Lapkas Handy
Lapkas Handy
PENDAHULUAN
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Gangguan pasase usus
dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus yang disebut ileus obstruktif atau oleh
dijumpai dan merupakan 60%--70% dari seluruh kasus gawat abdomen. Gawat
abdomen dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi, dan
disebabkan oleh cedera langsung atau tidak langsung yang mengakibatkan perforasi
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Di
Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang
dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut data Departemen
Kesehatan Indonesia.
BAB II
TINJAUAN KASUS
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Nomor RM : 0301xx
1.2. Anamnesis
Keluhan Utama
dengan keluhan nyeri perut sejak 5 hari SMRS. Nyeri dirasakan diseluruh lapang
perut dan perasaan kembung sejak 2 hari yang lalu. Keluhan nyeri perut disertai
dengan adanya mual dan muntah. Muntah yang keluar berisi makanan lebih dari
2x hari ini. Pasien juga mengeluhkan BAB tidak lancar sejak 1 minggu SMRS,
kemudian tidak BAB sejak 2 hari SMRS. Menurut pengakuan pasien masih bisa
buang angin namun jarang. Kentut terakhir 1 hari yang lalu. Riwayat operasi
Riwayat Pekerjaan :
Buruh
Status Generalisata
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
Edema : -/-/-/-
Akral dingin : -/-/-/-
Capillary refill time : < 2 detik
Motorik : 5/5/5/5
Sensorik : Dalam batas normal
Reflek patologis : Tidak ditemukan
TINJAUAN PUSTAKA
membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus
halus sekitar 12 kaki ( 22 kaki pada cadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi
bagian tengah dan bawah abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar
3,8 cm, tetapi semakin kebawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai
agak tidak tepat dan didasarkan pada sedikit perubahan struktur, dan yang relatif
mulai dari pilorus sampai kepada jejenum. Pemisahan duodenum dan jejenum
ditandai oleh ligamentum treitz, suatu pita muskulofibrosa yang berorigo pada
krus dekstra diafragma dekat hiatus esofagus dan berinsersio pada perbatasan
jejenum, dan tiga perlima terminalnya adalah ileum. Jejenum terletak di regio
abdominalis bawah kanan. Jejunum mulai pada juncture denojejunalis dan ileum
sepanjang garis berjalan ke bawah dan ke kenan dari kiri vertebra lumbalis kedua
kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus
besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar
katup ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum
menempati dekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileocaecaal
mengontrol aliran kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon
dari sekum ke permukaan inferior lobus kanan hati, menduduki regio iliaca dan
abdomen pada regio umbilikalis dari fleksura koli dekstra sampai fleksura koli
menjadi kolon descendens. Kolon sigmoid mulai pada pintu atas panggul. Kolon
rongga pelvis dalam bentuk lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di
depan sakrum. Rektum menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas
dilanjutkan oleh kolon sigmoid dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan
pelvis dengan menembus dasar pelvis. Disisni rektum melanjutkan diri sebagai
Usus halus mempunyai dua fungsi utama : pencernaan dan absorpsi bahan-
bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh
kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk. Proses
dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati
memberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pankreas. Proses pencernaan
disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus (sukus enterikus). Banyak
di antara enzim-enzim ini terdapat pada brush border vili dan mencernakan zat-zat
segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret
pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi
dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi
dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino) melalui
dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sesl-sel tubuh.
Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagai zat
berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagian kurang
dimengerti.
Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrodrolisa oleh enzim lipase pankreas ;
disagregasi, melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam lumen usus dan
asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali
membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. Asam lemak
kecil dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta. Garam
kumpulan 5 gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5
gram hilang setiap hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam.
Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses proteolisis.
disakarida ini, bersama dengan disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa,
dalam mikrovili ’brush border’ sel epitel. Disakarida ini dicerna menjadi
Air secar osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif.
Natrium dan khlorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut organik atau
proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi
air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon
sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah
mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksi ini menurun oleh antikolinergik,
meningkat oleh makanan, kolinergik. Gerakan massa merupakan pola yang kurang
detik panjang, tekanan 100-200 mmHg, tiga sampai empat kali sehari, terjadi
dengan defekasi.
Sepertiga berat feses kering adalah bakterri; 10¹¹-10¹²/gram. Anaerob >
vitamin K.
2. ILEUS OBSTRUKTIF
2.1. DEFINISI
Obstruksi Intestinal (Ileus) adalah gangguan pasase dari isi usus akibat
sumbatan sehingga terjadi penumpukkan cairan dan udara di bagian proksimal dari
intraluminer dan terjadi gangguan resorbsi usus serta meningkatnya sekresi usus.
Ditambah adanya muntah akibat suatu refluks obstruksi maupun karena regurgitasi
dari lambung yang penuh mengakibatkan terjadi dehidrasi, febris dan syok.
2.2. KLASIFIKASI
2.2.1. Menurut kecepatan timbul
1. Akut
2. Kronik
1. Blokade intralumen
2. Kompresi ekstralumen
3. Intramural
2.3. PATOFISIOLOGI
Pada prinsipnya, mekanisme obstruksi usus dengan supai darah yang baik
adalah akumulasi cairan dan gas di atas titik obstruksi serta perubahan motilitas
tergantung dari absorpsi dan sekresi. Akumulasi cairan terjadi oleh karena
Distensi usus disebabkan oleh kumpulan gas dan cairan proksimal terhadap
dan di dalam segmen usus yang tersumbat. Diantara 70-80% gas dalam usus terdiri
atas udara yang tertelan. Udara ini terdiri dari nitrogen (70%) yang sulit diserap
pengisapan lambung adalah cara yang bermanfaat dalam pengobatan distensi usus.
dari cairan yang diminum, air liur yang ditelan, getah lambung serta sekresi
empedu dan pankreas tetapi juga dari terganggunya transport normal natrium dan
air.
natrium yang disertai dengan air, dari lumen usus ke dalam darah di bagian
natrium dan air ke dalam lumen usus yang dapat memeperberat distensi dan cairan
yang hilang. Tekanan intraluminal meningkat dari nilai normalnya 2-4 cmH2O
menjadi 8 cmH2O. Selama peristaltik, bila ada obstruksi sederhana atau closed
Obstrusi closed loop pada usus halus timbul bila lumen usus tersumbat pada
dua tempat yaitu pada pembuluh darah aferen dan eferen. Hal ini terjadi oleh
mekanisme tunggal seperti cincin hernia, yang secara bersamaan suplai darah
sering terhambat. Meskipun aliran darah pada usus besar tidak terganggu selama
anterior. Nekrosis usus halus dapat terjadi melalui mekanisme yang sama bila
distensi sangat mencolok. Bila terjadi gangguan aliran darah, timbul invasi bakteri
sekresi ke lumen. Cairan dan elektrolit yang hilang dapat sangat ekstrim sehingga
2.4.1. DIAGNOSIS
Manifestasi Klinis
- Nyeri perut, muntah-muntah, obstipasi, abdominal distensi, tidak flatus
dan gas dalam lumen usus akibat obstruksi di bagian distal dari usus dan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : penderita tampak lemah, gelisah, sesak nafas dengan perut
Kalau obstruksi berlangsung lama dan terjadi strangulasi, maka akan terjadi
PF Abdomen
permulaan terjadinya obstruksi dan terdengarnya sangat jelas pada saat serangan
kolik. Kalau obstruksi berlangsung lama dan telah terjadi strangulasi serta
tegang, nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri kejang otot (defance muscular)
Perkusi : Seluruh dinding abdomen nyeri ketok dan terdengar suara tympani.
Untuk mengetahui apakah ada massa dalam rectum. Adanya feces harus
diperhatikan, apakah ada darah samar, sebab adanya darah dalam feces
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Darah rutin (Hb dan leukosit). Untuk mengetahui gangguan elektrolit akibat
muntah-muntah perlu diperiksa kadar Na, K, Cl, HCO3, dan Ca. Untuk
mengetahui fungsi ginjal diperiksa kadar ureum darah dan serum kreatinin.
b. Radiologi
Penderita yang suspek obstruksi intestinal perlu dibuat foto thorax dan foto polos
abdomen dalam posisi :
- Berbaring telentang
- Tegak / berdiri
- Thorax tegak
Foto thorax untuk mengetahui adanya udara bebas yang terletak di bawah
diafragma kanan. Bila ditemukan udara bebas menunjukkan adanya perforasi usus.
Terlihat dilatsai usus berisi udara merata, baik di dalam colon maupun di
b. Obstruksi mekanik
Terlihat dilatasi usus dan berisi udara yang distribusinya tidak merata.
Ditemukan batas cairan dan udara (step ladder) sedangkan usus atau colon
preperitoneal terlihat baik. Pada obstruksi tinggi/atas yang terlihat diatas pylorus
tampak bayangan lambung dilatasi. Pada obstruksi partial bagian distal pylorus
masih terlihat sedikit udara. Sedangkan pada obstruksi total bagian distal pylorus
Pada obstruksi tinggi dibawah pylorus, adalah obstruksi yang paling sering
gelembung multiple kurang dari lima buah (multiple bubble) menunjukkan adanya
Manifestasi Klinik
sama dengan obstruksi usus halus seperti nyeri perut, nausea, vomiting, konstipasi
dan diare. Obstruksi usus besar yang disebabkan oleh keganasan disamping
keluhan seperti diatas juga ada keluhan berak darah, penambahan kebiasaan buang
air besar. Ada keluhan sukar buang air besar, tinjanya seperti kotoran kambing
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum penderita tampak lemah, gelisah, sesak nafas, anemia, perut
PF Abdomen
usus besar (anorectal) yang disebabkan oleh keganasan. Tumor yang letaknya 7-11
cm dapat diraba dengan jari dan dapat ditemtukan bentuk dari tumornya.
Adanya darah dalam sarung tangan sangat membantu diagnosa apakah ada
lesi dari mukosa atau tumor atau adanya intussusepsi yang panjang sampai ke
anus.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
- Darah rutin
- Elektrolit
- Urinalisis
- Serum Amilase
- Bilirubin
b. Radiologi
1. Foto thorax
3. Barium enema
4. CT Scan
5. Endoskopi
- Foto thorax : untuk mengetahui adanya udara bebas yang terletak di bawah
yang spesifik. Kalau obstruksi lebih dari 24 jam akan tampak gambaran seperti
anak tangga.
Pada volvulus dapat dilihat adanya gambaran dilatasi tertutup (closed loop
dilatation) atau tanda “U” terbalik (inverted U sign). Hal ini khas pada volvulus.
-Chron disease
-Tumor ovarium
-TBC usus
2.5. TATALAKSANA
2.5.1. Pre-operatif
sampai pencapaian tingkat normal hidrasi dan konsentrasi elektrolit bisa dipantau
dengan mengamati pengeluaran urin (melalui kateter), tanda vital, tekanan vena
kesempatan aspirasi isi usus, dan membatasi masuknya udara yang ditelan ke
Adhesi
Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus pulih
kembali.
Hernia inkarserata
Operasi berupa pengangkatan tumor. Pada tumor jinak pasase usus harus
reseksi radikal.
Askariasis
Jika terdapat obstruksi lengkap, atau jika pengobatan konservatif tidak berhasil
dapat dilakukan operasi dengan jalan enterotomi untuk mengeluarkan cacing, tapi
apabila usus sudah robek, atau mengalami ganggren dilakukan reseksi bagian usus
yang bersangkutan.
Carcinomacolon
Operasi dengan jalan reseksi luas pada lesi dan limfatik regionalnya. Apabila
Sekostomi.
Divertikel
Reseksi bagian colon yang mengandung divertikel dapat dikerjakan secara elektif
colostomy serendah mungkin, lebih disukai dalam colon desendens, atau colon
peradangan lebih lanjut pada tempat abses. Reseksi sigmoid biasanya dilakukan
dengan cara Hartman dengan colostomy sementara. Cara ini, dipilih untuk
anastomosis baru dikerjakan setelah rongga perut dan lapangan bedah bebas
Pada volvulus sekum dilakukan tindakan operatif yaitu melepaskan volvulus yang
berefek fiksasi terhadap sekum dengan cara adhesi. Jika sekum dapat hidup dan
tidak terdistensi tegang, maka detorsi dan fiksasi sekum di qudran bawah bisa
dicapai. Pada volvulus sigmoid jika tidak terdapat strangulasi, dapat dilakukan
reposisi sigmoidoskopi. Cara ini sering meniadakan volvulus dini yang diikuti oleh
dicapai sekitar 80% pasien. Jika strangulasi ditemukan saat laparatomi, maka
double barrel atau coloctomi ujung bersama penutup tunggal rectum (kantong
barium enema, jika tidak ada tanda obstruksi lanjut atau perforasi usus halus.
Bila reduksi dengan enema tidak dapat dilaksanakan maka dilakukan operasi
berupa eksplorai abdomen melalui suatu insisi transversal pada quadran kanan
intusussepsi secara hati-hati. Reseksi usus diindikasikan bila usus tersebut tidak
2.6. KOMPLIKASI
- Sepsis
-Abses Intraabdominal
-Kematian
2.7. PROGNOSIS
sekitar 5%. Kebanyakan yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia.
Obstruksi yang disertai dengan strangulasi mempunyai angka kematian 8%. Kalau
operasi dilakukan dalam jangka waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala yang
bersangkutan.
BAB V
KESIMPULAN
Ileus obstruktif adalah terjadinya kerusakan atau hilangnya pasase usus yang
disebabkan oleh sumbatan mekanik, yaitu oleh karena obstruksi dalam lumen usus,
dinding usus atau luar usus yang menekan pada usus halus maupun usus besar.
Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen,
mual, muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar serta flatus. Dari
dehidrasi yang berat. Pada pemeriksaan abdomen yang terlihat adalah abdomen
yang distensi, terdapat Darm Contour dan Darm Steifung, pada auskultasi terdapat
metalik (klinken) atau metallic sound. Pada fase lanjut, bising usus dan peristaltik
melemah sampai hilang. Pada foto posisi tegak akan didapatkan bayangan air fluid
level yang banyak di beberapa tempat yang tampak terdistribusi dalam susunan
tangga (step ladder appearance), juga terlihat gambaran distensi. Dasar pengobatan
syok bila ada serta menghilangkan obstruksi untuk memeperbaiki kelangsungan dan
fungsi usus kembali normal dengan cara operasi. Prognosis baik bila diagnosis dan
DAFTAR PUSTAKA
Pieter. J. : Usus Halus, Appendiks, Kolon dan Anorektum, Buku Ajar Ilmu
Bedah, penerbit EGC, editor R. Syamsu Hidayat, Wim de Jong, 1996 : 835 – 854.
Wilson L.M., Lester L.B. : Obstruksi usus, Fisiologi, edisi Empat, Alih
Bahasa Dr. Piter Anugrah, penerbit EGC : 402 – 405.