Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 9

KEBIJAKAN FISKAL

88
KEBIJAKAN FISKAL/FISCAL POLICY

1. Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiscal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang
anggaran dan belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian.

2. Jenis-jenis Kebijakan Fiskal


Berdasarkan jenisnya, kebijakan fiscal yang dilakukan oleh pemerintah terdiri atas
2 macam kebijakan yaitu:
1. Kebijakan Fiskal Dekresioner
Yaitu kebijakan yang diambil oleh pemerintah berdasarkan situasi dan
kondisi ekonomi. Pemerintah akan melakukan kebijakan belanja surplus
(kebijakan ekspansif) bila mengetahui perekonomian dalam kondisi
pengangguran yang tinggi, tingkat suku bunga yang tinggi, dan tingkat inflasi
yang juga tinggi, sebaliknya pemerintah akan melakukan kebijakan belanja deficit
(kebijakan kontraktif) apabila menganggap bahwa tingkat pengangguran dalam
kondisi yang wajar, suku bunga terlalu rendah, dan tingkat harga terlalu lambat
berubah.
Contoh dari kebijakan fiscal dekresioner adalah seperti berikut
1. Kebijakan anggaran surplus
2. Kebijakan anggaran defisit

2. Kebijakan Fiskal dengan Penstabil Otomatis


Yaitu kebijakan yang langsung berhubungan dengan pajak, asuransi
pengangguran, dan kebijakan harga minimum.
Adapun latar belakang diterapkannya kebijakan fiscal oleh pemerintah
diantaranya adalah sebagai berikut.
a. sebagaimana yang dikehendaki oleh Keynes bahwa dalam perkonomian
pemerintah harus dilibatkan karena mekanisme pasar sebagaimana yang
dikehendaki oleh kaum kapitalis tidak bisa bekerja sendiri.
b. adanya kegagalan dari kebijakan moneter yang berasal dari mazhab klasik
untuk menangani ketidak stabilan ekonomi terutama untuk mengatasi
pengangguran (kegagalan hukum Say).
Contoh dari kebijakan fiscal dengan penstabil otomatis adalah sebagai berikut.
1. Pajak proporsional dan pajak progresif
2. Kebijakan harga minimum

89
3. Asuransi pengangguran

3. Fungsi Kebijakan Fiskal


Fungsi utama dari kebijakan fiscal yang diakukan oleh pemerintah diatas adalah
sebagai berikut.
A. Fungsi Alokasi
Fungsi Alokasi merupakan fungsi kebijakan fiscal untuk mengalokasikan
faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga
kebutuhan masyarakat berupa public goods seperti jalan, jembatan, pendidikan dan
tempat ibadah dapat terpenuhi secara layak dan dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat.
B. Fungsi Distribusi
Fungsi Distribusi merupakan fungsi kebijakan fiscal yang mempunyai tujuan
agar pembagian pendapatan nasional dapat terjadi dengan lebih merata untuk semua
kalangan dan tingkat kehidupan di masyarakat.
C. Fungsi Stabilisasi
Fungsi Stabilisasi merupakan fungsi kebijakan fiscal yang memiliki tujuan
utama yaitu agar terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama yang berupa
kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga-harga umum yang relative stabil dan
normal dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai.

4. Tujuan Kebijakan Fiskal


Berdasarkan ide awal dan juga latar belakang penerapan kebijakan fiscal, maka
dapat diketahui bahwa tujuan dari kebijakan fiscal adalah sebagai berikut.

A. Mencegah Pengangguran Dan Meningkatkan Kesempatan Kerja


Karena kebijakan moneter tidaklah selalu baik dan berhasil dalam
menangani permasalahan perekonomian terutama unuk mengatasi
pengangguran, maka perlu dilakukan kebijakan ekonomi yang berasal dari
pemerintah dalam bentuk kebijakan dalam bidang pengangguran dan belanja
negara. Melalui kebijakan belanja negara pemerintah dapat menetapkan
program pembangunan untuk menanggulangi pengangguran terbuka dengan
cara memberikan/membuka lapangan kerja yang bersifat padat karya. Dana
dapat diambil dari peningkatan pungutan pajak, pencetakan uang terbatas, dan
penggunaan anggaran sisa hasil pembangunan atau pemanfaatan data non-
anggaran dari badan usaha milik negara dan lainsebagainya.
90
B. Untuk Stabilitas Harga
Mekanisme pasar memberikan kebebasan sepenuhnya para individu dan
pengusaha untuk berusaha (dalam upayanya mendapatkan keuntungan yang
semaksimal mungkin), sehingga kecenerungannya adalah pemanfaatan dari
momentum hukum dan teori permintaan & penawaran sangat besar. Sesuai
kaidahnya bila harga suatu produk endah maka jumlah penawarannya akan
rendah pula, dalam hal ini yang dirugikan adalah konsumen karena akan
terjadi kekurangan dalam pemenuhan permintaan. Bila jumlah produksi terllu
banyak maka sesuai dengan teori harganya akan jatuh, dalam hal ini produsen
relative akan mengalami kerugian. Agar tidak terjadi permainan harga dan
jumlah produksi di pasar maka pemerintah dapat campur tangan melalui
kebijakan pasar atau kebijakan harga, yaitu bila jumlah produksi terlalu
banyak maka pemerintah dapat membeli kelebihan produksi agar harga tetap
stabil pada kisaran semula, sebaliknya bila jumlah produksi kurang maka
pemerintah menjual stoknya.
Bila produk yang dijual di pasar terlalu banyak karena banyaknya
produsen yang menjual produk yang sama maka pemerintah dapat
menentukan kebijakan harga terendah (floor price policy) dalam rangka
melindungi para produsen, sebaliknya bila di pasar ada kecenderungan harga
monopoli maka untuk melindungi konsumen pemerintah akan menentukan
kebijakan harga tertinggi (ceiling price policy). Dengan demikian maka dalam
jangka pendek perekonomian akan tetap berjalan dalam kerangka ekonomi
yang telah ditetapkan sesuai dengan asumsi anggaran belanja negara.

C. Untuk Mengatur Laju Investasi

Kebijakan ini bertujuan untuk memacu laju inflasi swasta dan negara dengan
cara mengendalikan konsumsi baik yang actual maupun yang potensial atau
menerapkan investasi terencana di sector public. Investasi di sector public akan
mendorong dan meningkatkan volume komersial dari pihak swasta maupun
pemerintah. Misalkan saja pemerintah membangun jalan tran antar provinsi maka
diharapkan sector swasta tertarik untuk mengembangkan potensi daerah yang

91
dilewati jalan trans tersebut. Di satu sisi pemerintah harus menghambat investasi
di bidang produksi konsumtif, sedikit nilai tambahnya dan hanya untuk kalangan
tertentu saja, misalkan investasi lapangan golf, apartemen dan sejenisnya.

D. Untuk Mendorong Investasi Sosial Secara Optimal

Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pemerintah untuk berinvestasi ke


bidang yang diinginkan oleh masyarakat seperti investasi di bidang transportasi,
perhubungan, konservasi lahan dan investasi overhead ekonomi lainnya.
Diharapkan investasi ini akan memberikan eksternalitas positif, memperluas
pasar, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi.

E. Untuk Menanggulangi Inflasi

Adanya ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran sumber riil


akan menyebabkan adanya gap inflasi. Bertambahnya permintaan sementara
penawaran tetap akan menyebabkan naiknya harga-harga yang akan mendorong
inflasi secara umum. Untuk itu maka pemerintah dapat melakukan kebijakan
pajak progresif, mengendalikan ekspansi kredit, menyeap daya beli tambahan dan
merangsang tabungan sukarela.

F. Meningkatkan Stabilitas Ekonomi Di Tengah Ketidakstabilan


Internasional

Dalam jangka pendek perekonomian internasional selalu mengalami fluktuasi


siklis yang tidak moderat sehingga akan memperburuk nilai tukar (term of trade),
pendapatan devisa merosot dan pendapatan nasional akan turun. Pada masa
booming, pemerintah dapat mengenakan pajak impor dan ekspor. Pajak impor
yang besar atas barang mewah tujuannya adalah untuk menghambat konsumsi
barang mewah yang berlebihan, sementara pajak ekspor atas barang mewah
berguna untuk menghambat daya beli tambahan sebagai akibat dari boomingnya
perekonomian. Pada masa deficit pemerintah melakukan kebijakan sebaliknya
dan pemerintah harus banyak membuka pekerjaan yang padat karya.

G. Untuk Meningkatkan Dan Mendistribusikan Pendapatan Nasioanal


92
Tujuan kebijakan ini adalah untuk meniadakan ketimpangan ekstrim antara
masyarakat yang berpendapatan rendah dengan yang berpendapatan tinggi.
Meratanya pendapatan akan meningkatkan kemampuan daya beli yang juga
relative merata sehingga setiap kebijakan pemerintah yang harus dijalankan dapat
dilaksanakan dengan baik.

5. Macam-macam Kebijakan Fiskal Berdasarkan Penerapannya


Berdasarkan penerapannya, kebijakan fiscal dapat dibgi menjadi empat macam
yaitu sebagai berikut.
A. Pembiayaan fungsional
Beberapa hal yang penting darimacam kebijakan ini diantaranya
adalah sebagai berikut.
1. Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk
penerimaan pemerintah. Jadi apabila dalam perekonomian masih ada
pengangguran maka pajak tidak diperlukan.
2. Apabila terjadi inflasi yang berlebihan maka pemerintah melakukan
pinjaman luar negeri untuk mendanai penarikan dana yang tersedia dalam
masyarakat.
3. Apabila pajak dan pinjaman dirasa tidak tepat maka pemerintah
melakukan pinjaman dalam negeri dalam bentuk pencetakan uang.

B. Pengelolaan anggaran
Menurut kebijakan ini yang terpenting adalah beberapa poin-poin
berikut ini.
1. Terdapat hubungan langsung antara belanja pemerintah dengan
penerimaan pajak dengan penyesuaian anggaran untuk memperkecil
ketidak stabilan ekonomi.
2. Dalam masa depresi di mana banyak pengangguran maka belanja
pemerintah adalah merupakan satu-satunya jalan terbaik untuk
mengatasinya.

C. Stabilisasi anggaran otomatis


Dalam kebijakan macam ini, hal-hal yang diterapkan adalah seperti
berikut.
1. Dalam periode kesempatan kerja penuh (full emploment) pajak
akan diusahakan surplus.
93
2. Apabila dalam perekonomian terjadi kemunduran ekonomi maka
program pajak tidak diubah, akan tetapi konsekwensinya adalah
penerimaan pajak menurun, dan pengeluaran pemerintah semakin
besar.
3. Karena pengeluaran pemerintah bertambah besar dalam masa
kemunduran ekonomi maka terjadi anggaran, dan ini akan
mendorong sector swasta terpacu untuk maju.
4. Dalam masa inflasi terjadi kenaikan pendapatan pemerintah yang
berasal dari pajak (pendapatan), anggaran belanja surplus
sementara tunjangan bagi penganggur tidak perlu terlalu banyak.

D. Anggaran belanja seimbang


Dalam kebijakan macam ini, yang dilakukan oleh pemerintah
adalah sebagai berkut.
1. Menerapkan anggaran belanja deficit pada masa krisis ekonomi
(depresi)
2. Menerapkan anggaran belanja surplus pada masa inflasi. Akan
tetapi dalam jangka panjang anggaran belanja diusahakan
seimbang.

6. Macam-macam Kebijakan Fiskal Berdasarkan Jumlah Penerimaan dan


Pengeluaran
Berdasarkan jumlah penerimaan dan juga pengeluaran yang dilakukan oleh
negara, kebijakan fiscal dapat dibgi menjadi empat macam yaitu sebagai berikut.
A. Kebijakan anggaran surplus
Kebijakan anggaran surplus dilakukan dengan cara menyusun pengeluaran
lebih kecil dari penerimaan. Kebijakan ini umumnya dilakukan pemerintah
untuk mencegah inflasi (kenaikan harga akibat terlalu banyak jumlah uang
yang beredar). Dengan memperkecil jumlah pengeluaran (belanja),
diharapkan jumlah permintaan terhadap barang dan jasa tidak meningkat. Jika
permintaan terhadap barang dan jasa tidak meningkat, maka harga barang dan
jasa juga tidak akan naik, ini berarti inflasi bisa dicegah.
B. Kebijakan anggaran deficit
Kebijakan anggaran defisit dilakukan dengan menyusun pengeluaran lebih
besar daripada penerimaan. Oleh karena pengeluaran lebih besar daripada

94
penerimaan, maka negara mengalami defisit (kekurangan) anggaran. Pada
umumnya, kebijakan anggaran defisit ditempuh pemerintah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ibaratnya, seorang pengusaha yang
kekurangan modal untuk memajukan usaha dan ekonominya, berutang pada
pihak lain untuk memperoleh tambahan modal sehingga dapat memajukan
usaha dan ekonominya. Asalkan bekerja dan berusaha dengan jujur, tidak
boros, tidak dikorupsi oleh para pegawai, tentu usahanya itu bisa maju.
Demikian halnya dengan Indonesia, walaupun negara melakukan kebijakan
anggaran defisit, asalkan tidak dikorupsi, Indonesia pasti mampu memajukan
perekonomiannya.
C. Kebijakan anggaran berimbang
Kebijakan anggaran seimbang adalah kebijakan yang menyusun
pengeluaran sama besar dengan penerimaan. Ini berarti jumlah pengeluaran
yang disusun pemerintah tidak boleh melebihi jumlah penerimaan yang
didapat. Dengan demikian, negara tidak perlu berutang, baik dari dalam
maupun luar negeri. Dalam masa depresi (kelesuan ekonomi), sebaiknya
negara tidak menggunakan kebijakan anggaran seimbang karena bisa
memperburuk keadaan ekonomi. Pada masa depresi, penerimaan negara
sangat rendah sehingga perlu mendapat pinjaman untuk memperbaiki
perekonomian. Oleh sebab itu, negara tidak bisa melakukan kebijakan
anggaran seimbang. Adapun kebijakan anggaran yang tepat digunakan pada
masa depresi adalah kebijakan anggaran defisit.

7. Prinsip-prinsip Dalam Penyusunan APBN


Mengenai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sendiri, terdapat tiga
prinsip yang mendasari penyusunannya yaitu sebagai berikut.
A. Prinsip Berimbang
Maksudnya besarnya sisi pengeluaran sama dengan besarnya sisi
penerimaan. Apabila terjadi deficit pada anggaran (pengeluaran lebih besar
dari penerimaan) maka pemerintah melakukan pinjaman (utang luar negeri)
yang dalam APBN ditulis sebagai penerimaan pembangunan. Sedangkan
apabila anggaran mengalami surplus (khususnya di Indonesia selama ini

95
belum pernah terjadi) maka kelebihannya akan dimasukan sebagai sisa hasil
pembangunan.

B. Prinsip anggaran dinamis


Adalah pengutamaan pembangunan yang dibiayai oleh kemampuan
finansial dalam negeri (oleh negara itu sendiri). Bila besarnya dana
pembangunan setiap tahunnya selalu meningkat yang berasal dari tabungan
pemerintah (peneimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin) dalam arti
pertumbuhan tabungan pemerintah selalu positif maka dikatakan sebagai
anggaran dinamis absolut. Sedangkan bila dana pembangunan yang berasal
dari pinjaman luar negeri setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang
menurun (proporsinya terhadap pengeluaran pembangunan semakin mengecil)
dikatakan sebagai anggaran dinamis relative.

C. Prinsip anggaran fungsional


Yaitu semua bantuan luar negeri hanya dipergunakan untuk membiayai
pembangunan dan bukan untuk membiayai pengeluaran rutin (membayar gaji
pegawai negeri, subsidi dan lain sebagainya).

8. Contoh APBN
Berikut adalah contoh hasil rancangan dan penetapan postur anggaran dan asumsi
dasar ekonomi makro APBN 2018 dan juga 2019 yang diterbitkan oleh website resmi
kemeterian keuangan Republik Indonesia.
A. Postur anggaran APBN 2018 dan 2019

96
97
98
B. Asumsi dasar ekonomi makro APBN 2018 dan 2019

99
9. Mekanisme Kebijakan Fiskal Dalam Perekonomian

100
Pada penerapannya, bentuk kebijakan fiskal mampu menghasilkan peran penting
dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara khususnya Indonesia. Dimana peran-peran
yang bisa dijalankan dari sebuah kebijakan ini ialah:

1. Menurunkan tingkat inflasi,

Salah satu peran dari penerapan kebijakan ini ialah pemerintah dapat menurunkan
tingkat inflasi yang sedang terjadi di negara. Hal ini dilakukan dengan cara menunda atau
membatalkan proyek pemerintah yang sedang berlangsung di Indonesia agar peredaran
uang di masyarakat berkurang. Selain itu pemerintah juga bisa menunda bantuan kepada
masyarakat miskin ketika sedang terjadi inflasi agar inflasi tidak berjalan terlalu lama.

2. Menanggulangi inflasi,

Pada penerapan kebijakan ini juga sangat berperan dalam menanggulangi inflasi.
Dimana penerapan kebijakan tersebut mampu membantu dalam penerapan pajak
komoditi sehingga peran kebijakan ini bisa meningkatkan perekonomian pemerintah dan
penanggulangan inflasi.

3. produk domestik bruto,

Ketika suatu negara telah terjadi inflasi namun ingin meningkatkan produk
domestik bruto maka penerapan kebijakan ini sangat diperlukan. Pasalnya dengan adanya
kebijakan ini maka pemerintah akan melakukan pengeluaran negara dengan begitu besar.
Misalnya melakukan pembangunan proyek negara serta memberikan bantuan kepada
masyarakat miskin, memberikan bantuan beasiswa dan lainnya. Dengan penerapan
kebijakan inilah maka akan mampu meningkatkan produk domestik bruto.

4. Mengurangi tingkat pengangguran,

Fiskal merupakan kebijakan yang mampu mengurangi angka pengangguran.


Dimana ketika pemerintah melakukan proyek pembangunan negara maka pemerintah

101
akan membutuhkan sumber daya manusia untuk bisa menjalankannya sehingga hal
tersebut akan mengurangi tingkat pengangguran yang semakin tinggi.

5. Meningkatkan pendapatan masyarakat,

Ketika pemerintah menerapkan fiskal sebagai kebijakan maka hal tersebut


dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Dimana pemerintah akan membutuhkan
sumber daya manusia saat menjalankan suatu proyek pembangunan. Proyek
pembangunan tersebutlah yang masuk dalam bentuk pengeluaran pemerintah.

6. Meningkatkan laju investasi,

Selanjutnya, penerapan kebijakan ini juga mampu meningkatkan laju


investasi. Dimana investasi merupakan hal yang sangat baik untuk dilakukan oleh
masyarakat karena hal tersebut merupakan penolong keuangan bagi negara dan
masyarakat.

7. Meningkatkan stabilitas perekonomian,

Kebijakan fiscal mampu meningkatkan kestabilan perekonomian dalam


negara agar tidak berpengaruh pada ketidakstabilan perekonomian internasional.
Penerapan kebijakan ini mampu mengatasi atau mengatur pengeluaran import dan
export sehingga perekonomian dapat berjalan stabil.

8. Meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional,

Kebijakan fiscal juga mampu meningkatkan serta mendistribusikan


pendapatan nasional di negara Indonesia. Pemerintah akan menaikkan pendapatan
masyarakat yang kerja secara nyata dan mengurangi pendapatan masyarakat yang
tinggi.

102
9. Menyejahterakan masyarakat,

Bentuk penerapan kebijakan fiscal telah berpengaruh pada pemerintah dan


masyarakat. Pemerintah dapat mengatur pengeluaran serta pendapatan dan juga
hutang negara sehingga perekonomian suatu negara dapat berjalan baik dan rakyat
pun akan hidup sejahtera. Dalam hal ini, maka bentuk penerapan kebijakan ini sangat
berpengaruh penting dalam kesejahteraan masyarakat.

Jadi, dapat diketahui Kebijakan ini lebih berperan dalam mengatur perekonomian,
Kebijakan ini sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan ekonomi negara Indonesia agar
perekonomian Indonesia berjalan dengan semestinya. Maka dari itu ketika tidak ada kebijakan
ini maka perekonomian akan sulit diatur, terlebih jika terjadi inflasi.

10.Efek angka Pengganda

Multiplier atau angka pengganda membarikan gambaran tentang intensitas hubungan kasual
antara sebuah variable tertentu dengan pendapatan nasional. Apabila angka pengganda tersebut
menunjukkan angka yang tinggi, maka ini berarti bahwa perusahaan yang terjadi pada variable
tersebut akan besar pengaruhnya terhadeap tingkat pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya.

Angka pengganda atau multiplier memiliki hubungan dengan pendapatan nasional. Jika
angka pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi, maka perubahan yang terjadi pada
variabel tersebut akan mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan nasional juga besar dan
sebaliknya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang disebut
dengan koefisien multiplier. Syarat-syarat agar kenaikan pendapatan nasional berlipat ganda jika
dibandingkan dengan bertambahnya investasi adalah sebagai berikut :

1. Jika penerima pendapatan itu segera membelanjakan kembali uang yang diterima.

2. Jika uang yang diterima itu dibelanjakan untuk produksi dalam negeri. Jika dibelanjakan
untuk produk luar negeri, maka proses penambahan pendapatan akan terjadi di luar negeri.
Proses pemindahan ke luar negeri ini disebut kebocoran (leakage).

103
3. Proporsi tambahan pendapatan yang dibelanjakan kembali tetap. Pendapatan nasional
berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut:

· Investasi ( I )
· Konsumsi ( C )
· Pengeluaran Pemerintah ( G )
· Expor dan Impor ( X/M )

Betapa penting pengetahuan tentang angka-angka pengganda bagi pemerintah dalam


menentukan kebijakn fiscal. Dengan cara memperbesar atau memperkecil jumlah pengeluaran
konsumsi pemerintah, jumlah transfer pemerintah, jumlah pajak atau kombinasi dari ketiganya,
pemerintah dapat mempengaruhi tingkat kesempatan kerja (tingkat employment) dan tingkat
pendapatan nasional. Tingkat pendapatan nasional yang biasa dianggap sebagai tingkat
pendapatan nasional yang ideal bagi suatu perwekonomian adalah tingkat pendapatan pada
tingkat full employment. Apabila dalam perekonomian terjadi ‘deflasionary gap’ pemerintah
pada umumnya mengusahakan meningkatkan pendapatan nasional. Apabila dalam perekonomian
terjadi ‘inflationary gap’ pemerinta pada umumnya mengushakan menurunkan pendapatan
nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Case and fair edisi ke 2 jilid 8. prinsip-prinsip ekonomi penerbit erlangga. 2006

Economics, penganter ekonomi mikro dan makro Iskandar puntong penerbit mitra
wacana media 2013

https://campusnancy.blogspot.com/2013/04/3-jenis-kebijakan-anggaran-yag.html

www.jurnal.id

www.maxmanroe.com

104

Anda mungkin juga menyukai