Anda di halaman 1dari 10

KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU YANG TERBUKTI SECARA

BAKTERIOLOGIS DAN KLINIS PADA PENDERITA DIABETES


MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT ROYAL TARUMA TAHUN 2017-
2018
Oleh:
David Yohan1, Frans J.V. Pangalila2

ABSTRACT
The prevalence of type II Diabetes Mellitus and Pulmonary Tuberculosis keeps increasing
all over the world. Patients with type II DM will have a decreased immunity causing them
to be more susceptible to infections such as pulmonary TB. This may affect their clinical
manifestations and treatment’s outcome. This study aims to discover the prevalence of
pulmonary TB on patients with type II DM. This research is a descriptive study that uses
cross sectional method with data taken from medical records of 107 type II DM patients
who had pulmonary TB at Royal Taruma Hospital throughout 2017 to 2018. Data showed
that based on the tests taken, 8 respondents had a positive result on AFB test, 9
respondents showed a sign of pulmonary TB on chest radiograph, and based on the
history of oral anti tuberculosis therapy, 10 respondents were diagnosed TB. This
research also showed that the respondent’s average age was 60 years old, with 57% of
the population were males. Furthermore, from the tests taken to diagnose DM, the
average result for HbA1c was 8,3%, 287,14 mg/dl for Random Blood Glucose, and 198,49
mg/dl for Fasting Blood Glucose..Pulmonary TB is one of DM’s complications. The
incidence of pulmonary tuberculosis in type II DM patients was 10 respondents consisting
of BTA sputum examination, chest X-ray, history of OAT use.
Keywords: Type II Diabetes Mellitus, Pulmonary Tuberculosis

ABSTRAK
Prevalensi penderita Diabetes Melitus tipe II dan Tuberkulosis paru terus meningkat di
seluruh dunia. Pasien DM tipe II akan mengalami penurunan imunitas yang memudahkan
terjadinya infeksi seperti TB paru. Hal ini akan mempengaruhi manifestasi klinis dan hasil
tatalaksana penderitanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi
kejadian Tuberkulosis paru pada penderita DM tipe II. Penelitian ini adalah studi deskriptif
menggunakan metode case study dengan sampel berupa data rekam medis dari 107
pasien DM tipe II dengan TB paru di Rumah Sakit Royal Taruma tahun 2017-2018.
Didapatkan prevalensi TB paru pada penderita DM tipe II adalah sebesar 9,4%. Data
menunjukkan bahwa berdasarkan pemeriksaan penunjang yang dilakukan, 8 responden
memiliki hasil positif TB pada pemeriksaan sputum BTA, 9 responden menunjukkan
adanya kesan TB paru dalam pemeriksaan radiologi, dan berdasarkan riwayat
pengobatan OAT, didapatkan 10 responden yang menderita TB. Dalam penelitian ini juga
didapatkan bahwa usia rata-rata responden adalah 60 tahun, dengan 57% dari total
responden adalah laki-laki. Selain itu, dari pemeriksaan laboratorium yang digunakan
untuk menegakan diagnosis DM, didapatkan kadar rata-rata HbA1c sebesar 8,3%, GDS
287,14 mg/dl, dan GDP 198,49 mg/dl. Kejadian tuberkulosis paru pada penderita DM tipe
II sebanyak 10 responden yang terdiri dari pemeriksaan sputum BTA, foto toraks, riwayat
penggunaan OAT.
Kata kunci: Diabetes Melitus tipe II, Tuberkulosis paru

PENDAHULUAN dari 108 juta orang pada


tahun 1980 ke 422 juta
Diabetes Melitus(DM)
orang pada tahun
merupakan suatu
2014.Sedangkan
penyakit metabolik
prevalensi DM pada
dimana terjadi
orang berusia 18 tahun
penigkatan kadar
keatas terjadi
glukosa dalam darah
peningkatan dari 4,7%
atau hiperglikemia, yang
pada tahun 1980
disebabkan karena
menjadi 8.5% pada
kelainan sekresi atau
tahun 2014.WHO juga
kerja dari insulin.1 Saat
memperkirakan bahwa
ini prevalensi penderita
1
David Yohan
pada tahun 2030 DM
Diabetes melitus terus
Mahasiswa Fakultas akan menduduki
Kedokteran Universitas meningkat pesat,
Tarumanagara peringkat ketujuh
terutama di negara-
2
Frans J.V. Pangalila penyebab kematian
negara berpendapatan
Dosen Bagian Ilmu utama di dunia.2 Di
rendah, termasuk
Penyakit Dalam Fakultas Indonesia sendiri,
Kedokteran Universitas Indonesia. Peningkatan
Tarumanagara menurut Riskesdas 2013,
prevalensi ini juga
Correspondence to: 6,9% dari penduduk
berkaitan dengan
David Yohan Indonesia yang berumur
meningkatnya faktor
lebih dari 15 tahun
Fakultas Kedokteran resiko terjadinya
Universitas Tarumanagara memiliki DM dan tidak
Jl. S. Parman No.1, Jakarta DM.Menurut World
1140
pernah terdiagnosis
Health Organization
Telp: 021-5671781 sebelumnya.Angka
Email: (WHO) prevalensi orang
David.yohan99@gmail.com kejadian DM ini, akan
yang terkena DM secara
terus meningkat dan
global telah meningkat
diperkirakan pada tahun 2030 dapat proses kemotaktik, fagositosis dan daya
mencapai 21,3 juta orang.3 bakterisid menjadi menurun yang
Diabetes melitus yang tidak ditangani mengakibatkan kerentanan penderita
dengan baik, dapat menyebabkan DM disertai komplikasi tuberkulosis paru
berbagai komplikasi kronik hingga meningkat.6
kematian.Salah satu komplikasi yang Tingginya angka resiko terjadinya
sering terjadi adalah rentannya tubuh tuberkulosis paru pada penderita
terserang infeksi. Tuberkulosis paru(TB) diabetes melitus,membuat penulis
merupakan infeksi yang sering terjadi tertarik untuk melakukan penilitian
jika DM tidak ditangani dengan baik.TB tentang prevalensi kejadian tuberkulosis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan paru terhadap penderita diabetes
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, mellitus.
yang biasanya mengenai paru-paru
sehingga disebut TB paru, namun TB METODOLOGI PENELITIAN
juga dapat mengenai bagian tubuh lain Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
di luar paru sehingga disebut sebagai TB dengan metode case study.
ekstrapulmonal.4 Berdasarkan Pengumpulan data serta penelitian akan
International Diabetes Federation pada dilakukan di di Rumah Sakit Royal
tahun 2012, penderita DM berisiko 2,5 Taruma pada bulan desember 2018
kali lebih besar untuk terkena TB sampai januari 2019. Sampel penelitian
dibanding yang tidak menderita DM. 5
dalam penelitian ini adalah pasien DM
Peningkatan kejadian TB paru pada tipe II di Rumah Sakit Royal Taruma
pasien DM, disebabkan karena respon tahun 2016-2018 dengan tuberkulosis
imunologik yang menurun sehingga paru yang terbukti secara baktriologis
memudahkan berkembangnya infeksi dan klinis Cara pengambilan sampel
termasuk Mycobacterium penelitian ini adalah dengan cara
tuberkulosis.Kondisi hiperglikemia juga consecutive non-random sampling
berhubungan langsung dengan dengan data berupa rekam medis pasien
terganggunya fungsi netrofil dan monosit DM tipe II di Rumah Sakit Royal Taruma
sebagai pertahanan tubuh, sehingga
tahun 2017-2018 dengan Tuberkulosis tipe 2 lebih banyak pasien yang berjenis
Paru yang terbukti secara BTA positif kelamin laki-laki daripada perempuan,
atau foto toraks postif TB paru atau yaitu 61 laki-laki dan 46 perempuan.
pernah atau sedang mengounsumsi OAT Menurut penelitian sebelumnya oleh
minimal 2 bulan. Data yang diambil Alatas A di RSU Kota Tanggerang Selatan
adalah data sekunder berupa rekam 2013, ditemukan bahwa lebih banyak
medis pasien DM tipe II di Rumah Sakit pasien DM tipe II dengan TB paru yang
Royal Taruma tahun 2017-2018 yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 56,2%.
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Didapatkan juga dari penelitian ini bahwa
usia rata-rata responden adalah 60,3
HASIL DAN PEMBAHASAN tahun7, sesuai dengan penelitian oleh

Karakteristik Subyek Penelitian Fauziah,dkk juga yang mendapatkan usia

Pada penelitian ini didapatkan jumlah rata-rata pasien DM tipe II dengan TB

subjek sebanyak 107 orang.Berdasarkan paru yaitu 54.66 tahun atau mendekati

hasil penelitian di RS Royal Taruma, 60 tahun8.

didapatkan bahwa rerata penderita DM


Karakteristik Jumlah(n) Persentase(%) Mean ± SD Min;Max
Usia 60,43±14,142 25;89
Jenis Kelamin
Laki-Laki 61 57,01
Perempuan 46 42,99

Pemeriksaan Kadar Gula Darah sebesar 287,14 mg/dl dan GDP sebesar
Sewaktu dan Puasa 198,49 mg /dl, namun pada penelitian
yang dilakukan oleh Alisjahbana dkk,
Dari penelitian ini juga didapatkan hasil
data yang didapat berupa hasil
pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan Gula Darah Puasa dengan
pemeriksaan GDS dengan rata-rata
nilai median sebesar 215 mg/dl.9
Gula darah sewaktu
8%

≥200mg/dl

<200mg/dl
92%

Gula darah puasa

9.35% ≥126mg/dl
11.22%
<126mg/dl

79.43%
Tidak
melakukan

Pemeriksaan Kadar HbA1C dibandingkan dengan GDS dan GDP

Dari penelitian ini juga didapatkan hasil dikarenakan HbA1c lebih stabil untuk

pemeriksaan kadar HbA1c dengan rata- menunujukan determinasi nilai dari kadar

rata sebesar 8,83%, berbeda dengan gula darah puasa dan dapat digunakan

penelitian lain yang menyatakan bahwa sebagai indikator jangka panjang bagi

rata-rata kadar HbA1c pada pasien DM pasien DM dalam mengontrol gula

dengan TB adalah sebesar 10.5%.23 darah.10,12

HbA1c merupakan nilai yang lebih akurat


HbA1c

14.02%
≥7%
14.96%
71.02% <7%

Tidak dilakukan

Pemeriksaan Sputum BTA Padang,dimana didapatkan bahwa hasil

Pada penelitian ini, didapatkan 10 pemeriksaan sputum penderita DM tipe

(9,4%) responden menderita TB paru II dengan TB paru lebih sering

yang ditegakkan berdasarkan menunjukkan hasil positif, dimana

pemeriksaan bakteriologis, radiologis, ditemukan sebesar 3,89% positif

dan riwayat pengobatan. Dari 10 TB.8,11,15 Pada penelitian ini didapatkan

responden tersebut, didapatkan 8 hasil yang lebih besar, dikarenakan

responden positif TB berdasarkan hasil jumlah sampel yang lebih sedikit

pemeriksaan sputum BTA. Hal ini dibandingkan jumlah sampel pada

berbeda dengan penelitian yang di penelitian Zeni. Kondisi ini menyebabkan

lakukan di Ruang Rawat Inap Penyakit bias pengukuran (measurement bias).

Dalam RSUP Dr. M. Djamil

Pemeriksaan Sputum BTA


120
100
80
60
101
40
20
0 8
BTA(+) Tidak dilakukan
Pemeriksaan Foto Toraks dimana pada penderita TB paru biasanya

Pada penelitian ini, berdasarkan hasil infiltrat ditemukan pada lobus atas paru,

pemeriksaan foto toraks, didapatkan sedangkan pada penderita TB paru

kesan TB paru pada 9 orang responden, dengan DM, infiltrat dapat ditemukan di

dengan gambaran berupa infiltrat, lobus paru lainnya. Selain itu juga, pada

fibroinfiltrat, dan kavitas pada lapang beberapa penelitian lebih banyak

paru yang berbeda-beda. Hal ini sesuai ditemukan gambaran kavitas

dengan beberapa penelitian yang dibandingkan dengan gambaran infiltrat

menyatakan bahwa gambaran radiologi maupun fibroinfiltrat. 8,9,13,14

penderita TB paru dengan DM


menunjukkan gambaran yang atipikal,

Foto toraks
70

60

50

40

30 62
20
36
10
9
0
Sesuai gambran TB Tidak sesuai gambran Tb Tidak melakukan

Riwayat Penggunaan OAT penderita DM tipe II dengan TB paru

Berdasarkan riwayat pengobatan tidak berbeda dengan penderita DM tipe

dengan OAT, hasil penelitian ini juga II saja atau penderita TB paru saja. Jenis

ditemukan 10 responden menggunakan obat dan dosis yang diberikan umumnya

OAT yang sudah lebih dari 2 bulan. sama, hanya perlu dipertimbangkan

Berdasarkan beberapa penelitian, interaksi obat seperti pemberian OAT

pemberian tatalaksana terhadap Rifampisin dengan obat OAD , dimana


pemberian Rifampisin dapat untuk obat-obat OAD tersebut. Namun,
menyebabkan meningkatnya Metformin merupakan obat Antidiabetik
metabolisme obat Antidiabetik oral, dan oral yang tidak dipengaruhi oleh
menyebabkan efek kerja obat OAD Rifampisin, sehingga merupakan
menjadi berkurang. Oleh karenanya, Antidiabetik oral pilihan utama untuk DM
perlu dipertimbangkan peningkatan dosis tipe II dengan TB paru.13,14

Riwayat penggunaan OAT


120

100

80

60

40
97
20

0 10
Pernah Tidak pernah

Riwayat Prevalensi TB Paru Pada Penderita DM Tipe II

Dari 107 responden yaitu penderita DM tipe II terdiagnosis Tuberkulosis Paru sebanyak
10 orang Prevalensi TB paru pada penderita DM tipe II sebesar 9,4%, hasil berdasarkan
pemeriksaan sputum BTA, didapatkan 8 responden positif TB. Berdasarkan hasil foto
toraks, didapatkan 9 responden yang menunjukan kesan TB. Sedangkan, berdasarkan
riwayat pengobatan dengan OAT, didapatkan 10 responden menderita TB paru.

Prevalensi TB paru pada


penderita DM tipe II

10 Positif
Negatif
97
KESIMPULAN pengobatan dengan OAT,
didapatkan 10 responden menderita
1. Hasil penelitian diperoleh dari 107
TB paru.
respoden penelitian, dengan usia
rata-rata 60,43 tahun, laki-laki SARAN
sebanyak 61 orang, sedangkan
1. Bagi peneliti, sebaiknya penelitian
perempuan sebanyak 46. Dari hasil
jangan hanya terbatas dengan
pemeriksaan penunjang responden
melihat prevalensi, tetapi dilihat juga
diperoleh nilai rata-rata GDS sebesar
hubungan antara Diabetes Melitus
287,14mg/dl, GDP 198,49%, HbA1c
tipe II terhadap Tuberkulosis Paru
8,83%.
2. Bagi instansi terkait, sebaiknya lebih
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan
memperhatikan prevalensi pasien
sputum BTA, didapatkan 8
DM tipe II dengan TB paru yang
responden positif TB. Berdasarkan
semakin meningkat,apabila DM tipe
hasil foto toraks, didapatkan 9
II tidsk terkontrol dengan baik,
responden yang menunjukan kesan
sehingga dapat mengurangi tingkat
TB. Sedangkan, berdasarkan riwayat
mortalitas pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soelistijo SA, Novida H, Rudijanto A, Soewondo P, Suastika K, Manaf A, et al.


Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2015.
Jakarta: PB Perkeni; 2015.
2. World Health Organization. Diabetes.(updated 2017 Jul; cited 2018 Okt 27).
Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/
3. Kementrian Kesehatan RI. 1Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta: Infodatin, Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI; 2014.
4. World Health Organization. Tuberculosis (reviewed 2017 Mar; cited 2018 Okt 28)
Available at: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/
5. International Diabetes Federation. Diabetes and tuberculosis.2013(cited 2018 Okt
27). Available from: http://www.idf.org/diabetesatlas/5e/diabetes-and-
tuberculosis.
6. Delamaire M, Maugendre D, Moreno M,Le Goff MC,Allannic H, and Genetet
B.Impaired Leucocyte Functions in Diabetic Patients.Diabet. Med., vol. 14, no.
1,29–34, Jan. 1997
7. Alatas A.Prevalensi Tuberkulosis Paru dengan BTA positif pada penderita Diabetes
Melitus Tipe II di Rumah Sakit Umum Kota Tanggerang Selatan tahun 2013.2013
8. Fauziah DF, Basyar M, Manaf AM. Insidensi Tuberkulosis Paru pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016 Aug 11;5(2)
9. Alisjahbana B, Sahiratmadja E, Nelwan EJ, Purwa AM, Ahmad Y, Ottenhoff THM,
et al. The effect of type 2 diabetes mellitus on the presentation and treatment
response of pulmonary tuberculosis. Clin Infect Dis. 2007 Aug 15;45(4):428–35.
10. Yazdanpanah S, Rabiee M, Tahriri M, Rajab A, Jazayeri HE, Tayebi L.Evaluation of
glycated albumin(GA) and GA/HbA1c ratio for diagnosis control of diabetes
melitus.Journal of Diabetes & Metabolic Disorders.2017 Jun;54(4):219-232
11. Sari NIP, Mertaniah NM, Soedarsono, Maruyama F.Aplication of serial test for
Mycobacterium tuberculosis detection to active lung tuberculosis cases in
Indonesia.BMC Res notes.2019;Jun 3;12(1):313.
12. Bryśkiewicz ME,Majkowska L.Glycated hemoglobin(HbA1c) as a standard
diagnostic criterium for diabetes. Pol Merkur Lekarski. 2011 Feb;30(176):150-4.
13. Wijaya I. Tuberkulosis paru pada penderita diabetes melitus. Cermin Dunia Kedokt.
2015;42(6):412-7.
14. Wulandari DR, Sugiri YJ. Diabetes melitus dan permasalahannya pada infeksi
tuberkulosis. J Respir Indo. 2013 Apr;33(2):126-34.
15. Delamaire M, Maugendre D, Moreno M,Le Goff MC,Allannic H, and Genetet
B.Impaired Leucocyte Functions in Diabetic Patients.Diabet. Med., vol. 14, no.
1,29–34, Jan. 1997.

Anda mungkin juga menyukai