Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PERIODE ANTENATAL (ANC)

OLEH :

NI PUTU AYU RITA AGUSTINI

P07120017056

Tingkat 3.2

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PERIODE ANTENATAL (ANC)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir(Riskesdas,2013).
Periode antenatal atau kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terahir. Kehamilan
dibagi atas 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan ke 2 dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3 dari
bulan ketuju sampai 9 bulan (Pelayanan kesehatan material dan neonatal
(Doengoes, 2001).
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang
bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan
wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar,
2010). Selain itu pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya
komplikasi obstretri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin (Saifuddin, dkk, 2012).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya, 2011).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa antenatal care adalah
suatu tindakan perawatan dan pengawasan yang dilakukan oleh tenaga medis
seperti dokter, bidan dan perawat untuk mencegah masalah yang kurang baik
bagi ibu maupun janin agar melalui persalinan dengan sehat dan aman,
diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status
kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan janinnya. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Adapun tujuan asuhan antenatal
antara lain:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
socialibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan secara selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan nomal dengan pemberian
ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Saifudin Abdul Bari, 2002)

2. Tanda dan Gejala


a. Presumtif (Bukti Subjektif)
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan,
dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan
tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),
tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.

9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.

10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas

a) Pipi : - Cloasma gravidarum


Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.

b) Perut : - Striae livide


Striae albican, Linea alba makin menghitam
c) Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh
estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah
vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan
betis serta payudara.

b. Probabilitas (Bukti Objektif)


1) Pertumbuhan dan perubahan uterus
2) Tanda hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)
3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5) Perubahan abdomen
6) Pembesaran abdomen
c. Absolut (Bukti Positif)
1) Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2) Terdengar denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
d. Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Sumber : Mocthar, 1998

3. Penyebab
Penyebab kehamilan yaitu merupakan suatu proses pada coitus
(persetubuhan) air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak ±
3 cc yang didalamnya terkandung spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak ± 100-
120 juta setiap cc. Jika pada saat ini terjadi ovulasi, maka fertilasi berlangsung.
Jika tidak terjadi ovulasi maka kehamilan tidak akan terjadi. Maka jelas bahwa
koitus saat masa ovulasi yang dapat menghasilkan kehamilan.Sel telur dapat
dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel mani dalam badan
wanita masih kuat membuahi selam 1-3 hari.Kehamilan terjadi jika ada
pertemuan dari persenyawaan antara sel telur(ovum) dan sel mani
(spermatozoa) yang disebut zygote
4. Pathway
Trimester I

Konsepsi

fertilitas

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pd
Ibu

Perubahan Perubahan
psikologis fisiologis

Krisis situasional,
GIT S. S. Urinaria
ketidakstabilan
hormon cardiovaskular

Instabilitas hormon Penekanan


Peningkatan
Ansietas vesika urinaria
TD
Asam lambung
meningkat Frekuensi BAK
Sakit Kepala
meningkat

Mual dan muntah Nyeri


Gangguan
eleminasi urine
Perub. Nutrisi
kurang dari
Kebersihan
kebutuhan tubuh
genital menurun

Kelembapan
meningkat

Resiko Infeksi
Trimester II
TRIMESTER II

Perubahan Perubahan
Fisiologis Psikologis

Krisis
S. Endokrin S. S. S. respirasi Situasional
cardiovasku Muskuloske
ler letal
Inotropik Desakan Uterus Proses adaptasi

Aldosteron BB Janin ke Daifragma


meningkat Meningkat
hiperpegmi Persiapan
ntasi Ekspansi Paru anggota baru
Retensi H₂O tidak maksimal dlm keluarga
Postur Tubuh
dan Na⁺ Berubah
Perub.
Body image Gangguan Pola
Ansietas
Vol. plasma Lordosis Nafas
perubahan
meningkat Berlebihan peran

Perub. Cardiac TD Nyeri


Output meningkat

Resiko Cidera Sakit kepala


janin &
Maternal
Nyeri
Trimester III

TRIMESTER III

Perubahan Perubahan
Fisiologis Psikologi

Persiapan
Pembesaran Sistem Endokrin melahirkan
Uterus

Primi : Kurang
Retensi H₂O pengetahuan
Perub. Skelet Menekan paru dan Na⁺
dan Persendian
Ansietas

Perub. Pusat Ekspansi Paru Urine output Vasokontriks


gravitasi tubuh menurun menurun, i pembuluh
vol plasma darah
meningkat,
Menekan Gangguan Pola tekanan
Sekitar saraf Nafas hidrostatik
TD
menurun
meningkat

Pelepasan meningkat
mediator nyeri
Edema Hipertfentrik
(prostagladin
Ekstremitas el
dan histamine)

Kelebihan Penurunan
Nyeri Volume Cairan Cardiac
Output

Resiko cidera
janin dan
maternal
5. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Bagaimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk
badan dan kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea
3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravidarum atau oleh karena tekanan rahim yang membesar pada
vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat
juga disebabkan oleh hipovitaminase B1, hipoproteinanemia dan
jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B1
dan penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan drah pada otrang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik
atau 90 diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolk diatas
tekanan darah sbelum hamil menandakan toxanemia gravidarum.
7) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB)
setiap kali ibu memeriksakan diri.
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg
seminggu atau 3 kg dalam sebulan.Penambahan yang lebih dari batas-
batas tersebut di atas disebabkan karena penimbunan (retensi) air dan
disebut “praxoedema”.
b. Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)
1) Inspeksi
a. Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
b. Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit
jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe
membengkak.
c. Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu,
adakah coloctrum.
d. Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba,
Nampak gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae
gravidarum atau bekas luka.
e. Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
f. Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha
2) Palpasi
Untuk menentukan :
a) Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan (UK)
b) Menentukan letaknya anak dalam rahim
c) Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
Pemeriksaan Leopold
a. LEOPOLD I
Tujuan : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian yang
terdapat di fundus.
Cara leopold I adalah :
• Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
• Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kea rah
muka penderita
• Rahim di bawah ke tengah
• Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan
mengikuti bentuk uterus
• Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk,
ukuran konsistensi dan gerakan janin
• Tentukan tinggi fundus uteri
• Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus
uteri.
• Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
• Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong
atau kepala atau kosong)
a. Bila kepala :bulat, keras dan dapat
digerakkan (baloemen).
b. Bila bokong :lunak, bentuk tidak
spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak
dapat digerakkan serta fundus terasa penuh.
c. Bila letak lintang :palpasi di daerah
fundus akan terasa kosong.
d. Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar

Pusat
i. Akhir bulan III (12 mg) : tinggi
fundus uteri 1 – 2 jari di atas symphisis
ii. Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus
uteri pertengahan symphisis
iii. Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus
uteri 3 jari di bawah pusat
iv. Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus
uteri setinggi pusat
v. Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi
fundus uteri 3 jari di atas pusat
vi. Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi
fundus uteri pertengahan prosesus xipoideus dan
pusat
vii. Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi
fundus uteri 3 jari di bawah prosesus xipoideus
viii. Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus
uteri pertengahan antara prosesus xipoideus dan
pusat
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg),
setelah bulan ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi karena
kepala mulai turun ke dalam rongga panggul. Pada seorang
multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi arcus
costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti
pertumbuhan rahim maka seorang sering ukuran rahim ditentukan
dalam cm, yang diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter
umbilical (lingkaran perut setinggi pusat).
c. LEOPOLD II

Tujuan : Untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan


di mana letaknya bagian-bagian kecil
Cara melakukanLeopold II :
• Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai
disamping kiri dan kanan umbilikus.
• Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi
auskultasi denyut jantung janin nantinya.
• Tentukan bagian-bagian kecil janin.
c. LEOPOLD III

Tujuan : Untuk menentukan apakah bagian bawah sudah masuk PAP


(Pintu Atas Panggul) atau belum.
Cara melakukan Leopold III :
• Menggunakan satu tangan saja
• Bagian bawah ditentukan anatar ibu jari dan jari lainnya
• Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat
menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
• Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan
kanan.
• Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan
apakah sudah mengalami engagemen atau belum.

d. LEOPOLD IV

Tujuan: Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah masuk


PAP
Cara melakukan Leopold IV :
• Pemeriksa menghadap kearah kaki klien
• Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
• Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen
dan coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
• Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke
rongga panggul.
• Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari
kepala turun ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran
terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul
(PAP).
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang
berasal :
a) Dari anak
(1) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima. Dengan
stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau
bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit atau
tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan mendengarkan
bunyi jantung selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4.

Misalnya :
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
Dijumlahkan Interpretasi
I III V 4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur,
bayi
normal
10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak teratur,
asphyxia
8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur,
aspyxia

(2) Bising tali pusat


Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun sering ilang
karena posisi atau sering mengubah sikap ibu.
(3) Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim.
b) Dari ibu
(1) Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Disebabkan arteria uterina.
(2) Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
(3) Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus
ibu. (Mohctar, 2008)

6. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak.Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi
– kondisi diperlukan tanda pasti hamil,letak anak tidak dapat ditentukan
dengan jelas dengan palpasi,mencari sebab dari hidraamnion dan untuk
menentukan kelainan anak.
b. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2010)

c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Normal Terkait

Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia

Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine

Bening/negative

Glukosa Warna hijau Kuning, Diabetes


dalam urin orange,
coklat

VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis

Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization

Golongan A B O AB - Ketidakcocokan ABO


Darah

HIV - + AIDS

Rubella Negatif Positif Anomali pada janin


jika ibu terinfeksi

Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing


ova/telur
cacing dan
parasit

2) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)


3) Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks)
7. Diagnosis / Kriteria Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan
adalah tanda pasti kehamilan :

a. Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan
dengan funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110-
120 kali permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
b. Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
c. Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata
adanya kehamilan.
8. Penatalaksanaan
Untuk menghindari komplikasi wanita hamil memerlukan paling sedikitnya
4 kali kunjungan pada periode antenatal :

a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)


b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 – 28minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah
minggu 36)
Kunjungan Waktu Infomasi penting
Trimester I Sebelum 14 a) Membangun hubungan saling percaya
minggu antara petugas kesehatan dengan ibu
hamil
b) Mendeteksi masalah dan menanganinya
c) Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatus, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional
yang merugikan
d) Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
e) Mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat, dsb.)
Trimester II 14 – f) Sama seperti di atas , ditambah
28minggu kewaspadaan khusus mengenai pre-
eklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala
pre-eklamsia, pantau tekanan darah,
evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Trimester III 28 - 36 g) Sama seperti di atas, ditambah palpasi
minggu abdominal untuk mengetahui apakah
kehamilan ganda
Trimester IV sesudah h) Sama seperti di atas, ditambah deteksi
minggu 36 letak bayi tidak normal, atau kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di rumah
sakit

Untuk memberikan pelayanan kepada Ibu hamil yang harus dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan, standar pelayanan antenatal ini yang dikenal
dengan 10 T yang sudah direkomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak
tahun 2009. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai
berikut :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


2. Pemeriksaan Tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan aTas)
4. Pemeriksaan Tinggi fundus uteri (puncak rahim)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan
9. Komplikasi
Yang sering ditemukan pada antenatal care :

a. Anemia
b. Penyakit
c. Hiperemis gravidarum
d. Perdarahan dalam kehamilan
e. Kelainan letak
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
g. Kegelisahan menjelang persalinan
10. Informasi pada Periode Antenatal
a. Gizi
Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.
b. Kegiatan harian
Normal, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologi (normal) yang akan terjadi :
1) Peningkatan berat badan
2) Breast change
3) Penurunan tenaga
4) Mual dan muntah serta punggung kiri di trimester I
5) Rasa panas
6) Varises
7) Oedema
d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda bahaya,
seperti :
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala luar biasa
3) Gangguan penglihatan
4) Pembengkakan pada wajah ataupun tangan
5) Nyeri abdomen
6) Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)
e. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran
f. Menjaga kebersihan diri
Seperti perawatan gigi, pakaian, mandi, dan perawatan vulva.
g. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersipkan untuk fungsi unuknya
dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
h. Memberikan zat besi
i. Pemberian Tetanus Toksoid (I, II atau Ulang) 0,5 ml.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Anamnesa
1) Keluhan Utama/ Alasan ke Poliklinik
2) Keluhan saat Dikaji
3) Riwayat obstetri, meliputi :
a) Riwayat Menstruasi : Usia menarch, banyaknya menstruasi, siklus
menstruasi, lamanya menstruasi, HPHT, keluhan saat menstruasi
b) Riwayat pernikahan : menikah berapa kali, lama perkawinan
c) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
• Berat badan bayi baru lahir dan usia gestasi
• Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan
dan penolong persalinan
• Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
• Komplikasi maternal seperti : diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan
• Komplikasi pada bayi
d) Riwayat kehamilan saat ini
Status Obstetrikus : GAPAH, UK, TP (Tafsiran Persalinan;
ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk
menentukan TP berdasarkan HPTP dapat digunakan rumus Naegle,
yaitu : hari pertama ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun
disesuaikan), ANC kehamilan sekarang
e) Riwayat kontrasepsi
Akseptor KB, Jenis KB, Lama penggunaan KB, Masalah dalam
penggunaan KB
4) Riwayat Penyakit
• Riwayat penyakit klien
• Riwayat penyakit keluarga
5) Pola Kebutuhan Sehari-hari
1. Bernafas
Mengkaji frekuensi pernafasan ibu sebelum dan sesudah hamil,
apakah ibu mengalami sesak nafas atau kesulitan bernafas saat
hamil
2. Nutrisi (makan dan minum)
Mengkaji asupan nutrisi makanan ibu sebelum dan sesudah
hamil, mengkaji pola makan dan minum ibu sebelum dan
sesudah hamil
3. Eliminasi (BAB&BAK)
Mengkaji BAB pasien sebelum dan sesudah hamil, apakah
lancar atau tidak, warna dan konsistensi feses. Mengkaji BAK
pasien sebelum dan sesudah hamil, frekuensi BAK, warna dan
bau urin.
4. Gerak badan
Mengkaji pasien apakah sering melakukan gerak badan dan
mengikuti kelas ibu hamil
5. Istirahat dan Tidur
Mengkaji lamanya pasien tidur dan apakah ada gangguan saat
tidur sebelum dan sesudah hamil, dan penghantar tidur pasien
6. Berpakaian
Mengkaji pasien apkah menggunakan pakaian yang sopan dan
nyaman, apakah pasien sering mengganti pakaian dalam pasien.
7. Rasa Nyaman
Mengkaji pasien apakah pasien mengalami nyeri atau tidak
selama kehamilan.
8. Kebersihan Diri
Mengkaji pasien berapa kali pasien mandi dalam satu hari dan
berapa kali melakukan vulva hygine dalam sehari.
9. Rasa Aman
Mengkaji pasien apakah selama kehamilan ini mendapat rasa
aman dari keluarga, suami maupun kerabat
10. Pola Komunikasi/ Hubungan dengan Orang Lain
Mengkaji pasien apakah selama kehamilan ini mendapat
dukungan dan tetap berinteraksi dengan baik pada keluarga,
suami maupun kerabat dekat.
11. Ibadah
Mengkaji bagaimana pasien meyakini kehamilannya ini dalam
kepercayaannya
12. Produktivitas
Mengkaji pasien apakah selama hamil pasien tetap melakukan
pekerjaannya sebagai IRT atau pekerja lainnya.
13. Rekreasi
Mengkaji pasien apakah pasien selama hamil sering melakukan
rekreasi.
14. Kebutuhan belajar
Mengkaji pasien apakah pasien mengerti dan memahami
mengenai kehamilan yang sedang pasien alami.
6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
1. GCS : Eye, Motorik, Verbal
2. Tingkat kesadaraan
3. Tanda tanda vital : Tekanan Darah, Nadi, Respirasi, Suhu
4. BB, TB, dan LILA
Head to toe :
1. Kepala
Wajah : pucat, cloasma, sclera, conjugtiva
Leher : pembesaran limphe node, pembesaran kelenjar tiroid
Telinga
2. Dada
Payudara
Areola : Putting (menonjol/tidak)
Tanda dimpling/retraksi
Pengeluaran ASI
Jantung
Paru-paru
3. Abdomen
Linea & Striae
Pembesaran sesuai UK
Gerakan janin dan kontraksi
Luka bekas operasi
Ballottement
Leopold I : Kepala/Bokong/Kosong dan TFU
Leopold II : Kanan : Punggung/Bagian kecil/ bokong/kepala
Kiri : Punggung/Bagian kecil/ bokong/kepala
Leopold III : Presentasi kepala/bokong/kosong
Leopold IV : Bagian masuk PAP (kovergen/divergen/sejajar)
Penurunan kepala
Kontraksi
DJJ dan bising usus
4. Genetalia dan perineum
Kebersihan
Keputihan dana karakteristik
Hemoroid
5. Ekstremitas
• Atas : oedema, varises dan CRT
• Bawah : Oedema, varises, CRT dan Refleks
7) Data Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan USG
8) Diagnosis Medis
9) Pengobatan

2. ANALISA DATA (DIAGNOSA KEPERAWATAN)


A. Trimester I
1) Defisit Nutrisi
2) Risiko hipovolemia
3) Ansietas
B. Trimester II
1) Ansietas
2) Konstipasi
3) Gangguan citra tubuh
4) Risiko perfusi perifer tidak efektif
5) Risiko hipovolemi
6) Gangguan eliminasi urin
7) Pola nafas tidak efektif
C. Trimester III
1) Defisit pengetahuan
2) Ansietas
3) Nyeri akut
4) Gangguan eliminasi urin
5) Kesiapan persalinan
3. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan SIKI :
keperawatan selama .....x24 jam Manajemen nutrisi
diharapakan defisit nutrisi dapat a. Identifikasi adanya alergi
teratasi dengan kriteria hasil : makanan
SLKI : b. Monitor berat badan
Status nutrisi c. Fasilitasi menentukan
Kriteria hasil: pedoman diet
a. Adanya peningkatan berat badan d. Anjurkan pasien untuk
b. BB ideal sesuai dengan tinggi meningkatkan intake Fe
badan e. Kolaborasi dengan ahli gizi
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi untuk menentukan jumlah
d. Tidak ada penurunan BB yang kalori dan nutrisi yang
berarti dibutuhkan pasien
Pemantauan nutrisi
a. Identifikasi adanya
penurunan BB
b. Identifikasi pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
c. Identifikasi mual muntah
d. Timbang berat badan
e. Ukur antopometri komposisi
tubuh ( IMT, Lila)
f. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2 Resiko hipovolemia Setelah dilakukan tindakan SIKI:
keperawatan selama .....x24 jam Pemantauan Cairan
diharapakan tidak terjadi hipovolemia a. Monitor TTV
dengan kriteria : b. Identifikasi tanda-tanda
SLKI : hipovolemia ( turgor kulit,
Status cairan membrane mukosa,
Kriteria Hasil : hematocrit, tanda-tanda
a. Mempertahankan urine output dehidrasi
sesuai dengan usia dan BB, BJ c. Monitor intake dan output
urine normal, HT normal cairan
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh d. Monitor jumlah, warna utinr
dalam batas normal e. Pertahankan catatan intake
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan output yang akurat
elastisitas turgor kulit baik, f. Menjelaskan tujuan dan
membrane mukosa lembab, tidak prosedur pemantauan
ada rasa haus yang berlebihan
Manajemen Hipovolemia
a. Monitor status cairan
termasuk intake dan output
cairan
b. Identifikasi tanda dan gejala
hipovolemia (turgor kulit,
membrane mukosa, CRT,
hematokrit)
c. Berikan asupan cairan oral
d. Hitung kebutuhan cairan
e. Dorong pasien untuk
menambah intake oral
f. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
g. Kolaborasikan pemberian
cairan IV Isotonis
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
keperawatan selama .....x24 jam 1. Monitor tanda-tanda
diharapakan kecemasan menurun atau ansietas
pasien dapat tenang dengan kriteria : 2. Ciptakan suasana terapeutik
SLKI : untuk menumbuhkan
Tingkat ansietas kepercayaan
1. Menyingkirkan tanda kecemasaan. 3. Pahami situasi yang
2. Tidak terdapat perilaku gelisah membuat ansietas
3. Frekuensi napas menurun 4. Diskusikan perencanaan
4. Frekuensi nadi menurun realistis tentang peristiwa
5. Menurunkan stimulasi lingkungan yang akan datang
ketika cemas. 5. Anjurkan mengungkapkan
6. Menggunakan teknik relaksasi perasaan dan persepsi
untuk menurunkan cemas. 6. Anjurkan keluarga untuk
7. Konsentrasi membaik selalu disamping dan
8. Pola tidur membaik mendukung pasien
Dukungan sosial 7. Latih teknik relaksasi
1. Bantuan yang ditawarkan oleh
oranglain meningkat
4 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan SIKI :
keperawatan selama…x…jam Manajemen konstipasi
konstipasi pasien teratasi dengan 1. Identifikasi faktor risko
kriteria hasil : konstipasi
SLKI : 2. Monitor tanda-tanda ruptur
Eliminasi fekal bowel/peritonitis
1. Kontrol pengeluaran feses 3. Jelaskan penyebab dan
meningkat rasionalisasi tindakan pada
2. Keluhan defekasi lama dan sulit pasien
menurun 4. Lakukan massase abdomen
3. Konsistensi feses membaik 5. Anjurkan diet (cairan dan
4. Frekuensi defekasi membaik serat)
6. Jelaskan pada klien
konsekuensi menggunakan
laxative dalam waktu yang
lama
7. Kolaborasi penggunaan obat
pencahar
5 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan SLKI :
keperawatan selama…x…jam Promosi citra tubuh
gangguan citra tubuh pasien teratasi 1. Monitor frekuensi
dengan kriteria hasil : mengkritik dirinya
SLKI : 2. Diskusikan perubahan tubuh
Citra tubuh dan fungsinya
1. Verbalisasi perasaan negatif 3. Diskusikan perbedaan
tentang perubahan tubuh menurun penampilan fisik terhadap
2. Fokus pada penampilan masa lalu harga diri
menurun 4. Jelaskan kepada keluarga
3. Hubungan sosial membaik tentang perawatan dan
Harga diri perubahan citra tubuh
1. Penilaian diri positif meningkat 5. Latih peningkatan
2. Perasaan malu menurun penampilan diri
6. Latih pengungkapan
kemampuan diri kepada
oranglain maupun kelompok
6 Risiko perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan SIKI :
perifer tidak efektif keperawatan selama…x…jam tidak Manajemen sensasi perifer
terjadi perfusi jaringan perifer tidak a. Periksa perbedaan panas atau
efektif dengan kriteria hasil : dingin
SLKI : b. Monitor perubahan kulit
Status sirkulasi c. Hindari pemakaian benda-
Kriteria hasil: benda yang berlebihan
a. Kekuatan nadi mengingkat suhuhnya (terlalu
b. Tekanan systole dan diastole dalam panas/dingin)
rentang yang diharapkan d. Anjurkan pemakaian sepatu
c. Akral dingin menurun lembut dan bertumit rendah
d. Fatigue menurun e. Kolaborasi pemberian
analgetik
7 Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan SLKI :
efektif keperawatan selama…x…jam Manajemen Jalan Napas
polanapas tidak efektif teratasi dengan 1. Monitor pola napas
kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas
SLKI : tambahan
Pola napas 3. Pertahankan kepatenan jalan
Kriteria Hasil : napas dengan head-tilt dan
1. Dispnea menurun chin-tilt
2. Menunjukkan jalan nafas yang 4. Posisikan pasien semi fowler
paten(klien tidak merasa tercekik, atau fowler
irama nafas, frekuensi pernafasan 5. Berikan minum hangat
dalam rentang normal, tidak ada 6. Berikan oksigen, bila perlu
suara nafas abnormal) 7. Lakukan fisioterapi dada jika
3. Tanda Tanda vital dalam rentang perlu
normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
4. Penggunaan otot bantu napas 8. Anjurkan asupan cairan 2000
menurun ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
9. Ajarkan teknik batuk efektif
10. Kolaborasikan pemberian
bronkodilator bila perlu
Pemantauan Respirasi
1. Monitor TTV
2. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
3. Auskultasi bunyi napas
4. Monitor sarturasi oksigen
5. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
6. Dokumentasikan hasil
pemantauan
7. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
8 Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI :
selama … x … jam, diharapkan nyeri Manajemen nyeri
yang dirasakan pasien berkurang 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan kriteria hasil : secara komprehensif
SLKI : termasuk lokasi, karakteristik,
Kontrol Nyeri durasi, frekuensi, kualitas dan
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu faktor presipitasi
penyebab nyeri, mampu 2. Anjurkan pasien untuk
menggunakan teknik beristirahat di tempat tidur
nonfarmakologi untuk mengurangi 3. Kontrol lingkungan yang
nyeri, mencari bantuan) dapat mempengaruhi nyeri
2. Ekspresi wajah pasien rileks dan seperti suhu ruangan,
tenang pencahayaan dan kebisingan
3. Menyatakan rasa nyaman setelah 4. Kurangi faktor presipitasi
nyeri berkurang nyeri
4. Tekanan darah dan nadi dalam batas 5. Ajarkan tentang teknik non
normal ( TD Normal : 120/80 farmakologi: napas dalam,
mmHg, Nadi Normal : 60-80 x /dari relaksasi, distraksi, kompres
enit) hangat/ dingin
5. Skala nyeri 0 dari 0-10 yang 6. Berikan informasi tentang
diberikan nyeri seperti penyebab nyeri,
Tingkat Nyeri berapa lama nyeri akan
1. Keluhan nyeri menurun berkurang dan antisipasi
2. Pasien tidak gelisah ketidaknyamanan dari
3. Frekuensi nadi membaik ( 60 – prosedur
100x/menit) 7. Kolaborasikan pemberian
analgetik untuk mengurangi
nyeri
Terapi relaksasi
1. Identifikasi teknik relaksasi
efektif yang pernah
digunakan
2. Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
3. Jelaskan tujuan dan manfaat
dari jenis relaksasi yang
dibrikan

9 Gangguan eliminasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI :


urin selama ….x… jam, diharapkan Perawatan Retensi Urine
gangguan eliminasi urin yang a. Monitor tingkat distensi
dirasakan pasien berkurang dengan kandung kemih dengan
kriteria hasil : palpasi dan perkusi
SLKI :
Eliminasi urin b. Berikan rangsangan
1. Sensasi berkemih meningkat berkemih (kompres dingin
2. Distensi kandung kemih pada abdomen)
meningkat c. Jelaskan penyebab retensi
3. Berkemih tidak tuntas menurun urine
Kontinensia urin d. Ajarkan cara melakukan
1.Kemampuan berkemih meningkat rangsangan berkemih
2.Residu volume setelah berkemih
menurun
10 Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI
selama ….x… jam, diharapkan Edukasi Kesehatan
masalah defisit pengetahuan dapat 1. Identifikasi kesiapan dan
teratasi dengan kriteria hasil : kemampuan menerima
SLKI informasi
Tingkat Pengetahuan 2. Siapkan materi dan media
1. Menunjukkan perilaku sesuai pendidikan kesehatan
anjuran meningkat 3. Berikan kesempatan untuk
2. Mampu menjelaskan pengetahuan bertanya
tentang suatu topik 4. Jelaskan faktor risiko yang
3. Menunjukkan perilaku yang dapat mempengaruhi
sesuai dengan pengetahuan kesehatan
4. Pertanyaan tentang masalah yang Edukasi Persalinan
dihadapi menurun 1. Identifikasi tingkat
5. Persepsi keliru terhadap masalah pengetahuan
menurun 2. Identifikasi pemahaman ibu
tentang persalinan
3. Siapkan materi dan media
pendidikan kesehatan
4. Berikan kesempatan untuk
bertanya
5. Berikan reinforcement postif
terhadap perubahan perilaku
ibu

11 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….x… jam, SIKI


Persalinan diharapkan kesiapan persalinan dapat teratasi dengan kriteria Perawatan
hasil : Kehamilan
SLKI Trimester
Status antepartum Ketiga
1. Kelekatan emosional dengan janin meningkat 1. Memonitor
2. Koping dengan ketidaknyamanan kehamilan menurun tanda-tanda
Tingkat pengetahuan vital
1. Perilaku sesuai anjuran 2. Timbang
meningkat berat badan ibu
2. Perilaku sesuai pengetahuan 3. Umur tinggi
meningkat fundus
3. Perilaku keliru terhadap 4. Periksa
masalah menurun denyut jantung
janin
5. Anjurkan
menghindari
kelelahan
Edukasi Persalinan
1. Identifikasi
tingkat
pengetahuan
2. Identifikasi
pemahaman ibu
tentang persalinan
3. Siapkan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
4. Berikan
kesempatan untuk
bertanya
5. Jelaskan metode
persalinan yang
ibu inginkan
6. Jelaskan
persiapan dan
tempat persalinan
7. Anjurkan ibu
mengikuti kelas
ibu hamil pada
usia kehamilan
lebih dari 36
minggu
8. Ajarkan teknik
relaksasi untuk
meredakan
kecemasan dan
ketidaknyamanan
persalinan

C. DAFTAR PUSTAKA

Berman, A., Snyder,S. & Fradsen, G. (2016) Kozier & Erb’s Fundamental of
Nursing. USA. Pearson Education.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) dan Laporan Nasional 2013.Jakarta: Departemen Kesehatan
RI
Dougherty, L & Lister, S. (2015). Manual of Clinical Nursing Procedures. UK : The
Royal Marsden NHS Foundation Trust

Fauzia, Siti. 2017. Keperawatan Maternitas Volume 2. Jakarta : Prenada Media


PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisidan Indikator


Diagnostik, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI
LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, .......................................2019

Mengetahui
Pembimbing Praktek Mahasiswa

NIP. NIM.

Mengetahui
Pembimbing Akademik

NIP:

Anda mungkin juga menyukai