PARKINSON
Pembimbing :
Disusun oleh :
Novia Pitaloka
1765050040
2019
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan penyakit terbanyak kedua setelah demensia Alzheimer. Penyakit ini memiliki
dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
kualitas hidup penderita maupun keluarga. Pertama kali ditemukan oleh seorang dokter inggris
yang bernama James Parkinson pada tahun 1887. Penyakit ini merupakan suatu kondisi ketika
seseorang mengalami ganguan pergerakan yang memiliki karakteristik yang khas yakni tremor,
Penyakit Parkinson bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai
terkena penyakit Parkinson adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40 tahun atau
bahkan sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit Parkinson diperkirakan
antara 500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
ekstrapiramidal yang merupakan bagian dari Parkinsonism yang secara patologis ditandai
kompakta (SNC) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies)
PERDOSSI, 2013).
B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita
muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun.
Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6
% di Eropa, meningkat dari 0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 – 89
tahun.
dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000
penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usia-sesuai dengan
penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85
tahun. Statistik menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih
banyak terkena dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui.
C. ETIOLOGI
Etiologi Penyakit Parkinson belum diketahui ( idiopatik ) , akan tetapi ada beberapa
faktor resiko ( multifaktorial ) yang telah diidentifikasikan , yaitu :
a. Usia : meningkat pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia dibawah 30 tahun.
b. Rasial : Orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia dan Afrika .
D. KLASIFIKASI PARKINSON
2. Simptomatik (Sekunder)
penurunan kadar dopamin akibat kematian neuron di pars kompakta substansia nigra
sebesar 40 – 50% yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik ( Lewy bodies).
Lewy bodies adalah inklusi sitoplasmik eosinofilik konsentrik dengan halo perifer dan
dense cores . Adanya Lewy bodies dengan neuron pigmen dari substansia nigra adalah
khas, akan tetapi tidak patognomonik untuk Penyakit Parkinson, karena terdapat juga
pada beberapa kasus parkinsonism atipikal. Untuk lebih memahami patofisiologi yang
terjadi perlu diketahui lebih dahulu tentang ganglia basalis dan sistem ekstrapiramidal.
1. Ganglia Basalis
berada dibawah kendali sel piramid korteks motorik , langsung atau lewat
kelompok inti batang otak . Pengendalian langsung oleh korteks motorik lewat
2. Globus Palidus ( GP )
3. Substansia Nigra ( SN )
dalam sirkuit motorik yang terjalin antara korteks motorik dengan inti medula spinalis
. Terdapat jalur saraf aferen yang berasal dari korteks motorik, korteks premotor dan
GPi ( Globus Palidus internus ) lewat jalur langsung ( direk ) dan tidak langsung (
indirek ) melalui GPe ( Globus Palidus eksternus ) dan STN. Dari GPe diteruskan
menuju ke inti – inti talamus ( antara lain : VLO : Ventralis lateralis pars oralis , VAPC
ke korteks dari mana jalur tersebur berasal. Masukan dari GB ini kemudian
mempengaruhi sirkuit motorik kortiko spinalis ( traktus piramidalis ).8 Kelompok inti
yang tergabung didalam ganglia basalis berhubungan satu sama lain lewat jalur saraf
di ganglia basalis oleh karena hubungan antara kelompok – kelompok inti disitu
yang bermacam –macam . Namun ada dua kaidah yang perlu dipertimbangkan
1. Satu unit fungsional yang dipersarafi oleh lebih dari satu sistem saraf
maka persarafan tersebut bersifat reciprocal inhibition ( secara timbal balik satu
komponen saraf melemahkan komponen yang lain ). Artinya yang satu berperan
sebagai eksitasi dan yang lain sebagai inhibisi terhadap fungsi tersebut. Contoh
klasik reciprocal inhibition adalah dalam fungsi saraf otonom antara saraf
asetilkolin ( Ach ).
atau seimbang dengan saraf inhibisi . Bilamana oleh berbagai penyakit atau obat
berlebihan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena penurunan
kadar dopamin akibat kematian neuron di pars kompakta substansia nigra sebesar 40 –
50% yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies). Lesi primer
pada penyakit Parkinson adalah degenerasi sel saraf yang mengandung neuromelanin
di dalam batang otak, khususnya di substansia nigra pars kompakta, yang menjadi
terlihat pucat dengan mata telanjang. Dalam kondisi normal (fisiologik), pelepasan
dopamin dari ujung saraf nigrostriatum akan merangsang reseptor D1 (eksitatorik) dan
reseptor D2 (inhibitorik) yang berada di dendrit output neuron striatum. Output striatum
disalurkan ke globus palidus segmen interna atau substansia nigra pars retikularis lewat
2 jalur yaitu jalur direk reseptor D1 dan jalur indirek berkaitan dengan reseptor D2 .
Maka bila masukan direk dan indirek seimbang, maka tidak ada kelainan gerakan.
Pada penderita penyakit Parkinson, terjadi degenerasi kerusakan substansia
nigra pars kompakta dan saraf dopaminergik nigrostriatum sehingga tidak ada
muncul sampai lebih dari 50% sel saraf dopaminergik rusak dan dopamin berkurang
80%. Reseptor D1 yang eksitatorik tidak terangsang sehingga jalur direk dengan
tidak terangsang, sehingga jalur indirek dari putamen ke globus palidus segmen
eksterna yang GABAergik tidak ada yang menghambat sehingga fungsi inhibitorik
terhadap globus palidus segmen eksterna berlebihan. Fungsi inhibisi dari saraf
GABAergik dari globus palidus segmen ekstena ke nucleus subtalamikus melemah dan
interna / substansia nigra pars retikularis melalui saraf glutaminergik yang eksitatorik
Keadaan ini diperhebat oleh lemahnya fungsi inhibitorik dari jalur langsung ,sehingga
Saraf eferen dari globus palidus segmen interna ke talamus adalah GABAnergik
sehingga kegiatan talamus akan tertekan dan selanjutnya rangsangan dari talamus ke
korteks lewat saraf glutamatergik akan menurun dan output korteks motorik ke neuron
F. GAMBARAN KLINIS
Keadaan penderita pada umumnya diawali oleh gejala yang non spesifik, yang
sensorik (parestesia) dan gejala psikiatrik (ansietas atau depresi). Gambaran klinis
1. Tremor
Biasanya merupakan gejala pertama pada PP dan bermula pada satu tan
gan kemudian meluas pada tungkai sisi yang sama. Kemudian sisi yang lain juga akan
turut terkena. Kepala, bibir dan lidah sering tidak terlihat, kecuali pada stadium lanjut.
Frekuensi tremor berkisar antara 4-7 gerakan per detik dan terutama timbul
pada keadaan istirahat dan berkurang bila ekstremitas digerakan. Tremor akan
2. Rigiditas
Pada permulaan rigiditas terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya
terdeteksi pada gerakan pasif. Pada stadium lanjut, rigiditas menjadi menyeluruh dan
lebih berat dan memberikan tahanan jika persendian digerakan secara pasif.
Rigiditas timbul sebagai reaksi terhadap regangan pada otot agonis dan antagonis.
Salah satu gejala dini akibat rigiditas ialah hilang gerak asosiatif lengan bila
3. Bradikinesia
lit.
Ekspresi muka atau gerakan mimik wajah berkurang (muka topeng). Gerakanger
akan otomatis yang terjadi tanpa disadari waktu duduk juga menjadi sangat
kurang. Bicara menjadi lambat dan monoton dan volume suara berkurang
(hipofonia).
4. Hilangnya refleks postural
awal stadium PP gejala ini belum ada. Hanya 37% penderita PP yang sudah
kegagalan integrasi dari saraf propioseptif dan labirin dan sebagian kecil impuls
dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang akan mengganggu
5. Wajah Parkinson
muka serta mimik. Muka menjadi seperti topeng, kedipan mata berkurang,
disamping itu kulit muka seperti berminyak dan ludah sering keluar dari mulut.
6. Mikrografia
Bila tangan yang dominan yang terlibat, maka tulisan secara graduasi
menjadi kecil dan rapat. Pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini.
7. Sikap Parkinson
Pada stadium yang lebih lanjut sikap penderita dalam posisi kepala difleksikan ke dada,
Rigiditas dan bradikinesia otot pernafasan, pita suara, otot faring, lidah
dan bibir mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata yang monoton dengan
volume yang kecil dan khas pada PP. Pada beberapa kasus suara berkurang
9. Disfungsi otonom
dingin). Disfungsi otonom ini mungkin terlihat sebagai gejala dini PP namun lebih
spesifik dikaitkan dengan stadium lanjut PP. Prevalensi disfungsi otonom ini
degenerasi dan disfungsi nukleus yang mengatur fungsi otonom, seperti nukleus
vagus dorsal, nukleus ambigus dan pusat medullary lainnya seperti medulla
Parkinson tidak dapat mencegah mata berkedip pada tiap ketokan. Disebut juga sebagai
tanda “Myerson”
12. Demensia
fungsi kognitif dan gangguan fungsi eksekutif pada stadium awal. Gangguan
memori jangka panjang dan fungsi eksekutif ditemukan lebih berat dibandingkan
13. Depresi
Sekitar 40% penderita PP terdapat gejala depresi. Hal ini dapat terjadi
dikucilkan. Hal ini disebabkan keadaan depresi yang sifatnya endogen. Secara
anatomi keadaan ini dapat dijelaskan bahwa pada penderita Parkinson terjadi
yang letaknya tepat dibawah substansia nigra dan degenerasi neuron asetilkolin
G. DIAGNOSIS
Diagnosis PP berdasarkan klinis dengan ditemukannya gejala motorik
utama antara lain tremor pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan
b. Tremor istirahat
c. Rigiditas
d. Bradikinesia
Definite : Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu
gejala lain yang tidak asimetris (tiga tanda kardinal), atau dua dari tiga tanda
penetapan berat ringannya penyakit dalam hal ini digunakan stadium klinis
o Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali
berjalan terganggu.
o Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk
jarak tertentu,
H.
H. DIAGNOSA BANDING
I. PENATALAKSANAAN PARKINSON
sama yaitu mengurangi gejala motorik dari PP. Sesuai dengan penyakit
degeneratif lainnya, obat akan terus digunakan seumur hidup. Hal ini akanmeni
mbulkan efek samping penggunaan obat jangka panjang yang merugikan dan
2003).
progesifitas dari PP. Efek samping ini dapat berupa fluktuasi motorik, diskinesia dan
gangguan postural, “freezing “, disfungsi otonom, dan demensia. Gejala yang timbul
pada tahap lanjut ini sering dijumpai pada penderita usia muda dan jarang
didapatkan pada penderita yang mulai mendapatkan terapi levodopa pada usia diatas
70 tahun. Pada obat yang bekerja pada sistem kolinergik mempunyai efek terapi
jangka panjang berupa gangguan kognitif. Efek samping ini dapat berupa
halusinasi dan gangguan daya ingat. Sedangkan pada obat yang bekerja pada
insomnia, konfusi dan mimpi buruk (Jankovic, 2002; Misbach , 2003: Helme,
2006).
a. Pendidikan
diberikan secara rinci namun supportif dalam arti tidak makin membuat
menjadi maksimal.
b. Rehabilitasi
• Abnormalitas gerakan
• Gejala otonom
• Perubahan psikologik
sebagai berikut :
• Peregangan
• Latihan koordinasi
• Latihan jalan ( gait training )
2. Terapi okupasi
3. Terapi wicara
4. Psikoterapi
6. Orthotik Prosthetik
c. Diet
Pada penderita parkinson ini sebenarnya tidaklah diperlukan suatu diet
yang khusus , akan tetapi diet penderita ini yang diberikan dengan tujuan agar
tidak terjadi kekurangan gizi , penurunan berat badan , dan pengurangan jumlah
memakan makanan yang berimbang antara komposisi serat dan air untuk
struktur tulang agar tetap baik . Apabila didapatkan penurunan motilitas usus
2. Pembedahan :
lagi memberikan respon terhadap pengobatan / intractable , yaitu masih adanya gejala
- Gangguan bicara
- Tremor
- Rigiditas
parkinson ini sampai sekarang belum jelas , namun perbaikan gejala penyakit parkinson
bisa mencapai 80% . Frekwensi rangsangan yang diberikan pada umumnya lebih besar
dari 130 Hz dengan lebar pulsa antara 60 – 90 s . Stimulasi ini dengan alat stimulator
4. Transplantasi
dopamin. Jaringan transplan ( graft ) lain yang pernah digunakan antara lain dari
atau progenitor cells , non neural cells ( biasanya fibroblast atau astrosytes ) , testis-
derived sertoli cells dan carotid body epithelial glomus cells. Untuk mencegah reaksi
saat ini , diseluruh dunia ada 300 penderita penyakit parkinson memperoleh pengobatan
J. PROGNOSIS
sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena
parkinson, maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya. Tanpa perawatan,
gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total disabilitas, sering
disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan
lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat
sangat parah.
sejalan dengan waktu. Rata-rata harapan hidup pada pasien PD pada umumnya lebih
rendah dibandingkan yang tidak menderita PD. Pada tahap akhir, PD dapat
lebih. Namun demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang
Dengan treatment yang tepat, kebanyakan pasien PD dapat hidup produktif beberapa
PENUTUP
KESIMPULAN
holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit
ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Obat-obatan yang ada
sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum
bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani
sepanjang hidupnya.
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat
Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya
M.Baehr and M. Frotscher. 2010. Diagnosis Topik Neurologi DUUS ,Edisi ke-4. Jakarta : EGC
Joao Massano and Kailash P. Bathia. 2012. Clinical Approach to Parkinson’s Disease : Feature,
Diagnosis, and Principle of Management.
John D. Gazewood. 2013. Parkinson Disease : An Update . America : America Family
Physician
Shobha S Rao .2006.Parkinson’s Disease : Diagnosis and Treatment America : America Family
Physician
Standar Pelayanan Medik. PERDOSSI
http://medicanieblog.com/penatalaksanaanparkinson/htm