Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR.06.Epid.

Bid

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Disusun Oleh :
Murwati, SKM, M.Kes.Epid

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA


JURUSAN KEBIDANAN KLATEN
2013

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 1


I. PENCATATAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS

International Classification of Diseases (ICD) adalah klasifikasi diagnostic


standar internasional bagi kebutuhan manajerial kesehatan dan epidemiologi.
Kebutuhan manajerial ini mencakup analisis situasi kesehatan kelompok-kelompok
populasi serta pemantauan insidensi dan prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lain
yang berkaitan dengan variable lain seperti karakteristik dan keadaan individu-individu
terkena.
Edisi pertama ICD yang dinamakan International List of Causes of Death
diadopsi oleh International Statistical Institute pada tahun 1893. WHO mengambil alih
pengelolaan ICD sejak edisi keenam yang untuk pertama kali mencakup data morbiditas
pada tahun 1948. ICD-9 diterbitkan pada tahun 1977 dan ICD-10 pada tahun 1992 oleh
WHO, ICD-10 mulai digunakan oleh negara-negara anggota WHO Sejak tahun 1994.
ICD digunakan untuk mengklasifikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya
untuk dicatat pada berbagai tipe rekam kesehatan dan vital, termasuk sertifikat kematian
dan rekam medik rumah sakit. Selain memungkinkan penyimpanan dan pengambilan
kembali informasi diagnostic untuk kebutuhan klinik dan epidemiologis, perekaman ini
juga merupakan basis pengumpulan ststistik mortalitas dan morbiditas oleh negara-
negara anggota WHO.
Contoh :
Berikut ini diperlihatkan contoh pengkodean ICD-10 untuk migraine, salah satu
tipe nyeri kepala primer yang cukup sering didapatkan dalam praktek klinik. Untuk
memudahkan pengguna, pada tiap kelompok klasifikasi penyakit, kode dengan decimal
“.8” digunakan untuk “other” dan kode decimal “.9” untuk “unspecified”. Untuk
fasilitas kesehatan yang sederhana dengan kemampuan medis petugas kesehatan yang
terbatas, pencatatan kode penyakit seringkali dilakukan tanpa digit decimal.

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 2


Tabel 1. Contoh petikan pengkodean dan klasifikasi penyakit dengan ICD-10

G43 Migraine
Use additional external cause code (ChapterXX), if desired, to identify
drug, if drug-induced.
Excludes : headache NOS (R51)
G43.0 Migraine without aura (common migraine)
G43.1 Migraine with aura (classical migraine)
Migraine :
 Aura without headache
 Basilar
 Equivalents
 Familial hemiplegic
 With :
- acute-onset aura
- rolonged aura
- ypical aura
G43.2 Status migrainosus
G43.3 Complicated migraine
G43.8 Other Migraine
Ophthalmoplegic migraine
Retinal migraine
G43.9 Migraine, unspecified

ICD 10 untuk kode :

A33 = Tetanus Neonatorum


C 53 = Neoplasma ganas leher rahim
C 50 = Neoplasma ganas payudara
C 56 = Neoplasma ganas ovarium

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 3


O 00 – O 99 = Penyakit yang berhubungan dengan Kehamilan, Persalinan dan
masa nifas
O 00 – O 09 = Kehamilan yang berakhir abortus
O14 – O15 = Eklamsia dan preeklamsia
O 44 = Plasenta Previa
O 46 = Perdarahan Antepartum
O 72 = Perdarahan Pasca Persalinan
O 60 = Persalinan prematur
O 68 = Persalinan dengan penyulit gawat janin
P 00 – P 96 = Kondisi tertentu yang bermula pada masa perinatal
P 00 – P 04 = Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor dan penyulit
kehamilan persalinan dan kelahiran
P 05 – P 07 = Sakit dengan penyebab Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan
gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah.
P 10 – P 15 = Cedera lahir
P 20 – P 21 = Hipoksia intrauterus dan asfiksia lahir
P 22 – P28 = Gangguan saluran nafas lainnya yang berhubungan dengan masa perinatal
P 55 = Penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir
P 08, P 29, P50 – P54 = Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal

II. PELAPORAN HASIL SURVEI /PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI


Sistematika laporan hasil survai atau pelacakan epidemiologi pada umumnya terdiri atas
:
1. Judul Laporan
Judul laporan merupakan jawaban singkat terhadap pertanyaan :
a. Survai/penyelidikan apa yang telah dilaksanakan ?
b. Di mana tempat pelaksanaannya ?
c. Bilamana survai/penyelidikan dilaksanakan ?

2. Pendahuluan

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 4


Dalam bagian pendahuluan diuraikan sebab atau alasan untuk melaksanakan
survai/penyelidikan, misalnya karena adanya laporan Dinas Kesehatan Kabupaten
atau Puskesmas mengenai adanya suatu KLB, atau informasi lainnya. Disebutkan
pula peristiwa apa yang telah terjadi, dimana dan bilamana terjadinya, serta siapa
yang melaksanakan survai/penyelidikan dan bilamana dilaksanakannya.

3. Latar belakang
Dalam bagian ini diuraikan latar belakang daerah survai/penyelidikan, yaitu
mengenai :
a. Karakteristik geografi; apakah daerah tersebut merupakan daerah pantai atau
pegunungan, daerah rawa atau daerah kering, keadaan iklimnya, curah hujan,
dan sebagainya.
b. Karakteristik demografi; keadaan penduduknya, jumlahnya, distribusi menurut
kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, suku bangsa, dan sebagainya.
c. Karakteristik social-ekonomi ; ststus social ekonomi secara umum, distribusi
menurut penghasilan, jenis pekerjaan, kebiasaan/adapt istiadat, dan sebagainya.

4. Tujuan survai/penyelidikan
Disebutkan maksud dan bentuk pelaksanaan kegiatan, apakah berupa evaluasi
terhadap sebuah program, penyelidikan untuk membuktikan laporan/informasi yang
diterima, atau sebuah penelitian.
Selanjutnya dinyatakan secara singkat dan jelas tujuan yang hendak dicapai.

5. Metode survai/penyelidikan
Dalam bagian ini diuraikan penyakit/penderita yang diselidiki serta tata cara
pelaksanaan survai/penyelidikan, antara lain yaitu :
 Batasan mengenai penyakit/penderita
 Sampel yang diperiksa; apakah dilakukan pengambilan sample darah, urine,
feses, hapusan tenggorokan dan sebagainya.
 Cara pengambilan sampel; dengan kunjungan dari rumah ke rumah atau
mengumpulkan anggota masyarakat di suatu tempat.
 Siapa saja yang akan dijadikan responden

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 5


 Peralatan yang akan digunakan
 Waktu pelaksanaan survai/penyelidikan tersebut

6. Hasil survai/penyelidikan
Dalam bagian ini disajikan semua data yang diperoleh pada pelaksanaan survai, baik
data primer maupun data sekunder. Penyajian data dibahas pada sub bab tersendiri.

7. Pembahasan
Dalam bagian ini diberikan ulasan terhadap semua hasil yang diperoleh. Apabila
perlu dapat dilakukan perhitungan dan/analisis statistik. Ulasan dapat berupa
perbandingan dengan angka nasional ataupun “angka harapan”. SPM atau Standar
Pelayanan Minimal yang dikeluarkan oleh Gubernur atau Menteri, atau Indikator
Indonesia sehat 2010 bisa menjadi acuannya.
Dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan ataupun dibuat hipotesis yang perlu
dikaji lebih lanjut dengan pembuktian statistik.

8. Kesimpulan dan saran


Dalam bagian ini dikemukakan kesimpulan terhadap apa yang telah dilakukan dan
dibahas sebelumnya dalam bentuk kalimat yang jelas dan mudah dimengerti ;
 Apakah laporan Kejadian Luar Biasa yang diterima benar merupakan suatu
KLB ?
 Berapa Incidence Rate-nya ?
 Berapa Case Fatality Rate-nya ?
 Bagaimana perbandingan dengan angka nasional ?
 Dan sebagainya
 Selanjutnya diajukan saran-saran mengenai segala sesuatu yang perlu
diperhatikan / dilaksanakan sehubungan dengan permasalahan yang ada,
misalnya ;
 Perlu adanya perbaikan pencatatan agar dapat dilakukan deteksi lebih dini.
 Cara penanggulangan permasalahan
 Cara pengajuan biaya dan sebagainya

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 6


9. Ringkasan
Ringkasan disajikan dalam bentuk satu alinea yang tidak lebih satu lembar kuarto
922 baris) berisikan antara lain :
 Pernyataan mengenai masalah
 Gambaran mengenai apa yang telah dikerjakan (penyelidikan epidemiologi,
pemeriksaan laboratorium, dan sebagainya)
 Hasil-hasil yang diperoleh
 Kepentingan penyelidikan
 Kesimpulan

10. Kepustakaan
Semua bahan kepustakaan yang digunakan untuk penyusunan laporan, termasuk
dokumen yang belum dipublikasikan, harus dicantumkan dalam kepustakaan. Cara
penulisannya disesuaikan dengan tata cara yang dianut di masing-masing institusi.
Cara penulisan yang lazim digunakan dalam jurnal epidemiologi adalah dengan
system Harvard atau Sistem Vancouver yang dibahas dalam mata kuliah Riset
Kebidanan.

III. PENYAJIAN DATA


A. Bentuk penyajian data
Bentuk penyajian data bermacam-macam dan disesuaikan dengan data yang tersedia
dan tujuan yang hendak kita capai. Penyajian data dapat berupa :
1. Tulisan/tekstual/narasi
2. Tabel/Tabulasi

Contoh sebuah tabel sebagai berikut :


Tabel 3.1 (1)

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 7


JUMLAH KELAHIRAN HIDUP MENURUT RAS IBU TEMPAT MELAHIRKAN
DAN PENOLONG PERSALINAN DI KECAMATAN X TAHUN 2006 (2)

KELAHIRAN HIDUP (3) BOX HEAD (9)


RAS DITOLONG DOKTER DITOLONG DITOLONG JUMLAH
IBU(3) DI RS DI LUAR RS BIDAN DUKUN
STUB (8)
WNI (4) 46.606 3.014 910 (5) SEL 154 50.684
WNA 14.334 3.094 13.930 416 31.774
(STUB) (10)
JUMLAH 60.940 6.108 14.840 570 84.458 (6)
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2006, DepkesRI, 2007 (7)

Ketentuan membuat tabel :


1. Nomor tabel yang disajikan
2. Judul tabel : terletak di atas, bentuk segitiga/piramida terbalik (atau bentuk lurus
dengan tabel), simetris, jelas, singkat lengkap, mengenai sasaran, menjawab
APA, DIMANA, KAPAN
3. Kolom
4. Baris
5. Sel (satu tempat/kotak pertemuan baris dan kolom)
6. Total
7. Sumber data sekunder perlu dicantumkan, kecuali bila data primer tidak perlu
diberi sumber (pada karya tulis ilmiah)
8. Stub adalah kolom paling kiri suatu tabel, stub memberi keterangan secara rinci
gambaran pada setiap baris badan tabel. Stub=tempat judul/baris, kadang-
kadang ada tabel yang hanya kolom dari atas-bawah/kolom untuk stub
digunakan untuk nomor.
9. Box Head adalah semua kepala kolom yang menggambarkan secara rinci
gambaran tiap kolom dari Badan Tabel.
10. Body Tabel/Badan tabel (Bagian di dalam garis tebal)
“Catatan “ yang biasanya tercantum di bawah tabel pojok kiri bawah dan di atas
“sumber” berfungsi untuk menjelaskan ketidaksempurnaan data pada tabel yang
dapat berupa keterangan, penjelasan/kekecualian data yang ditampilkan pada
body tabel.
Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 8
Ketentuan lain :
Dalam tulisan ilmiah, lazimnya tabel tidak boleh dipotong oleh halaman, baik
secara horizontal/vertikal, tabel merupakan satu kesatuan yang utuh. Angka yang
disajikan secara kolom lurus dengan satuan, puluhan, ratusan, dst. Ada
kesesuaian judul dan isi.

3. Grafik/Diagram
Bentuk grafik juga bermacam-macam :
a. Grafik batang (bar diagram)
Terbagi lagi menjadi batang horizontal dan vertikal, dengan “kaki batang-
nya ” merupakan data kategori. Jika kaki batangnya di sumbu Y maka
skalanya di sumbu X, begitu juga sebaliknya.
Misalnya : status gizi (kurang, normal, lebih) (data kategori) di sumbu Y,
maka skalanya (data jumlah) di sumbu X.

sumbu y = kategori /status gizi tempat “kaki batang”

sumbu x = skalanya/jumlah
Piramida penduduk sebetulnya diagram batang bentuk horizontal,
dimana “kaki batangnya” atau sumbu y merupakan kategori umur (0 - 4,
5 – 9, dst sampai 75+)
Batangnya sendiri dibedakan menjadi jenis kelamin laki-laki sebelah kiri
dan jenis kelamin perempuan di sebelah kanan)
b. Grafik lingkaran/serabi (pie diagram)
c. Grafik garis (line diagram)
d. Grafik titik-titik (diagram pencar=scattered diagram)
e. Grafik model/gambar/lambang (piktogram)
f. Grafik peta (map/curtogram diagram)

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 9


B. Cara penggunaan jenis diagram / grafik
Cara penggunaan jenis diagram/grafik dapat dilihat pada tabel berikut :
Jenis diagram Variabel Data/fungsi
Bar diagram Kategori Perbandingan frekuensi distribusi data
(horizontal/vertikal)
Pie Diagram Kategori Proporsi data
Line diagram /diagram garis Numerikal Trend data (time series study) atau
kecenderungan
Scatterpoint/dot/titik diagram Numerikal Korelasi/hubungan data
Pictogram/diagram gambar Kategorikal Perbandingan frekuensi distribusi data
Curtogram/map/diagram peta Kategorikal Perbandingan frekuensi distribusi data

Dilihat dari skala datanya, maka teknik penyajian datanya adalah sebagai berikut
(Santjaka, 2008) :

Skala data Jenis penyajian data


1. Nominal Tabel
2. Ordinal kategori (baik, cukup,kurang) Pie diagram
Bar diagram
Diagram gambar
Diagra peta
1. Ordinal skor (misal skor sikap 5 - 75) Tabel
2. Interval Histogram
3. Ratio Poligon
Scatter diagram
Steam and leaf
C. Contoh penyajian data
1. Penyajian dalam bentuk tulisan/tekstual/narasi
Contoh penyajian data bentuk narasi sebagai berikut :
”Kasus konfirmasi Flu Burung (H5N1) di Indonesia sampai
dengan 7 April 2007 sejumlah 94, sehingga Indonesia memiliki
jumlah kasus Flu Burung terbanyak di dunia, melebihi Vietnam
yang memiliki 93 kasus Flu Burung Jika dengan
membandingkan Angka Kematian Kasus atau Case Fatality

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 10


Rate (CFR), Indonesia pun duduk di peringkat teratas yaitu
mencapai 78,72%, sementara Vietnam hanya 45,16%. Diakui
pakar dunia bahwa strain virus Flu Burung di Indonesia
memang lebih membahayakan daripada strain virus Vietnam
(Depkes, 2007).”
Dalam bidang kedokteran, penyajian data bentuk tulisan hanya digunakan untuk
memberi informasi. Biasanya penyajian dalam bentuk narasi ditulis pada bagian
pendahuluan (latar belakang) sebuah skripsi atau tugas akhir.

2. Penyajian dalam bentuk tabel/tabulasi


Contoh penyajian bentuk tabel pada data kontinue/diskrit dengan interval kelas
seperti contoh berikut :
Tabel 3.2 Berat badan pasien poli jantung di Rumah Sakit X tahun 2006
N Interval berat badan Frekuensi
o
1 32 – 41 6
2 41 – 50 7
3 50 – 59 9
4 59 – 68 5
5 68 – 77 9
6 77 – 86 5
7 86 – 95 3
Jumlah 44

Penyajian dalam bentuk tabel seperti di atas dijelaskan dalam mata kuliah
Biostatistik.

3. Penyajian dalam bentuk grafik garis/line diagram


/10.000 Penduduk

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 11


Gambar 4.1. Angka kesakitan DBD di Jawa Tengah tahun 1980 – 2007 (22
Maret)

Gambar 4.1. Data Kasus DBD di Indonesia tahun 1992 - 2005


Teknik penulisan grafik apa pun adalah sebagai berikut :
1) Judul grafik atau diagram ditulis di bawah gambar/grafik
2) Baris kedua judul grafik/diagram sejajar dengan 1 space setelah kata
”Gambar 4.1.” (Perhatikan contoh di atas)
3) Judul juga harus mengandung apa, dimana dan kapan.

4. Penyajian dalam bentuk grafik batang (bentuk vertikal)


Contoh 1 :

Gambar 4. 2. Distribusi Kasus Flu Burung dan Kematian Menurut Usia


di Indonesia pada Juni 2005 – 6 Maret 2007

Pada contoh di atas “kaki batang”-nya diletakkan di sumbu x dan skala (jumlah)
di sumbu y sehingga bentuk bar diagramnya vertikal.

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 12


3719
/
Contoh 2 :
S

2097
š

256 294
( 6 66
F 5{ C š 5Ô CH 5 L5CT ¥5ÕCP ú5.CT

Ket : IDU = Injecting Drug User


Gambar 4.3. Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan Cara
Penularan s/d 31 Desember 2005

5. Penyajian dalam bentuk grafik peta (map diagram)

Gambar 4.4. Angka Kematian Bayi di Indonesia tahun 2002-2003

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 13


6. Penyajian dalam bentuk diagram lingkar (pie diagram)
Contoh :

Gambar 4.5. Jumlah Kasus DBD yang dirawat di RS menurut kelompok


Umur di Kota Semarang Tahun 2007

7. Penyajian dalam bentuk diagram pencar/scatter diagram


Diagram ini memaparkan titik-titik yang menggambarkan hubungan/korelasi
antara 2 variabel berbentuk data kontinyu/deskrit. Misal umur dan banyaknya
kejadian penyakit/kasus dbd. Lihat scatter diagram berikut :

Banyaknya kasus
Y

X Umur

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 14


Pada scatter diagram di atas menunjukkan korelasi negatif karena titik-titik-
nya membentuk garis lurus ke kiri. Ini mengandung arti bahwa semakin
bertambah umur, semakin berkurang kasus-nya. Misalnya penyakit Polio dan
penyakit PD3I lainnya.

Banyaknya kasus

X Umur

Pada scatter diagram di atas menunjukkan korelasi positif karena titik-titik-


nya membentuk garis lurus ke kiri. Ini mengandung arti bahwa semakin
bertambah umur, semakin bertambah pula kasus-nya. Misalnya penyakit
Jantung, Hipertensi, Kencing manis.
Banyaknya kasus

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 15


X Umur

Pada scatter diagram di atas menunjukkan tidak ada korelasi karena titik -
titik-nya menyebar tanpa membentuk garis lurus ke kiri atau ke kanan. Mis.
Peny. Tipus
Secara statistik, titik - titik yang terpencar tersebut harus diuji, jika memiliki
hubungan dan terbukti membentuk garis lurus berarti kedua variabel tersebut ada
korelasi dan terdapat pengaruh. Uji ini dalam statistik disebut uji korelasi
regresi.

8. Penyajian dalam bentuk diagram gambar (pictogram)


Contoh :

19 perawat

28 perawat

TOTAL 47 perawat

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 16


Gambar 4.5. Jumlah Perawat RSUD X tahun 2007
Pada diagram gambar di atas menjelaskan banyaknya perawat di RSUD X
tahun 2007 sebanyak 47 dengan rincian 19 perawat pria dan 28 perawat wanita.

Daftar Pustaka
Azwar, Azrul dan Joedo Prihartono. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Masyarakat . Jakarta ; Binarupa Aksara.
Cahyono, 2001. Statistik Terapan : Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Purwokerto :
AKL Depkes Purwokerto.
Chandra, Budiman 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta : EGC.
Prasetyo dan Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Purwanto, 1994.Pengantar Statistik Keperawatan.Jakarta : EGC.
Umar, 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Santjaka,2008. Biostatistik : untuk praktisi bidang kesehatan dan mahasiswa ;
kedokteran, kesehatan lingkungan, Keperawatan, Kebidanan, Gizi, Kesehatan
Masyarakat. Purwokerto : Global Internusa.
Harian.2006. Epidemiologi Kebidanan. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Soal latihan
1. Jenis diagram apa yang paling tepat jika mempresentasikan data dengan tujuan sbb :
a. Proporsi anggaran Pemberantasan Sarang Nyamuk di DKK Banyumas
b. Kecenderungan jumlah penderita Malaria di Kabupaten Banyumas selama 5
tahun terakhir
c. Mencari hubungan dan pengaruh tinggi badan dan berat badan klien
d. Mencari sebaran penyakit flu burung per propinsi di Indonesia dengan gambar
peta (yang terkena/tidak terkena)
e. Mencari hubungan dan pengaruh pengunjung Puskesmas X dan jumlah
tetrasiklin
f. Kecenderungan jumlah penyakit DBD di musim hujan

-oOo-

Epidemiologi_Prodi Kebidanan D3_ 17

Anda mungkin juga menyukai