Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS PLPWBG

PEMBUATAN PETA DASAR RDTR DARI DIGITASI


CITRA RESOLUSI TINGGI

Oleh:
M BINTANG ANUGERAH (15/4379924/TK/43189)

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
A. MATERI
Pembuatan peta RDTR skala 1 : 5000 dengan metode digitasi citra satelit resolusi tinggi.

B. TUJUAN
Mahasiswa dapat membuat peta RDTR sesuai ketentuan yang berlaku dalam pembuatan peta
RDTR dengan metode digitasi on screen dari citra satelit resolusi tinggi.

C. WAKTU DAN TEMPAT


 Waktu : Kamis, 16 November 2017 s.d Kamis, 30 November 2017
 Pukul 13.00 – 14..40 WIB.
 Tempat : Ruang kelas 3.3 Teknik Geodesi UGM

D. ALAT DAN BAHAN


 1 buah Komputer/Laptop yang telah diinstal software ArcGIS.
 1 buah Modul pembuatan peta dasar Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
 1 buah Citra orthorektifikasi

E. LANDASAN TEORI
RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah
kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.Sesuai
ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan
bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.

Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 14 ayat (1) sampai
dengan ayat (7) disebutkan bahwa;

1. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan:

a. rencana umum tata ruang; dan

b. rencana rinci tata ruang.

2. Rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a secara
berhierarki terdiri atas:

a. rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

b. rencana tata ruang wilayah provinsi; dan

c. rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota.
3. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional;

b. rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan

c. rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.

4. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disusun
sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang.

5. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf
b disusun apabila:

a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau

b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala
peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan.

6. Rencana detail tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dijadikan
dasar bagi penyusunan peraturan zonasi.

7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tingkat ketelitian peta rencana tata ruang diatur
dengan peraturan pemerintah.

Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara
terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan
peraturan zonasi kabupaten/kota.Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW
kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu
disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut
merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota. Kawasan
strategis kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila merupakan:

a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan


perkotaan;

b. Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam


pedoman ini.

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan
antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis
antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
kedudukannya adalah sebagai berikut :

Dalam Proses pengendalian penataan ruang, peraturan zonasi sangat berperan


penting. Dibandingkan dengan RDTRK, peraturan zonasi mengatur lebih rinci dan
lengkap ketentuan pemanfaatan ruang dengan tetap mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota yang ada. Perbedaan antara RDTRK dengan Peraturan zonasi
terletak pada peran dan fungsi keduanya dalam Sistem Penataan Ruang di Indonesia.
RDTRK merupakan salah satu jenjang rencana tata ruang kota dengan skala 1:5000,
sedangkan peraturan zonasi merupakan salah satu perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang yang berisi ketentuan-ketentuan teknis dan administratif
pemanfaatan ruang dan pengembangan tapak.

F. LANGKAH KERJA
1. Membuka software ArcMap

2. Memasukkan citra dengan mengklik Menu File > klik Add Data > klik Add Data.
> Pilih citra > Add

3. Membuat shapefile dengan membuka Menu ArcCatalog > mengklik kanan pada
folder penyimpanan > New - Shapefile.
4. Melakukan digitasi on screen, klik Editor, klik Start Editing.

5. Pada Create Features, klik Feature yang dibuat lalu memilih Construction Tool
yang digunakan.

6. Memulai digitasi on screen sesuai dengan modul pembuatan peta dasar Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR).

7. Melakukan Layouting peta digitasi dengan skala 1 : 500


G. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari kegiatan diatas dapat dibentuk peta Rencana Detil Tata Ruang yang di buat dari
hasil digitasi citra satelit resolusi tinggi. Peta tersebut sudah dapat digunakan karena sudah
dapat membedakan dengan jelas tiap tiap fiturnya secara detil sehingga akan mudah melakukan
penataan untuk kegiatan kegiatan perencanaan kedepannya.

H. KESIMPULAN
Peta RDTR dapat dibuat melalui metode Digitasi citra satelit resolusi tinggi dengan
cukup detil. Hal ini dapat dilakukan karena sudah dapat merepresentasikan kondisi di lapangan
sehingga akan dengan mudah dilakukan perencanaan.
I. DAFTAR PUSTAKA
- http://mediatataruang.com/rdtr-dan-peraturan-zonasi-kendali-pemanfaatan-ruang-
wilayah-kabkota/

Anda mungkin juga menyukai