Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH BIOLOGI

EKOSISTEM SAWAH

DISUSUN OLEH :
WAHYU ERWIN F 125100101111014
DIRAYATI HANIFAH 125100100111014
RETNO KUSUMA N 125100101111018
SAKINAH 125100101111020
MESZIESHAN P 125100101111028

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup (biotik) dengan lingkungannya (abiotik). Ekosistem dapat dikatakan
sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi (Heddy, 2004).
Sawah merupakan salah satu ekosistem buatan yang dibuat oleh manusia. Sawah digunakan
sebagai media untuk memenuhi kebutuhan manusia. Diantaranya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok manusia, seperti ditanami padi, jagung, tebu, dan lain lain. Dapat pula untuk
ditanami bawang merah, bawang putih, dan lain lain. Kelompok kami melakukan pengamatan pada
sawah yang ditanami padi di daerah sekitar Jalan Sudimoro Malang .
Pada ekosistem sawah terdapat komponen biotik dan abiotik sebagai penyusun kehidupan
dalam ekosistem tersebut. Komponen biotik dan abiotik membentuk suatu interaksi yang terkait
dengan keberlangsungan hidup ekosistem tersebut.
Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup yang secara langsung
maupun tidak langsung berhubungan atau berinteraksi dengan komponen lainnya, baik dengan
komponen biotik lain maupun dengan komponen abiotik. Komponen biotik yang secara umum dapat
kita temui pada agroekosistem sawah yakni manusia, tanaman padi, tanaman palawija, tanaman
jagung, gulma, burung dan masih banyak lagi. Sedang komponen-komponen biotik yang ada dan
ditemui pada agroekosistem sawah tersebut yaitu tanaman produksi seperti padi dan jagung, organisme
pengganggu (kupu-kupu, capung, tikus) dan manusia. Masing-masing dari komponen biotik yang ada
di sana pun akan memberikan pengaruh dan dampak bagi berjalannya siklus energi yang ada dalam
sawah (Heddy, 2004).
 Komponen biotik pada sawah yang kami amati meliputi :
Padi, jagung, belalang, laba laba, rumput liar, kangkung, genjer, kerang sawah .

Komponen abiotik merupakan komponen yang berkebalikan dengan komponen biotik.


Komponen ini terdiri dari sesuatu yang tak hidup dan merupakan bagian dari alam yang turut
mempengaruhi berjalannya siklus energi yang ada di sawah. Komponen abiotik yang berada di sawah
yakni cahaya matahari, air, tanah, dan udara. Masing-masing komponen tersebut sangat penting bagi
keberlangsungan siklus hidup yang ada di sawah (Heddy, 2004).
 Komponen abiotik pada sawah yang kami amati meliputi:
Cahaya matahari, tanah, air sungai, batu, dan angin.

1. Interaksi Antar Komponen Biotik


Tanaman padi

Rumput liar (gulma)

Genjer

Gambar 1. Tanaman Padi, Rumput, dan Genjer

Terdapat dua interaksi dalam gambar diatas, yakni interaksi padi dengan tanaman liar dan
interaksi padi dengan tanaman genjer. Interaksi tanaman padi dengan tanaman liar merupakan interaksi
antara komponen biotik dengan komponen biotik, merupakan interaksi antar organisme. Rumput liar
adalah tumbuhan yang keberadaannya tidak diiginkan pada lahan pertanian karena rumput liar ini
secara langsung maupun tidak langsung akan merugikan para petani padi pada umumnya dan
menurunkan produksi tanaman padi yang tidak bisa di capai pada petani padi tersebut, karena rumput
liar mengganggu proses pertumbuhan tanaman padi dengan kompetisi. Penurunan kuantitas hasil
tersebut disebabkan oleh adanya kompetisi rumput liar dengan tanaman dalam memperebutkan air,
tanah, cahaya, matahari, unsur hara, ruang tumbuh dan udara yang menyebabkan pertumbuhan
tanaman terhambat. Kandungan alelopati pada rumput liar juga dapat menekan pertumbuhan tanaman
utama /tanaman padi (Saroni, 2013).
Interaksi tanaman padi dengan tanaman genjer merupakan interaksi antara komponen biotik
dengan komponen biotik, merupakan interaksi antar organisme. Genjer/ paku rawan merupakan
tumbuhan rawa yang biasa hidup di sawah. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa genjer dapat
berguna untuk menyerap zat pencemar di air dan untuk mengurangi beban pencemaran lingkungan,
sehingga tanaman genjer ini memberi keuntungan bagi lingkungan sawah untuk menghindarkan sawah
dari pencemaran sehingga tanaman dapat tumbuh dengan normal. Selain itu tanaman Genjer ini dapat
digunakan untuk menurunkan kadar Pb pada air sawah paling baik diantara tanaman air lainnya yakni
berkisar antara 51,00 – 89,73 % , diamana Pb dalam air ini akan terserap oleh tanaman di sawah yang
dapat membahayakan konsumen (Lopes, 2011).
Hubungan antara genjer dan tumbuhan sawah yakni saling menguntungkan dimana logam berat
seperti timbal diserap oleh genjer dan atas penyerapan ini air disawah terbebas dari pencemaran dan
dapat menyuburkan tumbuhan sawah, interaksi yang saling menguntungkan ini disebut dengan
simbiosis mutualisme.
Gambar 2. Interaksi Belalang dan Padi

Gambar di atas adalah gambar belalang yang sedang hinggap pada tanaman padi. Terdapat
interaksi antara tanaman padi dan belalang. Pada ekosistem sawah, interaksi antara padi dan belalang
menyebabkan terbetuknya rantai makanan. Belalang menduduki posisi konsumen tingkat satu pada
ekosistem sawah karena belalang memakan tanaman padi. Habitatnya adalah di sawah dan relungnya
adalah di tanaman padi dan rumput. Selain sebagai konsumen tingkat satu belalang juga menjadi
sumber energi bagi predatornya, misalnya katak dan laba-laba. Oleh karena itu belalang juga
membantu dalam menjaga keseimbangan antarorganisme yang ada di sawah sehingga tidak terjadi
ledakan populasi (Saroni, 2013).

Gambar 3. Tanaman Padi dan Jagung

Gambar diatas menggambarkan hubungan ekosistem sawah dimana dalam satu sawah tersebut
terdapat 2 jenis tanaman, yakni padi dan jagung. Hubungan yang terdapat diantara keduanya ialah
netralisasi, dimana padi tidak mempengaruhi pertumbuhan padi dan jagung tidak mempengaruhi
pertumbuhan tanaman jagung, meskipun keduanya berada dalam satu ekosistem sawah, namun
terdapat penyekat diantara kedua tanaman tersebut .
Laba laba yang sedang
memangsa belalang

Gambar 4. Interaksi Laba-laba dan Belalang

Terdapat dua interaksi pada gambar diatas, yakni interaksi antara tanaman padi dan laba laba,
interaksi antara laba laba dan belalang.
 Interaksi antara tanaman padi dengan laba-laba ialah simbiosis komensalisme, dimana
hubungan antara makluk hidup yang berlainan jenis atau berbeda spesies, dengan salah satu
spesies mendapatkan keuntungan sedangkan spesies lain tidak dirugikan (Sudarmaji, 2004).
Laba-laba adalah pihak yang berkepentingan (untung) untuk mendapatkan tempat tinggal
dengan membuat sarang laba-laba pada tanaman padi. Sedangkan padi tidak mendapatkan dan
tidak kekurangan apapun akibat aktivitas laba laba terhadap padi. Sehingga laba-laba adalah
pihak yang untung dan padi pihak yang tidak dirugikan.
 Interaksi laba-laba dengan belalang pada ekosistem sawah adalah predasi yang merupakan
hubungan mangsa dan pemangsa. Predasi adalah hubungan antara pemangsa dan mangsanya.
Pemangsa dikenal dengan predator, dan yang dimangsa disebut prey. Hubungan ini sangat erat
karena tanpa mangsa, predator tidak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi
pengontrol populasi mangsa agar tidak terjadi ledakan populasi. Dalam rantai makanan,
predator menempati posisi sebagai konsumen sekunder. Pemangsa ini untuk memenuhi
kebutuhan makanan demi kelangsungan hidupnya. Peran laba-laba dalam ekosistem sawah
tersebut yaitu sebagai pemangsa (memakan) dan peran belalang yaitu sebagai mangsa
(dimakan).
Perbesaran gambar kangkung liar

Gambar 7. Kangkung Liar

Gambar 6. Tanaman Padi dan Kangkung Liar

Gambar diatas adalah interaksi antara tanaman padi dengan tanaman kangkung liar di sawah.
Dalam ekosistem sawah tersebut, tidak ada interaksi antara padi dan kangkung. Hal tersebut
menunjukkan bahwa padi dan kangkung dalam bentuk netralisasi. Tidak ada interaksi antara padi dan
kangkung karena tidak saling merugikan dan diuntungkan. Netralisme adalah hubungan tidak saling
mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama, bersifat tidak menguntungkan dan tidak saling
merugikan kedua belah pihak (Lopes, 2011).

2. Interaksi Antar Komponen Abiotik dan Interaksi Komponen Biotik dengan Abiotik.
Komponen Abiotik merupakan salah satu
komponen penting dalam ekosistem. Komponen
Abiotik yang terdapat di sawah yang kami amati
antara lain: cahaya matahari, air sungai, batu,
tanah, dan angin. Beberapa interaksi yang terdapat
pada ekosistem sawah yaitu antara air dengan
tanah, air dengan cahaya matahari, tanah dengan
cahaya matahari, dan interaksi lainnya. Salah satu
bentuk interaksi yang utama yaitu interaksi antara
air dengan tanah. Interaksi tersebut saling
menguntungkan karena tanah membutuhkan air
dalam keadaan tergenang.
Gambar 8. Irigasi Sawah (Air Sungai)
Sedangkan
Salah satu interaksi yang terjadi antara komponen biotik dan abiotik yang terdapat pada
ekosistem sawah yaitu antara tanah, air, dan tanaman padi. Tanaman padi membutuhkan tanah sebagai
media tumbuh yang mengandung zat hara, air untuk siklus hidup serta metabolisme tanaman padi, dan
cahaya matahari untuk proses fotosintesis yang menghasilkan cadangan makanan.
DAFTAR PUSTAKA

Heddy, Suwono. 2004. Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.
Lopes, Y. F. 2011. Analisis Agroekosistem Padi Sawah. http://aranthasclub1.blogspot.com. Diakses Tanggal 7
Juni 2013 Jam 09.57 WIB.
Saroni, Yakub. 2013. Agroekosistem Sawah. http://yakubsaroni.blogspot.com. Diakses Tanggal 7 Juni 2013 Jam
10.15 WIB.
Sudarmaji. 2004. Ekologi Ekosistem. Jember: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Anda mungkin juga menyukai