01 GDL Fifinherdi 1878 1 Kti - Fifi A (1) Dikonversi
01 GDL Fifinherdi 1878 1 Kti - Fifi A (1) Dikonversi
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
i
ii
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjat kan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat,
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Pemberian Kompres Panas Terhadap Intensitas Nyeri Pembengkakan Payudara Pada
Asuhan Keperawatan Ny. L dengan Post Partum di Puskesmas Gajahan Surakarta.”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan kepada yang terhormat :
1. Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah
memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
3. Ns. Alfyana Nadia R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat menimba ilmu di STIKES
Kusuma Husada Surakarta.
4. Ns. Siti Mardiyah S.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah
membimbing dengan cermat, teliti yang sudah meluangkan banyak waktunya dan
memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Ns. Diyah Ekarini S.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat,
teliti dan memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan
serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta yang
telah memberikan bimbingan dengan sabar dan sudah memberikan wawasan baru serta
ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua Orangtuaku, yang bekerja keras untuk memenuhi segala keperluan dan yang
selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman kelas 3A yang selama 3 tahun ini berjuang bersama-sama yang selalu
memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. Dan berbagai
iv
v
pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang telah memberikan dukungan moril
dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan
kesehatan. Amin.
FifinHerdianaHestiyowati
v
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan.................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan.................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori........................................................................ 7
1. Post Partum ..................................................................... 7
2. Asuhan Keperawatan ............................................................ 16
3. Pembengkakan Payudara ...................................................... 22
4. Nyeri ..................................................................................... 23
5. Kompres Panas...................................................................... 29
B. Kerangka teori .............................................................................. 33
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
vi
vii
LAMPIRAN
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Jurnal
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sampai alat- alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas
waktunya, bahkan dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,
jumlah kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor,
payudara mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12%
post partum. Data ini kemudian didukung oleh The American Cancer
didiagnosis menderita kanker payudara invasive (stadium I-IV) tahun ini dan
1
2
40.140 orang akan meninggal karena penyakit ini. Sebanyak 3 persen kasus
dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang
ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet, kemungkinan hal
di perkotaan hanya 13% ( 13bendungan ASI dari 100 ibu yang menyusui )
dan di pedesaan13% kejadian bendungan ASI dari 100 ibu yang menyusui
) (Depkes. RI.,2011).
semua sistem tubuh salah satu diantaranya yaitu perubahan pada sistem
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Dalam proses menyusui
oleh bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus
biasanya timbul hanya pada satu payudara dan hanya sedikit rasa hangat
dirasakan atau tidak ada rasa hangat sama sekali. Dalam penilitian
waktu-waktu tertentu. Hal ini terjadi terutama antara hari ke-3 dan ke-7,
2006).
2006). Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
4
oleh dua jenis serabut, yaitu serabut A (delta) dan serabut C. Impuls nyeri
sehingga nyeri yang dirasa berkurang. Kompres panas dengan suhu 40,5-
mengurangi dan bahkan mengatasi rasa nyeri (Potter & Perry, 2006)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
3. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Post Partum
a. Pengertian
nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan
bisa jadi dalam waktu yang relatif pendek darah sudah keluar,
Menurut Saleha (2009), Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah
sebagai berikut :
7
8
KB
1) Sistem Reproduksi
a) Proses involusi
b) Kontraksi
lahir(Suherni,2009).
c) Lochea
persalinan.
(4) Lochea Alba adalah lochea yang terakhir. Dimulai hari ke-
e) Payudara
bayi lahir.
2) Sistem Pencernaan
a) Nafsu makan
b) Mortilitas
c) Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai
(Waryana,2010).
3) Sistem Perkemihan
4) Sistem Muskuloskeletal
(Bobak,2010).
5) Sistem Endokrin
a) Hormon plasenta
b) Hormon Hipofisis
c) Hormon Oksitosin
6) Sistem Kardiovaskular
7) Sistem Haematologi
tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah.
8) Sistem Integumen
(Walyani, 2015).
1) Fase taking in
hari pertama sampai hari kedua melahirkan. Pada fase ini ibu
sampai akhir. Hal ini membuat ibu cenderung lebih pasif terhadap
lingkungannya.
Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan
3) Fase letting go
pada pasien mulai dari setelah bayinya lahir sampai dengan kembalinya
a. Pengkajian
1) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
episiotomi.
peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang ibu
hari.
17
2) Pemeriksaan Fisik
abnormal.
(Suherni, 2008).
b. Diagnosa Keperawatan
episiotomi)
payudara).
18
pengetahuan.
c. Intervensi Keperawatan
episiotomi)
Tujuan :
Intervensi :
kompres hangat
(Ujiningtyas, 2009).
payudara).
Tujuan :
Intervensi :
pembengkakan payudara
(Ujiningtyas, 2009).
payudara
adekuat)
Tujuan :
Intervensi :
d) Anjurkan klien makan makanan yang tinggi zat besi dan vitamin
diberikan
dikonsumsi.
Tujuan :
Intervensi :
susu
benar
payudara
dipompa
benar.
3. Pembengkakan Payudara
2010).
bengkak terisi darah sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan sakit
(Saleha, 2009).
teraba ada benjolan yang terasa sakit, bengkak dan payudara mengeras.
Pada kondisi ini, saluran ASI tidak mengalami pengosongan yang baik,
(Bahiyatun, 2009).
4. Nyeri
a. Pengertian
nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut, yaitu serabut
timbul hanya pada satu payudara dan hanya sedikit rasa hangat
dirasakan atau tidak ada rasa hangat sama sekali. Dalam penilitian
waktu-waktu tertentu. Hal ini terjadi terutama antara hari ke-3 dan ke-
(Wheleer, 2006).
b. Klasifikasi
jaringan. Nyeri akut umunya terjadi kurang dari 6 bulan. Nyeri kronis,
berlangsung lebih lama (lebih dari 6 bulan). Nyeri ini dapat dan sering
c. Karakteristik Nyeri
2) Kualitas ( Q : Quality)
3) Lokasi ( R : Region)
4) Keparahan ( S : Severe)
5) Waktu (T : Time)
(Judha, 2012).
1) Skala Numerik
pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
Gambar 2.1
Skala Nyeri Numerik
Sumber : Andarmoyo (2013)
Gambar 2.2
Skala Deskriptif Verbal
Sumber : Andarmoyo (2013)
27
garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan
Gambar 2.3
Skala Analog Visual
Sumber : Andarmoyo (2013)
Skala Nyeri Oucher adalah alat yang terdiri dari dua skala yang
terpisah, sebuah skala dengan nilai 0 -100 pada sisi sebe;ah kiri
untuk anak yang berusia lebih besar dan skala fotografik enam
gambar pada sisi sebelah kanan yang digunakan pada anak yang
Gambar 2.4
Skala Nyeri Oucher
Sumber : Andarmoyo (2013)
wajah yang sangat sedih dan wajah yang sangat ketakutan (nyeri
tersebut.
Gambar 2.5
Skala Wong dan Baker
Sumber : Andarmoyo (2013)
29
5. Kompres Panas
a. Pengertian
dapat menurunkan persepsi nyeri seseorang, selain itu teknik ini juga
2006).
sensori A beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini juga
handuk kecil untuk kompres panas, satu handuk ukuran sedang untuk
istrumen yang akan digunakan, lalu membuka baju bagian atas pasien,
yang berisi air panas lalu dikompreskan pada bagian payudara mulai
B. Kerangka Teori
1. Payudaraberwarna kemerahan
2. Nyeri payudara
3. Adanya sumbatan pada saluran ASI
Pembengkakan payudara
Nyeri akut
Nyeri teratasi
A. SubjekAplikasi Riset
Subjek dari aplikasi jurnal ini adalah ibu post partum usia 31 tahun, GP4A0
B. TempatdanWaktu
3. Tiga buah handuk (dua handuk kecil untuk kompres panas, satu handuk
dikompres)
pasien
34
35
D. ProsedurTindakan
1. Persiapan pasien
3. Tindakan
payudara.
E. Alat Ukur
paling hebat. Tingkat angka yang ditunjukkan oleh klien dapat digunakan
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
09.00 WIB, pasien masuk pada tanggal 06 Januari 2016 pada pukul 02.00
dilahirkan berjenis kelamin laki- laki dengan berat badan : 3300 gram,
tahun, siklusnya 28 hari dan lamanya 6 hari serta warnanya merah kental.
37
38
pertama lahir selama 2 tahun kemudian setelah anak kedua lahir klien
berat badan : 63 kg, tinggi badan : 150 cm. pemeriksaan tanda- tanda vital
bentuk kepala mesocephal, warna rambut hitam dan bersih. Pada mata
hidung bersih tidak ada sekret dan tidak ada polip. Pada pemeriksaan
mulut didapatkan gigi dan mulut bersih dan tidak ada stomatitis. Pada
irama regular dan suara jantung normal (lup-dup). Pada pemeriksaan paru-
39
paru didapatkan hasil dari inspeksi bentuk dada simetris, ekspansi paru
ka/ki sama, saat di palpasi vocal premitus ka/ki sama saat dipekusi suara
paru sonor dan saat dilakukan auskultasi tidak ada suara tambahan dan
kembali seperti semula, fundus uterus 32 cm, kontraksi baik dan keras,
abdomen.
pada vagina, integritas kulit baik, masih ada perdarahan. Tidak dilakukan
pengeluaran lokhea pada pasien hari pertama dan kedua jenis lokhea rubra
jejas, kekuatan otot 4 pada ekstremitas atas ( kanan, kiri) bawah (kanan,
bisa BAK frekuensi 2-3 x/hari, pancaran lemah tapi belum bisa BAB,
pola tidurnya saat ini, tidur malam 5-6 jam karena mengeluh tidak nyaman
saat tidur kadang terbangun karenma nyeri pada perut dan payudara.
sakit perut, latihan untuk menekuk kaki, miring kanan dan kiri, bangun
tidur dan jalan- jalan. Pengkajian pola nutrisi dan cairan didapatkan hasil
pasien mengatakan mau makan banyak, jenis nasi, sayur, daging dan air
kelenjar dan kesehatan mata, Tablet tambah darah 60 mg/ 8 jam sebagai
suplemen tambah darah dan memenuhi zat gizi, Asam mefenamat 500 mg/
kencang dan bengkak serta ASI keluar sedikit, nyeri terasa seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri 5, nyeri datang hilang timbul. Data obyektif : pasien
payudara teraba kencang dan keras. Tanda vitalnya : tekanan darah 90/60
dan menangis setelah menyusui. Data obyektif : payudara teraba keras dan
C. Rencana Keperawatan
ditentukan :
kesakitan, pasien mampu mengontrol nyeri dan tampak rileks, tanda vital
x/menit S : 36,5-37°C .
kriteria hasil : perlekatan bayi yang sesuai pada payudara ibu, ibu tidak
ibu mengerti cara perawatan payudara yang benar. Ajarkan cara memompa
D. Tindakan Keperawatan
mengatakan nyeri karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit,
nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk, nyeri pada payudara, skala nyeri 5,
(payudara keras, kencang dan terisi penuh) dan respon objektif yaitu
44
payudara teraba keras, kencang dan terisi penuh, ASI yang keluar sedikit.
Jam 10.15 WIB memberikan kompres panas dan relaksasi nafas dalam
dengan benar, bayi dapat menghisap putting susu ibu, bayi tampak rewel
mengerti dan akan memompa ASI ketika payudara penuh dan respon
karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit, nyeri terasa dan
bisa ditahan, nyeri pada payudara, skala nyeri 4, nyeri datang hilang
45
teraba sedikit keras ASI keluar sedikit. Jam 15.30 WIB memberikan
keras tapi tidak terisi penuh, pasien tampak lebih nyaman. Jam 15.45 WIB
mengatakan mengerti dan mau memompa ASI jika ASI tidak keluar lancar
dan respon objektif pasien tampak memompa ASI secara mandiri. Jam
mengatakan nyeri karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit,
nyeri terasa dan bisa ditahan, nyeri pada payudara, skala nyeri 2, nyeri
lembut dan ibu mengerti cara mengosongkan payudara. Jam 10.30 WIB
bersedia dan nyeri sudah berkurang dan respon objektif payudara teraba
bersedia dan respon objektif pasien tampak rileks, ASI sudah keluar dan
payudara teraba lembut. Jam 11.30 WIB mengajarkan cara memompa ASI
mandiri, ASI sudah keluar lancar. Jam 11.45 WIB kolaborasi dengan
payudara.
47
E. Evaluasi Keperawatan
2016 pada jam 14.00 WIB didapatkan hasil evaluasi dengan metode SOAP
nyeri pada payudara dan merasa lebih nayaman setelah diberikan kompres
panas, nyeri karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit, nyeri
terasa seperti ditusuk- tusuk, nyeri pada payudara, skala nyeri 5, nyeri
keras, kencang dan terisi penuh) namun setelah diberikan kompres panas
skore turun dari 4 menjadi 3 (payudara keras tapi tidak terisi penuh).
atau ditekan, ASI keluar sedikit, payudara teraba keras dan kencang.
menggunakan alat jika payudara terisi penuh, serta paham cara menyusui
bayinya.
karena payudara keras, bengkak dan ASI keluar sedikit, nyeri terasa
seperti ditusuk- tusuk, nyeri pada payudara, skala nyeri 3, nyeri datang
payudara). Objektif yaitu payudara teraba sedikit keras, masih nyeri tapi
tidak begitu parah, pasien tampak lebih rileks. Analisa masalah teratasi
bayinya dengan benar dan dapat memompa ASI secara mandiri, ASI
keluar lancar, payudara tidak keras dan bengkak serta sudah mengetahui
dan ASI keluar sedikit, nyeri bisa ditahan, nyeri pada payudara, skala nyeri
mengatakan sudah mengetahui cara menyusui yang benar dan sudah bisa
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data
(Dermawan, 2012).
50
51
akan terasa nyeri, panas, keras pada perabaan, tegang, bengkak yang terjadi
pada hari ketiga sampai hari kelima masa nifas dan hal ini bersifat fisiologis
berubah warna menjadi kehitaman, payudara teraba keras dan kencang serta
sumbatan pada saluran susu. Sumbatan pada payudara tersebut bisa terjadi
fundus uterus 32 cm, kontraksi baik dan keras, posisi abdomen globuler
dan pengembalian uterus ke bentuk normal. Kontraksi usus yang tidak kuat
dan terus menerus dapat menyebabkan terjadian atonia uteri yang dapat
umbilikus. Jika ibu tersebut sudah berkali-kali melahirkan atau jika bayinya
kembar atau besar, tinggi fundus uterus yang normal adalah diatas umbilikus
(Erawati, 2011).
dan 5 jari ketika otot relaksasi). Menurut Varney (2008), penentuan jumlah
diastasis rekti digunakan sebagai alat obyektif untuk mengevaluasi tonus otot
abdominis). Pemisahan ini diukur dengan menggunakan lebar jari ketika otot-
merah muda atau ungu pada dinding abdomen disekitar mammae dan paha
bagian atas. Terjadi striae effluvium seperti itu disebabkan oleh renggangan
Pada pengkajian Ny.L didapatkan tanda homan negatif tidak ada nyeri.
Terdapat reflek patella, apabila reflek patella bernilai positif atau baik maka
(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
payudara).
payudara)
association for study of pain) ; awitan yang tiba- tiba atau perlahan
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan
(Herdman, 2012).
perubahan tonus otot ( dengan rentang dari lemas tidak bertenaga sampai
sendiri, gangguan tidur (mata terlihat sayu, gerakan tidak teratur atau
yang dapat digunkan dalam bioterisme atau perang biologi. Agen biologi
manusia dalam berbagai cara dari reaksi alergi yang umumnya ringan
2006).
(NANDA, 2013).
56
C. Rencana Keperawatan
setiap kondisi atau perilaku klien dengan kriteria hasil yang diharapkan
perawat.
yang diinginkan dari respon kondisi klien dalam dimensi fisiologis, sosial,
2012).
nyeri berkurang dari skala 5 menjadi skala 1, pasien tidak tampak meringis
kesakitan, pasien mampu mengontrol nyeri dan tampak rileks, tanda vital
x/menit S : 36,5-37°C .
dengan rasional untuk mengetahui skala nyeri pasien. Nyeri perlu dikaji
karena nyeri bersifat obyektif tidak ada dua individu yang mengalami nyeri
yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang menghasilkan respon atau
perasaan yang identik pada seorang individu (Potter dan Perry, 2005).
untuk merilekskan otot ketika merasakan nyeri dan mampu merangsang tubuh
payudara pasien.
58
ASI dapat teratasi dengan kriteria hasil : perlekatan bayi yang sesuai pada
penuh.
mengetahui apakan cara menyusui yang benar. Ajarkan cara menyusui yang
bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin (Walyani, 2015).
Ajarkan cara memompa ASI dengan menggunakan alat dengan rasional untuk
D. Tindakan Keperawatan
dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan.
tersebut ( nyeri tajam, tumoul, terbakar). Region adalah area penjalaran nyeri.
Scale adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri bisa diukur dengan skala
nyeri. Timing adalah durasi atau lama waktu serangan dan frekuensi
duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan 25-30
bagian kepala tempat tidur dinaikkan 25-30 derajat, gunakan dua atau tiga
bantal untuk menopang kepala dan bahu, lutut dapat ditekuk sedikit dan
asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga
dengan gemetar dan berdiri bulu roma (Simkin dan Ruth, 2005). Kompres
hangat serta efek stimulasi kutaneus berupa sentuhan. Efek ini dapat
nyeri, Kompres panas juga akan menghasilkan efek fisiologis untuk tubuh
ASI.
yang digunakan adalah tiga buah handuk ( dua handuk kecil untuk kompres
terlebih dahulu. Langkah yang pertama yaitu menyiapkan istrumen yang akan
digunakan, lalu membuka baju bagian atas pasien, lalu meletakkan handuk
dicelupkan ke dalam waskom yang berisi air panas lalu dikompreskan pada
62
bagian payudara mulai dari pangkal payudara menuju putting susu, setelah itu
instrument yang digunakan adalah minyak kelapa ( Baby oil ), handuk bersih
dua buah, baskom dua buah (satu di isi air hangat satunya berisi air dingin),
/ kassa yang sudah diberi minyak kelapa ( baby oil ) selama ± 5 menit,
tangan diantara kedua payudara ibu, kemudian diurut kearah atas, terus ke
menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian 3 jari tangan kanan
63
berakhir pada putting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan.
dengan tangan kiri. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari
buku-buku jari tangan mengurut payudara mulai dari pangkal kearah putting
susu, gerakan ini di ulang sebanyak 30 kali untuk setiap payudara, selesai
klien.
Breastpump atau pompa ASI adalah alat bantu yang digunakan ketika bayi
sumbatan atau stasis ASI serta dapat merangsang pengeluaran ASI (Purwanti,
handuk basah yang hangat, pijat secara melingkar dari bagian luar payudara
memeras saat payudara telah kosong dan terasa sakit pada putting
susu(Walyani, 2015).
64
bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap ke badan
ibu. Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kanan ibu
memegang pantat/paha bayi, sangga payudara kanan ibu dengan empat jari
tangan kiri, ibu jari diatasnya tetapi tidak menutupi bagian areola, sentuhlah
mulut bayi dengan putting payudara, tunggu sampai bayi membuka mulutnya
mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada payudara dan skala nyeri
E. Evaluasi Keperawatan
yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari
balik dari respon klien dan sebagai tanggungjawab dan tanggung gugat dalam
sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan.Kriteria hasil
nyeri berkurang, pasien tidak meringis kesakitan menahan nyeri, skala nyeri
mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk, regio nyeri pada payudara,
scale skala nyeri 1, time nyeri datang hilang timbul dan obyektif pasien
tampak nyaman dan rileks, pasien tidak tampak meringis kesakitan menahan
payudara) sudah teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
alat jika payudara terisi penuh, serta paham cara menyusui yang benar secara
mandiri. Objektif yaitu pasien mampu memompa ASI secara mandiri, ASI
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
67
68
3. Rencana keperawatan
menyusun perencanaan antara lain kaji nyeri PQRST, berikan posisi yang
produksi ASI, ajarkan cara menyusui yang benar, ajarkan cara memompa
penyimpanan ASI.
tentang cara menyusui yang benar, jelaskan teknik menyusui yang benar,
payudara.
69
4. Implementasi keperawatan
perawatan payudara.
5. Evaluasi
payudara) teratasi, karena sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
yang diharapkan yaitu skala nyeri turun menjadi skala 1, pasien tidak
pengetahuan teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
70
benar dan sudah bisa teknik memompa ASI menggunakan alat, ASI
B. Saran
mempertahankan kerja sama baik antara tim kesehatan lain maupun klien
optimal.
71
3. Bagi Pembaca
partum.
72
DAFTAR PUSTAKA
Herdman. 2012. Nursing Diagnoses : Definition and Classification. John Wiley, inc. USA.
Terjemahan Sumawarti, M dan Subekti, N.B. 2012. Jakarta : EGC
Istichomah. 2007.
PengaruhTeknikPemberianKompresTerhadapPerubahanSkalaNyeriPadaKlienKont
usio Di RSUD Sleman. Skripsiditerbitkan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
IlmuKesehatan Surya Global.
Mander . 2006. NyeriPersalinan( Pain in Chieldbearing and its Control). Jakarta : EGC.
NengahdanSurinati .2013.
PemberianKompresPanasTerhadapIntensitasNyeriPembengkakanPayudaraPadaIbu
Post Partum di Wilayah KerjaPuskesmasPembantuDauhPuri, (online).
Rasdini, dkk. 2012. Back Masage dan Kompres Panas terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Pada Lansia dengan Osteoarthritis, (online),
(http://www.jurnalkeperawatanbali.com/index.php/jurnal-keperawatan bali/arsip-
jurnal-keperawatan-bali/78-volume-5-nomor-2-desember-2012 back-massage.htm,
diakses 1 Desember 2015 jam 12.00 WIB.
Solehati, T dan Kosasih, C.E, 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan
Maternitas. PT Refika Aditama. Bandung
Varney, H., Kriebs, J.M., Gegor, C.L. 2008. Buku Ajar AsuhanKebidanan. Edisi 4. Jakarta:
ECG.