Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan dan pencapaian yang
ingin mereka raih. Namun hal tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya sumber
daya manusia yang memadai. Pola pikir manusia yang dapat ditingkatkan
kualitasnya sehingga tercapai mutu perusahaan yang diinginkan, baik itu dalam
hal kualitas maupun kuantitas. Tuntutan sumber daya manusia yang sesuai dengan
perkembangan saat ini tentunya tidak akan terlepas dari adanya motivasi dan
peran serta pemimpin dalam menentukan kualitas kerja karyawan.
Motivasi kerja yang tinggi, dapat meningkatkan produktifitas perusahaan
sehingga kepuasan kerja pegawai dapat tercapai. Begitu pentingnya faktor
manusia dalam mencapai keberhasilan suatu perusahaan, maka dalam suatu
perusahaan industri, perdagangan maupun jasa akan selalu dihadapkan dalam
permasalahan bagaimana usaha seorang pimpinan perusahaan menggerakkan
bawahannya agar bekerja lebih efektif dan terarah kepada tujuan perusahaan.
Perusahaan dalam hal ini perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan
kebutuhan kebutuhan karyawan dan sebaliknya karyawan akan dituntut agar tetap
menjaga semangat kerja dalam suatu perusahaan dan disiplin kerja dalam rangka
pencapaian tujuan perusahaan. Pada pelaksanaan kerja, hubungan antara pimpinan
dengan bawahan dalam suatu perusahaan sangat menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan. Kemampuan pimpinan dan gaya kepemimpinan untuk
mengarahkan serta mengkoordinasikan potensi yang dimiliki seluruh pegawai
akan terkait dengan peningkatan motivasi kerja dalam melakukan pekerjaan.
manajer (pemimpin) adalah seseorang yang mampu memimpin para
bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Untuk menjadi seorang manajer
tidak lah mudah, karena membutuhkan tenaga, waktu, biaya, dan ilmu yang
mantap. Seorang manajer harus memiliki standar dan kriteria tertentu yang telah
ditetapkan oleh lembaga, intansi ataupun organisasi tertentu.

1
B. Identifikasi Masalah
1. Peran pemimpin dalam meningkatkan motivasi karyawan
2. Peningkatan produktivitas perusahaan harus terus ditingkatkan sehingga
kepuasan kerja pegawai dapat tercapai
3. Peningkatan mutu perusahaan yang harus terus di tingkatkan.
4. Motivasi pemimpin dan dan karyawan harus terus di tingkatkan dan
dikembangkan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi pimpinan, kepemimpinan, dan motivasi?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan di PT.Bank SUMUT Kcp, Marindal ?
3. Bagaimana peran pemimpin dalam meningkatkan motivasi kerja
karyawan?
4. Bagaimana pengambilan keputusan dalam kepemimpinan?
5. Apa saja teori kepemimpinan?

D. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi, teori, dan gaya kepemimpinan
2. Untuk mengetahui defenisi pimpinan
3. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan di PT.Bank SUMUT
Kcp, Marindal
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan pada
PT.Bank SUMUT Kcp, Marindal
5. Untuk mengetahui bagaimana peran pemimpin dalam meningkatkan
motivasi kerja karyawan
6. Untuk menyelesaikan tugas pengajuan judul bimbingan karya ilmiah.

E. Manfaat Penulisan
1. Untuk menambah pengetahuan tentang kepemimpinan
2. Untuk memperluas wawasan tentang kehidupan kepemimpinan di
PT.Bank SUMUT Kcp, Marindal

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pemimpin
1. Defenisi pemimpin
Seorang pemimpin harus menjadi teladan dan contoh yang baik terhadap
bawahan atau karyawanya. Menurut C.N. Cooley (1902) dalam buku (Syafiie,
2017: h.106) pemimpin itu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan dan
pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan si
temukan kecenderungan yang memiliki pusat. Seorang pemimpin menjadi titik
pusat yang selalu diperhatikan oleh kayawan atau bawahanya. Jika perilaku dan
kedisplinan seorang pemimpin bagus maka bawahan pun akan displin dan
memiliki motivasi untuk lebih semangat dalam bekerja.
Dalam buku “birokrasi dan dinamika kekuasaan” (Thoha : 2016 : h.191)
Seorang pemimpin timbul karena di akui oleh pegikutnya dan di tunjuk atau
diangkat oleh penjabat yang berwenang mengangkatnyan menjadi seorang
pemimpin. Seorang pemimpin harus mempunyai kelebihan. Kelebihan yang di
punyai seorang pemimpin dapat dibedakan atas 3 hal yaitu :
a. Kelebihan moralnya
Kelebihan moral menghendaki pemimpin harus lebih tangguh takwahnya
kepada Allah sebagai Tuhan yang Esa, harus lebih tangguh kejujuranya,
dan harus lebih tangguh pula integritasnya.
b. Kelebihan fisik
Kelebihan fisik mensyaratkan seorang pemimpin harus lebih sehat jasmani
dan rohani.
c. Kelebihan ilmunnya
Kelebihan ilmu pengetahuan meminta pemimpin harus mempunyai bekal
ilmu pengetahuan yang lebih dibandingkan pengikut dan bawahannya.
Jika seorang pemimpin tidak memiliki tiga kelebihan ini, maka pemimpin
itu sulit bisa mempengaruhi perilaku pengikut atau bawahanya.

3
2. Jenis-jenis pemimpin
Ada dua jenis pemimpin dalam buku “Birokrasi dan Dinamika kekuasaan”
(Thoha : 2016 : h.189-190)
a) Pemimpin formal
Pemimpin formal yaitu menjadikan kekuasaan atau otoritas sebagai
landasan yang utama untuk bisa memimpin. Misalnya, seorang kepala
kantor didirinya melekat posisi yang lengkap dengan kekuasaan atau
otoritas. Pemimpin formal memperoleh kekuasaan atau otoritas dari posisi
atau jabatan yang berhak mengangkatnya sebagai kepala, deputi, atau
sebutan formal lainya.
b) Pemimpin informal
Pemimpin informal yaitu kekuasaan itu bisa berubah jadi pengaruh
(influence).Sepanjang pemimpin informal ini mampu mengembangkan
pengaruhnya kepada publik atau orang banyak, maka semakin tangguh
kepemimpinanya. Pengaruh bisa di peroleh dari kepandaian, ketuaan
umur, keilmuan dan pribadi yang luhur. Semuanya berasal dari
kemampuan diri seorang pemimpin informal tersebut.
Dengan demikian, kekuasaan dan pengaruh dua hal yang sangat
menentukan dari kedudukan seorang pemimpin. Hanya saja dalam pemerintah
sering kali seorang pemimoin formal hanya mengandalkan kekuasaan yang
diterima dari yang memberi atau mengangkatnya sebagai pemimpin, sehingga
pratika kepemimpinan formal sangat mengandalkan kekuasaan saja tanpa
diimbangi dengan pengaruh yang seharusnya di utamakan.

B. Motivasi
Dalam buku “Birokrasi dan Dinamika kekuasaan” (Thoha : 2016 : h.
202, 204) Motivasi merupakan persoalan yang sangat penting dalam organisasi.
Orang-orang berperilaku tertentu karena di dorong oleh sesuatu. Dengan kata lain,
perilaku atau motivasi seseorang beriorentasi pada tujuan. Untuk mencapai tujuan
itu, seorang dirangsang oleh keinginan tertentu.

4
Seorang pemimpin, memimpin orang orang karena mempunyai motivasi
tertentu, yakni supaya dia bisa memimpin, bisa mempengaruhi perilaku orang-
orang yang di pimpinya. Adapun orang orang-orang yang dipimpinnya itu juga
mempunyai motivasi yaitu untuk kesenangan dirinya dan keinginan mengganti
pemimpinya dengan dirinya. Adanya perbedaan pekerjaan antara karyawan yang
satu dengan karyawan yang satu, selain ditentukan oleh kemampuanya juga di
tentukan oleh motivasinya. Jika seorang pemimpin mau berhasil mempengaruhi
perilaku bawahanya, maka pemimpin tersebut harus mampu mengerti tentang
motivasi. Pemimpin harus mau menyelami apaka motivasi pengikut atau bawahan
tadi mau bekerjasama denganya. Pemimpin harus mau mengerti sampai di
manakah tingkat motivasi yang dimiliki pengikut atau bawahan tadi. Berdasarkan
pemahaman dan pengertian ini, kemul.dian seorang pemimpin merancang langkah
apa yang perlu dikembangkan untuk membina dan memajukan pengikut atau
bawahan tersebut.
Dengan demikian, seorang pemimpin tidak hanya “concern” pada motivasi
dirinya saja, tetapi juga sadar sesadar-sadarnya bahwa iapun bertanggung jawab
atas pembinaan dan pengembangan stafnya. Adapaun teknik motivasi dalam buku
“Ilmu pemerintahan” (syahfiie :2017 :h.118) yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan fisik bawahan atau masyarakat seperti kebutuhan
sandang, pangan, dan papan, melalui sedekah.
b. Memberikan penghormatan yang tepat pada masyarakat seperti di akuinya
hak minoritas dan didengarnya pendapat mereka.

C. Kepemimpinan
Menurut P. Pigors (1935) dalam buku “ ilmu pemerintahan” (Syafiie,
2017 : h. 106) Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui
keberhasilan interaksi dari perbedaan-perbedaan individu, mengontrol daya
manusia dalam mengejar tujuan bersama. Dorongan ini menyebabkan mengapa
seseorang mencapai tujuanya, baik sadar ataupun tidak sadar. Dorongan ini pula
yang menyebabkan seorang pemimpin dan karyawan berperilaku yang dapat

5
mengendalikan dan memelihara kegiatanya, dan dapat menetapkan arah umum
tujuan yang harus ditempuh.
Menurut Ordway Tead (1929) dalam buku “ilmu pemerintahan” (Syafiie,
2017 : h. 106) Kepemimpinan sebagai perpanduan perangai yang memungkinkan
seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
Menurut G. U. Cleeton dan C. W. Mason (1934) dalam buku “ilmu
pemerintahan” (Syafiie, 2017 : h. 106) Kepemimpinan adalah menunjukkan
kemampuan memengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui imbauan
emosional dan ini lebih baik di bandingkan dengan melalui penggunaan
kekuasaan.
Dari pengertian kepemimpinan diatas, Ralph M. Strogdill (1974) dalam
buku “ilmu pemerintahan” (Syafiie, 2017 : h. 106) menghimpun sebelas
kelompok dari keseluruhan defenisi kepemimpinan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan sebagai pusat proses kelompok
2. Kepemimpinan sebagai kepribadian yang berakibat
3. Kepemimpinan sebagai seni menciptakan kesepakatan
4. Kepemimpinan sebagai kemampuan memengaruhi
5. Kepemimpinan sebagi tindakan perilaku
6. Kepemimpinan sebagai suatu bentuk bujukan
7. Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan
8. Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan
9. Kepemimpinan sebagai hasil interaksi
10. Kepemimpinan sebagai pemisahan peranan
11. Kepemimpinan sebagai awal struktur..

D. Gaya kepemimpinan
Dalam buku “ilmu pemerintahan” (syariie :2017 :h.112-114) gaya dalam
bahasa inggris di sebut dengan style yang berarti corak atau mode seseorang yang
tidak banyak berubah dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini karena gaya merupakan
kesanggupan, kekuatan, cara, irama, ragam, bentuk, lagu, metode yang khas dari
seseorang untuk bergerak serta berbuat sesuatu. Dengan demikian, yang

6
bersangkutan mendapat penghargaan untuk keberhasilanya dan kejatuhan nama,
bila mengalami kegagalan. Berikut ini beberapa gaya kepemimpinan yang bisa di
kaji antara lain :
1. Gaya demokrtis (x1)
Gaya demokratis adalah cara dan irama seseorang pemimpin dalam
menghadapi bawahan atau karyawan dengan memakai metode pembagian
tugas dengan bawahan. Begitu juga antar bawahan dibagi tugas secara
merata dan adil, kemudian pemlihan tugas tersebut dilakukan secara
terbuka, antar bawahandianjurkan berdiskusi tentang keberadaanya untuk
mendapatkan tugas.
2. Gaya birokratis (x2)
Gaya birokrasi dalam kepemimpinan adalah cara dan irama seseorang
pemimpin dalam menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan
memakai metode tanpa pandang bulu. Artinya, setiap bawahan harus
diperlakukan sama disiplinya, spesialisasi tugas yang khusus kerja yang
ketat pada aturan (rule) sehingga bawahan menjadi kaku tetapi sederhana
(zakelijk).
3. Gaya kebebasan (x3)
Gaya kebebasan adalah cara dan irama seseorang pemimpin dalam
menghadapi bawahan dan karyawanya dengan memakai metode
pemberian keluasan pada bawahan seluas-luasnya. Metode ini dikenal juga
dengan laissez faire atau liberalism.
4. Gaya otokratis (x4)
Gaya otokratis adalah cara dan irama sesorang pemimpin dalam
menghadapi bawahanya dengan memakai metode paksaan kekuasaan.

E. Teori Kepemimpinan
Berikut ini beberapa teori kepemimpinan dalam buku (Syafiie : 2017:h. 107)
Agar dapat diketahui kapan seseorang harus otokrasi dan kapan pula harus
demokratis.

7
1. Teori Otokratis
Dalam teori ini, bagaimana seorang pimpinan pemerintahan dalam menjalankan
tugasnya bekerja tanpa menerima saran dari bawahan, perintah diberikan dalam
satu arah saja. Artinya, bawahan tidak diperkenankan membantah, mengkritik, hal
ini karena dianggap bawahan bersalah dengan tradisional. Cara ini biasanya
terjadi pada organisasi militer terutama dalam keadaan darurat, dan memang
berkibat cepat serta efektif namun tidak menutup kemungkinan timbulnya
keresahan dikalangan bawahan. Apabila penyampaian pesan cukup jelas maka
kebijakan atasan tidak memerlukan kebijaksanaan bawahansebagai penjabaran
dan inisiatif, tetapi bila ada yang kurang jelas maka bawahan sudah harus
mengerti kebiasaan atasan.
2. Teori sifat
Pemakaian teori sifat mengkaji bahwa teori yang mengatakan bahwa
kepemimpinantercipta dari seseorang berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki
seseorang tersebut. Artinya, orang tersebut sudah sejak lahir memiliki ciri-ciri
untuk menjadi pemimpin.
Menurut teori ini seseorang memiliki bawaan bakat turunan, antara lain
cukup terampil untuk mengurus orang lain, mimiliki kepekaan inisiatif,
mempunyai rangsangan emosional untuk membela teman, dewasa dalam
pemikiran, mudah berkomunikasi, percaya untuk tampil kedepan umum, kreatif
dalam menemukan gagasan baru, mempunyai prespsi positif, serta jalan keluar
setiap masalah, dan selalu berpatisipasi dalam setiap kegiatan orang lain.
3. Teori Manusiawi
Teori ini mengkaji bahwa teori yang pemimpinnya benar-benar merasakan
bawahanya sebagai manusia yang dapat di motivasi kebutuhanya, sehingga
menimbulkan kepuasan kerja
4. Teori perilaku pribadi
Pemakaian teori ini yaitu mengkaji teori ketika pemimpin melakukan
pemdekatan pada bawahan melalui cara-cara nonformal yang tidak resmi.

8
5. Teori lingkungan
Teori ini memperhitungkan ruang dan waktu, berbeda dengan teori sifat
yang mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan maka dalam teori ini pemimpin
dapat di bentuk.
6. Teori situasi
Teori ini mengkaji dimana pemimpin memanfaatkansituasi dan kondisi
bawahanya dalam kepemimpinannya, yaitu dengan memperhatikan dukungan
(Suportif) dan pengarahan (directif).

F. Pengambilan Keputusan Dalam Kepemimpinan


Membuat keputusan sebenarnya, tidak perlu harus menjadi pemimpin
terlebih dahulu. Kita sebagai individu setiap saat dihadapka pada perilaku
membuat keputusan. Misalnya, kita melanjutkan kuliah atau tidak, harus di
dasarkan dan di akhiri dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang kita ambil
memang dampaknya pada diri kita sendiri atau terpaksa menyangkut orang lain,
namun tidak sebanyak orang yang ada dalam kepemimpinan. Sedangkan,
keputusan yang di ambil seorang pemimpin mempunyai dampak yang luas dan
menyangkut orang banyak. Dari sini kita dapat melihat bahwa perilaku membuat
keputusan, seorang pemimpin akan jauh berbeda dengan perilaku eorang individu
yang membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
Keputusan individu merupakan keputusan yang di buat masing-masing
indvidu sebagai orang, untuk kepentingan diri pribadim orang tersebut, dan
pengaruhnya hanya di rasakan oleh dirinya sendiri. Keputusan kelompok
merupakan keputusan yang diam-diam diambil untuk kepentingan orang banyak.

9
BAB III
METEODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengungkapkan atau
mendapatkan gambaran tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi
kerja karyawan pada PT.Bank SUMUT Kantor Cabang Pembantu Marindal.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


a) Tempat Penelitian
Penelitian di laksanankan di Bank Sumut Kcp. Marindal, Jl.
Sisingamangaraja No. 20-20a, Medan.
Dari wawancara yang saya lakukan, saya mendapat informasi bahwa
karyawan bank sumut berjumlah 9 orang dengan jabatan yang berbeda-beda,
hanya saja dibagian teller ada yang sama.
Tabel.1 Nama-nama karyawan Bank Sumut Kcp. Marindal
No Nama Karyawan Jabatan
1. M.syahriza siregar Pimpinan
2. Uke setiadi rakhman Wakil pimpinan
3. Bernad edy S.p Cs
4. Taufiq hasibuan Ao
5. Mitha Teller 2
6. Fadhilah syafitri Teller 1
7. Dinatarisma Operational
8. Dewi amorita sitanggang Analisis Kredit
9. Andri Hanafi Admin kredit

Sumber : Bank Sumut Kcp. Marindal


Pengambilan tempat atau objek di Bank sumut Kcp. Marindal, disebabkan
beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu

10
a. Objek tersebut merupakan tempat pratek kerja lapangan saya,
b. Objek tersebut dekat dengan tempat tinggal saya
c. Adanya keingin tahuan yang mendalam tentang PT.Bank sumut

b) Waktu Penelitian
Waktu yang saya lakukan dalam penelitian ini kurang lebih 1 bulan,
selama tugas pengajuan judul skirpsi di berikan oleh dosen bimbingan karya
ilmiah.

C. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan melakukan
beberapa pendekatan, dan metode yang digunakan yaitu wawancara, yang akan
menjelaskan hubungan variabel bebas dan variabel terikat.
Dari penjelasan di atas maka di bawah ini digambarkan konstelasi
penelitian agar alur penelitian lebih terfokus dan terarah, yaitu :

Tabel 2. Variabel X dan Variabel Y


Variabel X Variabel Y
Gaya Kepemimpinan Motivasi Kerja

Keterangan :
X : Gaya Kepemimpinan di Bank Sumut Kcp. Marindal
Y : Motivasi kerja karyawan
Variabel X adalah variabel bebas yang dimana dalam penelitian ini adalah
gaya kepemimpinan pada PT.Bank SUMUT Kcp, Marindal. Dan variable Y
adalah variabel terikat yang dimana motivasi kerja pada PT.Bank SUMUT Kcp,
Marindal

D. Populasi dan Sampel


Populasi menurut Fraenkel dan Wallen adalah kelompok yang menarik
penelitian, di mana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan sebagai objek untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian. Selain itu Sudjana mengatakan yaitu :

11
totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengurangan,
kuantitatif atau kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek
yang lengkap dan jelas.
Berdasarkan pendapat ini maka populasi dalam penelitian adalah seluruh
karyawan pada Bank Sumut Kcp. Marindal. Sebanyak 9 orang .
Mengenai jumlah sampel yang akan diambil berdasarkan pendapat
Nawawi (1997 :70) dalam buku “Metode penelitian admintrasi” (Ardial, 2018 :
h.103) apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang maka sebaiknya diambil
keseluruhan sampelnya atau di sebut juga Total Sampling.
Sampel yang saya ambil dari penelitian ini adalah seluruh populasi yang
saya teliti, sehingga semua populasi saya jadikan sampel.

Tabel 3. Perincian dan Penyebaran Anggota Sampel


No Nama Karyawan Jumlah Sampel
1. M.syahriza siregar 1
2. Uke setiadi rakhman 1
3. Bernad edy S.p 1
4. Taufiq hasibuan 1
5. Mitha 1
6. Fadhilah syafitri 1
7. Dinatarisma 1
8. Dewi amorita sitanggang 1
9. Andri Hanafi 1

Sumber : BANK SUMUT Kcp. Marindal

E. Pengumpulan data
a. Jenis dan sumber data
 Data primer
Data primer adalah suatu data yang di peroleh langsung dari objek
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya

12
kepemimpinan pada PT.Bank SUMUT Kcp, Marindal, dengan
menggunakan kuesioner untuk melakukan wawancara kepada
subyek penelitian.
 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari pihak lain, dari
penelitian ini data sekundernya saya peroleh dari buku-buku
panduan dan nasabah nasabah pada PT.Bank SUMUT Kcp,
Marindal
b. Teknik pengumpulan data
Dalam pengumpulan data dalam penelitan ini adalah dengan membagikan
angket/kuesioner dan dengan melakukan beberapa wawancara kepada
karyawan yang siap di wawancarai.
c. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dan satu objek yaitu:
1. Gaya kepemimpinan sebagai variabel Terikat (X)
2. Motivasi kerja sebagai variabel Bebas (Y)
3. Bank Sumut Kcp. Marindal sebagai objek penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen, yaitu :

1. Kuesioner untuk kinerja karyawan.


2. Kuesioner untuk kepemimpinan kepala cabang.

Untuk menyusun instrumen penelitian, saya melakukan langkah-langkah


sebagai berikut :

1. Menjabarkan variabel penelitian ke dalam indikator.


2. Indikator-indikator diperoleh dari teori yang mendukung masing-masing
variabel.
3. Mengadakan konsultasi dengan pembimbing untuk mendapatkan
masukan, apakah indikator yang dikembangkan sudah rasional atau logis.

13
d. Pegembangan alat ukur
Pengembangan alat ukur dari masing-masing variabel adalah sebagai
berikut :

1. Gaya kepemimpinan (X)


Gaya kepemimpinan adalah cara, irama, bentuk atau metode dari
seseorang untuk bergerak atau berbuat sesuatu.

Tabel 5. Penelitian variabel, dimensi, dan indikator Gaya kepemimpinan


Variabel Dimensi Indikator Item
Gaya a. Kemampuan seorang 2
kepemimpinan pemimpin mempengaruhi
Gaya demokratis bawahanya sesuai dengan
Kepemimpinan aturan perusahaan.
(syafiie, 2017 : h b. Kemampuan seorang 2
:112) pemimpin membagi
tugas secara merata
kepada bawahanya.
Gaya a. Kemampuan seorang 2
kepemimpinan pemimpin mengarahkan
birokratis bawahanya.
b. Kemampuan seorang 2
pemimpin memberikan
kesempatan kepada
bawahannya untuk
memberikan saran yang
produktif.
c. Setiap bawahan harus di 2
perlakukan sama

14
Gaya a. kemampuan seorang 2
kepemimpinan pemimpin memberikan
kebebasan peluang besar kepada
bawahanya.
b. Seorang pemimpin harus 2
mampu berkomunikasi
dengan baik kepada
bawahanya
c. Kesempatan bagi 1
karyawan bersaing
dengan karyawan lainya
sesuai dengan tujun
masing-masing.
Gaya a. kemampuan pemimpin 2
kepemimpinan mempengaruhi bawahan
otokratis b. kemampuan pemimpin 2
mengarahkan bawahanya
c. kemampuan pemimpin 1
mengendalikan
bawahanya.

2. Motivasi Kerja (Y)

Motivasi kerja merupakan keinginan yang hendak dicapai seorang


karyawan dalam mencapai tujuan yang diinginkanya serta menyelesaikan segala
tugas yang dibebankan kepadanya. Keberhasilan tersebut banyak dipengaruh
faktor intern dan ekstern yang ada di sekitarnya.

Tabel 4. Penelitian Variabel, dimensi dan idikator motivasi kerja


karyawan pada PT.Bank Sumut Kcp. Marindal.

15
Variabel Dimensi Indikator Item
a. Ketepatan waktu seorang 2
karyawan,
Kedisplinan b. Mengikuti segala aturan 2
Motivasi yang di tetapkan dalam
kerja sebuah perusahaan .
(Thoha, a. Pengembangan kemampuan 1
2014 : h : Tujuan karyawan
203) b. Menciptakan kreativitas 2
karyawan
c. Meningkatkan motivasi 2
kerja

Kebutuhan a. Kebutuhan pribadi 2


karyawan
b. Kebutuhan sosial 2
c. Kebutuhan akan 1
keterampilan
d. Kebutuhan akan rasa aman 1
dari kecelakaan kerja
e. Kebutuhan makan 2
f. Kebutuhan akan 2
penghargaan diri.

F. Angket / Kuesioner penelitian


a. Pengertian Kuesioner / Angket
Kuesioner adalah sebuah lembaran yang berisi daftar pertanyaan yang
harus di isi oleh responden sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi tentang
perilaku, karakteristik, keyakinan dan sikap kelompok atau organisasi.
b. Tiga bagian dari Kuesioner berdasarkan bentuk pertanyaannya

16
Kuesioner pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan tanpa
adanya batas. Biasanya, pertanyaan dengan tipe ini digunakan untuk mendapatkan
informasi opini.
Kuesioner pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
disertai dengan pilihan jawaban atau responden hanya bisa menjawab dengan
pilihan yang diberikan. Biasanya, cara menjawabnya dengan tanda cawang,
silang atau lingkaran.
Sedangkan, kuesioner terbuka dan tertutup merupakan kuesioner yang
berisi perpaduan antara pertanyaan terbuka dan tertutup.
Kuesioner pada dasarnya dibuat untuk memperoleh data yang relevan, valid dan
mempunyai reliabilitas yang tinggi..
c. Langkah-langkah penyusunan Kuesioner
Berikut langkah-langkah dalam penyusunan angket atau kuesioner yang
baik:
 Menentukan apa tujuan dari penggunaan angket atau skala psikologis.
Skala psikologis yang dibuat oleh penulis bertujuan untuk mengungkapkan
variabel pengaruh bimbingan karir terhadap kemandirian siswa dalam
memilih karir yang diminati.
 Membuat kisi-kisi angket. Kisi-kisi ini meliputi indikator dan jumlah item
pertanyaan atau pernyataan.
 Menentukan bentuk kuesioner atau skala psikologis. Bentuk kuesioner
yang digunakan penulis adalah angket terstruktur.
 Membuat item pertanyaan dalam skala psikologis dengan bentuk pilihan
ganda dengan option dan skor.

d. kuesioner Penelitian
1. Variabel X (Gaya kepemimpinan)
Responden dalam pen elitian ini adalah seluruh karyawan Bank Sumut
Kcp, marindal yang terdiri dari 9 orang, yang dimana 5 orang laki-laki dan 4

17
orang perempuan dengan umur yang berbeda-beda serta jabatan yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh populasi.
Dimana dalam pejawablah pertanyaan kuesioner yang di sediakan dengan
meberikan tanda ceklis pada jawaban setiap nomor yang paling tepat pada kolom
alternative pilihan : Selalu (SL) dengan skor 5, Sering (SR) dengan skor 4,
Kadang-kadang (KD) dengan skor 3, Jarang (T) dengan skor 2, Tidak pernah (TP)
dengan skor 1.
Tabel. 5. Tanggapan responden terhadap variabel gaya kepemimpinan
pada PT. Bank sumut Kcp, marindal

No Pertanyaan/pernyataan 5 4 3 2 1 jumlah
SL SR KD T TP
1. Pimpinan perusahaan
memberikan pengaruh yang 5 2 2 39
baik kepada bawahanya.
2. Pimpinan mempengaruhi
bawahanya sesuai dengan 9 45
aturan yang berlaku di
perusahaan.
3. Pimpina membagi tugas kepada
karyawan secara merata. 5 3 1 40

4. Pimpinan membagi tugas sesuai


dengan kemampuan masing 2 2 5 33
masing karyawan.

5. Pemimpin selalu mengarahkan


karyawanya sesuai dengan 3 3 3 36
tanggung jawab yang telah
diberikan perusahaan.

18
6. Setiap arahan yang diberikan
seorang pemimpin memihak 4 5 12
kesalah satu karyawan.
7. Pimpinan tidak menampung
aspirasi bawahan dalam 2 3 1 3 22
memberikan keputusan dan
ide- ide
8. Pemimpin memberikan
kesempatan kepada bawahan 9 45
untuk bersaing secara
produktif.
9. Saat ini pimpinan telah
memperlakukan bawahanya 5 2 1 1 29
sama sehingga tidak ada istilah
pandang bulu.
10. Karyawan mendapat hak dari
perusahaan sama semua, dan 9 45
tidak berbeda-beda.

11. Pimpinan memberikan


kesempatan dan peluang bagi 5 4 43
bawahan untuk bersaing sesuai
dengan kemampuan yang
dimiliki masing-masing.
12. Pimpinan jarang meberikan
kesempatan kepada bawahan. 2 1 6 14
13. Pimpinan memiliki
kemampuan berkomunikasi 9 45
yang baik.
14. Pimpinan tetap berkomunikasi

19
baik terhadap bawahanya, 3 4 1 29
walaupun ada masalah
diantara mereka.
15. Pemimpin fleksibel dan
memberikan kebebasan kepada 9 45
bawahan untuk berinisiatif dan
meberikan ide.

16. Pengaruh yang dilakukan


pimpinan membawa dampak 4 2 2 1 36
positif bagi karyawan dan
perusahaan.
17. Pimpinan mempengaruhi
bawahanya sesuai aturan yang 2 2 2 2 28
berlaku di perusahaan
18. Bawahan diberikan arahan
secara terperinci. 3 3 2 1 35
19. Pimpinan jarang meberikan
arahan kepada bawahan. 3 3 3 36
20. Pemimpin mengendalikan
bawahanya sesuai dengan tata 8 1 42
aturan yang berlaku di
perusahaan

2. Kuesioner penelitian variabel Y (motivasi kerja)

Tabel . 6 tanggapan Responden mengenai variabel motivasi kerja pada PT.Bank


Sumut Kcp. Marindal

20
No Pertanyaan/Pernyataan 5 4 3 2 1 jumlah
SL SR KD T TP
1. Karyawan datang ke kantor
tepat waktu. 5 4 37
2. Jarang ada karyawan datang
terlambat. 6 2 1 33
3. Semua karyawan perusahaan
taat dengan aturan 6 2 1 41
4. Karyawan tidak pernah
melanggar aturan perusahaan. 2 3 4 16
6. Pengembangan kemampuan
karyawan selalu dilaksanakan 3 6 21
perusahaan.
7. Perusahaan memberi
kesempatan untuk bekarya 9 9
sesuai potensi yang dimiliki
8. Kreativitas dan prestasi
karyawan sangat di hargai 5 4 41
pimpinan
9. Aspirasi, kritik, dari bawahan
selalu di terima pimpinan 9 45
sehinga memotivasi bawahan
untuk lebih semngat
10. Pimpinan memberikan
motivasi kepada karyawan 4 5 35
untuk semangat bekerja
11. Kebutuhan pribadi karyawan
di penuh perusahaan seperti 9 18
rumah dinas .
12. Segala kebutuhan pribadi

21
karyawan di penuhi 9 18
perusahaan
13. Adanya kebutuhan sosial
dalam perusahaan 4 5 40
14. Hubungan sosial sangat
terbuka dalam perusahaan 9 45
15. kebutuhan keterampilan
karyawan di penuhi 7 2 25
perusahaan
16. Perusahaan memberikan
jaminan kesehatan bagi 3 4 2 31
karyawan.
17. Sarapan pagi karyawan
ditanggung persahaann. 9 27
18. Makan siang karyawan
ditanggung perusahaan 5 4 23
19. Penghargaan diri menjadi
kebutuhan yang penting 4 5 22
dalam pekerjaan yang di
lakukan
20. Pengakuan atas prestasi kerja
penting dalam hal pekerjaan 4 5 35
yang dilakukan

G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
1. Gaya kepemimpinan demokrasi, birokratis, kebebasan, otokratis secara
parsial mempengaruhi motivasi kerja karyawan pada PT. Bank sumut kcp.
Marindal

22
2. Gaya kepemimpinan demokrasi, birokratis, kebebasan, otokratis secara
simultan mempengaruhi motivasi kerja karyawan pada PT. Bank sumut
kcp. Marindal
3. Gaya kepemimpinan demokrasi, birokratis, kebebasan, otokratis secara
parsial dan simultan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja
karyawan pada PT. Bank sumut kcp. Marindal.

23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN


A. Sejarah berdirinya PT. Bank Sumut
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal
4 November 1961 dengan sebutan BPSU. Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank
Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk
usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan modal dasar
pada saat itu sebesar Rp.100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera
Utara.

Pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah menjadi Perseroan


Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau
disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, JL.
Imam Bonjol No. 18 Medan. Modal dasar pada saat itu menjadi Rp. 400 Milyar
yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank, di
tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp. 500 Milyar.

Laju pertumbuhan Bank Sumut kian menunjukkan perkembangan yang


sangat signifikan diliat dari kinerja dan prestasi yang di peroleh dari tahun ke
tahun, tercatat total asset Bank Sumut mencapai 10,75 Trilyun pada taun 2009 dan
menjadi 12,76 Trilyun pada tahun 2010. Didukung semangat menjadi Bank
Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkanya program to
be the best yang sejalan dengan road map BPD Regional Champion 2014,
tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi
mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga
membuka akses permodalan lai seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar
Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp. 1 Trilyun pada tahun 2008 menjadi
Rp. 2 Trilyun pada tahun 2011 dengan total asset meningkat menjadi 18,95
Trilyun.

24
B. Visi dan Misi PT Bank Sumut
VISI
Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan
perekonomian dan membangun daerah di segala bidang serta sebagai salah
satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat

MISI
Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang di
dasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

C. Struktur PT Bank Sumut Kcp. Marindal

Gambar 4.1
Sruktur Organisasi PT Bank Sumut KCP Marindal

Pimpinan Cabang pembantu

M. Syahriza Siregar

Wakil Pimpinan cabang pembantu

Uke Setiadi Rakhman

Pelaksana :
Pelaksana - Bernad edy S.p (CS)
Teller/BO - Taufiq Hasibuan (AO)
Mitha - Dewi Amorita S. (AK)
Fadhila Safitri - Andri Hanafi (AK)
Dina Tarisma

Sumber : PT Bank Sumut Kcp. Marindal.

25
4.2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Salah satu analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan
deskriptif kuantitatif berdasarkan filsafat positivisme. Analisis deskritif
kuantitatif dimana pendekatan ini diambil karena proses penelitian dapat
dilakukan secara terstruktur menggunakan sampel penelitian dalam jumlah
besar yang dapat mewakili populasi yang di teliti. Analisis ini mengemukakan
data-data responden seperti kharakteristik responden. Responden yang diambil
dalam penelitian ini sebanyak 9 karyawan pada PT Bank Sumut KCP
Marindal.
Cara pengumpulan data yang telah dijelaskan pada BAB sebelumnya, dimana
menghasilkan tingkat pengembalian koesioner di mana di jelaskan pada tabel
berikut ini :

Tabel 4.1
Tingkat Pengembalian Koesioner
Keterangan Jumlah
Koesioner yang di sebar 9
Koesioner yang kembali 9
Presentase koesioner rate 100%
Koesioner yang tidak kembali 0
Total koesioner yang di analisi 9
Sumber : Data diolah peneliti dari hasil pengumpulan koesioner

Dari tabel 4.1 diatas, maka di peroleh kesimpulan bahwa 9 koesioner yang
semua sudah tersebar keseluruh responden yang sudah di tentukan, dapat
kembali dengan jumlah koesioner awal, sehingga dapat di analisi secara
keseluruhan.

26
1. Penilaian Responden Terhadap Identitas Responden
Responden yang terdapat dalam penelitian ini dapat di golongkan sebagai
berikut :

a. Kharakteristik Responden Berdasarkan Usia


Kharakteristik responden berdasarkan usia pada penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel. 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden Jumlah Presentasi
20-30 tahun 6 60 %
31-40 tahun 3 40 %
Total 9 100 %

Dari tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian
ini yang berdasarkan usia 9 karyawan pada PT. Bank Sumut KCP
Marindal yang paling banyak yakni pada usia 20-30 Tahun dengan
presentasi 60 % dan sedangkan usia 31-40 tahun diatas sebanyak 40 %.

b. Kharakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel. 4.3 karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 5 60 %
Perempuan 4 40 %
Total 9 100 %
Sumber : Bank Sumut Kcp. Marindal
Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian
ini yang berdasarkan jenis kelamin 9 karyawan pada PT. Bank Sumut KCP
Marindal yang paling banyak yakni laki-laki dengan presentasi 60 % dan
sedangkan perempuan sebanyak 40 %.

27
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT Bank Sumut KCP
Marindal , dimana hasil penelitian di jelaskan sebagai berikut :
1. Deskripsi Koesioner Variabel Gaya Kepemimpinan
Pada bagian ini peneliti menjelaskan tanggapan responden mengenai gaya
kepemimpinan pada PT Bank Sumut KCP Marindal yang didapat dari
hasil penyebaran dan pengolahan koesioner ( Angket). Variabel gaya
kepemimpinan terdiri dari Gaya kepemimpinan demokratis, Gaya
kepemimpinan birokratis, Gaya kepemimpinan kebebasan, Gaya
kepemimpinan otokratis.
2. Deskripsi Koesioner Variabel motivasi
Pada bagian ini peneliti menjelaskan tanggapan responden mengenai
motivasi kerja karyawan pada PT Bank Sumut KCP Marindal yang didapat
dari hasil penyebaran dan pengolahan koesioner (angket). Variabel
motivasi terdiri dari Kedisplinan, Tujuan, Kebutuhan.

C. Teknik Analisis Data Dan pembuktian Hipotesis


a. Uji Validitas dan Reabilitas
a) Uji Validitas
Berikut ini hasil uji validitas variabel berikut ini :
1) Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan hasil pengolahan data di peroleh hasil validitas tiap-tiap
pernyataan tentang variabel gaya kepemimpinan (X) yang terdiri dari
20 pernyataan dalam koesioner (angket) penelitian di peroleh nilai
rhitung lebih besar dari rtabel (0,361) sehingga dapat dinyatakan bahwa
semua pernyataan variabel gaya kepemimpinan (X) dalam penelitian
ini adalah “Valid”. Dapat dikatakan valid karena nilai rhitung lebih
besar dari rtabel dimana nilai signifikan 0,05 (5%), df=n-2 dengan n=9
sehingga nilai rtabel adalah sebesar 0,9.

28
2) Hasil Uji validitasi Koesioner Motivasi Kerja
Berdasarkan hasil pengolahan data di peroleh hasil validitas tiap-tiap
pernyataan tentang variabel motivasi kerja (Y) yang terdiri dari 20
pernyataan dalam koesioner (angket) penelitian di peroleh nilai rhitung
lebih besar dari rtabel (0,9) sehingga dapat dinyatakan bahwa semua
pernyataan variabel Motivasi kerja (Y) dalam penelitian ini adalah
“Valid”. Dapat dikatakan valid karena nilai rhitung lebih besar dari
rtabel dimana nilai signifikan 0,05 (5%), df=n-2 dengan n=9 sehingga
nilai rtabel adalah sebesar 0,9.

b. Uji Reabilitas
Berdasarkan hasil pengolahan data di peroleh hasil Reabilitas tiap-
tiap pernyataan tentang variabel gaya kepemimpinan (X) yang terdiri
dari 20 pernyataan dalam koesioner (angket) penelitian, di peroleh
0,718>0,60, maka dapat di simpulkan dari setiap indikator
pertanyaan adalah reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.

Demikian hasil pengolahan data di peroleh hasil Reabilitas tiap-tiap


pernyataan tentang variabel motivasi kerja (Y) yang terdiri dari 20
pernyataan dalam koesioner (angket) penelitian , di peroleh
0,730>0,60, maka dapat di simpulkan dari setiap indikator
pertanyaan adalah reliabel atau stabil dari waktu ke waktu.

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarakan hasil penelitian, analisis dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja
karyawan pada PT Bank Sumut KCP Marindal, maka dapat diperoleh
kesimpulan gaya kepemimpinan secara positif berpengaruh langsung
terhadap kinierja karyawan. Kesimpulan ditunjukan oleh temuan hasil
analisi sebagai berikut :
1. Ada pengaruh dari gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan
PT Bank Sumut KCP Marindal terhadap kinerja karyawan hal ini dapat
dilihat dengan signifikan a=0,05 dengan hasil uji t= 5,055 dan
signifkanya <0,05, (0,000<0,05), artinya hipotesis dapat di simpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha di terima. Sehingga dapt disimpulkan bahwa
gaya kepemimpinan secara positif berpengaruh langsung terhadap
kinerja karyawan pada PT Bank Sumut KCP Marindal.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang di kemukakan di atas,
maka penulis ingin menyampaikan saran yang kiranya bermanfaat yang di
harapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan PT Bank Sumut KCP
Marindal
1. Kinerja karyawan akan meningkat apabila pemimpin memberikan
ruang kepada bawahan untuk mengambil inisiatif dalam mengambil
keputusan. Sehingga karyawan akan terus termotivasi dan bekerja
lebih optimal.
2. PT Bank Sumut KCP Marindal harus mampu mengembangkan dan
mempertahankan kinerja karyawan yang sudah baik ini agar segala
target dan tujuan perusahaan mampu dicapai secara maksimal.

30
3. PT Bank Sumut KCP Marindal harus mampu menerapkan gaya
kepemimpinan yang lebih efektif lagi, agar kinerja karyawan terus
meningkat, dan kadar kerjasama antara pimpinan dan bawahan juga
harus lebih di optimalkan lagi demi tercapainya tujuan perusahaan
dengan maksimal.

31
DAFTAR PUSTAKA

Syafiee Inu Kencana. 2017. Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara


Thoha Miftah. 2014. Birokrasi dan Dinamika Kekuasaan. Jakarta:
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

32
LAMPIRAN-LAMPIRAN

33

Anda mungkin juga menyukai