Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “HAK
ASASI MANUSIA (HAM) DALAM PELAYANAN KESEHATAN” ini dapat
terselesaikan. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui peran hak asasi
manusia dalam pelayanan kesehatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Mungkin dalam
laporan penelitian ini terdapat banyak kata yang kurang tepat, untuk itu penulis
mohon maaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis
untuk lebih baik di masa yang akan datang Semoga laporan penelitian ini dapat
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua .
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3. Tujuan Pembahasan........................................................................................... 2
1.4. Manfaat Pembahasan......................................................................................... 2
1.4.1. Bagi Mahasiswa......................................................................................... 2
1.4.2. Bagi Dosen................................................................................................ 2
1.4.3. Bagi Masyarakat........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1. Konsep Dasar HAM........................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian HAM..................................................................................... 3
2.1.2. Rule of Law............................................................................................... 4
2.2. Sejarah Perkembangan HAM............................................................................. 5
2.2.1. Sejarah HAM di Dunia............................................................................ 5
2.2.2. Sejarah HAM di Indonesia...................................................................... 6
2.3. Problematik dan Amandemen HAM ............................................................... 7
2.3.1. Problematik HAM.................................................................................... 7
2.3.2. Amandemen HAM................................................................................... 8
2.4. HAM dalam Pelayanan Kesehatan.................................................................. 12
BAB III PENUTUP................................................................................................. 16
3.1. Kesimpulan........................................................................................................ 16
3.2. Saran.................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah Amandemen:
BAB XA
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya.
Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran,memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan,mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari
negara lain.
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan dengan
prinsip Negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.
Dampak Negatif Amandemen Pasal 28:
1. Terjadi perdebatan panjang mengenai Hak Asasi Manusia.
2. Terdapat penyalahgunaan penggunaan konstitusi mengenai Hak Asasi
Manusia.
3. Masih banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia di masyarakat.
4. Amandemen UUD ‘45 dinilai belum transformatif karena konstitusi ini
masih bersifat parsial, lebih terfokus pada aspek restriktif negara dan
aspek protektif individu dalam Hak Asasi Manusia.
Dampak Positif Amandemen Pasal 28:
1. Indonesia memiliki dasar konstitusional yang jelas mengenai Hak Asasi
Manusia.
2. Sebagai cermin dari tekad bangsa Indonesia untuk menegakkaan HAM
sesuai dengan pernyataan pada Pembukaan UUD 1945.
3. Sebagai penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia yang meliputi:
a. hak atas kewarganegaraan,
b. hak atas hidup,
c. hak untuk mengembangkan diri,
d. hak atas kemerdekaan pikiran dan kebebasan memilih,
e. hak atas informasi,
f. hak atas kerja dan penghidupan layak,
g. hak atas kepemilikan dan perumahan,
h. hak atas kesehatan dan lingkungan sehat,
i. hak berkeluarga,
j. hak atas kepastian hukum dan keadilan,
k. hak bebas dari ancaman, diskriminasi dan kekerasan,
l. hak atas perlindungan,
m. hak memperjuangkan hak,
n. hak atas pemerintahan.
4. Sebagai dasar hukum yang kuat mengenai Hak Asasi Manusia sehingga peraturan
lainnya yang kedudukannya di bawah UUD 1945 tidak boleh bertentangan.
5. Sebagai antisipasi dari kecurigaan bahwa konsep HAM selama ini diadaptasi oleh
bangsa Indonesia dari Barat oleh amandemen pada pasal Pasal 28J UUD 1945 yang
mengatur adanya pembatasan HAM.
2.4.HAM dalam Pelayanan Kesehatan
Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang produktif secara ekonomis. Karena itu kesehatan
merupakan dasar dari diakuinya derajat kemanusiaan. Tanpa kesehatan, seseorang
menjadi tidak sederajat secara kondisional. Tanpa kesehatan, seseorang tidak akan
mampu memperoleh hak-haknya yang lain. Seseorang yang tidak sehat dengan
sendirinya akan berkurang haknya atas hidup, tidak bisa memperoleh dan
menjalani pekerjaan yang layak, tidak bisa menikmati haknya untuk berserikat
dan berkumpul serta mengeluarkan pendapat, dan tidak bisa memperoleh
pendidikan demi masa depannya. Singkatnya, seseorang tidak bisa menikmati
sepenuhnya kehidupan sebagai manusia.Pentingnya kesehatan sebagai hak asasi
manusia dan sebagai kondisi yang diperlukan untuk terpenuhinya hak-hak lain
telah diakui secara internasioal. Hak atas kesehatan meliputi hak untuk
mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang sehat, hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan, dan perhatian khusus terhadap kesehatan ibu dan anak. Pasal
25 Universal Declaration of Human Rights (UDHR) menyatakan:
Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan,
sandang, papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta
hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh
pasangannya, lanjut usia, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan
merosotnya taraf kehidupan yang terjadi diluar kekuasaannya. Ibu dan anak
berhak mendapatkan perhatian dan bantuan khusus. Semua anak, baik yang
dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus menikmati perlindungan
sosial yang sama.
Jaminan hak atas kesehatan juga terdapat dalam Pasal 12 ayat (1) Konvensi
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya yang ditetapkan oleh
Majelis Umum PBB 2200 A (XXI) tanggal 16 Desember 1966, yaitu bahwa
negara peserta konvenan tersebut mengakui hak setiap orang untuk menikmati
standar tertinggi yang dapat dicapai dalam hal kesehatan fisik dan mental.
Perlindungan terhadap hak-hak Ibu dan anak juga mendapat perhatian terutama
dalam Konvensi Hak Anak. Instrumen internasional lain tentang hak atas
kesehatan juga terdapat pada Pasal 12 dan 14 Konvensi Internasional tentang
Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, dan ayat 1
Deklarasi Universal tentang Pemberantasan Kelaparan dan kekurangan Gizi.
Pada lingkup nasional, Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Jaminan atas hak memperoleh derajat kesehatan yang optimal juga
terdapat dalam pasal 4 UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Pasal 9 UU
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia berisi:
• Bab III Bagian Pertama, pasal 9Hak untuk Hidup.
• Bab III Bagian Kelima, pasal 21keluhan pribadi..tidak boleh jadi obyek
penelitian tanpa persetujuan.
• Penjelasan Pasal 41 ayat 1: Kemudahan dan perlakuan khusus adalah
pemberian pelayanan, jasa, atau penyediaan fasilitas dan sarana kelancaran,
keamanan, kesehatan dan keselamatan.
Ada beberapa hal hubungan HAM dan kesehatan yaitu:
• Pelanggaran thd HAM dapat memunculkan masalah kesehatan yg serius.
Misal: kasus KDRT, penganiayaan thd istri/anak, belum ada perlindungan
hukum yg baik, tata cata tradisional yg digolongkan sbg pelanggaran
HAM:perbudakan/pengucilan dsb.
• Kebijakan dan program kesehatan bisa memunculkan pelanggaran HAM.
Misal: Program Askeskin yg kurang monitor scr baik shg akses maskin thd
kesehatan sulit dan terdiskriminasi.
Indikator keberhasilan program kesehatan dalam pemenuhan Hak atas Kesehatan:
• Ketersediaan (fasilitas perawatan maupun peralatan,rancangan program yg baik
dsb)
• Keterjangkauan (Pelayanan kesehatan dapat terjangkau semua orang, tak
diskriminasi, informasi yg akurat)
• Penerimaan (Menghargai etika medis, perbedaan sosial budaya, kerahasiaan,
meningkatkan status kesehatan dsb)
• Kualitas (kualitas sesuai perkembangan dunia kedokteran terkini)
Problem Kesehatan yang berhubungan dengan HAM:
• Kematian Ibu yg masih tinggi, KB yg belm merata (Program kesehatan
reproduksi)
• Gizi buruk, kematian bayi dan balita yg masih tinggi (Program Kesehatan
Anak)
• Diare, ISPA, DBD, Malaria (Program Kesling)
• Pencemaran dan kelangkaan air (Program air Bersih)
• Problem2 Program HIV/ AIDS
• Problem2 Khusus program TBC
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan wajib menjunjung tinggi hak asasi
manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan prinsip-
prinsip etis etika keperawatan terutama prinsip justice/ keadilan. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan perawat tidak boleh membeda-bedakan
pasiennya. Baik dari segi suku, ras, agama, warna kulit, bangsa dan jenis kelamin.
Perawat harus memberikan pelayanan kesehatan secara merata karena hal itu
merupakan hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap orang. Hal ini juga
dicantumkan dalam kode etik keperawatan Indonesia bab 1 pasal 1 yang berbunyi
“Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut serta kedudukan sosial”.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapa pun HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun
diwarisi. HAM sudah menjadi bagian dari manusia secara otometis sejak lahir.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
suku, pandangan politik, budaya atau asal usul sosial dan bangsa. HAM tidak bisa
dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar
hak orang lain.
Sejarah Perkembangan HAM di dunia dimulai dari penandatanganan
Magna Charta oleh John Lockland pada tahun 1215 sampai dengan
penandatanganan Universal Declaration of Human Rights oleh negara-negara
anggota PBB pada tanggal 10 Desember 1948. Sejarah Perkembangan HAM di
Indonesia dimulai dari pencantuman penegakan hak asasi merdeka dalam
pembukaan UUD 1945 alinea kedua sampai dengan terjadinya Amandemen UUD
1945 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28A—J.
Sebelum Amandemen UUD ‘45, pasal 28 hanya terdiri dari satu baris.
Sementara setelah Amandemen UUD ’45 II yang disahkan pada 18 Agustus 2000,
terjadi perubahan besar yaitu dengan ditambahkannya satu bab khusus yang
membahas tentang HAM berisi 10 pasal (28A—28J). Kesehatan juga merupakan
salah satu hak asasi manusia yang dimiliki oleh semua orang. Apabila seseorang
sehat maka ia akan tetap meneruskan hidup dan akan mendapatkan hak asasi
manusia yang lain. Oleh karena itu, negara wajib menjamin akan terpenuhinya
hak kesehatan ini. Dengan adanya peraturan tentang kesehatan maka dalam
pelayanan kesehatan pihak pemberi pelayanan wajib memandang hak asasi
manusia pihak penerima pelayanan.
3.2. Saran
Disarankan kepada seluruh masyarakat untuk selalu berusaha untuk mewujudkan
hak asasi manusia dan tidak melanggar hak asasi manusia orang lain terutama
dalam bidang pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Jakni. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Bandung:
Alfabeta
Hikmah, F. 2013. Sejarah Berdirinya HAM dan Hubungannya dengan HAM
BidangKesehatan,(http://faiqkatul.blogspot.co.id/2013/12/v-
behaviorurldefaultvmlo.html), diakses pada 11 November 2015.
Salahuddin, H. 2009. Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 [1],
(http://hendrigamaina.blogspot.co.id/2009/09/hak-asasi-manusia-dalam-uud-
19451. html), diakses pada 24 September 2015.
Setiawan, D. 2010. Hak Asasi Manusia dalam Amandemen UUD 1945,
(http://www.danisetiawanku.com/2010/01/hak-asasi-manusia-dalam-
amandemen-uud.html), diakses pada 24 September 2015.
Wahid, S. 2013. Kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia,
(http://makalahplus.blogspot.co.id/2013/08/kesehatan-sebagai-hak-asasi-
manusia.html), diakses pada 14 November 2015.