1.Setelah Anda membaca dan memahami materi tentang aliran tagmemik, buatlah gambaran
tentang analisis kalimat dalam konsep tagmem berdasarkan pemahaman Anda!
Tagmen ”berasal dari bahasa Yunani yang berarti susunan. Tagmen adalah korelasi antara
fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling
dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.
Tagmem ini tidak dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsinya saja. Seperti subjek + predikat +
objek dan tidak dapat dinyatakan dengan bentuk saja, seperti frase benda + frase kerja + frase
benda. Tagmem harus diungkapkan dalam kesamaan dan rentetan rumus seperti : S : FN + P :
FN + O : FN. Fungsi subjek diikutip pula oleh fungsi objek yang diisi oleh frase nominal.
Berikut analisis kalimat dalam konsep tagmem.
S N P Vt O N K FP
Keterangan :
S : fungsi subjek P : Fungsi predikat O: Fungsi objek K: Fungsi keterangan
Pron : Pronomina Vt : Verba transitif N : Nomina FP : Frase Preposisional
Pel : Pelaku Ak : Aktif Sas : sasaran Al : alat
2.Setelah Anda membaca dan memahami aliran generatif transformatsional, jelaskan secara
umum 3 komponen yang harus dianalisis dalam sebuah kalimat!
Tiga komponen yang harus dianalisis dalam sebuah kalimat, yaitu:
1. Komponen Sintaksis
Komponen sintaksis merupakan “sentral” dari tata bahasa, karena komponen inilah
yang menentukan arti kalimat dan komponen inilah yang menggambarkan aspek
kreativitas bahasa.
2. Komponen Semantik
Komponen semantik memberikan interpretasi semantik pada deretan unsur yang
dihasilkan oleh subkomponen dasar. Arti kalimat yang dihasilkan ditentukan oleh
komponen ini. Arti sebuah morfem dapat digambarkan dengan memberikan unsur
makna atau ciri semantik yang membentuk arti morfem itu. Umpamanya kalau kata
ayah dan ibu kita bandingkan dengan kata pinsil dan kursi, maka dapat kita lihat kata
ayah dan ibu memiliki ciri semantik/+makhluk/sedangkan kata pinsil dan kursi tidak
memiliki ciri itu atau lazim disebut memiliki ciri semantik/-makhluk/.
3. Komponen Fonologi
Komponen fonologi memberikan interpretasi fonologi pada deretan unsur yang
dihasilkan oleh kaidah transformasi. Dengan memakai kaidah fonologi deretan unsur tadi
dapat diucapkan. Tidak sama dengan tata bahasa strukturalis yang berusaha
mendeskripsikan ciri-ciri bahasa tertentu, maka tata bahasa transformasi berusaha
mendeskripsikan ciri-ciri kesemestaan bahasa. Oleh karena itu, usaha-usaha perbaikan
telah dilakukan oleh para bekas murid atau bekas pengikut aliran ini, umpamanya yang
Dilakukan kaum semantik generatif.