Apakah Bapak / Ibu Setuju atau tidak untuk menghapuskan fungsi bank sentral sebagai
fungsi mengawasi dan memandu bank bank untuk dilimpahkan fungsi ke OJK agar bank
sentral lebih konsentrasi pada fungsi-fungsi yang lain.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tugas utama bank sentral atau Bank Indonesia
Yaitu mencapai dan menjaga kestabilan nilai Rupiah. Untuk mencapai tujuan ini, Bank
sentral memiliki tiga pilar penopang, diantaranya menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga sistem pembayaran, dan stabilitas sistem
Keuangan. Ketiga pilar tersebut sangat terkait dengan industri Perbankan di Indonesia.
Bank Indonesia melalui BI Repo Rate nya dapat mengendalikan bunga pinjaman dan
bunga tabungan di Perbankan sehingga secara langsung dan tidak langsung akan
berdampak pada situasi moneter di Indonesia.
Dari hal tersebut di atas. Maka dapat dibedakan antara bank sentral / BI dengan
OJK diantaranya BI akan berfokus pada menjaga kestabilan nilai rupiah,
sedangkan OJK berfokus pada pengaturan dan pengawasan industri jasa
keuangan di Indonesia.
BI mengatur Perbankan secara makro melalui berbagai peraturan BI, SE (Surat Edaran)
dan Undang-Undang yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap
kestabilan moneter. OJK akan mengatur Perbankan secara langsung (mikro) melalui
kegiatan pengawasan, peraturan OJK, SE dan Undang-undang yang berdampak
terhadap Perbankan. Nasabah yang mengalami keluhan terhadap pelayanan terkait
industri keuangan dapat melaporkannya ke OJK, bukan ke BI. Termasuk keluhan
terhadap pelayanan Bank, Leasing, Pasar Modal, hingga Investasi Bodong. Karena salah
satu tugas utama OJK adalah melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Per 1
Januari 2018, BI Checking akan dialihkan ke SLIK OJK (Sistem Layanan Informasi
Keuangan) OJK.
Berdasarkan hal di atas saya setuju fungsi mengawasi dan memandu bank-
bank dilimpahkan fungsi ke OJK agar bank sentral lebih konsentrasi pada fungsi-
fungsi yang lain dan pengawasan lebih terintegrasi. Karena berdasarkan pasal 39 UU
Nomor 21 tahun 2011, OJK dan Bank Indonesia dapat berkoordinasi dalam pengaturan
dan pengawasan Perbankan, misalnya dalam hal kewajiban pemenuhan modal minimum
bank, kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, dan hal lain yang terkait. BI dan OJK
juga dapat bersinergi dalam hal Koordinasi dalam membuat peraturan pengawasan di
bidang Perbankan. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya kesamaan persepsi antara BI
dan OJK. Berkoordinasi dalam tukar menukar informasi Perbankan, sehingga informasi
tersebut dapat menunjang efektivitas pelaksanaan tugas kedua lembaga. BI dan OJK
akan terus melakukan hubungan timbal balik dalam hal pemeriksaan Perbankan,
sehingga penanganan yang tepat dapat diambil dengan cepat. terhitung sejak 31
Desember 2013, ditandai dengan ditandatanganinya BAST antara Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan, maka tugas pengaturan dan pengawasan perbankan dialihkan
dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa Keuangan. Sejak tanggal 31 Desember 2013
tersebut, pengawasan terhadap individual bank (mikroprudensial) dilakukan oleh Otoritas
Jasa Keuangan. Namun, pengawasan terhadap makroprudential tetap dilakukan oleh
Bank Indonesia, berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan.