Lapkas Ileus Han
Lapkas Ileus Han
PENDAHULUAN
komplikasi serius sehingga sangat memerlukan penangangan dini dan adekuat. Ileus
obstruksi yang disebabkan karena adanya sumbatan dapat terjadi pada usus halus
maupun usus besar dan terdiri dari 2 tipe yaitu obstruksi yang terjadi secara
mekanik maupun non mekanik. Obstruksi mekanik terjadi karena usus terblok
secara fisik sehingga isi dari usus tersebut tidak bisa melewati tempat obstruksi. Hal
ini bisa disebabkan oleh banyak faktor salah satunya seperti volvulus (usus
terpuntir) yang dapat terjadi karena hernia, pertumbuhan jaringan abnormal, dan
Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh
dapat terjadi dimana saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus harus dibedakan
lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata. Obstruksi usus yang disebabkan
oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi,
sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis adalah obstruksi sederhana yang
mekanik yang timbul akibat suatu kelainan struktural yang menyebabkan suatu
penghalang fisik untuk majunya isi usus. Istilah ileus dimaksudkan untuk suatu
1
BAB II
TINJAUAN KASUS
Nama : Tn. A
Umur : 50 tahun
Nomor RM : 0301xx
1.2. Anamnesis
Keluhan Utama
keluhan nyeri perut sejak 5 hari SMRS. Nyeri dirasakan diseluruh lapang perut dan
perasaan kembung sejak 2 hari yang lalu. Keluhan nyeri perut disertai dengan
adanya mual dan muntah. Muntah yang keluar berisi makanan lebih dari 2x hari ini.
Pasien juga mengeluhkan BAB tidak lancar sejak 1 minggu SMRS, kemudian tidak
BAB sejak 2 hari SMRS. Menurut pengakuan pasien masih bisa buang angin namun
jarang. Kentut terakhir 1 hari yang lalu. Riwayat operasi dibagian perut disangkal.
Riwayat Pengobatan
2
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Pekerjaan :
Buruh
Kesadaran : GCS = 15 E 4 M 6 V 5
Vital sign
SPO2 : 99%
Status Generalisata
Thoraks
3
Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Abdomen
Perkusi : Hipertimpani
Ekstremitas
Edema : -/-/-/-
Motorik : 5/5/5/5
4
1.4 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Hematokrit 40 %
Leukosit 13.020/mm3
Trombosit 454.000/mm3
1.5 Diagnosis
- IVFD RL 20 tpm
5
- Advice Terapi Konsulen :
- IVFD RL 20 tpm
- Pasien dipuasakan
- Pasang NGT
- Pasang Kateter
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
Obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik sehingga isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal
atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen
usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada
obstruksi mekanik dan non mekanik. Ileus obstruksi mekanik terjadi karena
penyumbatan fisik langsung yang bisa disebabkan karena adanya tumor atau hernia
peristaltic.7
2.2 Epidemiologi
darurat, dan mortalitas dan morbiditas sangat bergantung pada pengenalan awal dan
diagnosis yang tepat. Apabila tidak diatasi maka obstruksi usus halus dapat
7
Hampir seluruh obstruksi pada usus besar atau kolon memerlukan intervensi
terjadi pada usia lanjut karena tingginya insiden neoplasma dan penyakit lainnya
pada populasi ini. Pada neonatus, obstruksi kolon bisa disebabkan karena adanya
kelainan anatomi seperti anus imperforata yang secara sekunder dapat menyebabkan
mekonium ileus.3
2.3 Etiologi
- Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit
usus.
- Neoplasma.
- Intususepsi.
- Volvulus.
Kira-kira 15% obstruksi usus terjadi di usus besar. Obstruksi dapat terjadi di
a. Karsinoma.
8
b. Volvulus.
d. Inflamasi.
e. Tumor jinak.
f. Impaksi fekal.2
2.4 Anatomi
1. Duodenum
Duodenum atau juga disebut dengan usus 12 jari merupakan usus yang berbentuk
terminal/muara dari system apparatus biliaris dari hepar maupun dari pancreas.
Selain itu duodenum juga merupakan batas akhir dari saluran cerna atas. Dimana
saluran cerna dipisahkan menjadi saluran cerna atas dan bawah oleh adanya
9
d) Duodenum pars Ascendens.10
Jejunum dan ileum juga sering disebut dengan usus halus/usus penyerapan
Jejunum dan ileum ini merupakan organ intraperitoneal. Jejunum dan ileum
ke dinding posterior abdomen dan disebut dengan radix mesenterii. Pada bagian
akhir dari ileum akan terdapat sebuah katup yang disebut dengan valvulla ileocaecal
(valvulla bauhini) yang merupakan suatu batas yang memisahkan antara intestinum
tenue dengan intestinum crassum. Selain itu, juga berfungsi untuk mencegah
terjadinya refluks fekalit maupun flora normal dalam intestinum crassum kembali
ke intestinum tenue, dan juga untuk mengatur pengeluara zat sisa penyerapan nutrisi.
10
Gambar 2. Bagan Perbedaan Jejunum dan Ileum
11
Usus besar besar lebih panjang dan lebih besar diameternya dari pada usus
halus. Panjang usus besar mencapai 1,5 m dengan diameter rata-rata 6,5 cm.
Semakin mendekati anus diameter semakin mengecil. Usus besar dibagi menjadi
sekum, kolon dan rektum. Pada sekum terdapat katup ileocaecaal dan apendiks yang
melekat pada ujung sekum. Sekum menempati sekitar dua atau tiga inci pertama
dari usus besar. Katup ileocaecaal mengontrol aliran kimus dari ileum ke sekum.12
sigmoid. Kolon ascendens berjalan ke atas dari sekum ke permukaan inferior lobus
kanan hati, menduduki regio iliaca dextra. Setelah mencapai hati, kolon ascendens
transversum menyilang abdomen pada regio umbilikalis dari fleksura koli dekstra
sampai fleksura koli sinistra. Kolon transversum, waktu mencapai daerah limpa,
kemudian menjadi kolon descendens. Kolon sigmoid mulai pada pintu atas panggul.
dalam rongga pelvis dalam bentuk lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan
Rektum ke atas dilanjutkan oleh kolon sigmoid dan berjalan turun di depan sekum,
12
2.5 Fisiologi
Pada duodenum pars superior secara histologis terdapat adanya sel liberkeuhn
yang berfungsi untuk memproduksi sejumlah basa. Basa ini berfungsi untuk
permukaan duodenum tidak teriritasi dengan adanya chymus yang asam tadi.12
ductus pancreaticus, dimana pada pancreas diproduksi enzyme maltase, lactase dan
sukrase. Dimana enzyme maltase akan berfungsi untuk memecah 1 gugus gula
maltose menjadi 2 gugus gula glukosa. Sedangkan lactase akan merubah 1 gugus
gula laktosa menjadi 1 gugus glukosa dan 1 gugus galaktosa. Sementara itu, enzyme
sukrase akan memecah 1 gugus sukrosa menjadi 1 gugus fruktosa dan 1 gugus
glukosa.12
enzymatic. Dimana lipid dalam bentuk diasilgliserol akan teremulsi oleh adanya
getah empedu yang dialirkan melalui ductus choledocus dari vesica fellea dan hepar.
Setelah itu, emulsi lemak tersebut akan diubah oleh enzyme lipase pancreas menjadi
Dilihat secara histologik, jejunum dan ileum memiliki vili vhorialis. Dimana
vili chorialis ini berfungsi utk menyerap zat2 gizi hasil akhir dr proses pencernaan
13
Gambar 3. Traktus Digestivus
2.6 Patofisiologi
adanya gas/udara dan air yang berasal dari lambung, usus halus, pankreas, dan
sekresi biliary. Cairan yang terperangkap di dalam usus halus ditarik oleh sirkulasi
darah dan sebagian ke interstisial, dan banyak yang dimuntahkan keluar sehingga
darah vena, dan segmen usus yang terpengaruh akan menjadi edema, anoksia dan
iskemia pada jaringan yang terlokalisir, nekrosis, perforasi yang akan mengarah ke
peritonitis, dan kematian. Septikemia mungkin dapat terjadi pada pasien sebagai
14
akibat dari perkembangbiakan kuman anaerob dan aerob di dalam lumen. Usus yang
usus halus), semakin sedikit distensi dan semakin cepat munculnya muntah. Dan
sebaliknya, pada pasien dengan obstruksi letak rendah (obstruksi usus besar),
distensi setinggi pusat abdomen mungkin dapat dijumpai, dan muntah pada
umumnya muncul terakhir sebab diperlukan banyak waktu untuk mengisi semua
lumen usus. Kolik abdomen mungkin merupakan tanda khas dari obstruksi distal.
Hipotensi dan takikardi merupakan tanda dari kekurangan cairan. Dan lemah serta
leukositosis merupakan tanda adanya strangulasi. Pada permulaan, bunyi usus pada
obstruksi yang terjadi. Jika abdomen menjadi diam, mungkin menandakan suatu
perforasi atau peritonitis dan ini merupakan tanda akhir suatu obstruksi.5
15
2.7 Klasifikasi
2. Letak sumbatan
a. Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum
terminal)
b. Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai
anus)
3. Sifat sumbatan
4. Etiologi
Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen, mual,
muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi). Mual muntah
umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di bagian distal
maka gejala yang dominan adalah nyeri abdomen. Distensi abdomen terjadi bila
obstruksi terus berlanjut dan bagian proksimal usus menjadi sangat dilatasi.1
16
Obstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti nyeri perut sekitar
umbilikus atau bagian epigastrium. Pada pasien dengan suatu obstruksi sederhana
yang tidak melibatkan pembuluh darah, sakit cenderung menjadi kolik yang pada
awalnya ringan, tetapi semakin lama semakin meningkat, baik dalam frekuensi atau
derajat kesakitannya. Sakit mungkin akan berlanjut atau hilang timbul. Pasien sering
dilatasi dari usus dapat diraba. Obstruksi pada kolon biasanya mempunyai gejala
klinis yang lebih ringan dibanding obstruksi pada usus halus. Umumnya gejala
berupa konstipasi yang berakhir pada obstipasi dan distensi abdomen. Muntah
adalah suatu tanda awal pada obstruksi letak tinggi atau proksimal. Bagaimanapun,
jika obstruksi berada di distal usus halus, muntah mungkin akan tertunda. Pada
awalnya muntah berisi semua yang berasal dari lambung, yang mana segera diikuti
oleh cairan empedu, dan akhirnya muntah akan berisi semua isi usus halus yang
sudah basi. Muntah jarang terjadi. Pada obstruksi bagian proksimal usus halus
biasanya muncul gejala muntah. Nyeri perut bervariasi dan bersifat intermittent atau
kolik dengan pola naik turun. Jika obstruksi terletak di bagian tengah atau letak
tinggi dari usus halus (jejenum dan ileum bagian proksimal) maka nyeri bersifat
distensi, terdapat darm contour (gambaran usus), dan darm steifung (gambaran
17
sound. Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus berlanjut, peristaltik akan melemah
dan hilang. Pada palpasi tidak terdapat nyeri tekan, defans muscular (-), kecuali jika
ada peritonitis.4
Pada tahap awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan dan
elektrolit, maka akan terjadi dehidrasi dengan manifestasi klinis takikardi dan
hipotensi postural. Suhu tubuh biasanya normal tetapi kadang – kadang dapat
kecuali jika pasien mendapat cairan pengganti melalui pembuluh darah (intravena).
distensi pusat abdominal cenderung merupakan tanda untuk obstruksi letak rendah.1
Tidak ada tanda pasti yang membedakan suatu obstruksi dengan strangulasi
dari suatu obstruksi sederhana: bagaimanapun, beberapa keadaan klinis tertentu dan
a. Obstruksi sederhana
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus
bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi
nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan
timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun
obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering
dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin distal
18
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi
akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai
demam. Distensi abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi
proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang
meningkat dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan
nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau
hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri
yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi
sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus
menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul
sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi
komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul
kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila
akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada
usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini
yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena
tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis
akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada
19
pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang
2.9 Diagnosis
berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Gejala
meteorismus dan kelebihan cairan di usus, hiperperistaltis berkala berupa kolik yang
disertai mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat pada inspeksi perut sebagai
gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik,
gelisah dan menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada
lagi flatus atau defekasi. Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan untuk
mencari adanya nyeri tumpul dan pembengkakan atau massa yang abnormal.6
Gejala permulaan pada obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan buang air
besar terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai kolik pada perut
bagian bawah. Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut yang tidak pada
terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut. Biasanya distensi
terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian ini mudah
membesar.2
20
radiologis, dengan posisi tegak, terlentang dan lateral dekubitus menunjukkan
gambaran anak tangga dari usus kecil yang mengalami dilatasi dengan air fluid
letaknya. Pada ileus obstruktif letak rendah jangan lupa untuk melakukan
Diagnosis Banding
Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus,
dan terjadi distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak
terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut,
akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut,
apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus
sederhana.11
membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang
hanya terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada
obstruksi non strangulata. Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi.
Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin
21
terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis
Radiologis
duduk atau LLD: tampak step ladder appearance atau cascade. Adanya dilatasi dari
usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid level” pada foto polos abdomen
dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen mempunyai
tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84% pada
obstruksi kolon.12
iliocaecal junction) dan kolaps usus di distal sumbatan. Penebalan dinding usus
karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran
vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta. Tampak air fluid level
22
Gambar5. Gambaran Herring bone appearance
kolaps usus di distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang mengalami
dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus
halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus
yang sirkuler menyerupai kosta. Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi
tampak di tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level pendek-pendek berbentuk
seperti tangga yang disebut step ladder appearance karena cairan transudasi berada
dalam usus halus yang terdistensi dan air fluid level panjang-panjang di kolon.15
23
Gambar 6. Gambaran air fluid level
pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari
obstruksi.
dari obstruksi.
kontras yang ada sekarang ini belum secara penuh mapan. Tehnik ini digunakan
adhesi.12
24
2.10 Komplikasi
obstruksi usus. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-
hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami
dalam rongga peritoneum. Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada
sekum yang berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga
perut dengan akibat peritonitis umum. Tetapi meskipun usus tidak mengalami
perforasi bakteri dapat melintasi usus yang permeabel tersebut dan masuk ke dalam
sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan shock septic.3
2.11 Penatalaksanaan
sakit.11
peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
25
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda – tanda
vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami
intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan
memonitor tanda – tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan
dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.8
a. Persiapan Operasi
dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum.
b. Operasi
dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.
26
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital
1. Strangulasi
2. Obstruksi lengkap
3. Hernia inkarserata
c. Pasca Operasi
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Harus dicegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang
cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah, usus pasien masih dalam keadaan paralitik.
Tujuan pengobatan yang paling utama adalah dekompresi kolon yang mengalami
obstruksi sehingga kolon tidak perforasi, tujuan kedua adalah pemotongan bagian
Persiapan sebelum operasi sama seperti persiapan pada obstruksi usus halus,
operasi terdiri atas proses sesostomi dekompresi atau hanya kolostomi transversal
pada pasien yang sudah lanjut usia. Perawatan sesudah operasi ditujukan untuk
mempersiapkan pasien untuk menjalani reseksi elektif kalau lesi obstruksi pada
27
2.12 Prognosis
etiologi, tempat dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun
tua maka toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan
kematian 5 %. Kebanyakan pasien yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut
usia. Obstruksi usus halus yang mengalami strangulasi mempunyai angka kematian
sekitar 8 % jika operasi dilakukan dalam jangka waktu 36 jam sesudah timbulnya
gejala-gejala, dan 25 % jika operasi diundurkan lebih dari 36 jam. Pada obstruksi
usus besar, biasanya angka kematian berkisar antara 15–30 %. Perforasi sekum
28
BAB IV
KESIMPULAN
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus
Gejala yang sering ditemukan pada ileus adalah nyeri kolik, mual, muntah, perut
distensi, obstipasi.
Pada pemeriksaan foto polos abdomen ditemukan adanya dilatasi pada proksimal
Prognosis ileus jika > dari 36 jam tidak segera ditangani 25 % menyebabkan
kematian.
29
DAFTAR PUSTAKA
Khan AN., Howat J. Small-Bowel Obstruction. Last Updated: june4, 2012. In:
Http://www.yahoo.com/search/cache?/ileus_obstructif/Article:By:eMedicine.com
Scanlon, Valerie., 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sherwood, Lauralee., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi II.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
30
Simeone Diane. Anatomy and Physiology of the Small Intestine. In
Greenfield’s Surgery: Scientific Principles and Practice. Baltymore: Lippincott
Williams and Wilkins. 2006
Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.
31