1
HALAMAN PENGESAHAN
Tanggal Pelaksanaan :
Pelaksanaan
B. NIM : 720153062
Mengetahui
Pembimbing Akademik
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga dapat terselesaikanlah pelaksanaan pengabdian masyarakat di
Puskesmas Purwosari Kudus dalam bentuk penyuluhan kesehatan tentang “ANEMIA”
Pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana berkat kerjasama dari semua pihak
yang terkait, untuk ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada :
Kami sadar bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini masih terdapat kekurangan baik dari
segi aspek substansi maupun cara penyampaian. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami
mohon maaf kritik dan saran yang membangun untuk meningkatkan mutu pengabdian kami
di masa mendatang.
Kudus , 2018
Pelaksana
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 4
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 5
C. Tempat Pelaksanaan........................................................................................................ 6
E. Sasaran ............................................................................................................................ 6
F. Metode Pelaksanaan........................................................................................................ 6
G. Evaluasi ........................................................................................................................... 6
V. PENUTUP ............................................................................................................................. 7
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 8
Materi ................................................................................................................................... 12
4
I. PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak
hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia
diperkirakan dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan Afrika. World
Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah kesehatan
terbesar di abad modern ini, dimana kelompok yang berisiko tinggi anemia adalah wanita
usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah, dan remaja.
Anemia adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah
yang lebih rendah dari nilai normal, yaitu hemoglobin <12g/dL untuk remaja.(2) Anemia
menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka akan berakibat pada sulitnya
berkonsentrasi sehingga prestasi belajar menurun. Kemudian daya tahan fisik rendah
sehingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun dan mudah sakit karena daya tahan tubuh
rendah, akibatnya jarang masuk sekolah atau bekerja.
Anemia yang sering terjadi adalah anemia disebabkan oleh kekurangan asupan zat
besi. Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja status sosial ekonomi pedesaan yang
rendah, tetapi juga menunjukkan peningkatan prevalensi di masyarakat yang makmur dan
berkembang. Prevalensi anemia remaja di negara-negara berkembang sebesar 27%,
sedangkan di negara maju sebesar 6%.
Menurut WHO, apabila prevalensi anemia ≥40% termasuk kategori berat, sedang 20-
39%, ringan 5-19,9%, dan normal <5%.
5
27,6% untuk laki-laki, dan 17,1% anak-anak. Sedangkan Riskesdas didaptakan sebesar
16,6% perempuan, 25,8% laki-laki, dan 19,0% anak-anak.
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Rendahnya
asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makanan yang
kurang beragam, seperti protein. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi
zat besi terlambat, sehingga akan terajadi defisiensi zat besi. Disamping itu, makanan yang
tinggi protein teruma berasal dari daging, ikan dan unggas juga banyak mengandung protein.
6
V. TARGET LUARAN
Pengetahuan warga tentang Anemia warga meningkat dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar.
V. PENUTUP
Dengan terselenggaranya kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Anemia bagi warga
ini di harapkan pengetahuan warga semakin meningkat dan paham mengenai Anemia.
7
LAMPIRAN
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan diharapkan peserta mengetahui tentang
Anemia
B. Pokok Materi
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Tanda gejala Anemia
4. Pencegahan Anemia
5. Penatalaksanaan Anemia
8
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan - Memberi salam -Menjawab salam
3menit - Memperkenalkan diri -Mendengarkan
- Menyampaikan tujuan
- Menyampaikan kontrak waktu
- Menyampaikan pokok materi
- Melakukan apersepsi -Menjawab
2 Pelaksanaan - Menjelaskan tentang pengertian Anemia -Memperhatikan
10menit - Menjelaskan tentang penyebab Anemia
- Menjelaskan tentang tanda dan gejala
Anemia
- Menjelaskan pencegahan Anemia
- Menjelaskan Penatalaksanaan Anemia
- Memberi kesempatan pada peserta untuk -Bertanya
bertanya
- Menjawab pertanyaan -Memperhatikan
3 Penutup - Melakukan evaluasi - Menjawab
2menit - Menyampaikan kesimpulan - Memperhatikan
- Mengucapkan salam penutup - Membalas salam
9
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Satuan acara penyuluhan telah siap sebelum penyuluhan dimulai
b. Tempat dan media telah siap sebelum penyuluhan dimulai
c. Penyaji materi telah siap memberikan penyuluhan
d. Waktu dan tempat sesuai yang telah di tentukan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksana penyuluhan berperan sesuai dengan perannya
b. Penyuluhan berlangsung sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah di
tentukan
c. Adanya tanya jawab/diskusi
d. Media dapat digunakan secara efektif
e. Peserta dapat menerima materi penyuluhan yang di sampaikan
3. Evaluasi Hasil
No Pertanyaan Jawaban Peserta B S
1 Sebutkan Pengertian Anemia
2 Sebutkan Penyebab Anemia
3 Sebutkan Tanda dan Gejala
Anemia
Standar evaluasi
a. Baik : 4-5 pertanyaan terjawab benar
b. Cukup : 3 pertanyaan terjawab benar
c. Kurang : 1-2 Pertanyaan terjawab benar
10
G. Setting Tempat
A A A A
U U U U
I I I I Pelaksana
D D D D Penyuluhan
I I I I
E E E E
N N N N
H. Daftar Pustaka
Yatim, Faisal. (2003). Talasemia Leukimia dan Anemia. Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia anemia.
11
Materi
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang mengandung
hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Dengan kondisi tersebut,
penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas
secara optimal.
Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan tingkat
keparahan ringan sampai berat. Pengobatan kondisi ini bervariasi tergantung pada
penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi suplemen secara rutin atau
prosedur pengobatan khusus.
B. Penyebab Anemia
. Anemia terjadi pada saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang mengandung
hemoglobin. Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan anemia pada seseorang
dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
Terjadi perdarahan yang menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibanding
kemampuan tubuh untuk memproduksi darah.
Kelainan pada reaksi tubuh dengan menghancurkan sel darah merah yang sehat.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai jenis-jenis anemia berdasarkan penyebabnya, di
antaranya:
Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini merupakan yang paling
umum terjadi di seluruh dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh
mengalami anemia dikarenakan sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk
membuat sel darah. Anemia dapat terjadi pada wanita hamil yang tidak mengonsumsi
suplemen penambah zat besi. Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi
yang banyak, tukak organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti
12
aspirin. Gejala-gejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat besi
adalah:
o Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es
(kondisi ini dinamakan pica).
Anemia akibat kekurangan vitamin. Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga
membutuhkan vitamin B12 dan asam folat untuk membuat sel darah merah.
Kekurangan dua unsur nutrisi tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat
memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah cukup sehingga terjadi anemia.
Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat lambung tidak dapat menyerap
vitamin B12 dari makanan yang dicerna. Kondisi tersebut dinamakan anemia
pernisiosa. Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh penderita anemia kekurangan
vitamin B-12 dan asam folat adalah:
o Sulit berjalan.
o Mengalami demensia.
13
o Borok pada kaki.
Anemia aplastik. Anemia aplastik merupakan kondisi yang langka terjadi namun
berbahaya bagi hidup penderita. Pada anemia aplastik, tubuh tidak mampu
memproduksi sel darah merah dengan optimal. Anemia aplastik dapat disebabkan
oleh infeksi, efek samping obat, penyakit autoimun, atau paparan zat kimia beracun.
Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau
mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan
menimbulkan anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga
berbahaya.
Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan
oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat
mengganggu proses dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik
dapat diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.
Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Anemia ini bersifat genetis dan disebabkan
oleh bentuk hemoglobin yang tidak normal sehingga menyebabkan sel darah merah
berbentuk seperti bulan sabit, bukan bulat bikonkaf seperti sel darah merah Sel darah
merah berbentuk sabit memiliki waktu hidup lebih pendek dibanding sel darah merah
normal. Gejala yang dialami oleh penderita anemia sel sabit adalah:
o Kelelahan.
Anemia jenis lain, yang disebabkan oleh thalassemia atau penyakit malaria.
Beberapa fakor risiko yang dapat meningkatkan risiko munculnya anemia pada diri seseorang
adalah:
14
Kekurangan vitamin dan zat besi. Membiasakan diri mengonsumsi makanan yang
rendah vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat meningkatkan risiko terkena
anemia.
Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat dalam jumlah
cukup memiliki risiko terkena anemia yang lebih tinggi.
Penyakit kronis. Jika seseorang menderita kanker, gagal ginjal, atau penyakit kronis
lainnya, maka risiko terkena anemia akan meningkat akibat kekurangan sel darah
merah. Luka pada organ dalam yang diiringi perdarahan juga dapat menyebabkan
tubuh kekurangan zat besi sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia akibat
kekurangan zat besi.
Usia. Penambahan usia akan meningkatkan risiko seseorang terkena anemia. Anemia
karena kekurangan vitamin B12 dan asam folat lebih umum terjadi pada lansia di atas
75 tahun.
Faktor lain, seperti infeksi, kelainan darah, penyakit autoimun, kecanduan alkohol,
terkena zat kimia beracun, dan efek samping dari obat dapat meningkatkan risiko
anemia pada seseorang.
15
Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
Napas pendek.
Nyeri dada.
Sakit kepala.
Sulit Berkonsentrasi.
Insomnia.
Kaki kram.
Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh penderita. Gejala anemia akan
semakin terasa apabila kondisi yang diderita semakin memburuk. Konsultasi pada dokter
sebaiknya dilakukan jika seseorang kerap merasakan lelah tanpa sebab yang jelas.
D. Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan.
Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain adalah:
Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang
diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau
gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.
Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, dan
makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat, melon, dan
stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.
16
E. Penatalaksanaan Anemia
Pengobatan anemia berbeda-beda tergantung jenis anemia yang diderita oleh pasien.
Prinsip pengobatan anemia adalah menemukan penyebab utama anemia. Pengobatan
terhadap anemia sebaiknya tidak dilakukan hingga diketahui penyebab utamanya. Hal ini
dikarenakan pengobatan untuk satu jenis anemia bisa berbahaya untuk anemia jenis lain.
Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya antara lain:
Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini dapat diatasi dengan
mengonsumsi suplemen penambah zat besi, serta memperbanyak konsumsi makanan
yang kaya zat besi. Selain itu, pasien juga dapat diberikan vitamin C untuk
meningkatkan penyerapan zat besi. Perlu diperhatikan bahwa suplemen yang
mengandung kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi.Konsultasikan dengan
dokter sebelum mengonsumsi suplemen penambah zat besi untuk mendapatkan dosis
yang tepat. Kelebihan zat besi pada tubuh dapat berbahaya bagi pasien karena dapat
menimbulkan kelelahan, mual, diare, sakit kepala, penyakit jantung dan nyeri sendi.
Untuk meringankan efek samping dari konsumsi suplemen zat besi, pasien dapat
mengonsumsi suplemen setelah makan. Jika efek samping berlanjut segera temui
dokter kembali.
Anemia akibat kekurangan vitamin. Anemia jenis ini dapat diobati dengan
mengonsumsi makanan yang kaya akan asam folat dan vitamin B12, serta
mengonsumsi suplemen yang mengandung keduanya. Jika tubuh pasien memiliki
gangguan penyerapan asam folat dan vitamin B12, pengobatan dapat melibatkan
injeksi vitamin B12 setiap hari. Setelah itu pasien akan diberikan injeksi vitamin B12
setiap bulan satu kali yang dapat berlangsung sepanjang hidup atau tergantung kepada
kondisi pasien.
Anemia akibat penyakit kronis. Tidak ada pengobatan yang spesifik pada jenis ini
karena tergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya anemia. Jika anemia
bertambah parah, dokter dapat memberikan transfusi darah atau injeksi eritropoietin,
yaitu suatu hormon peningkat produksi darah dan penghilang rasa lelah.
17
diberikan transfusi darah, oksigen, dan suplemen penambah darah yang mengandung
zat besi dan vitamin.
Anemia Aplastik. Pengobatan anemia aplastik dapat diawali dengan transfusi darah
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah. Jika diperlukan, dapat dilakukan
pencangkokan sumsum tulang apabila sumsum tulang tidak bisa lagi memproduksi sel
darah merah yang sehat.
Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Pengobatan anemia jenis ini dapat
bervariasi sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Pengobatan dapat melibatkan
kemoterapi dan pencangkokan sumsum tulang.
Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Pengobatan utama anemia sel sabit adalah
dengan mengganti sel darah merah yang hancur melalui transfusi darah, suplemen
asam folat, dan antibiotik. Pengobatan lainnya adalah dengan mengonsumsi obat
penghilang rasa sakit serta menambahkan cairan melalui oral maupun intravena untuk
mengurangi nyeri dan menghindari komplikasi. Pencangkokan sumsum tulang dapat
digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada kondisi tertentu. Obat untuk kanker
hidroksiurea dapat juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit.
18
Daftar Hadir Peserta
19
Dokumentasi Kegiatan
20