Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1.

2
PRAKTIK BAHAN AJAR – YUDI WIJATMIKO, S.Pd

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Ampelgading Malang


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/ 2
Program : Rekayasa Perangkat Lunak
Materi Pokok : Sifat Mekanik Bahan
Alokasi Waktu : 2 x TM (6 x 45 menit)

Kompetensi Dasar
KD 3.3 Menganalisis sifat elastisitas bahan
KD 4.3 Menyajikan hasil percobaan tentang elastisitas benda

Pendahuluan
Benda tegar dibadi menjadi dua bagian, yaitu benda tegar sempurna
dan tegar tidak sempurna (bentuk dan ukurannya dapat sedikit berubah). Di
dalam mekanika benda tegar tidak sempurna terdapat modifikasi
perhitungan dengan melibatkan sifat benda tegar tak sempurna tersebut.
Sifat-sifat itu adalah sifat elastis maupun palstis, contohnya pegas. Didalam
dunia otomotif sifat elastisitas bahan sangat diperlukan. Sebagai contoh
terdapat pada pegas daun yang berfungsi untuk meredam bobot kendaraan.
Anda dapat mengamati pada link video pembelajaran di bawah ini.

Link video pembelajaran: https://www.youtube.com/watch?v=zUuq5_cMKRo

Yudi Wijatmiko, S.Pd – SMKN 1 Ampelgading Malang 1


A. Tegangan, Renggangan dan Modulus Elastisitas
Tegangan, regangan, dan modulus elastisitas terjadi pada benda yang
dikenai gaya tertentu akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan
bentuk bergantung pada arah dan letak gaya-gaya tersebut diberikan. Ada
tiga jenis perubahan bentuk yaitu regangan, mampatan, dan geseran.

Tegangan (stress)
Tegangan (stress) diberi simbol σ (dibaca sigma) adalah perbandingan
antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda. Jika
sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan
bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya tegangan adalah
perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang
benda. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

𝐹
𝜎=
𝐴

Keterangan:

F : besar gaya tekan/tarik (N)


A : luas penampang (m2)
σ : tegangan (N/m2)

Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya
berbeda diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami
tegangan yang berbeda. Kawat dengan penampang kecil mengalami
tegangan yang lebih besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih
besar. Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran
dan jenis bahan penyangga atau penopang suatu beban, misalnya
penyangga jembatan gantung dan bangunan bertingkat.

Regangan (strain)
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perubahan relatif ukuran
atau bentuk benda yang mengalami tegangan. Renggangan juga dapat
diartikan sebagai perbandingan antara penambahan panjang benda ΔL
terhadap panjang mula-mula Lo.

Yudi Wijatmiko, S.Pd – SMKN 1 Ampelgading Malang 2


Regangan Pada Sebuah Batang

Gambar diatas memperlihatkan sebuah batang yang mengalami


regangan akibat gaya tarik F. Panjang batang mula-mula adalah Lo.
Setelah mendapat gaya tarik sebesar F, batang tersebut berubah
panjangnya menjadi L. dengan demikian, batang tersebut mendapatkan
pertambahan panjang sebesar , dengan ∆L= L-Lo. .

Oleh karena itu, regangan didefinisikan sebagai perbandingan antara


pertambahan panjang benda dan panjang benda mula-mula. Secara
matematis dirumuskan:

∆𝐿
𝜀=
𝐿𝑜

Keterangan:

ε : regangan strain (tanpa satuan)


ΔL : pertambahan panjang (m)
Lo : panjang mula-mula (m)

Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga


regangannya. Artinya, ΔL juga makin besar. Berdasarkan berbagai
percobaan di laboratorium, diperoleh hubungan antara tegangan dan
regangan untuk baja dan aluminium seperti tampak pada gambar berikut.

Yudi Wijatmiko, S.Pd – SMKN 1 Ampelgading Malang 3


Grafik perbandingan tegangan terhadap regangan untuk baja dan aluminium

Berdasarkan grafik pada gambar diatas, untuk tegangan yang sama,


misalnya 1 × 108 N/m2, regangan pada aluminium sudah mencapai
0,0014, sedangkan pada baja baru berkisar pada 0,00045. Jadi, baja lebih
kuat dari aluminium. Itulah sebabnya baja banyak digunakan sebagai
kerangka (otot) bangunan-bangunan besar seperti jembatan, gedung
bertingkat, dan jalan layang.

Modulus Elastisitas (Modulus Young)


Selama gaya F yang bekerja pada benda elastis tidak melampaui batas
elastisitasnya, maka perbandingan antara tegangan (σ) dengan regangan
(ε) adalah konstan. Bilangan (konstanta) tersebut dinamakan modulus
elastis atau modulus Young (E). Jadi, modulus elastis atau modulus Young
merupakan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami
oleh suatu benda. Secara matematis ditulis seperti berikut.

𝐹
𝜎 𝐹 ∙ 𝐿𝑜
𝐸= = 𝐴 =
𝜀 ∆𝐿 𝐴 ∙ ∆𝐿
𝐿𝑜

Keterangan:

E : modulus Young (N/m2 atau Pascall)

Nilai modulus Young untuk beberapa jenis bahan ditunjukkan pada


tabel berikut.

Yudi Wijatmiko, S.Pd – SMKN 1 Ampelgading Malang 4


Modulus Young Beberapa Jenis Bahan

B. Elastisitas dan Plastisitas


Hukum Hooke menjelaskan bahwa jika suatu benda diubah
bentuknya, maka benda tersebut akan melawan perubahan bentuk
dengan gaya yang sebanding dengan besar deformasinya, asalkan
deformasi ini tidak terlalu besar. Jadi dalam hokum Hooke perbandingan
antara tegangan dan renggangan dalam deformasi elastis mempunyai
rentang keabsahan yang terbatas.
Kita tinjau sekali lagi tentang tegangan dan renggangan tarik terhadap
suatu benda. Apabila gaya Tarik terhadap suatu bahan cukup kecil, maka
pertambahan tegangan dan pertambahan renggangan akan sebanding
sehingga bentuk kurva tegangan terhadap renggangan akan berbentuk
seperti garis lurus dengan kemiringan tertentu. Batasan ini masih
termasuk dalam elastisitas benda, karena dalam batasan ini struktur
benda struktur dapat kembali pada keadaan semula seperti terlihat pada
gambar dibawah ini yang ditunjukkan oleh titik Oa. Titik a merupakan
batasan proporsional benda.

Gambar grafik tegangan terhadap renggangan.

Yudi Wijatmiko, S.Pd – SMKN 1 Ampelgading Malang 5


Jika gaya tarik secara terus-menerus diberikan terhadap benda maka
pertambahan renggangan terhadap pertambahan teganagn akan lebih
besar dari sebelumnya. Hal ini ditunjukkan pada garis ab . Walupun
demikian, kondisi ini masih memungkinkan struktur benda dapat kembali
pada keadaan semula.
Apabila gaya tarik yang terus-menerus ini kita tingkatkan sehingga
lebih tinggi daripada sebelumnya, maka pertambahan renggangan akan
jauh lebih besar dibandingkan dengan pertambahan tegangan terhadap
benda dan itu dapat dilihat pada garis bc . Dalam keadaan ini struktur
benda sulit untuk kembali pada keadaan semula. Atau dapat dikatakan
termasik pada fase plastis. Struktur benda pun akan mengalami
perubahan secara permanen. Apabila gaya tarik terhadap benda kita
tingkatkan lagi hingga mencapai titik patah, maka benda tersebut akan
terputus, seperti yang ditunjukkan oleh titik d.
Untuk derformasi hanya dalam satu dimensi atau hanya perubahan
panjang saja, maka dari hokum Hooke ini dapat kita tulis persamaan

𝐹 = −𝑘 ∙ 𝑥
Dengan:

k = konstanta atau tetapan pembanding pegas (N/m)


F = gaya pemulih (N)
x = pergeseran panjang (m)

Nilai negative menunjukkan gaya pemulih berlawanan arah dengan


gaya tarik atau gaya tekan yang mendeformasi benda.

Yudi Wijatmiko, S.Pd – SMKN 1 Ampelgading Malang 6


C. Sususnan Pegas
Salah satu aplikasi dari pengetahuan kita tentang elastisitas bahan
adalah pegas. Pegas dalam praktiknya dapat disusun menjadi tiga
rangkaian yaitu seri, parallel dan kombinasi. Susunan kombinasi dapat
kita analisis dengan menggunakan konsep seri dan paralel.

1. Susunan Seri
Susunan seri pegas dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar susunan pegas seri

Sejumlah n pegas yang tersusun seri dapat digantikan dengan satu


pegas pengganti. Jika masing-masing pegas memiliki konstanta k1, k2,
k3, …, kn, maka konstanta pegas penggantinya adalah:
1 1 1 1 1
= + + + ⋯+
𝑘𝑠 𝑘1 𝑘2 𝑘3 𝑘𝑛

Anda dapat melakukan simulasi pada link simulasi pembelajaran


berikut ini :
https://phet.colorado.edu/sims/html/hookes-law/latest/hookes-law_in.html

Gambar ilstrasi simulasi pembelajaran Phet

Yudi Wijatmiko, S.Pd – SMKN 1 Ampelgading Malang 7


2. Susunan Paralel
Susuna paralel pegas dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar susunan pegas paralel

Seperti halnya susunan seri, sejumlah n pegas yang tersusun


paralel dapat digantikan dengan satu pegas pengganti. Jika masing-
masing pegas memiliki konstanta k1, k2, k3, …, kn, maka konstanta pegas
penggantinya adalah:

𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 + ⋯ + 𝑘𝑛

Anda dapat melakukan simulasi pada link simulasi pembelajaran


berikut ini :
https://phet.colorado.edu/sims/html/hookes-law/latest/hookes-law_in.html

Gambar ilstrasi simulasi pembelajaran Phet

Yudi Wijatmiko, S.Pd – SMKN 1 Ampelgading Malang 8

Anda mungkin juga menyukai