Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI KASUS

KISTA COKLAT
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Obstetri
dan Ginekologi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II

Diajukan Kepada Yth :


dr. Alfaina Wahyuni, Sp.OG
Disusun Oleh :
Rosefani Intan Indraswari
20174011192

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS


KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

2019
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
JenisKelamin : Perempuan
Umur : 23tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngabean
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Periksa : 12-06-2019

II. Anamnesa
KeluhanUtama : sakit saat berhubungan dengan suami
RiwayatPernyakitSekarang
Seorang wanita usia 25 tahun, menikah, G0P0A0, datang ke Poli PKU
Gamping dengan keluhan adanya rasa sakit saat berhubungan dengan suami.
Terdapat benjolan di perut kanan. Hal ini pernah dikeluhkan 1 tahun yang lalu,
saat setelah menikah. 1 bulan yang lalu haid hanya flek 3 hr, nyeri saat haid ,
sebelumnya pernah periksa ke dokter dan saat di usg ditemukan kista. Riwayat
perdarahan di luar haid tidak ada,demam tidak ada, mual muntah tidak ada, tidak
ada perubahan pola BAK dan BAB. Pernah terdiagnosis kista dan melakukan
pengobatan yang menyebabkan haid tidak teratur.
Riwayat Penyakit Dahulu :Alergi (-), hipertensi (-), DM (-), asma (-), kista (+)
Riwayat Penyakit Keluarga :Alergi (-), hipertensi (-), DM (-), asma (-)
RiwayatMenstruasi :
- Menarche : 13 tahun
- Lama menstruasi : 5-6 hari
- Ganti pembalut dalam 1 hari : 3-4 kali
- Sakit saat menstruasi : dismenorhoe (+),
Riwayat Pernikahan: usia pernikahan 1 tahun
Riwayat KB (-)

III. PemeriksaaFisik
Status Generalis
- KeadaanUmum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Vitas sign
TD : 122/74mmHg
Pernafasan : 20x/mnt
Nadi : 83x/mnt
Suhu : 36° C
- BB : 64 kg
- TB : 160 cm
- Kepala :Mesocephal
Mata : dbn
Hidung : Discharge (-), nafas cuping (-)
Telinga : Discharge (-)
Mulut : Sianotik (-)
- Leher : Pembesaran Inn (-)
- Thoraks : Simetris
Cor : S1- S2 reguler
Pulmo : wheezing(-), rhonki (-)
- Abdomen : NT (-), Bu (+) normal
- Ekstremitas : edema (-)
IV. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hmt: 36 % ↓
MCV: 77 fL ↓
Ultrasonografi: Keterangan tampak massa kistik uk 4,1x4,7 cm
V. Diagnosis Kerja : kista coklat pada nullipara
VI. Planning
Pro kistektomi

MASALAH YANG DIKAJI


1. Definisi kista coklat?
2. Faktor resiko endometriosis?
3. Penatalaksanaan kistacoklat?
4. Prognosis pada endometriosis
PEMBAHASAN
1.Endometriosis merupakan gangguan sistem reproduksi wanita dimana endometrium
tumbuh di luar rongga uterus1. Endometriosis terjadi ketika suatu jaringan dari lapisan uterus
yaitu endometrium menyerang organ-organ di rongga pelvis dan tumbuh di sana. Jaringan
endometrium yang salah tempat ini menyebabkan iritasi di rongga pelvis dan menimbulkan
gejala nyeri serta infertilitas2.
Jaringan endometriosis dapat tumbuh di permukaan rongga pelvis, peritoneum dan organ-
organ dirongga pelvis. Yang kesemuanya dapat berkembang menjadi nodul-nodul.
Endometriosis bisa tumbuh di perrmukaan ovarium atau menyerang bagian dalam ovarium
dan membentuk kista berisi darah yang disebut sebagai kista endometriosis atau kista coklat.
Kista ini disebut kista coklat karena terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat
hingga gelap. Kista ini bisa berukuran kecil seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar2.

2. Faktor resiko endometriosis3


- nyeri panggulbukti dari satu penelitian (n=1097) menunjukkan adanya peningkatan resiko
endometriosis stadium III/IV secara signifikan pada wanita yang mengalami nyeri panggul.
Bukti dari satu penelitian lain (n=495, resiko bias sedang) menunjukkan tidak ada
peningkatan resiko endometriosis pada wanita yang mengalami nyeri panggul3.
- disminoreabukti dari satu penelitian (n=1097) menunjukkan tidak ada peningkatan resiko
endometriosis pada wanita yang memiliki dismenorea ringan, namun bukti kualitas sedang
dari satu penelitian (n=429)menunjukkan peningkatan resiko endometriosis yang signifikan
pada wanita dengan peningkatan keparahan dismenorea. Bukti dari dua penelitian ( resiko
bias sedang) menunjukkan bahwa ada peningkatan risiko endometriosis tahap III/IV secara
signifikan pada wanita yang mengalami dismenorea jenia apa pun (n=495 dan n=1079) serta
sedang, parah, atau baru-baru ini diintensifkan3.
- siklus haid tidak teraturbukti dari satu penelitian (n=1079, risikop bias sedang)
menunjukkan tidak ada peningkatan resiko endometriosis tipe III/IV tipe apa pun pada wanita
yang memiliki siklus tidak teratur3
- riwayat infertilitasbukti dari dua penelitian (n=495 dan n=429, resiko bias sedang)
menunjukkan peningkatan resiko endometriosis atau stadium III/IV endometriosis yang
signifikan pada wanita yang memiliki riwayat infertilitas ( primer)3.
- nyeri uterosakralbukti dari satu penelitian (n=429, resiko bias sedang) menunjukkan
bahwa ada peningkatan resiko endometriosis yang signifikan pada wanita dengan nyeri tekan
uterosakral dan nodularitas3.
3.Penatalasanaan
4. Prognosis pada endometriosis4
Operasi pertama tepat waktu merupakan hal yang penting dalam perawatan seumur hidup
(usia > 30 tahun)4. Usia adalah faktor utama yang mempengaruhi kemungkinan operasi
berulang. Indikasi operasi hanya bila ada rasa sakit berlebih dan adanya keinginan untuk
kehamilan yang tidak responsif dengan pengobatan medisdan gangguan kualitas hidup
menjalani operasi pertama pada usia muda (<30 tahun) lebih banyak gejala untuk kambuh
dan operasi ulang. Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien dengan endometriosis 4.
Pasien dengan endometriosis yang menjalani operasi tunggal saat usia lebih tua memiliki
kontrol gejala yang baik dan kualitas hidup yang baik4
DAFTAR PUSTAKA

1.Bo X, Nan G, et al. 2015. Oocyte Quality is dereased in Woman With Minimal or Mild
Endometriosis. Scientific Reports.
2. Stoppler D, Endometriosis. http://www.medicinet.com/endometriosis/page3.htm#tocg
3. NICE Guidleine. 2017. Endometriosis: Diagnosis and Management.US: Rpyal Collegep
4. Silvia V, et al. 2019. Surgical Treatment of Endometriosis: Prognostic Factors for Better
Quality of Life. htts://doi.org/10.1080/09513590.2019.1616688.
5. POGI. 2013. Konsensus Tata Laksana Nyeri Haid pada Endometriosis. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai