi
 Kewajiabn dinyatakan secara layak didefinisikan oleh tujuh dari delpaan tujuan audit
berkaitan dengan saldo
 Pengungkapan memenuhi empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan

Pengendalian Internal

Terdapat empat pengendalian yang penting atas wesel bayar :

1. Otorisasi yang tepat atas penerbitan wesel baru


2. Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan bunga
3. Dokumen dan catatan yang memadai
4. Verifikasi independen periodik

Pengujian atas transaksi wesel bayar melibatkan penerbitan wesel dan pembayaran kembali pokok
serta bunganya. Pengujian pengendalian menekankan pada pengujian empat pengendalian internal.
Auditor juga harus memverifikasi pencatatan.

Prosedur analitis merupakan hal yang penting bagi wesel bayar karena pengujian atas rincian saldo
untuk beban bunga dan beban akrual seringkali dapat dieleminasi apabila hasilnya menguntungkan.

Titik awal yang normal bagi audit atas wesel bayar adalah skedul wesel bayar dan bunga akrual, yang
diperoleh auditor dari klien. Banyaknya pengujian sangat bergantung pada materialitas wesel bayar dan
efektivitas pengendalian internal

Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting dalam wesel bayar adalah :

1. Wesel bayar yang ada telah dicantumkan (kelengkapan)


2. Wesel bayar dalam skedul telah dicatat secara akurat (keakuratan)
EKUITAS PEMILIK

Ada perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan publik dengan perseroan
tertutup. Pada perusahaan perseroan tertutup yang pemegang sahamnya biasanya hanya sedikit, transaksi
yang menyangkut akun modal selama satu periode jarang sekali terjadi. Transaksi yang mempengaruhi
ekuitas pemilik hanyalah berupa perubahan ekuitas pemilik karena adanya laba atau rugi tahunan dan
pembagian deviden ( kalau ada ). Perseroan Tertutup jarang membayar deviden, dan auditor hanya
membutuhkan waktu sedikit untuk memeriksa ekuitas pemilik, walaupun auditor tetap harus menguji
catatan perusahaan.

Sebaliknya dalam perusahaan perseroan public , verifikasi ekuitas pemilik jauh lebih kompleks karena
perusahaan memiliki pemegang saham yang banyak dan sering terjadi perubahan individu yang
memegang saham.

a.Pengendalian Internal

Sejumlah pengendalian internal penting sekali bagi ekuitas pemilik. Dibawah ini akan dibahas :

Otorisasi Transaksi Secara Tepat

~Penerbiatan Modal Saham. Pengotorisasian meliputi jenis ekuitas yang diterbitkan (apakah saham
preferen atau saham biasa), jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai per saham, preferensi saham yang
bukan saham biasa, dan tanggal penerbitan.

~Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham biasa atau saham preferen, saat pembelian
kembali, dan jumlah yang harus dibayar untuk saham-saham tersebut harus mendapat otorisasi dari dewan
komisaris.

~Pengumuman Dividen. Dewan komisaris harus mengotorisasi bentuk dividen (apakah dividen tunai atau
dividen saham), jumlah dividen per lembar saham, dan tanggal pencatatan dan tanggal pembayaran
dividen.

Pembukuan Dan Pemisahan Tugas Yang Tepat

Apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi saham dan saham yang beredar, pengendalian
internal harus memadai untuk memastikan bahwa :

~Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan perusahaan.


~Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang memiliki saham perusahaan pada tanggal
pencatatan dividen.

~Potensi terjadinya kecurangan asset diminimalkan.

Master file modal saham para pemegang saham adalah catatan saham beredar pada suatu saat tertentu.
Master file berfungsi sebagai pengecheck ketelitian catatan sertifikat saham dan saldo modal saham biasa
dibuku besar. Selain itu Master File ini juga berguna sebagai dasar untuk pembayaran dividen.

Pengendalian internal yang mempengaruhi pembayaran dividen meliputi :

~Check untuk pembayaran dividen hendaknya disiapkan berdasarkan catatan sertifikat saham oleh
seseorang yang tidak bertangung jawab atas catatan modal saham.

~Setelah Check disiapkan, selanjutnya dilakukan verifikasi independen tentang nama pemegang saham
dan jumlah rupiah yang tertulis pada check serta rekonsialiasi jumlah total check untuk pembayaran
dividen dengan total dividen yang diotorisasi dalam notulen rapat.

~Sebaiknya diselanggarkan akun imprest dividen yang terpisah untuk mencegah pembayarn dividen yang
lebih besar daripada jumlah yang diotorisasi.

REGISTRAR INDEPENDEN DAN AGEN TRANSFER SAHAM

Setiap Perusahaan dengan saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwajibkan memiliki registrar
independen sebagai pengendalian untuk mencegah penerbitan saham yang tidak sesuai dengan peraturan.
Tanggung Jawab registrar indenpenden adalah memastikan bahwa saham diterbitkan perusahaan sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar perusahaan setelah mendapat otorisasi dari
dewan komisaris apabila terjadi perubahan dalam pemilikan saham. Registrar bertanggung jawab untuk
menandatangani semua sertifikat saham baru yang diterbitkan dan memastikan bahwa sertifikat saham
yang lama telah diterima dan dinyatakan tidak berlaku. Sebelum sertifikat pengganti diterbitkan.

Akun di dalam Siklus Akuisisi Modal dan Pembayaran Kembali Modal

Pengendalian Internal

Terdapat empat pengendalian penting atas wesel bayar :

- Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru


Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi atau manajemen
puncak. Biasanya diperlukan dua tanda tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian
pinjaman.

- Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga

Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan
dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitikan, bagian akuntansi harus menerima satu tembusan
seperti pada penerimaan faktur dan laporan penerimaan.

- Dokumen dan catatan-catatan yang memadai.

Hal ini meliputi penyelenggaraan buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong
atau yang telah dibayar oleh petugas yang bertanggung jawab.

- Verifikasi yang independen secara periodik.

Secara periodik, catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci, harus direkonsiliasikan terhadap
buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel, oleh karyawan yang tidak
bertanggung jawab atas pencatatan kunci. Pada waktu yang sama, karyawan independen harus
menghitung kembali beban bunga wesel untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.

Pengujian Terinci atas Saldo

Metodologi untuk mendesain pengujian perincian atas saldo dalam siklus akuisis modal dan
pembayaran kembali sama yang diaplikasikan pada akun lainnya. Dalam menentukan pengujian
perincian saldo untuk wesel bayar, auditor mempertimbangkan resiko bisnis, salah saji yang dapat
diterima, resiko bawaan, resiko pengendalian, hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dan hasil prosedur analitis. Auditor seringkali menetapkan salah saji yang
dapat diterima pada tingkat rendah karena mereka hampir selalu dapat mengaudit saldo akun dan
transaksi yang memengaruhi saldo wesel bayar secara keseluruhan. Khususnya, mereka juga
menetapkan resiko bawaan pada tingkat rendah karena menilaiakun yang benar biasanya mudah
ditentukan. Auditor biasanya paling memerhatikan dalam tujuan kelengkapan untuk saldo wesel
bayar dan pengungkapan wesel bayar seperti jaminan dan batasan wesel bayar.
Adapun tiga tujuan audit terkait saldo yang terpenting dalam wesel bayar adalah sebagai berikut :

1. Wesel bayar yang ada telah dimasukkan (kelengkapan)

2. Wesel bayar di dalam skedul dibukukan secara akurat (keakuratan)

3. Wesel bayar disajikan dan diungkapkan secara semestinya (penyajian dan peng-ungkapan).

Oleh karena siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali itu biasanya terdiri dari hanya sedikit
transaksi, maka resiko pengendalian dan hasil pengujian substantif atas transaksi menjadi tidak
terlalu penting dalam mendesain pengujian perincian saldo akun seperti wesel bayar. Untuk
kebanyakan transaksi dalam siklus, pertimbangan utama auditor adalah bahwa setiap transaksi
telah diotorisasi dengan benar.

Audit Atas Dividen

Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir, kecuali jika
ada hutang dividen. Keenam tujuan spesifik audit atas transaksi relevan untuk dividen. Tujuan
terpenting dari kontrol terhadap dividen, termasuk yang berkaitan dengan hutang dividen:

- Dividen yang dicatat benar ada (eksistensi).

- Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan).

- Dividen telah dicatat dengan benar (accuracy).

- Dividen yang dibayar kepada pemegang saham adalah benar ada (eksistensi)

- Hutang dividen telah dicatat (kelengkapan).

- Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan).

Audit Saldo Laba


Untuk memulai audit atas saldo laba, auditor pertama kali perlu menganalisis saldo laba
perusahaan sepanjang tahun. Skedul audit menunjukkan analisis tersebut, yang biasanya
merupakan bagian dari berkas permanen, termasuk deskripsi setiap transaksi yang memengaruhi
akun. Untuk memenuhi audit atas pengkreditan saldo laba untuk laba bersih tahun berjalan (atau
debet untuk kerugian), auditor dapat menelusuri jurnal pada saldo laba ke laba bersih dalam
laporan laba rugi. Prosedur ini harus dilakukan setelah seluruh jurnal penyesuaian yang
memengaruhi laba bersih telah diselesaikan. Kemudian setelah auditor yakin bahwa pencatatan
transaksi sudah diklasi-fikasikan dengan benar sebagai transaksi saldo laba, langkah berikutnya
adalah memutuskan apakah pencatatan tersebut dilakukan dengan akurat. Bukti audit yang
diperlukan dalam langkah ini adalah untuk menentukan akurasi bergantung pada sifat transaksi.
Auditor juga harus mengevaluasi apakah terdapat transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi
ternyata tidak ada. Misalnya jika klien mengumumkan deviden saham, maka nilai pasar yang
diterbitkan harus dikapitalisasi dengan cara mendebet saldo laba dan mengkredit modal saham.
Sama halnya jika dalam laporan keuangan terdapat apropriasi saldo laba, maka auditor perlu
mengevaluasi apakah apropriasi itu masih diperlukan seperti tercatat pada tanggal neraca ataukah
tidak. Standar akuntansi mensyaratkan adanya penyajian dan pengungkapan informasi sehubungan
dengan saldo laba. Fokus utama auditor adalah untuk menentukan apakah tujuan penyajian dan
pengungkapan saldo laba dipenuhi khususnya yang berkaitan dengan pengungkapan restriksi atas
pembayaran deviden. Biasanya perjanjian dengan pihak bank, pemegang saham, dan kreditur
lainnya membatasi jumlah deviden yang dapat dibayarkan klien. Restriksi ini harus diungkapkan
dalam penjelasan tambahan di laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai