Anda di halaman 1dari 20

HALAMAN JUDUL

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penyuluhan : Anemia

Tanggal Pelaksanaan :

Tempat Pelaksanaan : Ruang Tunggu UPT Puskesmas Purwosari Kudus

Pelaksanaan

A. Nama Lengkap : Evita Maya Yulianti

B. NIM : 720153062

Mengetahui Kudus, 2018


Pembimbing Lahan Pelaksana Penyuluhan

Etika Dwi winahyu,. S.Kep,.Ns Evita Maya Yulianti


NIP. 19770607 201101 2 002 NIM. 720153062

Mengetahui
Pembimbing Akademik

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga dapat terselesaikanlah pelaksanaan pengabdian masyarakat di
Puskesmas Purwosari Kudus dalam bentuk penyuluhan kesehatan tentang “ANEMIA”

Pengabdian ini dilaksanakan berkaitan dengan upaya peningkatan pengetahuan


masyarakat khususnya bagi para warga, sehingga mengetahui kesehatan, dan pencegahan
Anemia.

Pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana berkat kerjasama dari semua pihak
yang terkait, untuk ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ketua STIKES Muhammadiyah Kudus.


2. Kepala UPT Puskesmas Purwosari Kudus
3. Warga dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini sehingga dapat berjalan
dengan baik.

Kami sadar bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini masih terdapat kekurangan baik dari
segi aspek substansi maupun cara penyampaian. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami
mohon maaf kritik dan saran yang membangun untuk meningkatkan mutu pengabdian kami
di masa mendatang.

Kudus , 2018

Pelaksana

Evita Maya Yulianti


NIM. 720153062

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. 1

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 4

I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 5

II. ANALISA SITUASI ............................................................................................................. 6

III. PERMASALAHAN MITRA ............................................................................................... 6

IIV. SOLUSI YANG DI TAWARKAN .................................................................................... 6

A. Tujuan Pembinaan .......................................................................................................... 6

B. Aspek yang di tangani ..................................................................................................... 6

C. Tempat Pelaksanaan........................................................................................................ 6

D. Waktu pelaksanaan ......................................................................................................... 6

E. Sasaran ............................................................................................................................ 6

F. Metode Pelaksanaan........................................................................................................ 6

G. Evaluasi ........................................................................................................................... 6

V. TARGET LUARAN ............................................................................................................. 7

V. PENUTUP ............................................................................................................................. 7

LAMPIRAN ............................................................................................................................... 8

Satuan Ajaran Penyuluhan ..................................................................................................... 8

Materi ................................................................................................................................... 12

Daftar Hadir Peserta ............................................................................................................. 19

Dokumentasi Kegiatan ......................................................................................................... 20

4
I. PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak
hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia
diperkirakan dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan Afrika. World
Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah kesehatan
terbesar di abad modern ini, dimana kelompok yang berisiko tinggi anemia adalah wanita
usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah, dan remaja.
Anemia adalah keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah
yang lebih rendah dari nilai normal, yaitu hemoglobin <12g/dL untuk remaja.(2) Anemia
menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka akan berakibat pada sulitnya
berkonsentrasi sehingga prestasi belajar menurun. Kemudian daya tahan fisik rendah
sehingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun dan mudah sakit karena daya tahan tubuh
rendah, akibatnya jarang masuk sekolah atau bekerja.
Anemia yang sering terjadi adalah anemia disebabkan oleh kekurangan asupan zat
besi. Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja status sosial ekonomi pedesaan yang
rendah, tetapi juga menunjukkan peningkatan prevalensi di masyarakat yang makmur dan
berkembang. Prevalensi anemia remaja di negara-negara berkembang sebesar 27%,
sedangkan di negara maju sebesar 6%.

Menurut WHO, apabila prevalensi anemia ≥40% termasuk kategori berat, sedang 20-
39%, ringan 5-19,9%, dan normal <5%.

Menurut data WHO dalam Worldwide Prevalence of Anemia menunjukkan bahwa


total keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia sebanyak 1,62 miliar orang.(4)
Sejalan dengan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, menyatakan
bahwa prevalensi anemia gizi pada remaja putri usia 10-18 tahun ialah sebesar 57,1%.(5)
Sedangkan menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia sebesar
21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan
23,9% perempuan. Berdasarkan kelompok umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun
sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada kelompok umur 15-24 tahun.

Provinsi Sumatera barat memiliki prevalensi anemia di atas prevalensi nasional,


dimana menurut acuan SK Menkes yaitu sebesar 14,8% dan acuan Riskesdas sebesar 11,9%.
Didapatkan hasil prevalensi anemia berdasarkan SK Menkes yaitu sebesar 29,8% perempuan,

5
27,6% untuk laki-laki, dan 17,1% anak-anak. Sedangkan Riskesdas didaptakan sebesar
16,6% perempuan, 25,8% laki-laki, dan 19,0% anak-anak.
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Rendahnya
asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makanan yang
kurang beragam, seperti protein. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan transportasi
zat besi terlambat, sehingga akan terajadi defisiensi zat besi. Disamping itu, makanan yang
tinggi protein teruma berasal dari daging, ikan dan unggas juga banyak mengandung protein.

II. ANALISA SITUASI


Warga di wilayah binaan UPT Puskesmas Purwosari Kudus adalah sekelompok para
warga yang belum paham mengenai Anemia sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan
kepada warga tentang Anemia pada warga.

III. PERMASALAHAN MITRA


Kurangnya pengetahuan warga tentang Anemia pada warga.

IIV. SOLUSI YANG DI TAWARKAN


A. Tujuan Pembinaan
Untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang Anemia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan.
B. Aspek yang di tangani
Komponen kognitif warga tentang Anemia sebagai dasar perubahan komponen afektif
dan psikomotoriknya.
C. Tempat Pelaksanaan
UPT Puskesmas Purwosari Kudus, Kecamatan kota , Kabupaten Kudus
D. Waktu pelaksanaan
Rabu, 17 Oktober 2018
E. Sasaran
Warga wilayah UPT Puskesmas Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus
F. Metode Pelaksanaan
Ceramah dan diskusi partisipatif
G. Evaluasi
Dilakukan dengan cara tes lisan mengenai beberapa pertanyaan tentang Anemia.

6
V. TARGET LUARAN
Pengetahuan warga tentang Anemia warga meningkat dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar.

V. PENUTUP
Dengan terselenggaranya kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Anemia bagi warga
ini di harapkan pengetahuan warga semakin meningkat dan paham mengenai Anemia.

7
LAMPIRAN

Satuan Ajaran Penyuluhan


Pokok Bahasan : ANEMIA
Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Penyebab, Tanda dan Gejala, Pencegahan,
Penatalaksanaan Anemia
Hari/Tanggal : Rabu, 17 Oktober 2018
Waktu/jam : 07.00-07.15 WIB (15 menit)
Sasaran : Pengunjung UPT Puskesmas Purwosari
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas
Pelaksana : Evita Maya Yulianti

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan diharapkan peserta mengetahui tentang
Anemia

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK )


Setelah di berikan penyuluhan kesehatan diharapkan peserta dapat :
a. Menyebutkan pengertian Anemia
b. Menyebutkan penyebab Anemia
c. Menyebutkan tanda gejala Anemia
d. Menyebutkan pencegahan Anemia
e. Menyebutkan Penatalaksanaan Anemia

B. Pokok Materi
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Tanda gejala Anemia
4. Pencegahan Anemia
5. Penatalaksanaan Anemia

8
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

D. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik

E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan - Memberi salam -Menjawab salam
3menit - Memperkenalkan diri -Mendengarkan
- Menyampaikan tujuan
- Menyampaikan kontrak waktu
- Menyampaikan pokok materi
- Melakukan apersepsi -Menjawab
2 Pelaksanaan - Menjelaskan tentang pengertian Anemia -Memperhatikan
10menit - Menjelaskan tentang penyebab Anemia
- Menjelaskan tentang tanda dan gejala
Anemia
- Menjelaskan pencegahan Anemia
- Menjelaskan Penatalaksanaan Anemia
- Memberi kesempatan pada peserta untuk -Bertanya
bertanya
- Menjawab pertanyaan -Memperhatikan
3 Penutup - Melakukan evaluasi - Menjawab
2menit - Menyampaikan kesimpulan - Memperhatikan
- Mengucapkan salam penutup - Membalas salam

9
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Satuan acara penyuluhan telah siap sebelum penyuluhan dimulai
b. Tempat dan media telah siap sebelum penyuluhan dimulai
c. Penyaji materi telah siap memberikan penyuluhan
d. Waktu dan tempat sesuai yang telah di tentukan

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksana penyuluhan berperan sesuai dengan perannya
b. Penyuluhan berlangsung sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah di
tentukan
c. Adanya tanya jawab/diskusi
d. Media dapat digunakan secara efektif
e. Peserta dapat menerima materi penyuluhan yang di sampaikan

3. Evaluasi Hasil
No Pertanyaan Jawaban Peserta B S
1 Sebutkan Pengertian Anemia
2 Sebutkan Penyebab Anemia
3 Sebutkan Tanda dan Gejala
Anemia

4 Sebutkan Pencegahan Anemia


5 Sebutkan Penatalaksanaan
Anemia

Standar evaluasi
a. Baik : 4-5 pertanyaan terjawab benar
b. Cukup : 3 pertanyaan terjawab benar
c. Kurang : 1-2 Pertanyaan terjawab benar

10
G. Setting Tempat

A A A A

U U U U

I I I I Pelaksana

D D D D Penyuluhan

I I I I

E E E E

N N N N

H. Daftar Pustaka
Yatim, Faisal. (2003). Talasemia Leukimia dan Anemia. Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia anemia.

11
Materi

A. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang mengandung
hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Dengan kondisi tersebut,
penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas
secara optimal.

Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan tingkat
keparahan ringan sampai berat. Pengobatan kondisi ini bervariasi tergantung pada
penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi suplemen secara rutin atau
prosedur pengobatan khusus.

B. Penyebab Anemia

. Anemia terjadi pada saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang mengandung
hemoglobin. Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan anemia pada seseorang
dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah.

 Terjadi perdarahan yang menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibanding
kemampuan tubuh untuk memproduksi darah.

 Kelainan pada reaksi tubuh dengan menghancurkan sel darah merah yang sehat.

Berikut ini adalah uraian singkat mengenai jenis-jenis anemia berdasarkan penyebabnya, di
antaranya:

 Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini merupakan yang paling
umum terjadi di seluruh dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh
mengalami anemia dikarenakan sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk
membuat sel darah. Anemia dapat terjadi pada wanita hamil yang tidak mengonsumsi
suplemen penambah zat besi. Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi
yang banyak, tukak organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti

12
aspirin. Gejala-gejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat besi
adalah:

o Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es
(kondisi ini dinamakan pica).

o Mulut terasa kering dan pecah-pecah di bagian sudutnya.

o Kuku yang melengkung ke atas (koilonychia).

 Anemia akibat kekurangan vitamin. Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga
membutuhkan vitamin B12 dan asam folat untuk membuat sel darah merah.
Kekurangan dua unsur nutrisi tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat
memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah cukup sehingga terjadi anemia.
Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat lambung tidak dapat menyerap
vitamin B12 dari makanan yang dicerna. Kondisi tersebut dinamakan anemia
pernisiosa. Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh penderita anemia kekurangan
vitamin B-12 dan asam folat adalah:

o Geli dan rasa menggelenyar di bagian tangan dan kaki.

o Kehilangan kepekaan pada indera peraba.

o Sulit berjalan.

o Mengalami kekakuan pada kaki dan tangan.

o Mengalami demensia.

 Anemia akibat penyakit kronis. Sejumlah penyakit dapat menyebabkan anemia


karena terjadinya gangguan pada proses pembentukan dan penghancuran sel darah
merah. Contoh-contoh penyakit tersebut adalah HIV/AIDS, kanker, rheumatoid
arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn, dan penyakit peradangan kronis. Gejala-
gejala yang dapat muncul pada kasus anemia akibat penyakit kronis di antaranya
adalah:

o Warna mata dan kulit menjadi kekuningan.

o Warna urine yang berubah menjadi merah atau cokelat.

13
o Borok pada kaki.

o Gejala batu empedu.

o Keterlambatan perkembangan pada anak-anak.

 Anemia aplastik. Anemia aplastik merupakan kondisi yang langka terjadi namun
berbahaya bagi hidup penderita. Pada anemia aplastik, tubuh tidak mampu
memproduksi sel darah merah dengan optimal. Anemia aplastik dapat disebabkan
oleh infeksi, efek samping obat, penyakit autoimun, atau paparan zat kimia beracun.

 Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau
mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan
menimbulkan anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga
berbahaya.

 Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan
oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat
mengganggu proses dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik
dapat diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.

 Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Anemia ini bersifat genetis dan disebabkan
oleh bentuk hemoglobin yang tidak normal sehingga menyebabkan sel darah merah
berbentuk seperti bulan sabit, bukan bulat bikonkaf seperti sel darah merah Sel darah
merah berbentuk sabit memiliki waktu hidup lebih pendek dibanding sel darah merah
normal. Gejala yang dialami oleh penderita anemia sel sabit adalah:

o Kelelahan.

o Mudah terkena infeksi.

o Nyeri tajam pada bagian sendi, perut, dan anggota gerak.

o Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak.

 Anemia jenis lain, yang disebabkan oleh thalassemia atau penyakit malaria.

Beberapa fakor risiko yang dapat meningkatkan risiko munculnya anemia pada diri seseorang
adalah:

14
 Kekurangan vitamin dan zat besi. Membiasakan diri mengonsumsi makanan yang
rendah vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat meningkatkan risiko terkena
anemia.

 Gangguan pencernaan pada usus. Beberapa penyakit seperti penyakit Crohn


dan penyakit celiac dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga
meningkatkan risiko terkena anemia.

 Menstruasi. Umumnya wanita yang masih mengalami menstruasi memiliki risiko


terkena anemia lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sudah menopause atau
pria. Hal tersebut disebabkan oleh kehilangan darah pada saat terjadinya menstruasi.

 Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat dalam jumlah
cukup memiliki risiko terkena anemia yang lebih tinggi.

 Penyakit kronis. Jika seseorang menderita kanker, gagal ginjal, atau penyakit kronis
lainnya, maka risiko terkena anemia akan meningkat akibat kekurangan sel darah
merah. Luka pada organ dalam yang diiringi perdarahan juga dapat menyebabkan
tubuh kekurangan zat besi sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia akibat
kekurangan zat besi.

 Riwayat anemia di keluarga. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan


riwayat anemia bawaan, memiliki risiko tinggi untuk terkena kondisi yang sama.
Umumnya anemia yang diwariskan adalah anemia sel sabit (sickle cell anemia).

 Usia. Penambahan usia akan meningkatkan risiko seseorang terkena anemia. Anemia
karena kekurangan vitamin B12 dan asam folat lebih umum terjadi pada lansia di atas
75 tahun.

 Faktor lain, seperti infeksi, kelainan darah, penyakit autoimun, kecanduan alkohol,
terkena zat kimia beracun, dan efek samping dari obat dapat meningkatkan risiko
anemia pada seseorang.

C. Tanda-tanda dan Gejala

Anemia dapat dikenali dari gejala-gejala berikut ini:

 Badan terasa lemas dan cepat lelah.

15
 Kulit terlihat pucat atau kekuningan.

 Detak jantung tidak beraturan.

 Napas pendek.

 Pusing dan berkunang-kunang.

 Nyeri dada.

 Tangan dan kaki terasa dingin.

 Sakit kepala.

 Sulit Berkonsentrasi.

 Insomnia.

 Kaki kram.

Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh penderita. Gejala anemia akan
semakin terasa apabila kondisi yang diderita semakin memburuk. Konsultasi pada dokter
sebaiknya dilakukan jika seseorang kerap merasakan lelah tanpa sebab yang jelas.

D. Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan.
Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain adalah:

 Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang
diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.

 Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau
gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.

 Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, dan
makanan dari kedelai (tempe atau tahu).

 Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat, melon, dan
stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.

16
E. Penatalaksanaan Anemia

Pengobatan anemia berbeda-beda tergantung jenis anemia yang diderita oleh pasien.
Prinsip pengobatan anemia adalah menemukan penyebab utama anemia. Pengobatan
terhadap anemia sebaiknya tidak dilakukan hingga diketahui penyebab utamanya. Hal ini
dikarenakan pengobatan untuk satu jenis anemia bisa berbahaya untuk anemia jenis lain.
Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya antara lain:

 Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini dapat diatasi dengan
mengonsumsi suplemen penambah zat besi, serta memperbanyak konsumsi makanan
yang kaya zat besi. Selain itu, pasien juga dapat diberikan vitamin C untuk
meningkatkan penyerapan zat besi. Perlu diperhatikan bahwa suplemen yang
mengandung kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi.Konsultasikan dengan
dokter sebelum mengonsumsi suplemen penambah zat besi untuk mendapatkan dosis
yang tepat. Kelebihan zat besi pada tubuh dapat berbahaya bagi pasien karena dapat
menimbulkan kelelahan, mual, diare, sakit kepala, penyakit jantung dan nyeri sendi.
Untuk meringankan efek samping dari konsumsi suplemen zat besi, pasien dapat
mengonsumsi suplemen setelah makan. Jika efek samping berlanjut segera temui
dokter kembali.

 Anemia akibat kekurangan vitamin. Anemia jenis ini dapat diobati dengan
mengonsumsi makanan yang kaya akan asam folat dan vitamin B12, serta
mengonsumsi suplemen yang mengandung keduanya. Jika tubuh pasien memiliki
gangguan penyerapan asam folat dan vitamin B12, pengobatan dapat melibatkan
injeksi vitamin B12 setiap hari. Setelah itu pasien akan diberikan injeksi vitamin B12
setiap bulan satu kali yang dapat berlangsung sepanjang hidup atau tergantung kepada
kondisi pasien.

 Anemia akibat penyakit kronis. Tidak ada pengobatan yang spesifik pada jenis ini
karena tergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya anemia. Jika anemia
bertambah parah, dokter dapat memberikan transfusi darah atau injeksi eritropoietin,
yaitu suatu hormon peningkat produksi darah dan penghilang rasa lelah.

 Anemia akibat perdarahan. Jika seseorang mengalami perdarahan dan kehilangan


darah dalam jumlah banyak, pengobatan utama yang harus dilakukan adalah mencari
dan mengobati sumber perdarahan. Setelah sumber perdarahan diatasi, pasien dapat

17
diberikan transfusi darah, oksigen, dan suplemen penambah darah yang mengandung
zat besi dan vitamin.

 Anemia Aplastik. Pengobatan anemia aplastik dapat diawali dengan transfusi darah
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah. Jika diperlukan, dapat dilakukan
pencangkokan sumsum tulang apabila sumsum tulang tidak bisa lagi memproduksi sel
darah merah yang sehat.

 Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Pengobatan anemia jenis ini dapat
bervariasi sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Pengobatan dapat melibatkan
kemoterapi dan pencangkokan sumsum tulang.

 Anemia Hemolitik. Penanganan anemia hemolitik dapat dilakukan dengan beberapa


cara tergantung faktor penyebabnya. Penanganan bisa dengan menghindari obat-
obatan yang memiliki efek samping hemolisis, dengan mencari dan mengobati infeksi
yg menjadi penyebab hemolitik, atau dengan imunosupresan untuk menekan sistem
imun yang diduga merusak sel darah.

 Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Pengobatan utama anemia sel sabit adalah
dengan mengganti sel darah merah yang hancur melalui transfusi darah, suplemen
asam folat, dan antibiotik. Pengobatan lainnya adalah dengan mengonsumsi obat
penghilang rasa sakit serta menambahkan cairan melalui oral maupun intravena untuk
mengurangi nyeri dan menghindari komplikasi. Pencangkokan sumsum tulang dapat
digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada kondisi tertentu. Obat untuk kanker
hidroksiurea dapat juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit.

 Thalassemia. Thalassemia dapat diobati melalui transfusi darah, konsumsi suplemen


asam folat, splenektomi untuk mengambil limpa, serta pencangkokan sel punca darah
dan sumsum tulang.

18
Daftar Hadir Peserta

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

19
Dokumentasi Kegiatan

20

Anda mungkin juga menyukai