Anda di halaman 1dari 15

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 30-43

FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUGAMPING


FORMASI PARIGI DI DAERAH PANGKALAN, KARAWANG, JAWA
BARAT
Yogi Fernando1), Ildrem Syafri1), Moh. Ali Jambak2)
1)Fakultas Tenik Geologi, Universitas Padjadjaran
2) Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

ABSTRACT
Facies and depositional environments were studied to determine the growth of the carbonate rocks of
Parigi Formation in Pangkalan District, Karawang, West Java. The study was conducted at nine outcrops
to identify the characteristics of the macroscopic observations. Some thin section of limestone sample
was taken at each location of the observations used to make microscopic analysis. Macroscopic and
microscopic analysis of twenty one rock sample classified into six facies, namely: coral bafflestone
facies, coral bindstone facies, algae - foraminifera packstone facies, foraminifera packstone facies,
interbedded wackestone – grainstone facies, and mudstone facies. A composite log created on the
outcrops around G.Guha to determine the stratigraphic of Parigi Formation in Pangkalan District. Facies
succession in the composite log grouping facies into several depositional facies associations, namely:
fore reef facies, offreef slope facies, reef front facies, and reef flat facies. Depositional environments are
fore reef and core reef.
Keywords: Parigi Formation, limestone, facies, depositional environment, reef

ABSTRAK
Fasies dan lingkungan pengendapan dipelajari untuk mengetahui pertumbuhan batuan karbonat pada batugamping
Formasi Parigi di daerah Pangkalan, Karawang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada sembilan singkapan untuk
mengidentifikasi karakteristik makroskopis. Sejumlah sayatan tipis perconto batugamping telah diambil pada setiap
lokasi pengamatan digunakan untuk dibuat analisis mikroskopis. Analisis makroskopis dan mikroskopis duapuluh satu
perconto batuan diklasifikasikan kedalam enam fasies batugamping, yaitu : fasies koral bafflestone, fasies koral
bindstone, fasies alga – foraminifera packstone, fasies foraminifera packstone, fasies perselingan wackestone-
grainstone, dan fasies mudstone. Sebuah composite log dibuat pada singkapan – singkapan di sekitar G.Guha untuk
mengetahui stratigrafi formasi parigi pada daerah Pangkalan. Suksesi fasies pada composite log mengelompokkan
fasies kedalam beberapa asosiasi fasies pengendapan, yaitu : fasies sayap depan terumbu, fasies lereng terumbu,
fasies terumbu depan, dan fasies dataran terumbu. Lingkungan pengendapan berupa sayap depan terumbu perairan
dangkal dan terumbu inti.
Kata kunci: Formasi Parigi, batugamping, fasies, lingkungan pengendapan, terumbu.

PENDAHULUAN kan di daerah Rengasdengklok, La-


pangan Cicauh, Pasirjadi, Gantar dan
Batuan karbonat adalah batuan
Tugu, sedangkan singkapan Formasi
sedimen yang terdiri dari garam kar-
Parigi yang berada di permukaan cu-
bonat, dalam prakteknya adalah ba-
kup luas tersebar di beberapa daerah
tugamping dan dolomit. Batuan kar-
antara lain Leuwiliang di sebelah barat
bonat merupakan salah satu batuan
Bogor, Klapanunggal di Cibinong,
yang dapat berfungsi sebagai reser-
Komplek Gunung Kromong di Cirebon
voir hidrokarbon yang melingkupi
dan Pangkalan di selatan Karawang.
lebih dari sepertiga cadangan hidro-
Secara teori, tidak semua bagian
karbon dunia. Reservoir penghasil
karbonat yang tumbuh dapat menjadi
minyak di Indonesia sebagian besar
perangkap hidrokarbon yang baik se-
berasal dari batuan karbonat, seba-
hingga rekonstruksi dan reposisi per-
gai contoh batuan karbonat Formasi
tumbuhan karbonat menjadi penting.
Baturaja dan Formasi Parigi di Ce-
Namun, rekontruksi sistem pemben-
kungan Jawa Barat Utara, baik di le-
tukan karbonat dan penentuan fasies
pas pantai maupun di daratan.
bawah permukaan berdasarkan core
Formasi Parigi penghasil gas yang
dan cutting pemboran sangatlah terb-
berada di bawah permukaan ditemu-
atas, sehingga diperlukan model re-

29
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 30-43

kontruksi sistem pembentukan kar- batuan karbonat Formasi Parigi. Pene-


bonat berdasarkan data permukaan litian lapangan berupa identifikasi
sebagai acuan untuk membantu da- singkapan yang meliputi, Pengukuran
lam interpretasi model sedimentasi- dimensi singkapan dan arah jurus
nya (Praptisih dkk., 2012). perlapisan, deskripsi makroskopis (je-
Penelusuran melalui peta Geologi nis litologi, struktur sedimen, sifat
Lembar Karawang, Jawa (Achdan dan kandungan fosil dan kontak antar
Sudana, 1992) diketahui bahwa dae- batuan), pengambilan contoh batuan
rah Karawang bagian selatan terdapat dan foto.
sebuah daerah perbukitan kapur yang Penamaan fasies pada penelitian
termasuk dalam Formasi Parigi ini didasarkan pada kandungan biota
(Tmp), yang terdiri dari batugamping dan tekstur batugamping oleh
klastik dan batugamping terumbu. Dunham (1962) dan Embry & Klovan
Formasi ini melintang dengan arah (1971). Penentuan lingkungan peng-
barat-timur dengan panjang sekitar endapan dilakukan berdasarkan
20 Km. Bagian ujung timur perbukitan model James (1979 dan 1983).
ini berada di tepi Sungai Citarum dan
ujung bagian barat berada di tepi Kali GEOLOGI UMUM
Cibeet, anak sungai Citarum.
Peta Geologi Lembar Karawang
Studi batuan karbonat di daerah
oleh Achdan dan Sudana (1992)
Pangkalan masih sangat terbatas, ter-
(Gambar 1) menerangkan bahwa
utama mengenai karakter detil litologi
Formasi Jatiluhur merupakan batuan
maupun sistem pertumbuhan dari ba-
tertua penyusun daerah Pangkalan.
tuan karbonat terkait hubungannya
Formasi ini tersusun atas batulem-
dengan potensi sebagai reservoir
pung gampingan bersisipan batu-
hidrokarbon. Oleh karena itu pemeta-
gamping pasiran. Formasi ini teren-
an geologi dan studi fasies karbonat
dapkan saat Miosen Tengah (zona N9-
Formasi Parigi, daerah Pangkalan, Ka-
N13) lingkungan pengendapan
bupaten Karawang, Provinsi Jawa Ba-
sublitoral luar–batial. Formasi ini
rat perlu dilakukan untuk menjadi
menjemari dengan Formasi Parigi.
acuan dan perbandingan dalam eks-
Formasi Parigi tersusun atas batu-
plorasi hidrokarbon Cekungan Jawa
gamping klastika dan batugamping
Barat Utara.
terumbu. Batugamping klastika be-
rupa kalkarenit dan kalsirudit, seba-
METODOLOGI gian lempungan. Batugamping terum-
bu, masif dan padu, mengandung fosil
Pengamatan singkapan yang me-
foraminifera besar dan fragmen bra-
liputi karakter megaskopis (jenis lito-
chiopoda. Batugamping terumbu ter-
logi, struktur sedimen, sifat kandung-
utama terdapat di Gua Walet dekat
an fosil dan kontak antar batuan)
Pangkalan dan sedikit di sebelah utara
yang menjadi dasar penentuan fasies.
Pr. Kulambu. Makin jauh dari Gua
Pengambilan contoh batuan berukur-
Walet batugamping ini makin frag-
an 20x10 cm dilakukan untuk analisis
mental dan menunjukkan perlapisan
petrografi dan paleontologi. Kemudian
serta berubah menjadi lapisan kalka-
didukung data visual, data terukur
renit yang berselingan dengan lem-
maupun analisis laboratorium serta
pung gampingan.
composite log menghasilkan sistem
Formasi ini berumur Miosen Te-
pertumbuhan batuan karbonat di dae-
ngah (Tf bawah-Tf atas). Lingkungan
rah penelitian.
pengendapannya litoral – neritik. Ke-
Penelitian diawali dengan pem-
tebalan diduga mencapai 50 m. For-
buatan peta dasar (peta topografi dari
masi ini ditindih secara menjemari
daerah yang akan dipetakan , skala 1
oleh Formasi Subang yang tersusun
: 25.000), penelusuran pustaka yang
atas batulempung, batupasir dan ba-
berkaitan dengan geologi regional dan

31
Fasies dan lingkungan pengendapan batugamping Formasi Parigi di daerah Pangkalan, Karawang, Jawa Barat
(Yogi Fernando, Ildrem Syafri, Moh. Ali Jambak)

tugamping pasiran yang berumur Mio- hasilkan tekstur dominan mudstone –


sen Atas. wackestone, terkadang packstone
Struktur geologi yang dijumpai (Gambar 3). Batugamping pada fasi-
berupa lipatan dan sesar. Struktur li- es ini berwarna lapuk krem – abu ke-
patan terutama terdapat pada batu- hitaman, warna segar putih keku-
an berumur Miosen Tengah – Miosen ningan – kecoklatan, agak keras –
Akhir, yaitu Formasi Jatiluhur, For- sangat keras, berlapis, setempat
masi Parigi dan Formasi Subang. Li- memperlihatkan struktur sedimen
patan ini membentuk struktur an- biostusbasi, kemas terbuka, terdapat
tiklin dan sinklin yang sumbunya ber- porositas rongga dan mineral kalsit
arah tenggara-baratlaut. Kemiringan pada beberapa tempat. Fasies ini
lapisan rata-rata 30o ada juga yang dijumpai pada lokasi singkapan GPI 1,
80o. Sudut kemiringan lapisan sema- GPI 4, GPI 6, dan JAP 3.
kin kecil ke arah utara. Fasies ini secara mikroskopis didomi-
Sesar yang ada berupa sesar na- nasi oleh semen atau sparit, presser-
ik, sesar normal dan sesar mendatar. vasi bioklas baik, ukuran butir se-
Sesar naik searah dengan sumbu li- dang – kasar, sortasi butir sedang
patan dan bagian yang naik ke arah serta hadir intragranular porosity
utara. Sesar normal umumnya ber- (Gambar 4B). Fasies ini memiliki
arah utara-selatan dan sesar men- kandungan fosil berupa koral (Gam-
datar umumnya berarah timurlaut- bar 4A & B) , alga, dan foraminifera
baratdaya dan baratlaut - tenggara, plangtonik. Dengan ciri karakteristik
memotong sumbu-sumbu lipatan dan tersebut, maka dapat dikatakan bah-
sesar naik. wa fasies koral bafflestone diendap-
kan pada kondisi air yang agak ber-
HASIL PENELITIAN gelombang dan dangkal.
Singkapan batugamping yang di-
Fasies Koral Bindstone
dapati di daerah penelitian yang ter-
masuk ke dalam Kecamatan Pangkal- Fasies ini dicirikan oleh kehadir-
an, Kabupaten Karawang, Provinsi Ja- an koral yang terikat oleh kerak –
wa Barat umumnya melampar dengan kerak lapisan gamping (encrusting)
arah barat – timur (Gambar 2). Pe- oleh alga (Gambar 5). Pemerian ba-
nentuan fasies batugamping berda- tugamping pada fasies ini, batu-
sarkan karakteristik tekstur (Dunham, gamping berwarna lapuk kuning ke-
1962 ; Embry dan Klovan, 1971) dan coklatan - abu kehitaman, warna se-
kerangka penyusunnya dari 9 stasiun gar abu terang - coklat, agak keras –
pengamatan dengan perconto batuan keras, berlapis, memperlihatkan
sebanyak 21 buah menghasilkan 6 struktur sedimen paralel laminasi,
fasies batugamping, yaitu : (1) fasies kemas terbuka. Fasies dijumpai pada
koral bafflestone, (2) fasies koral lokasi singkapan GPI 3 dan JAP 2.
bindstone, (3) fasies alga – forami- Di bawah sayatan tipis, fasies ini
nifera packstone, (4) fasies foramina- didominasi oleh kehadiran sparit atau
fera packstone, (5) fasies perselingan semen, preservasi bioklas buruk-baik,
wackestone – grainstone dan (6) ukuran butir sedang-kasar, sortasi
fasies mudstone. butir buruk (Gambar 6). Fasies ini
memiliki kandungan fosil berupa
Fasies Koral Bafflestone koral, alga merah, foraminifera besar
seperti amphistegina, neorotalia, he-
Fasies ini ini dibentuk oleh koral
terostegina dan foraminifera bentonik
bercabang yang tumbuh mengikat
kecil. Fasies koral bindstone diendap-
lumpur karbonat menghasilkan teks-
kan pada kondisi air bergelombang &
tur bafflestone, sementara kehadiran
dangkal.
alga dan foraminifera mengambang
dalam lumpur karbonat yang meng-

32
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 30-43

Fasies Alga – Foraminifera Packstone nik kecil. Dengan ciri karakteristik


tersebut, maka dapat dikatakan bah-
Di bawah sayatan tipis, kan-
wa fasies foraminifera packstone die-
dungan lumpur karbonat dan sparit
ndapkan pada kondisi air yang agak
pada fasies ini cukup berimbang,
bergelombang dan dangkal
preservasi bioklas baik – buruk, ukur-
an butir halus – sedang, sortasi butir
Fasies Perselingan Wackestone –
sedang (Gambar 7). Fasies ini
Grainstone
tersusun atas alga dan foraminifera
yang dominan, namun masih terda- Fasies ini dicirikan oleh perse-
pat kehadiran lumpur karbonat. Ba- lingan batugamping tekstur wacke-
tugamping berwarna lapuk abu te- stone dengan sisipan tipis grain-
rang – abu gelap, warna segar coklat stone. Tekstur wackestone dicirikan
terang kekuningan - coklat, keras – oleh lumpur karbonat yang berlim-
sangat keras, berlapis, kemas terbu- pah, dengan kehadiran biota lebih
ka, terdapat mineral dolomit pada be- dari 10%. Sedangkan grainstone di
berapa tempat (Gambar8). Fasies ini dominasi oleh butiran skeletal ber-
dijumpai pada lokasi singkapan GPI 1 ukuran kerikil dengan ketebalan la-
dan GPI 4. pisan 10-30cm. batugamping pada
Fasies ini memiliki kandungan fasies ini batugamping berwarna
fosil berupa alga merah, koral, fora- lapuk abu kehitaman – abu terang,
minifera besar seperti amphistegina, warna segar putih coklat terang
neorotalia, dan alanlordia serta fora- kekuningan, agak keras-keras, ber-
minifera bentonik kecil. Dengan ciri lapis, terkadang masif, kemas terbu-
karakteristik tersebut, maka dapat ka, terdapat mineral kalsit (Gambar
dikatakan bahwa fasies alga fora- 11). Fasies ini dijumpai pada lokasi
minifera packstone diendapkan pada singkapan GPI 5 dan JAP 2
kondisi air yang agak bergelombang Di bawah sayatan tipis kehadiran
dan dangkal. lumpur karbonat dan semen pada
tekstur wackestone cukup berimbang,
Fasies Foraminifera Packstone
preservasi bioklas sedang - buruk,
Fasies ini dicirikan oleh kehadir- ukuran butir halus – kasar, sortasi
an foraminifera yang dominan, na- butir buruk – baik (Gambar 12).
mun masih terdapat kehadiran lum- Fasies ini memiliki kandungan fosil
pur karbonat (Gambar 9). Pemerian berupa koral operculina, lepido-
umum batugamping pada fasies ini, cyclina, neorotalia, amphistegina,
batugamping berwarna lapuk coklat - dan heterostegina. Dengan ciri ka-
abu kecoklatan, warna segar coklat rakteristik tersebut, maka dapat
terang - coklat, agak keras, berlapis, dikatakan bahwa fasies perselingan
terdapat struktur sedimen paralel la- wackestone - grainstone diendapkan
minasi, kemas tertutup, terdapat pada kondisi air yang agak berge-
mineral dolomit pada beberapa tem- lombang dan dangkal.
pat. Fasies ini dijumpai pada lokasi
Fasies Mudstone
singkapan GPI 4, GPI 6, dan JAP 1.
Di bawah sayatan tipis, lumpur Fasies mudstone tersusun atas
karbonat dan sparit berimbang, pre- lumpur karbonat yang berlimpah,
servasi bioklas sedang - buruk, ukur- dengan kehadiran biota kurang dari
an butir halus – kasar, sortasi butir 10% (Gambar 13). Fasies ini dijum-
sedang – baik (Gambar 10). Fasies ini pai pada lokasi singkapan GPI 2 dan
mengandung fosil berupa dominasi GPI 5. Di bawah sayatan tipis, fasies
foraminifera besar (lepidocyclina, ini didominasi oleh lumpur karbonat,
amphistegina, cycloclypeus, neorota- preservasi bioklas sedang-baik, ukur-
lia, heterostegina) dan kehadiran an butir sangat halus–halus, sortasi
koral, alga, dan foraminifera bento- butir sedang-baik (Gambar 14). Fsies

33
Fasies dan lingkungan pengendapan batugamping Formasi Parigi di daerah Pangkalan, Karawang, Jawa Barat
(Yogi Fernando, Ildrem Syafri, Moh. Ali Jambak)

ini memiliki kandungan fosil berupa berada di G. Guha (Gambar 16).


koral, alga merah dan alanlordia. Lokasi singkap- an yang termasuk
Dengan ciri karakteristik tersebut, pada daerah ini adalah GPI 1, GPI 2,
maka dapat dikatakan bahwa fasies GPI 3, GPI 5, dan GPI 6.
mudstone diendapkan pada kondisi air
yang tenang dan dangkal. Asosiasi Fasies
Analisis Paleontologi Asosiasi fasies dapat mencermin-
Penentuan umur batuan didasar- kan suatu kondisi dan mekanisme
kan pada keterdapatan foraminifera pengendapan tertentu sehingga da-
besar (Adams, 1970) dan foramini- pat menunjukkan (Collinson, 1969
fera plangtonik (Bolli, 1986). Dari se- dalam Walker,1992 dalam Putrisunan
luruh sayatan tipis contoh batuan (2012). Keragaman fasies pada da-
Formasi Parigi didapatkan foraminife- erah penelitian dapat disederha-nakan
ra besar sebagai berikut : menjadi empat asosiasi fasies
pengendapan yang didapat dari com-
Alanlordia Amphistegina posite log lintasan A-A’(Gambar 16
Cycloclypeus Heterostegina dan Lampiran 2), yakni:
Lepidocyclina Neorotalia 1. Fasies Sayap Depan Terumbu
Operculina 2. Facies Lereng Terumbu
Dari data foraminifera besar di atas 3. Fasies Dataran Terumbu
menunjukkan bahwa Umur Formasi 4. Fasies Terumbu Depan
Parigi adalah pada interval Tf bawah – Fasies Sayap Depan Terumbu
Tf atas. Hasil analisis foraminifera Asosiasi fasies ini dicirikan de-
plangtonik menunjukkan bahwa umur ngan kehadiran fasies mudstone yang
Formasi Parigi berada pada zona N12 – tebal. Fasies ini pada daerah peneliti-
N19. Sehingga dapat disimpulkan an dicirikan dengan kelimpahan kan-
bahwa Formasi Parigi di Daerah dungan lumpur karbonat sebagai ba-
Pangkalan berumur Miosen Tengah – han utama pembentuk fasies mud-
Miosen Akhir. stone. Kelimpahan lumpur karbonat
PEMBAHASAN menunjukkan bahwa pengendapan
terjadi pada kondisi air yang tenang
Hasil pemetaan yang dilakukan dimana kondisi ini dapat ditemukan
menunjukkan bahwa Formasi Parigi pada daerah sayap belakang maupun
yang melampar dari barat ke timur sayap depan terumbu. Namun keha-
memperlihatkan kondisi singkapan diran biota berupa koral dan alga
yang berbeda. Perbedaan kondisi ini yang sangat jarang menunjukkan
berupa pola perlapisan batuan yang bahwa lingkungan pengendapan ter-
cenderung tebal dibagian barat dan bentuk pada daerah sayap depan te-
perlapisan yang tipis dibagian timur rumbu perairan dangkal. Pada daerah
(Gambar 15). Hal tersebut diinter- penelitian, lingkungan pengendapan
petasikan bahwa di sebelah barat platform fore reef terdapat pada ba-
merupakan kompleks terumbu (reef gian paling bawah dan di tengah dari
complex) dengan morfologi yang composite log
membentuk perbukitan soliter, sed-
angkan dibagian timur diinterpretas- Fasies Lereng Terumbu
ikan sebagai reef flank. Sehingga ba- Asosiasi fasies ini terdiri dari pe-
gian barat menjadi fokus penelitian ngulangan fasies perselingan wacke-
untuk mengetahui sistem partum- stone - grainstone. Fasies ini memili-
buhan terumbu. Sistem pertumbuhan ki karakteristik batuan yang terkena
batuan kar-bonat dapat direkonstruksi pengaruh kondisi air yang agak ber-
dengan menggunakan penampang gelombang dimana kehadiran mikrit
stratigrafi terukur gabungan dan sparit berimbang. Kenampakan
(composite log) dari singkapan yang

34
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 30-43

perlapisan yang menipis ke atas KESIMPULAN


(thinning upward) membuat fasies ini
Formasi Parigi di Daerah Pangkal-
diinterpretasikan diendapkan pada
an, Karawang Jawa Barat memiliki a-
daerah lereng terumbu yang meru-
rah pelamparan barat–timur. Bagian
pakan bagian dari lingkungan sayap
barat merupakan kompleks terumbu
depan terumbu perairan dangkal.
(reef complex) sedangkan bagian ti-
Fasies Dataran Terumbu mur merupakan sayap terumbu (reef
flank). Dari sembilan lokasi penelitian
Asosiasi fasies ini terdiri dari fa-
dijumpai enam fasies batugamping :
sies koral bindstone yang cukup te-
(1) fasies koral bafflestone, (2) fasies
bal. Karateristik bindstone dapat di-
koral bindstone, (3) fasies alga fora-
jumpai pada kondisi air bergelom-
minifera packstone, (4) fasies forami-
bang yang dapat dijumpai pada
nifera packstone, (5) fasies perse-
dataran terumbu – terumbu depan.
lingan wackestone – grainstone dan
Kenampakan perlapisan coral bind-
(6) fasies mudstone.
stone yang tebal, diinterpretasikan
Fasies tersebut dapat dikelom-
terbentuk pada lingkungan dataran
pokkan menjadi empat asosiasi fasi-
terumbu inti
es pengendapan: (1) fasies sayap de-
Facies Terumbu Depan pan terumbu, (2) fasies lereng terum-
bu, (3) fasies dataran terumbu dan
Asosiasi fasies ini terdiri atas fa-
fasies terumbu depan. Lingkungan pe-
sies koral bindstone, koral baffle-
ngendapan pada awalnya berupa sa-
stone, alga – foraminifera packstone,
yap depan terumbu perairan dangkal
dan foraminifera packstone. Tekstur
yang kemudian berubah menjadi lin-
bindstone, bafflestone dan packstone
kungan terumbu inti.
dapat hadir bersamaan pada ling-
Berdasarkan lingkungan pengen-
kungan air yang agak bergelombang
dapan tersebut Formasi Parigi daerah
yang dapat dijumpai pada inti terum-
Pangkalan secara regional diendapan
bu depan yang merupakan bagian da-
pada platform landasan benua (shelf),
ri terumbu inti. Pada daerah peneliti-
yang secara lebih detil ter- masuk
an, fasies terumbu depan terdapat
pada variasi fringing reef pa-da zona
pada bagian tengah dan paling atas
reef–wall & reef–slope talus.
dari composite log.
Berdasarkan analisis foraminifera
Model Lingkungan Pengendapan besar dan foraminifera plangtonik,
Formasi Parigi di Daerah Pangkalan
Berdasarkan asosiasi fasiesnya,
berumur Miosen Tengah – Miosen
maka lingkungan pengendapan batu-
Akhir.
gamping Formasi Parigi dapat dibagi
menjadi dua bagian lingkungan komp-
leks terumbu, yaitu bermula dari ling-
kungan pengendapan sayap depan te-
rumbu perairan dangkal yang kemudi-
an berubah menjadi lingkungan te-
rumbu inti.
Dengan lingkungan pengendapan
tersebut, maka batugamping di darah
penelitian dapat diperkirakan terbetuk
pada platform landasan benua (shelf),
secara lebih detail termasuk ke dalam
variasi model lingkungan fringing reef
(Gambar 17).

35
Fasies dan lingkungan pengendapan batugamping Formasi Parigi di daerah Pangkalan, Karawang, Jawa Barat
(Yogi Fernando, Ildrem Syafri, Moh. Ali Jambak)

DAFTAR PUSTAKA leum Geologist. Tulsa, Oklaho-


ma, USA.
Achdan dan Sudana. 1992. Peta Geo- Embry, A.F. dan Klovan, J.E., 1971. A
logi Lembar Karawang, Jawa. Late Devonian Reef Tract on
Skala 1:100.000. Pusat Peneliti- North- Eastern Banks Island,
an dan Pengembangan Geologi North West Territory. Bulletin of
(P3G), Bandung. Canadian Petroleum Geology, 19,
Adams, C.G., 1970, A Re- h. 730-781.
consideration of the East Indian James, N.P., 1983, Reef environment
Letter classification of The in Scholle, Peter A, Don G. Bebout
Tertiary, Bulletin of The British and Clyde H. Moore (Editors),
Museum (Natural History) Geo- Carbonate depositional environ-
logy Vol. 19 No. 3 pp. 85- 137. ments: Memoir 33, AAPG, Tulsa,
Bolli, W.H., Saunders, J.B. Perc- Oklahoma USA, p.345- 350.
Nielsen, K. 1986. Planktonik Stra- Praptisih., dkk. 2012. Fasies dan
tigraphy. Cambridge University Lingkungan Pengendapan Batuan
Dunham, Robert J.. 1962. Classificat- Karbonat Formasi Parigi di Dae-
ion of Carbonate Rocks Accord-ing rah Palimanan, Cirebon. Riset
to Depositional Texture. The Geologi dan Pertambangan Vol.
American Association of Petro- 22 No.1 (2012), 33-43.

Gambar 1. Lokasi dan tatanan stratigrafi daerah penelitian dalam Peta Geologi
Lembar Karawang (Achdan dan Sudana, 1992)

36
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 30-43

Gambar 2. Peta lokasi singkapan skala 1 : 50.000 (sebagian Peta Geologi


Lembar Karawang (Achdan dan Sudana, 1992) terlihat pola
perlapisan batugamping menyebar dengan arah barat - timur

Gambar 3.
Singkapan fasies koral bafflestone pada lokasi singkapan JAP 3, tersusun atas
koral bercabang yang menjadi baffle dan lumpur karbonat yang berlimpah
membentuk matriks mudstone

37
Fasies dan lingkungan pengendapan batugamping Formasi Parigi di daerah Pangkalan, Karawang, Jawa Barat
(Yogi Fernando, Ildrem Syafri, Moh. Ali Jambak)

A S B

K
M Ia
S

0 1mm 0 1mm

Gambar 4A.
Sayatan tipis pada sampel JAP 3, terlihat dominasi semen (S) dan kehadiran koral
(K) dengan preservasi yang baik, lumpur karbonat (M) mengisi septa pada koral

Gambar 4B.
Sayatan tipis pada sampel GPI 4A, terlihat semen (S) mengisi septa pada koral
(K), preservasi koral yang baik, serta hadirnya intragranular porosity (Ia)

Gambar 5.
Singkapan fasies koral bindstone pada lokasi singkapan GPI 3, tersusun atas
koral yang terikat kerak – kerak lapisan gamping (encrusting) oleh alga

38
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 30-43

M
M

Ne

S Fr
S
Ra

0 1mm 0 1mm

Gambar 6. Gambar 7.

Sayatan tipis fasies koral Sayatan tipis fasies alga –


bindstone pada sampel GPI 3A, foraminifera packstone pada
terlihat dominasi semen (S) yang sampel GPI 1B, terlihat dominasi
telah menggantikan koral dan lumpur karbonat (M), kehadiran
kehadiran alga merah (Ra) Neorotalia (Ne) dengan
dengan preservasi yang buruk preservasi yang baik, fragmen
fosil (F) yang berlimpah, serta
kehadiran fracture porosity (Fr)

Gambar 8.
Singkapan fasies alga –
foraminifera packstone pada
lokasi singkapan GPI 1

Gambar 9.
Singkapan fasies
foraminifera packstone
pada lokasi GPI 6.
39
Fasies dan lingkungan pengendapan batugamping Formasi Parigi di daerah Pangkalan, Karawang, Jawa Barat
(Yogi Fernando, Ildrem Syafri, Moh. Ali Jambak)

S F

F F
F S
Ia

0 1mm M 0 1mm

Gambar 10 Gambar 11
Sayatan tipis fasies foraminifera Sayatan tipis fasies interbedded
packstone pada sampel GPI 6B, wackestone - packstone pada
terlihat semen (S) mengisi ruang sampel GPI 5F, sayatan diambil
antar bioklas foraminifera (F) pada tekstur wackestone, terlihat
yang berlimpah, preservasi lumpur karbonat (M) dan semen
buruk, serta hadirnya (S) berimbang, preservasi buruk
intragranular porosity (Ia) sehingga biota tidak dapat
dideterminasi (F)

Gambar 12. Singkapan fasies Perselingan wackestone - grainstone lokasi GPI 5.

40
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 30-43

Gambar 13. Singkapan fasies mudstone pada lokasi singkapan GPI 2, tersusun
atas lumpur karbonat

0 1mm S

Gambar 14
Sayatan tipis fasies mudstone,
dengan dominasi lumpur karbonat
(M) dan fragmen fosil (F) yang tidak
dapat dideterminasi dengan
preservasi yang cukup baik

Gambar 15.
Perbandingan kenampakan singkapan di
bagian barat dan timur; Kenampak-an
singkapan reef complex yang di-cirikan
oleh batugamping terumbu (A);
Kenampakan singkapan reef flank dicirikan
dengan perlapisan yang tipis (B)

41
Fasies dan lingkungan pengendapan batugamping Formasi Parigi di daerah Pangkalan, Karawang, Jawa Barat
(Yogi Fernando, Ildrem Syafri, Moh. Ali Jambak)

Gambar 16
Penampang stratigrafi gabungan (composite log) dari singkapan di
sekitar daerah G.Guha, sebelah barat daerah penelitian

42
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 13, Nomor 1, April 2015: 30-43

Gambar 17.
Kedudukan batugamping Formasi Parigi dalam model platform
landasan benua (Shelf) serta zonasinya dalam variasi model fringing
43
reef (Hanson, 1950)

Anda mungkin juga menyukai