Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
kedudukan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan)
untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan
menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya
b. Adanya kelainan fisik atau psikologi harus ditemukan dini dan diobati.
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan
mental.
kembang janin.
janin.
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan kelurga dalam menerima kelahiran bayi agar
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas tanpa trauma
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO yang dikutip oleh Dewi dan
1. Pendekatan risiko dilakukan bila terdapat prediksi buruk karena kita tidak bisa
membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di
Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet
tidak terprediksi sebelumnya dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai ibu
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok risiko tinggi pernah mengalami
komplikasi, walaupun mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal
pada ibu yang tergolong dalam kategori risiko tinggi terbukti tidak dapat
tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat
Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan risiko adalah bahwa setiap ibu
hamil berisiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga
setiap ibu hamil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang
berkualitas. Oleh karena itu, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan
kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
dan si ibu sendiri, sementara faktanya masih banyak ibu-ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati, mereka merasa tidak perlu
menyebabkan tidak terdeteksinya faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh
Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai
sehari-hari.
g. Tanya/Temu wicara
Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) terdapat enam standar dalam pelayanan
asuhan antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar pelayanan
kebidanan:
posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, dan
Menurut Manuaba (1999), kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40
yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan
c. Dan 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
Sungguh sangat ideal bila tiap wanita hamil mau memeriksakan diri ketika
Departemen kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu
kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan
K4, yaitu :
K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk
K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan
Cakupan Pelayanan antenatal care adalah persentase ibu hamil yang telah
jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan (untuk perhitungan indikator K1) atau jumlah ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu (untuk perhitungan indikator K4) dengan jumlah
sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja dalam 1 tahun (Depkes RI, 2010).
memantau cakupan, seperti kunjungan K1, kunjungan K4, deteksi dini Risiko Tinggi
(Resti) ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, serta Kunjungan
Neonatal (KN) di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun (Departemen Kesehatan RI,
2002).
1. Kebijakan Program
Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB pada
dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu
meliputi : Keluarga Berencana, ANC, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan
Obstetri Essensial.
Pendekatan pelayanan obstetri dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai
dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan
kunci yaitu :
keguguran.
2. Kebijakan Teknis
kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu
kebijakan teknis untuk ibu hamil secara keseluruhan yang bertujuan untuk
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
komplikasi.
care rutin yang selama ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan
1. Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA, dengan
melibatkan kader dan perangkat desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu Hamil.
dan Dukun.
kepada ibu hamil setelah dibuat diagnose kehamilan. Adapun intervensi dalam
1. Pemberian Tetanus Toxoid, yang diberikan untuk melindungi janin dari tetanus
suntikan TT sebelumnya.
pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan
tablet, dan diminum sebaiknya tidak bersama teh atau kopi, karena dapat
mengganggu penyerapan.
b. Intervensi Khusus
Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil
1. Faktor risiko
a. Umur, terlalu muda yaitu dibawah 20 tahun dan terlalu tua yaitu diatas 35
tahun
>3
kurangnya 2 tahun.
2. Komplikasi Kehamilan
kelainan letak lintang atau sunsang primi gravida, anak besar atau hidramion
penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan
ataupun masyarakat.
jenis kelamin), tingkat pendapatan, faktor sosial budaya (tingkat pendidikan dan
teknologi kesehatan.
lainnya.
demografi (umur, jenis kelamin, status kesehatan, besar kelurga) faktor sosial
kesehatan yang meliputi jarak antar rumah dengan tempat pelayanan kesehatan,
sistem kesehatan berupa model kepercayaan kesehatan (health belief model) yang
didasarkan teori lapangan (field theory) dari Lewin (1954). Dalam model Anderson
yang dibutuhkan).
sebagainya).
ketidakmampuan bekerja)
oleh petugas kesehatan (tingkat beratnya penyakit dan gejala penyakit menurut
seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya, dan sosial ekonomi.
Bila tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi baik maka secara relatif
Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau
perbuat cenderung untuk dicontoh, seperti alim ulama, kepala adat (suku), kepala
4. Kebudayaan (Culture)
Kebudayaan terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan
suatu masyarakat bersama, itu terbentuk karena sebab atau latar belakang yang
Mungkin karena tidak percaya terhadap puskesmas, mungkin karena tidak punya
uang untuk pergi ke puskesmas, mungkin tidak tahu fungsi puskesmas, dan lain
sebagainya.
didorong ppula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu atau masyarakat.
Misalnya perdarahan dalam kehamilan akan dirasakan lebih serius dari pada pusing
Misalnya pesan pada media massa, nasihat dari anggota keluarga, penyuluhan dari
petugas kesehatan.
ini :
Gambar 2.1 Health Belief Model oleh Backer (1974) dalam Notoatmodjo (2003)
2.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003).
Antenatal Care (ANC) dapat dilihat dari pendapat Cholil (2004) yang dikutip oleh
kesehatan.
cara untuk mendapatkan dan memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi atau dari
kekuasaan agama, negara, atau gereja. Cara lain untuk mendapatkan pengetahuan
dengan cara logika secara tradisional, otoratif atau ilmiah atau kombinasi dari
mereka, dan dapat atau tidak dapat dibuktikan dengan pengamatan dan pengetesan.
ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang
pada ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes
RI, 2008).
2.3.2 Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram atau lebih
yang pernah dilahirkan, hidup atau mati. Bila berat badan tidak diketahui maka
angka kematian maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang
Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga
yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia
(Wiknjosastro, 2005).
a. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan 1 kali, seorang anak cukup
b. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan 2 kali – 4 kali, lebih dari
c. Grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 kali atau lebih, lebih
dari 5 orang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia luar.
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Menurut Sarfino (2002) dikutip oleh
dengan kehamilan.
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya:
air bersih, tempat pembuangan sampah, ketersediaan makanan yang bergizi, dan
Sakit, Poloklinik, Posyandu, Polindes, Puskesdes, Dokter atau Bidan Praktek Swasta,
dan sebagainya. Hal ini dapat juga dijelaskan, untuk berperilaku sehat, masyarakat
kehamilan tersebut di atas, ibu hamil yang mau periksa hamil tidak hanya karena ia
tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut dengan mudah
harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil, misalnya Puskesmas,
Polindes, Puskesdes, Bidan Praktek, ataupun Rumah Sakit. Fasilitas ini pada
pelayanan Antenatal maka harus diperhatikan juga tenaga kesehatannya atau sumber
daya manusianya (SDM). Kinerja yang dihasilkan oleh seorang tenaga kesehatan
Kinerja yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
yang diberikannya (Intan, 2012). Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
Bidan desa memiliki peran yang sangat penting dalam menurunkan AKI yaitu
sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Desa,
akan tetapi banyak bidan desa yang diturunkan ke desa belum memiliki pengalaman
kerja sehinga belum dapat memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama
ANC secara optimal dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah.
2.3.4 Kepercayaan
menunjukkan keseluruhan komplek dari ide dan segala sesuatu dalam pengalaman
kebiasaan, dan kemampuan serta perilaku lainnya yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan diartikan juga sebagai suatu jalinan yang meliputi
suatu kelompok sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan baik yang
Masalah utama sehubungan dengan hal tersebut adalah bahwa tidak semua unsur
dalam suatu sistem budaya kesehatan cukup ampuh serta dapat memenuhi semua
telah sepenuhnya dipahami ataupun dilaksanakan oleh sebagian terbesar pada anggota
suatu komunitas masyarakat. Bahkan dari segi perawatan dan pelayanan medis belum
belum sesuai dengan kode etik, pengutamaan kepentingan pribadi dan birokrasi,
mata dari aspek biologis dan fisiologinya saja. Lebih dari itu, fenomena ini juga harus
dilihat sebagai suatu proses yang mencakup pemahaman dan pengaturan hal-hal
kelahiran, cara menolong persalinan, dan pusat kekuatan dalam perawatan bayi dan
ibunya.
teknologi, simbol dan bahasa. Menurut Fukuyama (2002), bahwa kepercayaan adalah
pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur,
anggota yang lain dari komunitas itu. Ada 3 jenis perilaku dalam komunitas yang
mendukung kepercayaan ini, yaitu perilaku normal, jujur dan kooperatif. Perilaku
maka akan sulit mendapatkan adanya kejujuran dan sifat kooperatif. Adanya jaminan
tentang kejujuran dalam komunitas dapat memperkuat rasa solidaritas dan sifat
Dengan kata lain kepercayaan adalah sesuatu yang telah diyakini oleh
kemurahan hati. Elemen-elemen modal sosial tersebut bukanlah sesuatu yang tumbuh
Notoatmodjo (2003) kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek.
kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam
adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat
pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas
menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara
itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan
keterlibatan yang lebih tinggi dari pada orang tua dengan kelas sosial bawah
(Ahmadi, 2006).
sikap dan perilaku yang lain seperti sikap suami, orang tua, tokoh masyarakat, atau
(Fitrihanda, 2012).
berikut :
1. Pengetahuan
2. Paritas
Pemanfaatan
3. Dukungan petugas
Antenatal Care
kesehatan
(ANC)
4. Kepercayaan
5. Dukungan Keluarga/suami
6.