Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telahmelimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami memperoleh kesehatan dankekuatan untuk dapat menyelesaikan

Makalah tentang Senyawa Tanin” ini.

Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnyapenulis

sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen ataskebijaksanaan dalam

membantu dan membimbing kami sehingga“Makalahtentang Senyawa Tanin”ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segipenyampaian

yang menjadikan “Makalah tentang Senyawa Tanin” ini masih jauhdari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatdiperlukan dari semua

pihak untuk kesempurnaan makalah ini


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akanmenghasilkan beberapa

senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan energimelainkan untuk menunjang kelangsungan
hidupnya seperti untuk pertahanan daripredaptor. Beberapa senyawa seperti alkaloid,

triterpen dan golongan fenolmerupakan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari metabolisme

skunder.Golongan fenol dicirikan oleh adanya cincin aromatik dengan satu atau

dua gugushidroksil. Kelompok fenol terdiri dari ribuan senyawa, meliputi

flavonoid,fenilpropanoid, asam fenolat, antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dantanin,

yang tersebar luas di berbagai jenis tumbuhan.

Tanin merupakan senyawa fenolik yang mengandung protein. Tanin terdiriatas

bermacam-macam kelompok oligomer dan polimer. Oleh karena itu adabeberapa

kesimpangsiuran tentang terminologi yang digunakan untuk mengidentifikasi ataupun

mengelompokkan senyawa tanin. Salah satu definisiyang paling baik yang diberikan oleh

Horvath (1981),

Tanin adalah suatu senyawa fenolik dengan berat molekul cukup tinggi yang

mengandung hidroksil dankelompok lain yang cocok (seperti karboksil) untuk membentuk

komplek yangefektif dengan protein dan makro molekul yang lain dibawah kondisi

lingkungantertentu yang dipelajari. Tanin merupakan bentuk kompleks dari protein,

pati,selulosa dan mineral. Tanin mempunyai struktur dengan formula empirisC72H52O46.

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermaeterdapat

khusus dalam jaringan kayu. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin,yaitu tanin

terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi atau flavolansecara biosintesis

dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekintunggal (galokatekin) yang

membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomeryang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon

menghubungkan satu flavon dengansatuan berikutnya melalui ikatan 4-6 atau 6-8.

Kebanyakan flavolan mempunyai2-20 satuan flavon.

Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifattannin yang

sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelatlogam. Maka dari itu efek
yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksi dan

biologi.

2. Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan senyawa tanin?

2.Apa saja klasifikasi dari tanin?

3.Bagaimana proses biosintetik dari tanin?

4.Apa contoh tanaman yang mengandung senyawa tannin ?

3. Tujuan

1.Untuk mengetahui definisi dari senyawa tanin

2.Untuk mengetahui klasifikasi senyawa tanin

3.Untuk mengetahui proses biosintetik dari tanin

4.Untuk mengetahui contoh tanaman yang mengandung senyawa tannin


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan obat tradisional pada masyarakat pada umumnya masihsebatas dalam bentuk

jamu, yang cara penyajiannya dengan cara direbus ataudiseduh, sehingga kurang disukai

penggunaannya. Selain itu sediaan jamu masihmempunyai kekurangan seperti penyajian yang kurang

praktis, bentuk sediaanyang kurang stabil dan takaran dosis yang tidak tepat. Salah satu usaha

untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan pembuatan dalam bentuk sediaan farmasetisyang

lebih baik dari bahan alam, yaitu dengan membuatnya dalam bentuk sediaantablet dari

ekstrak tanaman.

Tanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yangterdapat

dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua(dikotil). Monomer

tannin adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak taninterdiri dari campuran senyawa polifenol

yang sangat kompleks dan biasanyatergabung dengan karbohidrat rendah. Oleh karena adanya

gugus fenol, makatannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin

terkondensasisangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk

kondensasi,berguna untuk bahan perekat termosetting yang tahan air dan panas. Tanindiharapkan

mampu mensubsitusi gugus fenol dari resin fenol formaldehid gunamengurangi pemakaian

fenol sebagai sumberdaya alam tak terbarukan.

Tanin merupakan metabolit sekunder tanaman yang bersifat astrigendengan rasa khas

yang sepat. Secara umum tannin terbagi atas tannin(proanthocyanidins) hidrolisis dan tannin

kondensasi. Tannin hidrolisisdiprekursor oleh asam dehydroshikimic sedangkan tannin

kondensasi disintesisdari prekursor flavonoid. Tingginya kandungan tannin dari kalus yang

dihasilkansecara in vitro dapat dipahami karena produksi metabolit sekunder pada


kalusinvitrodipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya komposisi media yangdigunakan

dan zat pengatur tumbuh yang diaplikasikan.

Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialahdepsida

galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi olehlima atau lebih

gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupasenyawa dimer asam galat yaitu

asam heksahidroksidifenat, yang berikatandengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini

menghasilkan asam elagat.

Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol yangmempunyai berat

molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan guguslainnya (seperti karboksil) sehingga

dapat membentuk kompleks dengan proteindan makromolekul lainnya di bawah kondisi

lingkungan tertentu.Penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis merupakan

salahsatu penyakit yang masih banyak dijumpai di masyarakat,. Adapun tanaman obatyang

dapat digunakan untuk membantu mengatasi diare diantaranya mempunyaiefek sebagai

adstringen (pengelat) yaitu dapat mengerutkan selaput lendir usussehingga mengurangi

pengeluaran cairan, diare dan disentri, selain itu jugamempunyai efek sebagai antiradang, dan

antibakteri.
BAB III

PEMBAHASAN

1. Definisi Tanin

Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , sepertidaun, buah yang belum

matang , batang dan kulit kayu. Pada buah yang belummatang ,tanin digunakan sebagai energi dalam

proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tannin. Tanin yang dikatakan sebagai

sumber asam pada buah.Berikut adalah gambar struktur tanin

Sifat-sifat Tanin :

1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat.

2.Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.

3.Tidak dapat mengkristal.

4.Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.

5.Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan proteintersebut sehingga

tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.

Sifat kimia Tanin :

1.Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yangsukar dipisahkan

sehingga sukar mengkristal.

2.Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi.

3. Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic danpemberi warna.
Identifikasi Tanin dapat dilakukan dengan cara :

1.Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / hitam kehijauan.

2.Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak berwarna coklat.3.

Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromatberwarna coklat.

Kegunaan Tanin :

1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagiantertentu pada tanaman,

misalnya buah yang belum matang, pada saatmatang taninnya hilang.

2.Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga danfungi.

3.Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.

4.Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya padagastrointestinal dan

pada kulit

5.Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnyaluka bakar, dengan

cara mengendapkan protein.

6. Sebagai pengawet dan penyamak kulit.

7.Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.


8. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkanasam tamak yang tidak

larut.

Hidrolisa

Tanin :

Tanin apabila dihidrolisa akan menghasilkan fenol polihidroksiyang sederhana. Hidrolisa :1.

Asam Gallat terurai pirogalol2. Asam Protokatekuat Katekol3. Asam Ellag dan Tenol-fenol

lain.(Asam Ellag dapat disamak kulit bentuk bunga)

2. Klasifikasi Tanin

Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli fenol yang artinyasenyawa yang memiliki

bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi duayaitu tanin yang terhidrolisis

dan tanin yang terkondensasi.

1. Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat

dengan membentuk jembatan oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan

menggunakanasam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah

gallotaninyang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat.

Selainmembentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yangbisa

disebut Ellagitanins.

Berat molekul galitanin 1000-1500,sedangkan Beratmolekul Ellaggitanin 1000-3000.

Ellagitanin sederhana disebut juga ester asamhexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini

dapat terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air. Asam elagat

merupakan hasil sekunder yang terbentuk pada hidrolisis beberapa tanin yang sesungguhnya

merupakan ester asamheksaoksidifenat.


2. Tanin terkondensasi (condensed tannins).Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis,

tetapi dapat terkondensasimeghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari

polimerflavonoid yang merupakan senyawa fenol. Oleh karena adanya gugus fenol,

makatannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida.

Tanin terkondensasisangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk

kondensasiTanin terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat

padaseluruh dunia tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan berkayu. Taninterkondensasi

telah banyak ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan. Nama laindari tanin ini adalah

Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dariflavonoid yang dihubungan

dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnyaadalah Sorghum procyanidin, senyawa ini
merupakan trimer yang tersusun dariepiccatechin dan catechin.
3. Biosintesis Tanin

Biosintesa dari Tanin secara umum :Biosintesa asam galat dengan precursor senyawa

fenol propanoidContoh :- Asam gallat merupakan hasil hidrolisa tannin- Dari jalur asam

siklimat melalui asam 5-D-hidroksisiklimat- Dengan precursor senyawa fenol propanoid.

(Rhus thypina)- Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin1)

Tannin-terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggapterbentuk dengan cara

kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yangmembentuk senyawa dimer dan kemudian

oligomer yang lebih tinggi. Ikatankarbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon dengan

satuan berikutnyamelalui ikatan 4-8 atau 6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2 sampai

20satuan flavon. Nama lain untuktanin-terkondensasi adalah proantosianidinkarena bila

direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon-karbonpenghubung satuan terputus

dan dibebaskanlah monomer antosianidin.

Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikandengan asam akan

menghasilkan sianidin..
2. Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhanaadalah depsida

galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosadikelilingi oleh lima gugus ester galoil atau

lebih. Pada jenis kedua, intimolekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam

heksahidroksidifenat,disini pun berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin

inimenghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan ini pada pemanasan denganasam klorida

atau asam sulfat menghasilkan gallic atau ellagic. Hydrolyzabletanin yang terhidrolisis oleh

asam lemah atau basa lemah untuk menghasilkankarbohidrat dan asam fenolat. Contoh

gallotannins adalah ester asam gallicglukosa dalam asam tannic (C76H52O46), ditemukan

dalam daun dan kulitberbagai jenis tumbuhan.

4. Contoh biota laut yang mengandung tannin

1. algae coklat (sarasum sp dan padina sp ) .

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh atmadja (1992). Salvador et al (2007), Daniel et

al (2009) bahwa kandungan senyawa yang terdapat dalam sargasum sp memiliki aktivitas

sebagai antibakteri, antivirus dan antitumor.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh satriani (2017) dalam percobaan yang berjudul

“analisa kadar tannin total dari alga coklat (sargasum sp dan pedina sp) sebagai obat

antipendarahan”, menyatakaan bahwa :

- Pedina sp memiliki kandungan tannin total yang lebih tinggi disbanding sargasum sp

- Pedina sp dicurigai memiliki aktifitas antipendarahan yang lebih efektif dibandingkan

sargasum sp. Dilihat dari tannin totalnya.


2. spons (Laamellodysidea herbaceae)

Uji fitokimia yang menunjukkan metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak etanol

spons tersebut mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan tannin serta memiliki

aktivitas antioksidan yang tergolong kuat. (Hanna M. rumangit dkk,2015)

Anda mungkin juga menyukai