Anda di halaman 1dari 10

MAKALA PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

LEMBAGA TINGGI NEGERA DI

BIDANG LEGISLATIF

Disusun Oleh:

CHANDRA WARDANA

Dosen Pengampu :

MAKMUR

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

POLITEKNIK KAMPAR

2018/2019
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................... 2

A. Latar Belakang ............................................................................... 2


B. Soal atau Pertanyaaan ................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. DPD (Dewan perwakilan Daerah).................................................. 4


B. Tugas dan Wewenang DPD ........................................................... 5
C. Fungsi DPD ................................................................................... 6
D. Keanggotaan DPD.......................................................................... 7
E. Hak DPD ........................................................................................ 8
F. Kewajiban DPD ............................................................................. 8
G. Dasar Hukum DPD ........................................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 9
B. Daftar Pustaka ................................................................................ 9

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian lembaga legislatif adalah perwakilan rakyat yang diberikan tugas


untuk menyusun kesesuian dalam undang-undang serta melakukan pengawasan
terhadap kinerja lembaga eksekutif dalam menjalankan tugas dan peranannya. Hal ini
mengindikasikan bahwa lembaga legislatif senantiasa berpegang teguh pada keinginan
rakyat, sebagai sikap mengakomodir ketidak sesuaian dalam penyelenggaraan Negara,
misalnya dalam kebijakan hubungan internasional ataupun kebijakan dalam
melakukan proses perjanjian internasional.

Pada saat ini perubahan yang sangat fundamental dari lembaga legïslatif setelah
amandemen UUD 1945 ialah munculnya Dewan Perwakilan Daerah dan penghapusan
utusan daerah dan golongan. Jadi, secara singkatnya setelah amandemen lembaga
legislative, terdiri atas beberapa jenis. Antara lain;

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang dientik proses


pemilihannya dilakukan oleh DPR dengan satu ketua dan 4 wakil ketua.
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah institusi yang dipilih langsung
oleg rakyat
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah lembaga Negara yang dipilih
langsung rakyat dari daerah otonominya.

Sedangkan lembaga legislatif negara indonesia sebelum amandemen adalalah :

1. Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR)


2. Presiden
3. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
6. Mahkamah Agung (MA)

Tugas Lembaga legislatif adalah :

1. Melakukan Pengawasan
2. Mengusulkan Kebijakan
3. Menyusun Undang-Undang

Wewenang Lembaga legislatif adalah :

2
1. Memilih MPR
2. Memilih Ketua
3. Mosi Angket

B. Soal atau Pertanyaan


- Untuk menyuarakan kepentingan daerah/provinsi pemerintah mendirikan lembaga tinggi
Negara di bidang legislatif jelaskan lembaga apa yang di maksud?
Jawaban : Lembaga yang di maksud adalah DPD.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)

DPD merupakan suatu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan


Indonesia yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum dari perwakilan setiap
provinsi. Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi yang jumlahnya
sama dan jumlah dari semua anggota Dewan Perwakilan Daerah tidak lebih dari
sepertiga dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
DPD (Dewan Perwakilan Daerah) paling sedikit bersidang sekali dalam satu
tahun. Dalam Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam
undang-undang pada [Pasal 22C Ayat (1), (2), (3), dan (4) UUD Negara RI Tahun
1945].

Di Indonesia, wacana pembentukan DPD bukan hanya perdebatan yang muncul


selama era Reformasi. Jauh hari sebelumnya, ketika berlaku Konstitusi Republik
Indonesia Serikat (KRIS) 1949, pembentukan DPD yang merupakan bagian dari sistem
bikameral atau sistem “dua kamar” sudah disepakati menjadi model sistem perwakilan
Indonesia.

Dalam Bab III Ketentuan Umum KRIS 1949 disebutkan bahwa Senat dan
Dewan Perwakilan Rakyat adalah alat perlengkapan federal Republik Indonesia
Serikat. Sebagai Majelis Tinggi, berdasarkan Pasal 80 KRIS, Senat mewakili daerah-
daerah bagian dengan jumlah yang sama, yaitu dua orang untuk setiap negara bagian.
Sementara itu, sebagai Majelis Rendah, DPR mewakili seluruh rakyat Indonesia yang
terdiri dari 150 anggota.

Meskipun negara RIS hanya berumur sekitar delapan bulan, pada tanggal 17
Agustus 1950 negara serikat dibubarkan dan KRIS 1949 diganti dengan UUD
Sementara 1950, dukungan terhadap sistem bikameral belum punah. Buktinya, dalam
upaya membuat konstitusi baru yang dilakukan oleh Konstituante (1956-1959), sistem
bikameral tetap menjadi salah satu opsi bentuk lembaga perwakilan rakyat.[1]
Sayangnya, usaha Konstituante tidak dapat diselesaikan secara tuntas karena
Constitutional Assembly yang dibentuk berdasarkan hasil Pemilihan Umum Tahun
1955 dibubarkan Presiden Soekarno sebelum masa tugasnya berakhir. [2]

Gagasan sistem bikameral yang mengalami mati suri sekitar empat dasawarsa
kembali menemukan momentum seiring dengan kuatnya desakan untuk melakukan
reformasi total terhadap UUD 1945 pada awal era Reformasi. Buktinya, Sidang

4
Tahunan MPR 2001 berhasil mencapai kesepakatan mendasar untuk membentuk
“kamar kedua” setelah DPR di lembaga perwakilan rakyat dengan sebutan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).

B. Tugas dan Wewenang DPD

Tugas dan wewenang DPD sesuai dengan UU No. 27 Tahun 2009, antara lain :

1. dapat mengajukan kepada DPR rancangan undangundang yang berkaitan dengan


otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;
2. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
3. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-undang yang
diajukan oleh Presiden atau DPR, yang berkaitan dengan hal sebagaimana
dimaksud dalam huruf a;
4. memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang tentang
APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,
dan agama
5. dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;
6. menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan
pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, pelaksanaan undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada
DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti;
7. menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai bahan
membuat pertimbangan kepada DPR tentang rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan APBN;
8. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK; dan
9. ikut serta dalam penyusunan program legislasi nasional yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

5
Tugas dan wewenang DPD tersebut secara rinci, diatur lebih lanjut di dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

C. Fungsi DPD

Sesuai dengan konstitusi, format representasi DPD-RI dibagi menjadi fungsi legislasi,
pertimbangan dan pengawasan pada bidang-bidang terkait sebagaimana berikut ini.

Fungsi Legislasi

Tugas dan wewenang:

 Dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR


 Ikut membahas RUU.

Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah; Pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya;
Perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Fungsi Pertimbangan

 Memberikan pertimbangan kepada DPR

Fungsi Pengawasan

Tugas dan wewenang:

 Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan


menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan
untuk ditindaklanjuti.
 Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK.

D. Keanggotaan DPD

Ketentuan mengenai keanggoataan DPD terkait dengan system pemilihjan


umum legislative. Dalam pasal 22C dan 22E perubahan ketiga UUD 1945 di sebutkan
bahwa anggota DPD dipilih melalui pemilihan umum yang mana jumlahnya sama di
semua provinsi di mana tidak boleh lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR. Hal ini
di perjelas dalam pasal 33 ayat (1) UU No.22/2003 bahwa jumlah anggota DPD

6
seebanyak empat orang di masing-masing provinsi sehingga total secara keseluruhan
anggota DPD sebanyak 128 orang.

Sama halnya dengan anggota DPR, keanggotaan DPD juga memiliki masa
kerja lima tahun dan berakhir pada saat anggota baru mengucapkan sumpah/janji.
Sebagai anggota DPD ada beberapa hak yang dapat dipenuhi seperti hak
menyampaikan usul dan pendapat, memilih dan dipilih, membela diri,imunitas,
protokoler, keungan dan adsministratif. (Pasal 49 juncto Pasal 101 UU No.22/2003
dan pasal 14 tatib DPD). Sementara kewajiban anggota DPD yang paling penting
adalah harus mampu menyerap, menghimpun, dan melanjuti aspirasi masyarakat dan
daerah. (Pasal 50 UU No.22/2003 dan Pasal 51 Tatib DPD).

E. Hak DPD

1. Menyampaikan usul dan pendapat


2. Memilih dan dipilih
3. Membela diri
4. Imunitas
5. Protokoler dan
6. Keuangan dan administratif

F. Kewajiban DPD

Mengamalkan Pancasila
Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
menaati segala peraturan perundang-undangan
Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara
kesatuan Republik Indonesia
Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan
daerah
Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan
Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan
daerah pemilihannya
Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD dan

7
Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya.

G. Dasar Hukum DPD

Dasar hukum lembaga negara Dewan Perwakilan Daerah antara lain :

1. Pasal 22D ayat (1), (2), dan (3) UUD RI 1945, dan
2. Pasal 23F ayat (1) UUD RI 1945.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Lembaga legislatif adalah perwakilan rakyat yang diberikan tugas untuk


menyusun kesesuian dalam undang-undang serta melakukan pengawasan terhadap
kinerja lembaga eksekutif dalam menjalankan tugas dan peranannya. Hal ini
mengindikasikan bahwa lembaga legislatif senantiasa berpegang teguh pada
keinginan rakyat, sebagai sikap mengakomodir ketidak sesuaian dalam
penyelenggaraan Negara, misalnya dalam kebijakan hubungan internasional
ataupun kebijakan dalam melakukan proses perjanjian internasional.

DPD merupakan suatu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan


Indonesia yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum dari perwakilan setiap
provinsi. Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi yang jumlahnya
sama dan jumlah dari semua anggota Dewan Perwakilan Daerah tidak lebih dari
sepertiga dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

B. Daftar Pustaka
https://salamadian.com/lembaga-legislatif-yudikatif-eksekutif/
https://www.gurupendidikan.co.id/tugas-dpd/

Anda mungkin juga menyukai