45
Tabel 3.1 Luas wilayah Kota Baubau menurut Kecamatan
Kecamatan Luas (km2) Persentase
Betoambari 31,40 10,71
Murhum 6,09 2,08
Batupoaro 1,68 0,57
Wolio 33,56 11,45
Kokalukuna 16,85 5,75
Sorawolio 111,00 37,86
Bungi 59,20 20,19
Lea-Lea 33,40 11,39
Kota Baubau 293,18 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Baubau dalam Angka 2016
46
5) Kecamatan Lea-Lea dengan ibukotanya Palabusa terdiri dari 5
kelurahan;
6) Kecamatan Murhum dengan ibukotanya Baadia terdiri dari 5 kelurahan;
7) Kecamatan Sorawolio dengan ibukotanya GondaBaru terdiri dari 4
kelurahan;
8) Kecamatan Wolio dengan ibukotanya Kadolokatapi terdiri dari 4
kelurahan;
Selat Kec.Kokaluk
Kec. Wolio Kec.Sorawolio Kec.Murhum
Buton una
Kec.
Kec. Kec.Sora
Kokalukun Kec.Wolio Selat Buton
Bungi wolio
a
Kec. Kec. Kec.Sampo
Kec. Pasarwajo Kec.Wolio
Sorawolio Bungi Lawa
Selat
Kec. Bungi Kec.Sorawolio Kec.Kapontiri Selat Buton
Buton
Kec.Lea- Kab. Kec.
Kec. Bungi Selat Buton
Lea Buton Kokalukuna
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Baubau dalam Angka 2016
47
Setiap Kecamatan dan Kelurahan mempunyai luas wilayah yang
berbeda-beda dimana luas wilayah terbesar berada pada kecamatan
Sorawolio. Berikut Gambar diagram pie prosentase luas wilayah Kota
Baubau :
Betoambari,
31.4 Murhum, 6.09
Batupoaro,
Lea-Lea, 1.68
33.4
Sorawolio,
111
48
Luas Luas
No Kecamatan Kecamatan Kelurahan Kelurahan
Km² % Km² %
Lipu 5,10 16,24
Katobengke 3,20 10,19
Labalawa 4,50 14,33
3 Bungi 59,20 20,19 Liabuku 8,70 14,70
Ngkari-Ngkari 19,00 32,09
Kampeonaho 8,70 14,70
Tampuna 6,80 11,49
Waliabuku 16,00 27,03
4 Kokalukuna 16,85 5,75 Kadolomoko 2,70 16,02
Waruruma 8,30 49,26
Lakologou 3,30 19,59
Liwuto 0,58 3,44
Sukanayo 0,87 5,16
Kadolo 1,10 6,53
5 Lea-Lea 33,40 11,39 Kolese 2,78 22,51
Lowu-Lowu 4,28 34,06
Kalia-Lia 1,34 10,85
Kantalai 3,95 31,98
Palabusa 14,0 41,92
6 Murhum 6,09 2,08 Baadia 4,00 65,68
Melai 0,42 6,90
Wajo 0,49 8,04
Lamangga 0,61 10,02
Tanganapada 0,57 9,36
7 Sorawolio 111,00 37,86 KaisabuBaru 38,00 34,23
Karya Baru 10,00 9,01
Bugi 22,00 19,23
Gonda Baru 41,00 36,94
8 Wolio 33,56 11,45 Bataraguru 0,52 1,55
Tomba 0,26 0,78
Wale 0,31 0,92
Batulo 0,39 1,16
Wangkanapi 0,58 1,73
Bukit
wolioindah 3,50 10,43
Kadolokatapi 28,00 83,43
Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kota Baubau
49
Gambar 2.2 Peta Adiministrasi Kota Bau-Bau
50
3.2 Kondisi Kependudukan
Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 penduduk Kota Baubau
sebanyak 154.877 jiwa yang terdiriatas 76.395 jiwa penduduk laki-laki dan
78.482 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyek si
penduduk tahun 2014 jumlah penduduk kota Baubau tahun 2015 mengalami
pertumbuhan sebesar 2,24 persen.
Perbandingan penduduk perempuan dengan penduduk laki-laki atau
rasio jenis kelamin tahun 2015 sebesar 97 persen yang berarti setiap 100
orang penduduk perempuan terdapat 97 orang laki-laki. Bila dilihat dari
jumlah penduduk perkelompok umur maka dapat diketahui bahwa penduduk
terbanyak berada pada usia 0 – 4 tahun dan jumlah penduduk paling sedikit
pada usia 60 – 64 tahun. Kepadatan penduduk di Kota Baubau tahun 2015
mencapai 528 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga pada tahun 2015 sebanyak
33.085 atau meningkat 2,22 persen dari tahun 2014. Hal tersebut
dikarenakan perubahan luas wilayah.
Tabel 3.4. Kepadatan Penduduk Kota Baubau Menurut Kecamatan
Luas Kepadatan
No Kecamatan/Kelurahan
(Km2) (Penduduk/Km2)
I KecamatanBatupoaro 1,68 17.435
1 Kelurahan Bone-Bone 0,40 16.998
2 Kelurahan Tarafu 0,42 13.493
3 Kelurahan Wameo 0,28 18.511
4 Kelurahan Kaobula 0,13 16.831
5 Kelurahan Lanto 0,24 21.917
6 Kelurahan Nganganaumala 0,21 19.971
II KecamatanBetoambari 31,40 587
1 Kelurahan Sulaa 12,00 149
2 Kelurahan Waborobo 6,60 186
3 Kelurahan Lipu 5,10 1.108
4 Kelurahan Katobengke 3,20 2.738
5 Kelurahan Labalawa 4,50 223
III KecamatanBungi 59,20 136
1 Kelurahan Liabuku 8,70 222
2 Kelurahan Ngkari-Ngkari 19,0 125
3 Kelurahan Kampeonaho 8,70 144
51
Luas Kepadatan
No Kecamatan/Kelurahan
(Km2) (Penduduk/Km2)
4 Kelurahan Tampuna 6,80 136
5 Kelurahan Waliabuku 16,00 96
IV KecamatanKokalukuna 16,85 1.123
1 Kelurahan Kadolomoko 2,70 2.016
2 Kelurahan Waruruma 8,30 398
3 Kelurahan Lakologou 3,30 732
4 Kelurahan Liwuto 0,58 4.086
5 Kelurahan Sukanayo 0,87 2.994
6 Kelurahan Kadolo 1,10 2.536
V Kecamatan Lea-Lea 33,40 225
1 Kelurahan Kolese 1,20 922
2 Kelurahan Lowu-Lowu 4,50 544
3 Kelurahan Kalia-Lia 6,50 191
4 Kelurahan Kantalai 7,20 108
5 Kelurahan Palabusa 14,00 139
VI KecamatanMurhum 6,09 3.578
1 Kelurahan Baadia 4,00 656
2 Kelurahan Melai 0,42 5.038
3 Kelurahan Wajo 0,49 10.351
4 Kelurahan Lamangga 0,61 11.049
5 Kelurahan Tanganapada 0,57 9.193
VII KecamatanSorawolio 111,00 72
1 Kelurahan KaisabuBaru 38,00 59
2 Kelurahan KaryaBaru 10,00 200
3 Kelurahan Bugi 22,00 90
4 Kelurahan Gonda Baru 41,00 44
IX KecamatanWolio 33,56 1.277
1 Kelurahan Bataraguru 0,52 18.908
2 KelurahanTomba 0,26 17.865
3 Kelurahan Wale 0,31 6.468
4 Kelurahan Batulo 0,39 13.808
5 Kelurahan Wangkanapi 0,58 13.679
6 Kelurahan Bukit Wolio Indah 3,50 2.501
7 Kelurahan Kadolokatapi 28,0 154
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Baubau dalam angka 2016
52
3.3 Kondisi Sosial Kota Bau-Bau
Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah
mengupayakan agar terciptanya kesejahteraan masyarakat di bidang sosial
yang lebih baik. Usaha tersebut antara lain meliputi kegiatan di Bidang
Pendidikan, Kesehatan, Keluarga Berencana, Agama, Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat serta Bidang Sosial lainnya.
3.3.1 Pendidikan
Dari surveyangkatankerjatahun 2015 diketahui bahwa penduduk berusia
7-24 tahun yang tidak/belum pernah sekolah sebanyak 634, yang masih
bersekolah sebesar 47.054 orang dan yang tidak bersekolah lagi sebanyak
11.926 orang.
Jumlah fasilitas pendidikan di tahun 2015 sebanyak 77 sekolah SD & MI,
32 sekolah SMP&MTs, 25 sekolah SMA, SMK dan MA. Bila dilihat dari rasio
murid terhadap guru dapatdiketahui bahwa 1orang guru SMP harus
melayani 10 orang siswadan 1 guru SMA harus melayani 12 orang siswa.
Berdasarkan data tahun 2015 dapat diketahui bahwa jumlah murid SD &
MI sebanyak 20.486 siswa, SMP & MTs sebanyak 9.738 siswadan SMA,
SMK dan MA sebanyak 10.268 siswa
Gambar 3.3 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kota Baubau, 2015
3.3.2 Kesehatan
Upaya perbaikan kesehatan masyarakat akan ditingkatkan melalui
pemberantasan berbagai macam penyakit, perbaikan gizi masyarakat serta
53
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pada tahun 2015 jumlah rumah sakit
berkurang satu dari 3 menjadi 2. Hal ini disebabkan RS Bhayangkara
berubah menjadi poliklinik. Fasilitas kesehatan lainnya yang ada di Kota
Baubau terdiri dari 31 Puskesmas 145 posyandu, 4 klinik dan 12 polindes.
Jumlah dokter di Kota Baubau tahun 2015 sebanyak 62 orang yang
terdiridari 18 Dokter spesialis, 27 dokterumum, 17 dokter gigi. Selain dokter
ada 155 perawat dan 88 bidan yang bekerja di 17 puskesmas.
Pembangunan keluarga berencana di utamakan untuk menyediakan
sarana dan prasarana pelayanan keluarga berencana. Indikator yang dapat
mengukur perkembangan pelaksanaan program keluarga berencana selama
tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Jumlah pasangan usia subur tahun
2015 sebnayak 21.114 pasang, jumlah aseptor KB aktif sebanyak 16.321
orang. Metode kontra sepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik dan
pil sebanyak 8.107 dan 6.872 orang.
Tabel 3.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Baubau, 2015
Rumah Rumah Klinik/ Balai
Tahun Puskesmas Posyandu Polindes
Sakit Bersalin Kesehatan
2011 3 2 37 134 2 16
2012 3 2 47 140 2 16
2013 3 2 45 140 2 16
2014 3 2 47 140 2 3
2015 3 2 31 145 2 12
54
Tabel 3.7 Banyaknya Kecelakaan dan Korban Lalu Lintas di Kota
Baubau, 2011 - 2015
Korban
Jumlah
Tahun Luka
Kecelakaan Meninggal Luka Berat
Ringan
2011 137 33 101 91
2012 138 32 9` 96
2013 124 22 8 140
2014 143 28 6 187
2015 110 20 8 117
Sumber : Polres Kota Bau bau
3.3.3 Sosial Lainnya
Pada bagian akhir bab inidisajikan beberapa indikator
pentingpembangunan sosial lainnya diBau-Bau seperti urusan
kemiskinan,keterbelakangan, keterlantaran, dan bencana alam.
55
Gambar 3.4 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Baubau 2015
Sumber: Badan Pusat Statistic Kota Bau Bau 2016
3.4.2 Perdagangan
Kegiatan perdagangan yang berlangsung di Kota Baubau mencakup
perdagangan berskala lokal dan regional. Komoditas yang diperdagangkan
dalam skala lokal mencakup kebutuhan barang primer, sekunder dan tersier
atau campuran. Barang yang diperdagangkan dalam skala regional atau
nasional bervariasi mulai dari hasil tangkapan ikan laut, perkebunan dan
lainnya. Untuk perdagangan skala regional dan nasional Kota Baubau
berhubungan dengan Surabaya, Jakarta, Makassar, Irian jaya dan sebagian
ke Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan dan wilayah-wilayah lainnya.
Tabel 3.8 Jumlah Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di
Kota Baubau, 2014‒2015
Sarana perdagangan 2014 2015
1 2 3
Pasar/ Market 11 11
Toko / Store 858 871
Kios /Warung 2 760 3 042
Plaza / Super Market / Mini Market / Swalayan 10 10
Jumlah 3 639 3 934
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Baubau
56
Tabel 3.9 Volume dan Nilai Perdagangan Antar Pulau Hasil Bumi dan
Laut menurut Jenis Komoditas, 2014
Jenus Komoditas Satuan Volume Nilai
Tanaman Pangan Ton
Perkebunan Ton 6 229 335 58 163 240
Peternakan Ton - -
Ekor 309 2 626 500
Perikanan Ton 45 076 618 685 755 626
Biji - -
Hasil kehutanan Ton 25 833 906 470 596 887
M3 2 226 083 9 678 772
Industry Ton - -
Buah 2 010 1 845 000
M3 100 24 500
Lainnya Ton - -
Jumlah Ton 79 366 456 1 224 672 428
Ekor 309 2 755 626
Biji - -
M3 100 24 500
Buah 2010 1 845 00
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Baubau
3.5 Kondisi Transportasi
3.5.1 Transportasidarat
Data panjang jalan negara danjalan provinsi bersumber dariKementrian
Pekerjaan Umum.Sedangkan jalan kabupaten/kotabersumber dari Dinas
PekerjaanUmum Kabupaten/Kota, diolah daridaftar PJ-II/5.
Panjang jalan tahun 2015 diKota Baubau secara keseluruhanadalah
430,02 km, yang terdiri darijalan beraspal sepanjang 397,22 km,dan kerikil
32,80 km. Bila dilihat darikondisinya, jalan yang dalam kondisibaik sepanjang
242,42 km; 106,7km dalam kondisi sedang, 80,29 kmdalam kondisi rusak
dan 0,61 km dalamkondisi rusak berat.
Banyaknya kendaraan bermotoryang terdaftar pada Samsat
KotaBaubau tahun 2014 yang terbanyakadalah sepeda motor yaitu
23.727unit, disusul bus/minibus sebesar1.054 buah.
1. Kondisi Jaringan Jalan
Kondisi jalan yang baik akan mempermudah mobilitas penduduk dan
memperlancar transportasi memindahkan barang dalam hubungan
kegiatan ekonomi dan sosial lainnya. Sebaliknya bilamana kondisi jalan
57
kurang baik maka penduduk akan mendapat kesulitan dalam hubungan
kegiatan ekonomi maupun aktifitas lainnya.
Panjang jalan 2015 di Kota Bau bau secara keseluruhan adalah 430,02
km, yang terdiri dari jalan beraspal 397,22 km, dan kerikil 32,80 km. Bila
dilihat dari kondisinya jalan kondisi yang baik sepanjang 242,42 km;
106,7 dalam kondisi sedang; 80,29 km dalam kondisi rusak dan 0,61
dalam kondisi rusak berat.
Tabel3.10.Panjang jalan menurut pemerintah yang berwenang di kota
Bau Bau (Km)
Tahun
Uraian
2012 2013 2014 2015
Jalan Negara 62,08 62,08 62,08 62,08
Jalan Provinsi - - - -
Kabupaten 187,73 195,36 197,57 367,95
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bau Bau
Tabel3.11.Panjang jalan menurut pemerintah yang berwenang di kota
Bau Bau (Km) 2012-2015
Tahun
Jenis Permukaan
2012 2013 2014 2015
Diaspal 199,84 218.55 214.22 397.22
Kerikil 49,99 38,89 45,45 32,80
Tanah - - - -
Lainnya - - - -
Total 248,83 257,44 259,67 430,02
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bau Bau
Tabel3.12. Panjang jalan menurut Kondisi Jalan di kota Bau Bau (Km)
Tahun
Jenis Permukaan
2012 2013 2014 2015
Baik 199,84 228.80 243.78 242.42
Sedang 49,99 22,49 10,98 106,7
58
Tahun
Jenis Permukaan
2012 2013 2014 2015
Rusak - 6,15 4,91 80,29
Rusak Berat - - - 0,61
Total 249,83 257,44 259,67 430,02
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bau Bau
Tabel 3.13 Banyaknya Kendaraan Bermotor Yang TerdaftarMenurut
Jenis Kendaraan di Kota Baubau, 2012 – 2014
Jenis Kendaraan
2012 2013 2014
Sedan 48 45 56
Jeep 100 111 101
Bus 1 111 1 584 1 054
Pick up 299 532 362
Truck 312 410 337
Alat besar / berat - - -
Sepda motor 17 537 21 347 23 727
Lainnya 168 51 27
total 19 575 24 080 25 664
Sumber : samsat Kota Baubau
2. Sarana Angkutan Umum
Sarana angkutan darat seperti kendaraan bermotor disamping dapat
digunakan oleh masyarakat sebagai angkutan penumpang, juga dapat
digunakan sebagai angkutan barang, baik barang produksi pabrik
maupun barang hasil produksi pertanian dan hasil hasil lainnya. Jenis
sarana angkutan tersebut meliputi mobil penumpang sebanyak 202
buah, mobil barang sebanyak 947 buah, mobil bus sebanyak 1.584 buah
dan sepeda motor sebanyak 21.347 buah.
3. Prasarana Angkutan Umum
Untuk mendukung aktifitas sosial, ekonomi dan kemasyarakatan Kota
Bau-Bau yang terus berkembang secara dinamis diperlukan dukungan
infrastruktur transportasi dan perhubungan khususnya jalan sebagai urat
nadi perekonomian sangat menentukan. Pembangunan serta
peningkatan infrastruktur transportasi dan perhubungan terus dilakukan
oleh Pemerintah Kota Baubau, yang diarahkan untuk meningkatkan
keamanan, kenyamanan, dan kelancaran pengguna jalan, juga untuk
59
membuka daerah-daerah terisolasi dan kantong- kantong produksi, baik
pertanian maupun perikanan serta perkebunan dan hasil hutan lainnya
juga untuk membangun koneksitas antar wilayah perkotaan maupun
antar kota di tingkat regional.
Jalan nasional di wilayah kota Baubau meliputi jl. Kartini, Jl. Jenderal
Sudirman, Jl. Sultan Hasanuddin, Jl. KS Tubun, Jl.Anoa, Jl.Gajah Mada,
jl. Murhum dan Jl. Pahlawan. Keseluruhan panjang Jalan Nasional
tersebut adalah sebesar 62,076 km, yang melintasi kecamatan Wolio
dan Murhum. Jalan Pahlawan merupakan jalan nasional paling panjang
dengan total panjang sebesar 24,000 km, sedangkan Jl.KS Tubun
merupakan ruas jalan nasional paling pendek yang berada di wilayah
Kota Baubau. Jl. Hasanuddin, merupakan jalan nasional paling lebar
dengan lebar 12,00 meter, sedangkan Jl. Anoa merupakan jalan
nasional paling kecil lebar jalannya yaitu 4,5 meter.Gambaran ruas jalan
nasional di wilayah Kota Baubau tersebut, secara lengkap dapat dilihat
pada tabel 3.14 dan 3.15.
3.5.2 Transportasi laut
Kota Bau Bau adalah daerahpenghubung (connecting Area) antara
kawasan barat Indonesia (KBI) dengan kawsan timur Indonesia (KTI). Selain
itu bagi masyarakat daerah hinterlandnya (kab. Buton, kab. Muna,kab.
Wakatobi dan kab. Bombana), Kota Bau Bau berperan sebagai daerah
akumulator hasil produksi dan distributor kebutuhan daerah tersebut.
Gambaran tersebut dapat dilihat dari posisi alur pelayaran nasional yang
menjadikan Kota Bau Bau sebagai posisi strategis yang layak untuk
dikembangkan.
Dibawah ini data jumlah penumpang pada awal tahun 2017, laporan dari
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Cabang BauBau .untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.16 jumlah keberangkatan kapal yang
menuju ketimur dan menuju kebarat serta jumlah penumpang tujuan ke arah
timur dan tujuan ke arah barat.
60
Tabel 3.14 karateristik Jalan Nasional di Kota Baubau Tahun 2014
Sistem Titik Pengenal Titik Pengenal Titik Status Termasuk
No.Ruas Nama Jalan Panj.Ruas lebar
Jar. Jalan Pangkal Ujung ADM Kecamatan
Sultan
041 13 P 436 430 0,890 Nasional Wolio 12,00
hasanuddin
Total 62,076
Sumber:DinasPUKotaBaubau2014
61
Tabel 3.15 Daftar Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan Kota Baubau
DAFTAR PANJANG JALAN MENURUT KEADAAN DAN STATUS JALAN (Kilometer)
KOTA BAUBAU TAHUN 2012-2014
STATUS JALAN
NO KEADAAN JALAN NASIONAL (KM) JALAN PROPINSI (KM) JALAN KAB / KOTA (KM)
2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014
I JENIS PERMUKAAN
II KONDISI JALAN
62
JALAN NASIONAL (KM) JALAN PROPINSI (KM) JALAN KAB / KOTA (KM)
2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014
JUMLAH - - - - - - - -
Catatan : -Jumlah I = Jumlah II = Jumlah III TOTAL PANJANG JALAN KOTA BAUBAU = 295.426 KM
Sumber:dinasPUKotaBaubau
63
Tabel 3.16 Laporan Jumlah Penumpang Triwulan -1 Tahun 2017
64
3.6 Struktur Ruang Kota Bau Bau
3.6.1 Rencana Pusat Layanan
Rencana struktur ruang wilayah Kota Baubau meliputi sistem pusat-
pusat pelayanan yang berhierarki dan sistem jaringan prasarana wilayah
kota. Sistem pusat-pusat pelayanan kota yang berhierarki meliputi pusat
pelayanan kota,sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan. Dengan
mengembangkan pusat pelayanan kota, maka struktur pusat pelayanan Kota
Baubau akan bergeser dari satu pusat (monosentrik) menjadi pusat jamak
(polysentrik).
Adanya sejumlah pusat kegiatan kota ini dimaksudkan untuk lebih
mendorong perkembangan kota ke arah timur agar perkembangan kota
antara bagian utara, selatan dan timur dapat lebih merata. Pengembangan
pusat kegiatan kota tandingan ini juga merupakan upaya untuk mengurangi
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap inti pusat kota di Kelurahan
Wale Kecamatan Wolio
Sedangkan pengembangan subpusat-pusat kegiatan kota berfungsi
sebagai penyangga pusat pelayanan kota, dan meratakan pelayanan pada
skala kecamatan. Penyebaran subpusat pelayanan kota juga dimaksudkan
untuk mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar
kecamatan.
Secara geografis pusat pelayanan kota akan terletak pada wilayah
utara, selatan dan timur kota. Pusat kegiatan kota baru ini diharapkan akan
tetap bersinergi/ berkaitan dengan pusat kegiatan kota yang telah ada.
Demikian juga subpusat pelayanan kota diharapkan akan tetap
bersinergi/berkaitan dengan subpusat pelayanan kota dan primer yang telah
ada. Secara bersama-sama, segenap pusat kegiatan ini diharapkan dapat
berperan menunjang eksistensi kota yang telah ada/berkembang. Untuk itu
dibutuhkan didukung oleh sistem transportasi yang andal untuk mobilitas
ulang-alik antara pusat-pusat pelayanan.
3.6.2 Rencana Pola Ruang Kota
Rencana pola Ruang Kota Baubau meliputi Kawasan Lindung yaitu
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
65
mencakup : kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, kawasan resapan
air dan kawasan karst.
Kawasan Perlindungan Setempatyaitu Kawasan yang memberikan
perlindungan setempat mencakup sempadan sungai, setu, sekitar mata air
dan ruang terbuka hijau termasuk di dalamnya hutan kota.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota : Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota
adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam, yang berada dalam wilayah kota.
Kawasan tutupan hijau ini dikembangkan terutama untuk tujuan pengaturan
iklim mikro, resapan air, melindungi dari bahaya erosi dan longsor, serta
sebagai lahan cadangan pengembangan kawasan budi daya di masa
mendatang.
Kawasan Pantai Berhutan Bakau : Rencana kawasan perlindungan
mangrove bertujuan untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman
jenis vegetasi mangrove beserta ekosistemnya. Kawasan Perlindungan
Hutan Mangrove, dilakukan untuk melindungi habitat alami tumbuhan
mangrove karena menjadi tempat pemijahan dan pengasuhan (spawning
and nursery ground) bagi berbagai biota laut seperti udang, ikan dan kerang-
kerangan, di samping untuk melindungi pantai dari sedimentasi dan proses
akresi (pertambahan pantai), sebagai penyerap bahan pencemar, dan untuk
menjaga kestabilan produktivitas serta ketersediaan sumberdaya hayati
wilayah pesisir.
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya :Kawasan suaka alam
adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan
yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keragaman
jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.Kawasan cagar budaya
adalah kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia
yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas. Kriteria
kawasan cagar budaya Kota Bau-Bau adalah kawasan yang ditetapkan
sebagai hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
66
Gambar 2.4. Rencana Struktur Ruang 2010-2030
67
Gambar 3.6 Pola Ruang Kota Bau Bau
68
Gambar 3.7 Peta Stadia Kota Bau Bau
69
Gambar 3.8 Peta Struktur Ruang Kota Bau Bau
70