PENDAHULUAN
1
rendah daripada sebelum menggunakan pupuk kimia saat beberapa puluh tahun
lalu.
2.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan pupuk organik dan pupuk anorganik
2. Untuk mengetahui sejarah pupuk
3. Untuk mengetahui bahan baku pupuk
4. Untuk mengetahui pemakaian pupuk kimia di pertanian
5. Untuk mengetahui dampak dari pupuk kimia pada tanah
6. Untuk mengetahui pengertian pencemaran tanah
7. Untuk mengetahui cara penanggulangan pencemaran tanah
2
BAB II
ISI
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal
dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu
unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk
adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K,
N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
3
menunjukkan pola yang sama dari hasil berkurang dari waktu ke waktu. Akhirnya
ditemukan bahwa pertumbuhan tanaman di sebidang tanah dapat ditingkatkan
dengan menyebarkan hewan kotoran seluruh tanah.
Seiring berjalannya waktu, teknologi pupuk menjadi lebih halus. Zat baru
yang meningkatkan pertumbuhan tanaman ditemukan. Orang Mesir diketahui telah
menambahkan abu dari membakar gulma ke tanah. Tulisan-tulisan Yunani dan
Romawi kuno menunjukkan bahwa kotoran hewan yang digunakan, tergantung
pada jenis tanah atau tanaman tumbuh. Itu juga diketahui saat ini bahwa tumbuh
tanaman polongan di lahan sebelum penanaman gandum adalah menguntungkan.
Jenis lain dari bahan ditambahkan termasuk kerang laut, tanah liat, limbah sayuran,
limbah dari proses manufaktur yang berbeda, dan lain berbagai macam sampah.
Penelitian disusun dalam teknologi pupuk dimulai pada awal abad ketujuh
belas. Awal ilmuwan seperti Francis Bacon dan Johann Glauber menjelaskan efek
menguntungkan dari penambahan sendawa ke tanah. Glauber mengembangkan
pupuk mineral lengkap pertama, yang merupakan campuran sendawa, kapur, asam
fosfat, nitrogen, dan kalium. Seperti teori-teori ilmiah yang dikembangkan kimia,
kebutuhan kimia tanaman ditemukan, yang menyebabkan komposisi pupuk
ditingkatkan. Organik kimia Justus von Liebig menunjukkan bahwa tanaman
membutuhkan unsur mineral seperti nitrogen dan fosfor untuk tumbuh. Industri
pupuk kimia bisa dikatakan memiliki awal dengan paten yang dikeluarkan untuk
Sir John Lawes, yang diuraikan metode untuk memproduksi suatu bentuk fosfat
yang merupakan pupuk yang efektif. Industri pupuk sintetis mengalami
pertumbuhan yang signifikan setelah Perang Dunia Pertama, ketika fasilitas yang
telah menghasilkan amonia dan nitrat sintetis untuk bahan peledak dikonversi
menjadi produksi nitrogen pupuk berbasis.
Pupuk diuraikan di sini adalah senyawa pupuk terdiri dari pupuk primer dan
sekunder nutrisi. Ini hanya mewakili satu jenis pupuk, dan tunggal lainnya nutrisi
jenis juga dibuat. Bahan baku, dalam bentuk padat, dapat diberikan kepada
4
produsen pupuk dalam jumlah massal ribu ton, jumlah drum, atau wadah drum
logam dan tas.
Pupuk utama termasuk zat yang berasal dari nitrogen, fosfor, dan kalium.
Berbagai bahan baku yang digunakan untuk memproduksi senyawa ini. Ketika
amonia digunakan sebagai sumber nitrogen dalam pupuk, salah satu metode
produksi sintetik memerlukan penggunaan gas alam dan udara. Komponen fosfor
dibuat menggunakan belerang, batubara, dan batu fosfat. Sumber kalium berasal
dari kalium klorida, komponen utama kalium.
Penumpukan sisa atau residu pupuk kimia an-organik merupakan salah satu
penyebab utama mengerasnya daripada sisa bahan organik. Jika tanah semakin
keras maka tanah semakin tidak responsif terhadap pupuk kimia an-organik tanah-
tanah pertanian. Keadaan ini banyak terjadi di sentra-sentra pertanian terutama di
Pulau Jawa. Residu pupuk kimia an-organik di dalam tanah ini mengakibatkan
terhambatnya proses dekomposisi secara alami oleh mikroba di dalam tanah. Hal
ini dikarenakan sifat bahan kimia an-organik yang lebih sukar terurai, sehingga
berapapun banyaknya tanah diberi pupuk kimia an-organik hasilnya tetap tidak
5
optimal. Mengerasnya tanah pertanian juga akan mengakibatkan porositas tanah
menurun, sehingga ketersediaan oksigen bagi tanaman maupun mikrobia tanah
menjadi sangat berkurang. Dampak lainnya adalah terhadap pertumbuhan tanaman.
Terbatasnya penyebaran akar dan terhambatnya suplai oksigen ke akar
mengakibatkan fungsi akar tidak optimal, yang pada gilirannya menurunkan
produktivitas tanaman.
6
Semakin banyak hasil panen, maka pertanian akan dianggap semakin maju. Bahan
organik merupakan salah satu komponen tanah yang sangat penting bagi ekosistem
tanah, dimana bahan organik merupakan sumber pengikat hara dan substrat bagi
mikrobia tanah. Bahan organik tanah merupakan bahan penting untuk memperbaiki
kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi. Usaha untuk
memperbaiki dan mempertahankan kandungan bahan organik untuk menjaga
produktivitas tanah mineral masam di daerah tropis perlu dilakukan.
Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan dan binatang yang secara
terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh proses fisika,
kimia dan biologi. Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein kasar,
selulose, hemiselulose, lignin dan lemak. Penggunaan pupuk organik dapat
memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi
mikroorganisme tanah. Bahan organik secara fisik mendorong granulasi,
mengurangi plastisitas dan meningkatkan daya pegang air. Apabila tidak ada
masukan bahan organik ke dalam tanah akan terjadi masalah pencucian sekaligus
kelambatan penyediaan hara. Pada kondisi seperti ini penyediaan hara hanya terjadi
dari mineralisasi bahan organik yang masih terdapat dalam tanah, sehingga
mengakibatkan cadangan total C tanah semakin berkurang. Pupuk memiliki
kandungan nitrogen di dalamnya. Unsur nitrogen yang ada dalam pupuk ini mudah
larut. Pemberian nitrogen berlebih di samping menurunkan efisiensi pupuk, juga
dapat memberikan dampak negatif di antaranya meningkatkan gangguan hama dan
penyakit akibat nutrisi yang tidak seimbang.
7
2.6 Dampak Dari Pupuk Kimia pada Tanah
Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Akan tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada di tanah secara alami
dengan adanya siklus hara tanah misalnya tanaman yang mati kemudian dimakan
binatang pengerat/herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan
oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya. Siklus inilah yang
seharusnya dijaga, jika menggunakan pupuk kimia terutama bila berlebihan maka
akan memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan mematikan organisme
tanah, jadinya akan hanya subur di masa sekarang tetapi tidak subur di masa
mendatang.
Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk
organik bukan pupuk kimia. Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah
menjadi diikat oleh molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses
regenerasi humus tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/daya
dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak
hanya itu penggunaan pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan
menguatnya resistensi hama akan suatu pestisida pertanian. Masalah lainnya adalah
penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen dengan urea
tidak pernah maksimal karena kandungan nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60%
saja. Jumlah yang hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian
(leaching) serta terbawa air hujan (run off).
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan
populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat
bermanfaat bagi tanaman. Lapisan tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi
8
kerusakannya oleh karena pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan
berlangsung lama, sehingga mengakibatkan:
9
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk
terbesar. Angka pertumbuhan penduduk negara indonesia pun cukup besar, hal
tersebutlah yang mneyebabkan kenaikan yang begitu besar akan ketergantungan
hasil tambang,baik minyak,batubara,emas,ataupun gas. Semakin besar skala
kegiatan pertambangan,makin besar pula areaa dampak yang ditimbulkan.
Perubahan lingkungan akibat kegiaaatan pertambangan dapat bersifat
permanen,atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan
kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan kecelakaan kendaraan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau
masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap
sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya.
a. Pada kesehatan
10
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.
Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik
untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena
dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.
PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat
menyebabkan gangguan pada saraf otot.
b. Pada Ekosistem
11
meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies
tersebut.
1. Remediasi
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau
off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
12
bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar.
2. Bioremediasi
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
14
menggunakan pupuk kimia dengan berlebihan dan memadukan penggunaan pupuk
kimia dengan pupuk organic.Pemerintah juga sepatutnya mengadakan penyuluhan
mengenai penggunaan pupuk bagi para petani dan menghimbau pemakaian pupuk
organic pada tanaman dan lahan pertanian.
15
DAFTAR PUSTAKA
16