Anda di halaman 1dari 2

Komplikasi Hipertiroid (Kravets, I. (2016). Hyperthyroidism: Diagnosis and Treatment.

American Family Physician, 93(5), pp. 363-370.)


 Oftalmopati Graves. disebabkan oleh penyakit Graves. Gejala yang bisa muncul
meliputi mata kering atau mengeluarkan air mata berlebihan, penglihatan kabur, mata
bengkak, dan sensitivitas berlebihan terhadap cahaya.
 Keguguran dan preeklampsia. Wanita hamil dengan riwayat penyakit Graves
atau yang menderita hipertiroidisme lebih berisiko mengalami komplikasi seperti
keguguran, preeklampsia dan eklampsia (kejang-kejang pada masa kehamilan),
kelahiran prematur, serta bayi dengan berat badan lahir rendah.
 Hipotiroidisme. Dampak dari pengobatan terhadap hipertiroidisme adalah
kelenjar tiroid menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroksin dan triiodotironin.
Sebagai akibatnya, terjadilah hipotiroidisme. Beberapa gejala hipotiroidisme adalah
kelelahan berlebihan, konstipasi, sensitif terhadap dingin, depresi, dan peningkatan
berat badan.
 Badai tiroid (thyroid storm). kondisi munculnya gejala yang parah dan tiba-tiba
akibat sistem metabolisme yang berjalan terlalu cepat. Terjadi ketika hipertiroidisme
tidak ditangani atau tidak terdiagnosis. Selain itu, terjadi karena beberapa hal,
misalnya infeksi, kehamilan, tidak mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, dan
kerusakan kelenjar tiroid akibat cedera pada leher dan ini membutuhkan penanganan
medis segera. Beberapa gejalanya meliputi nyeri dada, diare, demam, menggigil,
merasa ketakutan dan kebingungan, kuning pada kulit dan bola mata.
 Gangguan jantung, seperti detak jantung cepat, kelainan irama jantung, dan
gagal jantung.
 Osteoporosis atau tulang rapuh. Kekuatan tulang bergantung kepada jumlah
kalsium dan mineral lain di dalamnya. Tubuh akan kesulitan memasukkan kalsium ke
dalam tulang ketika terganggu dengan banyaknya hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid.

Komplikasi Hipotiroid (Orlander, P. Medscape (2018). Hypothyroidism.)

 Miksedema. Hilangnya fungsi otak karena komplikasi dari hipotiroidisme jangka


panjang yang tidak terdiagnosis dan dapat membahayakan jiwa penderita. Gejala
miksedema antara lain adalah tidak tahan suhu dingin, pusing berat, kelelahan berat,
kehilangan kesadaran, atau bahkan koma (myxedema coma). Koma akibat miksedema
dapat disebabkan oleh obat sedatif, infeksi, dan cekaman pada tubuh.
 Kelainan pada bayi. Bayi yang dikandung serta dilahirkan oleh wanita yang
mengalami hipotiroidisme akan sangat rentan terkena kelainan sejak lahir. Selain itu,
bayi yang dilahirkan oleh wanita penderita hipotiroidisme dapat mengalami
keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental.
 Kemandulan. Hipotiroidisme dapat mengganggu proses ovulasi pada wanita
yang menyebabkan kemandulan.
 Gangguan pada jantung. Hipotiroidisme dapat menyebabkan penyakit jantung
dikarenakan penumpukan lemak jahat atau LDL (low density lipoprotein) pada darah
penderita hipotiroidisme. LDL akan menyebabkan peningkatan kolesterol dalam
darah dan mengganggu kemampuan jantung memompa darah. Kondisi ini dapat
menyebabkan terjadinya pembesaran jantung, bahkan gagal jantung. Kasus
hipotiroidisme ringan juga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi kolesterol
dalam darah.
 Gangguan mental. Hipotiroidisme dapat menyebabkan perlambatan fungsi
mental seseorang, salah satunya adalah depresi. Depresi akibat hipotiroidisme dapat
bertambah parah dari waktu ke waktu jika tidak ditangani dengan baik.
 Gangguan saraf tepi. Hipotiroidisme jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan saraf tepi yang berfungsi untuk membawa impuls saraf dari saraf pusat ke
berbagai organ tubuh. Kerusakan saraf tepi dapat ditandai dengan nyeri, kaku, dan
kesemutan pada tangan atau kaki. Selain itu, hipotiroidisime juga dapat menyebabkan
otot menjadi lemah dan tidak terkontrol.

Diagnosis Hipotiroid

 Tes darah untuk mengukur kadar T4 dan TSH dalam darah. Kadar T4 yang
sangat rendah dalam darah dapat menunjukkan adanya kondisi hipotiroidisme pada
diri seseorang. Pada beberapa kasus, kadar T4 dalam darah seseorang masih dalam
angka normal, akan tetapi terjadi peningkatan TSH. Kondisi tersebut dinamakan
hipotiroidisme ringan atau hipotiroidisme subklinikal. Angka normal TSH adalah 0,4-
4,2 mIU/L. Sedangkan pada penderita hipotiroidisme subklinikal, angka TSH dalam
darah biasanya berkisar antara 4,5-10,0 mIU/L.
 Biopsi jarum tipis. Biopsi jarum tipis untuk memeriksa kelenjar tiroid dapat
membantu diagnosis hipotiroidisme. Target pelaksanaan biopsi tiroid adalah untuk
mengetahui keberadaan nodul pada tiroid yang menjadi tanda klinis hipotiroidisme,
eutiroidisme, dan hipertiroidisme. Nodul pada tiroid seringkali ditemukan pada
pemeriksaan menggunakan CT scan, MRI, dan foto Rontgen dada. Biopsi dapat
dibantu dengan menggunakan ultrasonografi.

Anda mungkin juga menyukai