Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak
akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Dalam jaringan hidup, air merupakan
medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi. Air merupakan komponen utama
baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari
60-70% air. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah
dan sungai, air yang berasal dari PAM (air ledeng) juga bahan bakunya berasal dari
sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus
dipelihara (Achmad, 2004).
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan
pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak
diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan (Sutrisno dan Eni,
2002).
Air berfungsi sebagai sumber asupan mineral, mengatur suhu tubuh,
pembentuk sel, dan melancarkan pencernaan. Setiap hari, rata-rata manusia
memerlukan asupan air sebanyak 2 (dua) liter. Melalui sebuah riset diketahui
bahwa kekurangan 1-2 persen air saja bisa menyebabkan gangguan fungsi otak
seperti kurangnya konsentrasi dan kemampuan berpikir. Kekurangan air di atas 2
persen, tubuh bisa mengalami sakit kepala, letih, lemah, gangguan pergerakan otot
hingga kematian. Kurang minum air juga dapat mengakibatkan sejumlah
penyakit, diantaranya gangguan ginjal dan infeksi saluran kemih. Oleh karena itu,
kehidupan ini tidak mungkin dapat depertahankan tanpa air. Dalam air, terdapat
berbagai kandungan bahan kimia. Bahan kimia ini dapat berefek positif ataupun
negatif bagi tubuh manusia dan makhluk lainnya. Kondisi lingkungan sumber air
ikut mempengaruhi karakteristik air,sehingga bahan kimia yang terkandung di
dalamnya dapat beragam, begitu pula dengan kadarnya. Berdasarkan keragaman

Universitas Sriwijaya
tersebut, maka ditetapkan suatu standar yang mengatur kualitas air yang baik
untuk dikonsumsi.
Aliran air tanah merupakan perantara goelogi yang memberikan pengaruh
unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di
dalam tanah. Lapisan-lapisan tanah yang dilewati air mengandung unsur-unsur
kimia tertentu, salah satunya adalah persenyawaan besi. Besi (Fe) adalah elemen
yang banyak di batuan dan merupakan salah satu elemen kimia yang dapat
ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan
semua badan air Kandungan unsur kimia dalam air sangat tergantung pada
formasi geologi tempat air itu berada dan formasi geologi tempat dilaluinya air.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari analisis air adalah untuk mengetahui seberapa besar
kadar nitrat, sulfat, besi dan phosphate dalam kandungan dari masing-masing
sampel air.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Nitrat (NO3) Pada Air


Nitrat (NO3) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah
senyawa yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesis
protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang
tinggi dapat mengakumulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas sehingga
air kekurangan oksigen terlarut dan menyebabkan kematian pada ikan. Kadar
nitrat secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi
tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk dan mengandung
nitrat
Kadar nitrat yang banyak dalam suatu perairan dapat dikatakan bagus atau
subur karena dengan nitrat maka fitoplankton akan banyak disuatu perairan
sehingga akan terjadi proses fotosintesis dimana menghasilkan O2 yang sangat
dibutuhkan bagi organisme laut. Tetapi dengan kelebihan kadar nitrat dalam
perairan maka dapat mengakibatkan dampak buruk bagi organisme. Hal itu terjadi
karena dengan kadar nitrat yang tinggi dalam suatu perairan maka akan
mengakumulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas sehingga air akan
kekurangan O2.
Nitrat sebagai unsur hara utama Nitrogen dalam bentuk NO3- digunakan
sebagai substansi atau komponen dinding sel yang dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak. Oleh karena itu Nitrat sebagai senyawa-senyawa nitrogen anorganik
utama dalam air laut tedapat sebagai ion nitrat (NO3) nitrit dan amoniak (NH3),
dan sangat dipengaruhi oleh oksigen bebas dalam air.
Sumber utama nitrat di perairan berasal dari limbah yang mengandung
senyawa nitrat berupa bahan organik dan senyawa anorganik seperti pupuk
nitrogen. Sedangkan distribusi horizontal kadar nitrat menurut Hutagalung (1997),
semakin tinggi menuju ke arah pantai dan kadar nitrat tertinggi biasanya
ditemukan di perairan muara. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan kadar
nitrat di laut disebabkan oleh masuknya limbah domestik atau perairan
(pemupukan) yang mengandung nitrat.

Universitas Sriwijaya
Kandungan nitrat dalam kadar yang berbeda dibutuhkan oleh setiap jenis
alga untuk keperluan pertumbuhannya. Agar fitoplankton dapat tumbuh optimal
diperlukan kandungan nitrat antara 0,9 – 3,5 mg/l, tetapi apabila kadar nitrat
dibawah 0,1 atau diatas 45 mg/l maka nitrat dapat merupakan faktor pembatas.

2.2. Sulfat (SO4) Pada Air


Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan mineral, misalnya gips
(CaSO4.2H2O) dan kalsium sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat juga berasal
dari oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri
kertas, tekstil dan industri logam (Apriani, S. 2011). Ion sulfat adalah salah satu
anion utama yang muncul di air alami atau alam. Sulfat adalah salah satu ion
penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya bagi manusia saat
ketersediaannya dalam jumlah besar.
Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek
pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Untuk hal
tersebut direkomendasikan batas maksimal sulfat dalam air sekitar 250 mg/l
untuk air yang dikonsumsi manusia. Menyebabkan Laxative apabila kadarnya
berupa Magnesium dan Sodium. Senyawa sulfat bersifat iritasi pada saluran
pencernaan (saluran gastro intestinal ), apabila dalam bentuk campuran
Magnesium atau Natrium pada dosis yang tidak sesuai aturan ( (Adinata, 2012).
Peningkatan kadar sulfat dapat ditentukan dengan timbulnya bau, rasa tidak enak
dari air serta masalah korosi pada perpipaan. Hal ini diakibatkan oleh reduksi
sulfat menjadi hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobic (Apriani, S. 2011).

2.3. Besi (Fe) Pada Air


Aliran air tanah merupakan perantara goelogi yang memberikan pengaruh
unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di
dalam tanah. Lapisan-lapisan tanah yang dilewati air mengandung unsur-unsur
kimia tertentu, salah satunya adalah persenyawaan besi. Besi (Fe) adalah elemen
yang banyak di batuan dan merupakan salah satu elemen kimia yang dapat
ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan

Universitas Sriwijaya
semua badan air Kandungan unsur kimia dalam air sangat tergantung pada
formasi geologi tempat air itu berada dan formasi geologi tempat dilaluinya air.
Kandungan unsur besi di air tanah, terutama di dalam air sumur banyak
terjadi. Air tanah yang umumnya mempunyai konsentrasi karbondioksida yang
tinggi dapat menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini menyebabkan
konsentrasi besi bentuk mineral tidak larut (Fe3+) tereduksi menjadi besi yang
larut dalam bentuk ion bervalensi dua (Fe2+). Konsentrasi besi pada air tanah
bervariasi mulai dari 0,01 mg/l - 25 mg/l.
Besi dalam bentuk ion Fe2+ sangat mudah larut dalam air. Oksigen yang
terlarut akan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe(OH)3 yang merupakan endapan.
Fe(OH)3 atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan dapat
mengendap. Besi yang terlarut dalam bentuk Fe2+ dalam air biasanya dihasilkan
oleh pelepasan ion Fe2+ dari bahan-bahan organik. Menurut Y.P Tirta Dharma
(2002), kehadiran ion Fe2+ yang terlarut dalam air dapat menimbulkan gangguan-
gangguan seperti :
a. Rasa dan bau logam yang amis pada air, disebabkan karena bakteri
mengalami degradasi.
b. Menimbulkan warna kecoklat-coklatan pada pakaian putih.
c. Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya
(noda kecoklatan disebabkan oleh besi).
d. Dapat mengakibatkan penyempitan atau penyumbatan pada pipa.

2.4. Phosphate (PO4)


Senyawa fosfat dalam perairan berasal dari sumber alami seperti erosi
tanah,buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut sendiri.
Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan ter adinya ledakan
populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat menyebabkan kematian
ikan se-ara massal. 1atas optimum fosfat untuk pertumbuhan plankton adalah 0,21
– 5,51 mg/liter.
Fosfor di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan
anorganik. Dalam bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan
hasil oksidasinya, nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk

Universitas Sriwijaya
senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat
dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat
(H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HP042-.
Fosfor berbentuk kompleks dengan ion besi dan kalsium pada kondisi aerob,
besifat tidak larut, dan mengendap pada sediment sehingga tidak dapat
dimanfaatkan oleh algae akuatik. Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam
bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang
terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat.
Senyawa fosfor membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada kondisi aerob,
bersifat tidak larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat
dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries et al., 2003).
Fosfat yang berikatan dengan ferri [Fe2(PO4)3] bersifat tidak larut dan
mengendap didasar perairan. Pada saat terjadi kondisi anaerob, ion besi Aalensi
tiga (ferri) ini mengalami reduksi menjadi ion besi Aalensi dua (ferro) yang
bersifat larut dan melepaskan fosfat keperairan, sehingga meningkatkan
keberadaan fosfat diperairan (Effendi, 2003).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan Praktikum Analisis Tanah, Air dan Tumbuhan pada
penetapan nitrat, sulfat, besi dan phosphate pada air yaitu pada hari Selasa, 13
November 2018 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.
Sedangkan tempat dilaksanakan Praktikum Analisis Tanah, Air dan
Tumbuhan mengenai penetapan nitrat, sulfat, besi dan phosphate pada air yaitu di
Laboratorium Kimia, Biologi dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Penetapan Nitrat (NO3) Pada Air
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) Pipet 10 ml;
2) Tabung Reaksi; 3) Spektrofotometer.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) Aquades; 2)
Brucin; 3) Larutan asam sulfat pekat pa; 4) Larutan deret standar; 5) Sampel air.

3.2.2. Penetapan Sulfat (SO4) Pada Air


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) Pipet 10 ml;
2) Tabung Reaksi; 3) Spektrofotometer.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) Aquades; 2)
Campuran pereaksi sulfat; 3) Pereaksi sulfat; 4) Sampel air.

3.2.3. Penetapan Besi (Fe) Pada Air


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) : 1) Pipet 10
ml; 2) Tabung Reaksi; 3) Spektrofotometer.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1)
Hidroksilamine chloride 5%; 2) Larutan standar 100 ppm Fe; 3) Ortho penaltalin
0,5%; 4) Sampel air.

Universitas Sriwijaya
3.2.4. Penetapan Phosphate (PO4) Pada Air
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) Pipet; 2)
Tabung reaksi; 3) Spektrofotometer.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) PB; 2) SnCl 2;
3)Standar phosphate 100 ppm PO4.

3.3. Alat Kerja


3.3.1. Penetapan Nitrat (NO3) Pada Air
Adapun cara kerja penetapan nitrat pada air, yaitu:
1. Saring sampel air dengan kertas waring;
2. Pipet 2 ml air jernih, masukkan kedalam tabung reaksi;
3. Tambah 4,5 mili aquades;
4. Tambahkan 2 ml asam sulfat pekat pa;
5. Tambahkan 0,5 ml brucin;
6. Buat deret standar 0; 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 ppm NO3 dengan cara memipet 0
ml; 0,5 ml; 1,5 ml; dan 2 ml dari 10 ppm NO3 . Setelah itu ditambah
aquades, 2 ml asam sulfat dan 0,5 brucin. Kemudian jadikan volumenya 10
ml dengan aquades lalu diamkan 10 menit, setelah itu tetapkan NO3 dari
standar contoh air dengan panjang gelombang 432 µm.
7. Buat blanko tanpa pakai sampel air dengan langkah yang sama.

3.3.2. Penetapan Sulfat (SO4) Pada Air


Adapun cara kerja penetapan sulfat pada air, yaitu :
1. Pipet 5 ml contoh air jernih yang telah disaring ke dalam tabung reaksi;
2. Tambahkan 3 ml aquades;
3. Tambahkan 2 ml campuran pereaksi sulfat;
4. Diamkan 30 menit. Setelah itu tetapkan SO4 nya dengan spektrofotometer
pada gelombang 432 µm;
5. Buat deret standar. Pipet 0,1 ml; 0,2 ml; 0,3 ml; 0,4 ml dan 0,5 ml dari ppm
SO4.
6. Tambah 2 ml pereaksi sulfat dan jadikan volume 10 ml dengan aquades. Ini
berarti mengandung 1,2,3,4, dan 5 ppm SO4. Diamkan 30 menit.

Universitas Sriwijaya
7. Tetapkan standar dengan contoh pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 432 µm;
8. Buatlah blanko tanpa sampel air.

3.3.3. Penetapan Besi (Fe) Pada Air


Adapun cara kerja penetapan besi pada air, yaitu :
1. Pipet contoh air yang telah disaring 2 ml kemudian masukkan kedalam
tabung reaksi;
2. Tambah aquades 6 ml;
3. Tambah HONH3HCl 1 ml;
4. Biarkan 10 menit. Lalu cek Fe pada gelombang 508 µm;
5. Pipet standar 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 kerjakan seperti contoh;
6. Buat blanko dengan cara yang sama tanpa menggunakan sampel air.

3.3.4. Penetapan Phosphate (PO4) Pada Air


Adapun cara kerja penetapan phosphate pada air, yaitu :
1. Pipet 5 ml contoh air yang telah disaring kemudian masukkan ke dalam
tabung reaksi;
2. Tambah 2 ml aquades;
3. Tambahkan 2,5 ml PB;
4. Tambahkan 0,5 ml SnCl2;
5. buat standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 dan 100 ppm PO4. Kerjakan seperti contoh
dan jadikan volume 10 ml dengan aquades.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan praktikum analisis air yang telah dilakukan maka didapatlah


data anlisis dari lima sampel yang diambil pada tabel 4.1.

5. Tabel 4.1.1. Penetapan Nitrat, Sulfat, Besi dan Phosphate Pada Air
SO4 PO4
Sampel Air NO3 (ppm) Fe (ppm)
(ppm) (ppm)
Air Sumur 0,0495 0,02 0,015 0,006
Air Galon 0,009 0,014 0,035 0,014
Musi Ampera 0,045 0,222 - 0,01 0,02
Musi 2 0,0405 0,518 0,005 0,004
Rawa Palembang-
0,0675 1,624 0,06 0,002
Indralaya

4.2. Pembahasan
Pada praktikum anallisis air yang telah di lakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa pada air Rawa palembang-Indralaya memiliki kadar NO3
(Nitrat) paling tinggi dan kadar NO3 paling rendah yaitu pada air galon.
Kandungan nitrat yang tinggi pada daerah rawa Palembang-Indralaya dapat
disebabkan oleh faktor yaitu adanya pencemaran limbah yang mengandung
senyawa nitrat berupa bahan organik dan senyawa anorganik seperti pupuk
nitrogen. Menurut Bahri (2006) Nitrat nitrogen yang sangat mudah larut dalam
air dan bersifat stabil menyebabkan kandungan nitrat pada daerah rawa
Palembang-Indralaya tinggi. Hal tersebut mempengaruhi kandungan Nitrat yang
ada pada daerah tersebut. Menurut Kirchman (2000) nitrat (NO3- N) adalah bentuk
nitrogen yang dinamis dan menjadi bentuk yang paling dominan pada limpasan
(run-off), masukan sungai, keluarnya air tanah dan deposisi atmosfir ke laut.
Nitrat adalah nutrien utama bagi pertumbuhan alga, nitrat sangat mudah larut
dalam air dan bersifat stabil. Nitrat dihasilkan dari proses oksidasi sempurna

Universitas Sriwijaya
senyawa nitrogen dan amonia di perairan (Effendi 2000). Sumber utama nitrat
berasal dari erosi tanah, limpasan dari daratan termasuk pupuk dan limbah.
Untuk analisis sulfat kadar sulfat yang paling tinggi yaitu pada air rawa
Palembang-Indralaya dan yang paling rendah yaitu pada air sumur. Di perairan,
sulfur berikatan dengan Hidrogen. Bebrapa bentuk sulfur di perairan yaitu sulfida
(S2-), hidrogen sulfida (H2S), besi sulfida (FeS), ssulfur dioksida (SO2), sulfit
(SO32-), sulfat (SO42-). Sulfat dalam air dapat berada secara ilmiah ataupun dari
aktivitas manusia, misalnya dari limbah industri dan limbah laboratorium. Secara
ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan mineral yang mengandung S
misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium sulfat anhidrat (CaSO4). Selain itu
deterjen juga mmberikan kontribusi yang cukup besar terhadap keberadaan sulfat.
Analisis kandungan Fe pada air, kadar Fe tertinggi yaitu pada air Musi
Ampera sebesar (-0.01) yang berarti kadar Fe pada air tersebut tidak terdeteksi
jumlahnya. Besi dalam bentuk ion Fe2+ sangat mudah larut dalam air. Oksigen
yang terlarut akan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe(OH)3 yang merupakan endapan.
Fe(OH)3 atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan dapat
mengendap. Besi yang terlarut dalam bentuk Fe2+ dalam air biasanya dihasilkan
oleh pelepasan ion Fe2+ dari bahan-bahan organik. Air dengan Kandungan besi
atau mangan yang tinggi pada air minum akan membahayakan kesehatan. Karena,
jika zat tersebut berada dalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit karena
logam tersebut bersifat toksik.
Analisis phosphate (PO4) pada air, kadar phospate tertinggi yaitu pada air
Musi Ampera dan kadar yang paling rendah yaitu pada air rawa Palembang-
Indralaya. Phosfat adalah bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan
dan merupakan unsur esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan alga sehingga
dapat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan (Bahri, 2006). Konsentrasi
phosfat besar dapat terjadi karena suatu proses ekresi oleh ikan dalam bentuk
feces, sehingga fosfor dalam bentuk ini dapat mengendap di dasar perairan dan
terakumulasi di sedimen. Atau limbah yang masuk kedalam tambak dan
bercampur dengan pupuk yang mengandung unsur fosfor biasanya digunakan oleh
petambak adalah faktor yang mempengaruhi kadar phosfat pada tambak tersebut.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikuum analisis air, yaitu :
1. Nitrat sebagai unsur hara utama Nitrogen dalam bentuk NO3- digunakan
sebagai substansi atau komponen dinding sel yang dibutuhkan dalam jumlah
yang banyak.
2. Kandungan nitrat yang tinggi pada daerah rawa Palembang-Indralaya dapat
disebabkan oleh faktor yaitu adanya pencemaran limbah yang mengandung
senyawa nitrat berupa bahan organik dan senyawa anorganik seperti pupuk
nitrogen.
3. Secara ilmiah sulfat biassanya berasal dari pelarutan mineral yang
mengandung S misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium sulfat anhidrat
(CaSO4).
4. Besi yang terlarut dalam bentuk Fe2+ dalam air biasanya dihasilkan oleh
pelepasan ion Fe2+ dari bahan-bahan organik.
5. Konsentrasi phosfat besar dapat terjadi karena suatu proses ekresi oleh ikan
dalam bentuk feces, sehingga fosfor dalam bentuk ini dapat mengendap di
dasar perairan dan terakumulasi di sedimen.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan untuk praktikum analisis tanah air
dan tanaman khususnya untuk penetapan analisi air adalah agar pengambilan
sampel air pada air galon di tambahkan beberapa sampel untuk menguji kadar
nitrat, sulfat, phosfat, dan besi.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, rukaesi,2004.kimia lingkungan: yogyakarta: penerbit andi

Apriani, S. 2011. Analisa Kandungan Logam Berat Besi (Fe) dan Kromium (Cr)
Pada Sumur Artesis Dan Sumur Penduduk (Cincin) Dengan Menggunakan
Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa) Di Kelurahan Rejo Sari
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Skripsi Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Sultas Syarif Kasim, Pekanbaru.

Bahri, Andi Faizal. 2006. Analisis Kandungan Nitrat dan Fosfat pada sedimen
mangrove yang termanfaatkan di Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru.
Studi Kasus Pemanfaatan Ekosistem Mangrove&Wilayah Pesisir Oleh
Masyarakat Di Desa Bulucindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
Asosiasi Konservator Lingkungan: Makassar

Effendi, H. 2000. Telaah Kualita Air : Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Hutagalung, Horas dan Abdul Rozak. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen
dan Biota. Buku Kedua. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta. 11. Peraturan
Pemerintah

Kirchman, D. L. 2000. Microbial Ecology of Ocean. Wiley-Liss. A John and


Sons, Inc. New York.

Sutrisno,T dan Eni, S (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka
Cipta. Halaman.1,13-17, 21, 32-38

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Proses penyaringan Musi Proses penyaringan Penambahan 4,5 ml aquades


Ampera semua jenis sampel air pada setiap sampel tanah
unutk penetapa NO3

Penambahan 6,5 mili Penambahan 2 mili asam Brucin


aquades pada blanko untuk sulfat pekat pa pada setiap
penetapan NO3 jenis sampel untuk penetapan
NO3

Sambel air yang sedang Kupet Spektrofotometer


dimixer

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

 Fosfat (PO4)  Nitrat (NO3)


5 ml ekstrak sampel air 2 ml ekstrak sampel air
2 ml aquades 4,5 ml aquades
2,5 ml PB 2 ml H2SO4
0,5 ml Stano 0,5 ml Brucin
Volume total = 10 ml Volume total = 9 ml

 Besi (Fe)  Sulfat (SO4)


2 ml ekstrak sampel air 5 ml ekstrak sampel air
6 ml aquades 3 ml aquades
1 ml HN03HCl 2 ml pereaksi sulfat
1 ml orthopenaltalin 0,5% Volume total = 10 ml
Volume total = 10 ml
𝑉
Rumus : C x 𝑣

Keterangan :
- C, pembacaan;
- V, volume total;
- v, volume contoh ekstrak sampel air

Pembacaan Pembacaan Pembacaan Pembacaan


Jenis Air (NO3)
(PO4) (Fe) (SO4)
Air Sumur 0,003 0,003 0,010 0,011

Air Galon 0,007 0,007 0,007 0,002

Air Ampera 0,010 0,002 0,111 0,010

Air Musi II 0,002 0,001 0,259 0,009

Air Palembang- 0,001 0,012 0,812 0,015


Indralaya

Universitas Sriwijaya
(PO4) (Fe)
 Air Sumur  Air Sumur
10 10
= 0,003 x 5 = 0,003 x 2
= 0,006 = 0,015
 Air Galon  Air Galon
10 10
= 0,007 x 5 = 0,007 x 2
= 0,014 = 0,035
 Air Ampera  Air Ampera
10 10
= 0,010 x 5 = 0,002 x 2
= 0,02 = 0,01
 Air Musi II  Air Musi II
10 10
= 0,002 x 5 = 0,001 x 2
= 0,004 = 0,005
 Air Palembang-Indralaya  Air Palembang-Indralaya
10 10
= 0,001 x 5 = 0,012 x 2
=0,002 =0,06

(SO4) (NO3)

 Air Sumur  Air Sumur


10 9
= 0,010 x 5 = 0,011 x 2
= 0,02 = 0,0495
 Air Galon  Air Galon
10 9
= 0,007 x 5 = 0,002 x 2
= 0,014 = 0,009
 Air Ampera  Air Ampera
10 9
= 0,111 x 5 = 0,010 x 2
= 0,222 = 0,045
 Air Musi II  Air Musi II
10 9
= 0,259 x 5 = 0,009 x 2
= 0,518 = 0,0405
 Air Palembang-Indralaya  Air Palembang-Indralaya
9
10 = 0,015 x 2
= 0,812 x 5
= 1,624 =0,0675

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai