Dalam penelitian ini, perbandingan dilakukan antara Pap smear dan VIA secara histopatologi.
Sensitivitas dari IVA adalah 89% (dibandingkan Pap smear, yang 52%) sedangkan
spesifisitas IVA adalah 87% (dibandingkan Pap smear, yang memiliki spesifisitas 95%).
Dengan demikian, VIA menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pap
smear, tetapi VIA memiliki spesifisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan Pap smear.
Spesifisitas yang lebih rendah dari VIA bila dibandingkan dengan Pap smear adalah karena
tingginya insiden dugaan epitel acetowhite, yang mungkin disebabkan oleh peradangan,
metaplasia imatur atau infeksi HPV laten.
Temuan paling umum dalam pemeriksaan per spekulum adalah erosi. Dalam penelitian ini,
perbandingan dilakukan antara Pap smear dan VIA secara histopatologi. Sensitivitas VIA
didapatkan 89% (dibandingkan Pap smear, yang memiliki 52%) dan spesifisitas VIA adalah
87% (dibandingkan Pap smear, yang memiliki spesifisitas 95%).
Dengan demikian, VIA menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pap
smear. VIA memiliki spesifisitas rendah dibandingkan dengan Pap smear. Diamati bahwa ada
hubungan yang signifikan antara laporan histopatologi dan laporan Pap smear yang
menyangkut nilai prediksi negatif. Akurasi VIA adalah 87% dibandingkan dengan 93% pada
Pap smear. Nilai prediktif negatif dari VIA adalah 99% dibandingkan dengan 96% pada Pap
smear. Nilai prediksi positif adalah 45% pada Pap smear dibandingkan dengan 32% pada
VIA.