Sni Astm c123 2012 PDF
Sni Astm c123 2012 PDF
ICS 91.100.30
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
© BSN 2012
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini
baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
Telp. +6221-5747043
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
Daftar isi
i
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Metode uji partikel ringan dalam agregat adalah
revisi dari SNI 03-3416-1994, Metode pengujian partikel ringan dalam agregat. Standar ini
merupakan hasil adopsi identik dari ASTM C 123-03, Standard Test Method for Lightweight
Particles in Aggregate.
Pada SNI 03-3416-1994 tentang Metode pengujian partikel ringan dalam agregat, jenis
larutan yang lebih berat yang digunakan hanya satu jenis yaitu larutan seng klorida (ZnCl2)
dalam air, sedangkan pada revisi SNI 03-3416 bisa juga digunakan larutan seng bromida
(ZnBr2) dalam air dan campuran kerosin dengan 1,1,2,2 tetrabromoetana.
Standar ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui
Gugus Kerja Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman PSN Nomor 03.1: 2007 dan dibahas dalam
forum konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2009 di Bandung, oleh
Subpanitia Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait.
ii
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
Pendahuluan
Agregat yang mengandung terlalu banyak partikel ringan dapat mengakibatkan terbentuknya
pori kapiler dalam proses pemadatan campuran beton sehingga menyebabkan beton
menjadi keropos. Metode uji ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan bagi pelaksana,
teknisi laboratorium atau produsen dalam melakukan pengujian partikel ringan dalam
agregat sehingga kadar partikel ringan dalam agregat dapat diketahui.
Secara garis besar metode uji ini mencakup cara menentukan kadar partikel ringan di dalam
agregat dengan cara memisahkannya menggunakan larutan yang lebih berat sehingga
partikel ringan tersebut terapung.
Dalam proses uji ini harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karena bahan
yang digunakan merupakan bahan yang berbahaya dan beracun.
iii
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
1 Ruang lingkup
1.1 Metode uji ini meliputi cara menentukan persentase partikel ringan dalam agregat
dengan cara memisahkannya dalam suatu larutan yang lebih berat yang mempunyai berat
jenis yang sesuai.
1.2 Angka-angka dinyatakan dalam unit SI sebagai standar. Angka-angka dalam kurung
adalah sebagai tambahan informasi.
1.3 Standar ini mencakup bahan-bahan, cara operasional, atau peralatan yang berbahaya.
Standar ini tidak mencakup ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja, bila ada menjadi
tanggung jawab dari pengguna. Untuk pernyataan yang lebih spesifik mengenai resiko dapat
dilihat pada 6.1.4.
2 Acuan normatif
3.1 Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini mengacu kepada istilah yang ada
dalam ASTM C 125 (Lihat lampiran A).
1 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
4.1 Metode uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan ketentuan pada
spesifikasi ASTM C 33 yang berkaitan dengan jumlah partikel ringan dalam agregat kasar
dan agregat halus. Larutan yang lebih berat dengan massa jenis 2,0, digunakan untuk
memisahkan partikel-partikel yang diklasifikasikan sebagai batu bara atau batu bara muda.
Larutan yang lebih berat digunakan untuk memeriksa persentase partikel ringan lain seperti
chart dan serpihan (shell) yang mempunyai massa jenis kurang dari 2,40.
4.2 Metode uji ini berguna juga untuk mengetahui partikel agregat yang porous pada
kegiatan penelitian atau dalam analisis petrografik.
5 Peralatan
5.2 Wadah yang kapasitasnya sesuai untuk mengeringkan agregat dan wadah untuk
menempatkan larutan yang lebih berat selama proses pemisahan.
5.3 Kain/kawat penyaring ukuran 300 µm (No. 50) yang sesuai dengan spesifikasi pada
ASTM E 11 (SNI 03-6866), ukuran dan bentuknya harus sesuai untuk memisahkan partikel
terapung dari larutan yang lebih berat.
5.4 Hot plate atau Oven yang mampu mempertahankan temperatur konstan pada (110 ±
5) oC.
5.5 Saringan ukuran 300 µm (No. 50) dan 4,75 mm (No. 4) yang sesuai dengan spesifikasi
pada ASTM E 11 (SNI 03-6866).
5.6 Pengukur massa jenis: Hidrometer atau kombinasi dari gelas ukur dan timbangan yang
mampu untuk mengukur massa jenis dengan ketelitian ± 0,01 yang sesuai dengan ASTM
E100.
6 Larutan berat
6.1 Larutan berat harus mengandung salah satu dari tiga campuran berikut (lihat 6.1.4) :
6.1.1 Larutan seng klorida (ZnCl2) dalam air (untuk material yang mempunyai massa jenis
sampai dengan 2,0).
6.1.2 Campuran kerosin dengan 1,1,2,2 tetrabromoetana, menghasilkan massa jenis yang
diinginkan (1,1,2,2-tetrabromoetana mempunyai berat jenis sekitar 2,95). (lihat CATATAN 1).
6.1.3 Larutan seng bromida (ZnBr2) dalam air (untuk material yang mempunyai massa
jenis sampai dengan 2,4).
2 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
6.1.4 PERHATIAN: Bahan–bahan kimia yang disebutkan dalam 6.1.2 mengandung racun,
baik melalui penyerapan oleh kulit dan pernapasan. Bahan-bahan tersebut harus digunakan
hanya di dalam ruang terbuka, dan harus berhati-hati untuk menghindari bahan terhisap atau
kontak dengan kulit atau mata. Tidak ada bahaya khusus dari uap larutan seng klorida (lihat
6.1.1) atau larutan seng bromida (lihat 6.1.3), tetapi kaca mata pelindung dan sarung tangan
harus digunakan untuk mencegah kontak dengan kulit atau mata.
6.2 Massa jenis dari larutan yang lebih berat selama pengujian harus dipertahankan ±
0,01 dari nilai yang ditetapkan.
CATATAN 1 - 1,1,2,2-tetrabromoetana adalah bahan yang sangat berbahaya dan beracun untuk
digunakan dan ketika dipanaskan akan memancarkan uap beracun dari brom, hidrogen bromida dan
karbonil bromida. Bahan ini dalam penggunaannya harus ditangani oleh orang yang terampil dan
terlatih. Penyimpanannya harus di tempat yang aman.
7.1 Contoh uji diambil dari kumpulan agregat di lapangan sesuai dengan ASTM D 75 (SNI
03-6889) dan ASTM D 3665 (SNI 03-6868). Contoh uji dikurangi sampai ukurannya sesuai
ketentuan dalam ASTM C 702 (SNI 13-6717).
7.2 Sebelum pengujian contoh uji dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ±
5) °C dan disaring untuk menghilangkan material di bawah ukuran yang telah ditentukan
pada 8.1 dan 8.2. Ukuran minimum dari contoh uji adalah sebagai berikut:
Bila ukuran maksimum nominal agregat yang akan diuji tidak sesuai pada tabel di atas,
ukuran berikutnya yang lebih besar dapat digunakan untuk menentukan ukuran contoh uji.
8 Prosedur uji
Benda uji dari agregat halus yang telah dikeringkan, didinginkan sampai temperatur ruang
dan kemudian disaring dengan saringan ukuran 300 µm (No. 50) sampai butiran yang lolos
kurang dari satu persen selama 1 menit penyaringan menerus.
Massa dari butiran yang tertahan oleh saringan ukuran 300 µm (No. 50) ditentukan sampai
ketelitian 0,1 gram dan usahakan butiran ini dalam kondisi jenuh kering permukaan dengan
melakukan prosedur seperti yang ditetapkan dalam ASTM C 128/SNI 1970:2008 (lihat 8.1.1),
3 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
kemudian masukkan butiran tersebut ke larutan yang lebih berat (lihat 6.1.4) dalam suatu
wadah yang sesuai. Volume larutan sedikitnya tiga kali dari volume padat butiran.
Larutan termasuk partikel terapung dituangkan dalam wadah kedua melalui kain/kawat
penyaring, lakukan dengan hati-hati sehingga hanya partikel terapung yang dituangkan
bersama dengan larutan dan tidak ada agregat halus yang mengendap yang ikut dituangkan
pada kain/kawat penyaring. Larutan yang ada di wadah kedua dikembalikan ke wadah
pertama selanjutnya benda uji dikocok, ulangi proses penuangan sampai benda uji bersih
dari partikel terapung.
Partikel ringan yang terdapat pada kain/kawat penyaring dicuci dalam bahan pelarut yang
sesuai untuk memisahkannya dari larutan berat. Alkohol digunakan untuk mencuci 1,1,2,2
tetrabromoetana sedangkan air digunakan untuk mencuci seng klorida dan seng bromida.
Setelah partikel ringan dituangkan dan dibersihkan, biarkan sampai kering (lihat 8.1.2). Sisa
partikel ringan dibersihkan dari kain penyaring ke baki timbangan dan timbang massanya
sampai ketelitian 0,1 gram. Jika perhitungan yang lebih tepat diperlukan, partikel ringan
dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ± 5) oC untuk menentukan nilai W1
yang digunakan pada rumus 9.1 (lihat 8.1.3.).
8.1.1 Bila penyerapan yang ditentukan sesuai dengan metode pengujian pada ASTM C
128 (SNI 1970:2008) diketahui, agregat halus dapat dipersiapkan untuk pengujian dengan
menambahkan air yang diserap pada massa pasir kering yang tertentu, dicampur dengan
merata, dan pasir didiamkan dalam baki tertutup selama 30 menit sebelum digunakan.
8.1.2 Jika selain dari seng klorida atau seng bromida yang digunakan, proses pengeringan
harus berlangsung di ruang tebuka. Oven atau plat panas bisa digunakan untuk
mempercepat proses pengeringan yang dilaksanakan di ruang terbuka atau oven yang
dilengkapi ventilasi udara dan temperatur 115 °C tidak dilampaui.
8.1.3 Biasanya perbedaan antara massa kering oven dengan massa jenuh kering
permukaan dari partikel ringan tidak banyak mempengaruhi perhitungan persentase dari
partikel ringan.
Benda uji dari agregat kasar yang telah dikeringkan didinginkan sampai temperatur ruang
dan disaring dengan saringan ukuran 4,75 mm (No. 4).
Massa dari butiran yang tertahan oleh saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) ditentukan sampai
ketelitian 1 gram dan buatlah butiran ini kepada kondisi jenuh kering permukaan dengan
melakukan prosedur seperti yang ditetapkan dalam ASTM C 127 (SNI 1969:2008) kemudian
masukkan butiran tersebut ke larutan yang lebih berat dalam suatu wadah. Volume larutan
sedikitnya tiga kali dari volume padat butiran.
Partikel ringan dicuci dalam bahan pelarut yang sesuai untuk memisahkannya dari larutan
berat. Setelah larutan yang lebih berat dipindahkan, partikel ringan dibiarkan sampai kering
(lihat 8.1.2).
4 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
Massa partikel ringan ditentukan dengan ketelitian 1 gram. Jika perhitungan yang lebih tepat
diperlukan, partikel ringan dikeringkan sampai massa tetap pada temperatur (110 ± 5) °C
untuk menentukan nilai W1 yang digunakan dalam rumus 9.1 (lihat 8.1.3.).
9 Perhitungan
9.1 Rumus-rumus yang digunakan untuk menentukan persentase massa dari partikel
ringan (partikel yang mengapung di atas larutan yang lebih berat) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
L adalah persentase massa partikel ringan dari agregat;
W1 adalah massa partikel kering yang terapung, gram;
W2 adalah massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 300 µm ( No.50), gram;
W3 adalah massa agregat kering yang tertahan di atas saringan 4,75 mm ( No.4), gram.
10 Pelaporan
10.1.1 Identifikasi agregat seperti sumber, jenis, dan ukuran maksimum nominal.
10.1.3 Jenis dan massa jenis larutan yang lebih berat yang digunakan untuk pengujian.
11.1 Ketelitian
Tidak ada studi laboratorium yang telah dilakukan dengan menggunakan cara uji ini untuk
menentukan indeks ketelitian. Panitia masih mencari data yang berkaitan dari pengguna
cara uji ini.
11.2 Penyimpangan
Penyimpangan metode uji ini dapat diperkirakan dengan melakukan ketentuan berat jenis
dan penyerapan agregat secara terpisah untuk masing-masing partikel pada wadah yang
terpisah.
5 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
6 dari 10
12.1 Agregat, larutan berat, partikel ringan.
SNI ASTM C123:2012
12 Kata kunci
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
Lampiran A
(normatif)
Istilah dan definisi
A.1
agregat
material yang berbentuk butiran, seperti pasir, kerikil, batu pecah atau terak besi hasil
pembakaran suhu tinggi
A.1.1
agregat halus
agregat yang lolos saringan ukuran 4,75 mm (No. 4) dan dominan tertahan saringan ukuran
75 μm (No. 200)
A.1.2
agregat kasar
agregat yang tertahan di saringan ukuran 4,75 mm (No. 4)
A.2
benda uji
bagian dari contoh uji yang telah disiapkan dengan cara tertentu dan siap uji di laboratorium
A.3
contoh uji
material yang diambil dari satu kelompok material dengan cara tertentu sehingga mewakili
kelompok tersebut
A.4
larutan berat
larutan yang mempunyai massa jenis 2,0 sampai dengan 2,95
A.5
massa jenis
perbandingan massa benda dengan massa air suling yang sama besar volumenya dalam
temperatur yang tetap
A.6
partikel ringan
partikel yang mengapung di atas larutan yang lebih berat dan mempunyai massa jenis lebih
kecil dari larutan berat yang digunakan sesuai material yang diuji
7 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
Lampiran B
(informatif)
Daftar penyimpangan teknis dan penjelasannya
8 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
Lampiran C
(normatif)
Contoh formulir uji
3.PENENTUAN KADAR PARTIKEL RINGAN DARI AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR
BENDA UJI (%) I II
a) Untuk agregat halus :
W1
L= x100
W2
RATA - RATA
b) Untuk agregat kasar :
W1
L= x100
W3
RATA - RATA
CATATAN :
................, …...………………20...
Mengetahui,
Penyelia Teknisi Lab.
(________________________) (_________________________)
.
9 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
SNI ASTM C123:2012
Bibliografi
10 dari 10
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
© BSN 2012
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan “
© BSN 2012