Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH DISKUSI KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF

DI RUANG TERATAI C

DISUSUN OLEH:

1. DELFI CHIKA HARUMDY (20181185)


2. DELLA FEBRIANTI (201811084)
3. FARHAH NABILA (201811092)
4. M.ANDI WIJAYA (201811108
5. RIZA MAULANA (20181159)

PROGRAM STUDI ILMU D3 KEPERAWATAN

STIKES WIJAYA HUSADA

BOGOR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta karunianya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan asuhan
keperawatan dalam bentuk makalah tanpa suatu halangan yang amat berarti hingga akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami juga ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen penanggung jawab praktek KDM II tingkat 1 di RSUD CIAWI BOGOR yang
telah memberikan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah diskusi
kelompok.

Demikian yang dapat kami sampaikan, apabila terdapat kata di dalam makalah ini yang
kurang berkenan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekali lagi kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya. Kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan laporan kami dimasa yang akan datang dan kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………....

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………


1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………….
1.3 Ruang Lingkup……………………………………………………………

BAB II TINJAUAN TEORITIS……………………………………………...

2.1 Konsep penyakit………………………………………………………….

2.1.1 Definisi……………………………………………………………..

2.1.2 Etiologi……………………………………………………………..

2.1.3 Klasifikasi…………………………………………………………..

2.1.4 Pathofisiologi……………………………………………………….

2.1.5 Manifestasi klinis…………………………………………………...

2.1.6 Data pemeriksaan penunjang……………………………………….

2.1.7 Penatalaksanaan…………………………………………………….

2.1.8 Komplikasi………………………………………………………….

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan………………………………………

2.2.1 Pengkajian…………………………………………………………..

2.2.2 Diagnosa Keperawatan……………………………………………...

2.2.3 Perencanaan/ Intervensi……………………………………………..

2.2.4 Pelaksanaan/ Implementasi………………………………………….

2.2.5 Evaluasi………………………………………………………………
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN………………………..

3.1 Pengkajian………………………………………………………………….

3.2 Diagnosa keperawatan……………………………………………………..

3.3 Perencanaan/ Intervensi……………………………………………………

3.4 Pelaksanaan/ Implementasi………………………………………………..

3.5 Evaluasi……………………………………………………………………

BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………

Kesimpulan…………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan tanda dan gejala demam, nyeri otot, nyeri sendi disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia, (Rohim, 2004).

Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk terkena infeksi virus
Dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis pernah mengalami letusan demam berdarah.
Kurang dari 500.000 kasus setiap tahun di rawat di RS dan ribuan orang meninggal (Mekadiana,
2007).

Pada bulan Januari, 2009, penderita DHF di Jawa Tengah sebanyak 1706 orang.
Sedangkan, kasus DHF yang terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah sampai pertengahan 2009
sebanyak 2767 orang 73 diantaranya meninggal (Lismiyati, 2009).

Sebagian pasien DHF yang tidak tertangani dapat mengalami Dengue Syok Sindrom
yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan pasien mengalami deficit volume cairan
akibat meningkatnya permeabilitas kapiler pembuluh darah sehingga darah menuju keluar
pembuluh. Sebagai akibatnya hampir 35% pasien DHF yang terlambat ditangani di RS
mengalami syok hipovolemik hingga meninggal.

Saat ini angka kejadian DHF di RS semakin meningkat, tidak hanya pada kasus anak,
tetapi pada remaja dan juga dewasa. Oleh karena itu diharapkan perawat memiliki keterampilan
dan pengetahuan yang cukup dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF.
Keterampilan yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi tanda-tanda
syok dan kecepatan dalam menangani pasien yang mengalami Dengue Syok Sindrom (DSS).
Maka penulis termotivasi untuk menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada NY.P dengan DHF”.
1.2 Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Perawat mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan DHF di RSUD
Ciawi, Bogor.

2. Tujuan Khusus

Penulis mengetahui dan mampu :

a. Melakukan pengkajian pada klien dengan DHF di RSUD Ciawi, Bogor.


b. Merumuskan dan menegakkan diagnose keperawatan pada klien dengan DHF di
RSUD Ciawi, Bogor.
c. Menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan DHF di RSUD Ciawi,
Bogor.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan DHF di RSUD Ciawi,
Bogor.
e. Melakukan evaluasi pada klien dengan DHF di RSUD Ciawi, Bogor.

3. Ruang Lingkup
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Konsep Penyakit

1. Pengertian

Demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam

genus flavi virus merupakam virus dengan diameter 30nm. Terdapat 4 serotipe

virus yaitu den 1, den 2, den 3, den 4 yang semua dapat menyebabkan DHF.

Ke-4 serotipe ditemukan di Indonesia dengan den 3 merupakan serotype

terbanyak (Sudoyo, 2006).

2. Etiologi

Penyebab Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) dinamakan virus

dengue tipe 1, tipe 2, tipe 3,tipe 4. Vektor dari DHF adalah Aedes aegypti,

aedes albopictus, aedes aobae, aedes cooki, aedes hakanssoni, aedes

polynesis, aedes pseudoscutellaris, aedes rotumae (Sumarmo, 2005).

Virus dengue termasuk Flavivirus secara serologi terdapat 4 tipe yaitu

tipe1, tipe 2, tipe 3, tipe 4. Dikenal 3 macam arbovirus Chikungunyam

Onyong-nyong dari genus Togavirus dan West Nile Fever dari genus

Flavivirus, yang mengakibatkan gejala demam dan ruam yang mirip DB

(Widagdo, 2011).

3.Klasifikasi

Menurut Suriadi (2010) derajat penyakit DHF diklasifikasikan menjadi 4 golongan, yaitu:

a. Derajat I : demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji

tourniquet positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi.

b. Derajat II : sama dengan derajat I, ditambah gejala peerdarahan spontan.


c. Derajat III : ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi

lemah dan cepat (> 120 x/mnt) tekanan nadi sempit (< 120 mmHg).

d. Derajat IV : nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur.

4.. Patofisiologi

Virus dengue masuk ke dalam tubuh kemudian akan beraksi dengan

antibody dan terbentukalah kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan

mengaktivasi system komplemen, akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a

dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan

merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya pemeabilitas dinding

pembuluh darah. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan

berkurangnya volume plasma, sehingga terjadi hipotensi, hemokonsentrasi,

dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok) (Suriadi, 2010).

5. Manifestasi Klinik

Menurut Wahidayat (2005) manifestasi klinis DHF sebagai berikut :

Demam tinggi (2-7 hari), perdarahan (petekia, purpura, epiktasis,

perdarahan gusi), pembesaran hati (hepatomegali), tekanan darah

menurun, pembesaran kelenjar limfa, gelisah, timbul sianosis di sekitar

mulut, muntah, melena.

6. Pemeriksaan penunjang

Menurut Hindra (2004) pemeriksaan penunjangnya adalah:

a. Pemeriksaan darah tepi.

b. Pemeriksaan jumlah trobosit

c. Pemeriksaan limfosit apical

d. Pemeriksaan hematokrit

e. Uji serologi dengue Ig M dan Ig G


7. Penatalaksanaan

a. Tirah baring atau istirahat baring


b. Diet makana lunak : bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5- 2
liter dalam 24 jam ( susu, air, the dengan gula atau sirup ).
c. Medika mentosa dan bersifat simtomatis : untuk hiperpireksi dapat diberikan kompres es
dikepala, ketiak, dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen,
eukinin, atau dipiron. Hindari pemakaian asetosal karena bahaya perdaraha.
d. Antibiotik diberikan bila bila didapat kekawatiran infeksi sekunder.
e. Pemberian cairan intra vena ( rl, nacl, asering )
Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam sekali, jika memburuk observasi tiap 1 jam sekali.
f. Periksa hb, ht, dan trombosit setiap hari
Monitor tanda-tanda dini renjatan, bila renjatan berikan infuse guyur
Bila terjadi kejang diberi diazepam, berikan tranfusi bila dibutuhkan Tranfusi darah
dengan syok
8. Komplikasi
a. Tekanan darah menurun
b. Pelebaran pupil
c. Nafas tidak beraturan
d. Mulut kering
e. Kulit basah dan terasa dingin
f. Denyut nadi lemah
g. Jumlah urine menurun
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian dasar proses keperawatan bertujuan untuk mengumpulkan keluhan pasien
agar dapat mengidentifikasi kebutuhan serta mengatasi permasalahannya .
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan DHF adalah hipertermi berhubungan dengan penyakit atau trauma
NOC : Termogulasi
3. Perencanaan / intervensi
a. Monitor suhu dan mengecek tanda-tanda vital pasien
b. Monitor warna dan suhu kulit
c. Monitor status hidrasi ( membran mukosa )
d. Memantau komplikasi yang berhubungan dengan demam
e. Anjurkan kompres hangat
4. Pelaksanaan / implementasi
NIC : Fever treatment
a. Monitor selalu suhu tubuh sesering mungkin
b. Monitor status nutrisi
c. Berikan antipiretik
d. Kolaborasi pemberian obat antiemetic dengan dokter
5. Evaluasi
Hipertermi berhubungan dengan invasi virus dengan hasil :
a. Suhu tubuh dalam rentan normal
b. Tanda-tanda vital dalam rentan normal
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF


DIRUANG TERATAI C

1. Pengkajian
Identitas klien
a. Nama : Tn.M
b. Tanggal lahir : 15-06-1960
c. Umur : 62 thn
d. Jenis kelamin : Laki-laki
e. Agama : Islam
f. Suku bangsa : Indonesia
g. Status pernikahan : Kawin
h. Pekerjaan : Wiraswasta
i. Alamat : Kp.kebon jae Rt 04/Rw02 Kec.citeko Ds.cisarua
j. Diagnosa medis : DHF
k. Tgl. Pengkajian : 25/07/2019 jm. 14.00
l. Tgl. Masuk RS : 25/07.2019 jm. 06.45
m. No. medical record: 00.70.22

2. Penanggung jawab
a. Nama : Ny.Y
b. Usia : 60 Thn
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : IRT
e. Hubungan dengan klien : Orang tua
f. No. hp :-

Keluhan utama / alasan masuk RS


Pasien datang ke IGD pada tanggal 25 Juli 2019 jam 06.45 mengatakan
mengeluh demam kurang lebih 4 hari disertai mual (+) muntah (+) 1x, pada saat
pengkajian pasien tampak lemah,mukosa bibir kering,kulit teraba hangat dengan data
yang di dapat seperti suhu: 38,2 ‘c TD: 120/80 mmHg N: 80x/menit RR: 24x/menit.

3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dari IGD pada tanggal 25 jui 2019 pad jam 06.45 dengan keluhan
demam ±4 hari,lemas,mual,muntah 1 x pada hasil pengujian didapatkan data
tekanan darah:120/80 mmhg,nadi 90x/menit,respirasi:24x/menit,suhu:38,2
ºc,turgor kulit elastis kembali< 1 detik,pasien tampak tidak mau makan,mual
sebanyak kurang lebih ±3x,muntah 1 x.pada saat sehat BB pasien 70 kg pada saat
sakit BB pasien 69 kg.
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) apakah pernah dirawat di rumahsakit ?
Jika iya, kapan : pasien tidak pernah dirawat sebelumnya
Berapa lama : -
2) apakah pernah mengalami tindakan pembedahan atau oprasi ?
jika iya , kapan : -
jenis pembedahan : -
3) apakah pernah mengalami kecelakaan atau trauma ?
jika iya , kapan : -
jenis kecelakaan :-
4. Riwayat kesehatan keluarga
a. Apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit berat ?
Iya atau tidak :
b. Kalau ya , jenis penyakit yang di derita ?
5. Riwayat psikososial dan spiritual
Riwayat psikologi tentang pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar pasien
beribadah dan taat sesuai dengan keyakinan dan agamanya

6. Kebutuhan dasar

NO Aktivitas Dirumah Di RS
1. Makan:
Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Jumlah 1 porsi habis 2-4sendok
Jenis makanan Nasi lauk pauk bubur
Kesulitan makan (-) tidak ada (+) mual
Minum:
Frekuensi 8 gelas perhari 6 gelas perhari
Jumlah 2000 ml 1200 ml
Jenis minum Air putih Air putih
Cara minum Memakai gelas Memakai gelas
Kesulitan minum (-) tidak ada (-) tidak ada
2. Eleminasi:
BAB:
Frekuensi 2 x sehari Belum pernah
Konsistensi Lunak Tidak ada
Keluhan Tidak ada Konstipasi
Waktu Pagi-sore Tidak ada
Warna Kuning Tidak ada
Obstipasi Tidak ada Ada
Penggunaan pencahar Tidak ada Tidak ada
BAK:
Frekuensi 6 x perhari 5 x perhari
Warna keluhan Kuning jernih Kuning pekat
Ada tidaknya bau Bau khas urin (amoniak) Bau khas urin (amoniak)
Ada tidaknya hematuria Tidak ada Tidak ada
Inkontinesia Tidak ada Tidak ada
Penggunaan kateter Tidak ada Tidak ada
3. Istirahat dan tidur:
Siang Iya Iya
Malam Iya Iya
Lamanya 8 jam 9 jam
Keluhan Tidak ada Tidak ada
4. Kebersihan diri :
1. Mandi
Frekuensi 3 x sehari Tidak
Penggunaan sabun/tidak Iya Tidak
Memotong kuku Iya Tidak
Mencuci rambut Iya Tidak
Frekuensi 2 x seminggu tidak
2. Oral hygine
Frekuensi 2 x sehari Tidak
Penggunaan sikat Iya Tidak
gigi/tidak
Penggunaan pasta Iya Tidak
gigi/tidak
Cara melakukan Iya Tidak
sendiri/dibantu
5. Aktivitas:
Waktu bermain - -
Jenis permainan - -
Senang bermain - -
sendiri/kelompok

7. Pemeriksaan fisik
a.keadaan umum : baik sedang buruk

b,kesadaran : compos mentis somnolen stupor

apatis delirium coma

c.tanda tanda vital(TTV)


1.nadi :80 x permenit
2.pernapasan : 24 x permenit
3.suhu tubuh :38,2ºc
4.tekanan darah :120/80 mmhg

d.pengukuran pertumbuhan (antropometri)


1.berat badan : 68 kg
2.tinggi badan : 165 cm
3.BMI : 24.50
4.lingkar lengan atas : 26.5 cm
5.lingkar kepala : 57 cm
6.lingkar dada : 94 cm

8.Penampilan umum
a.kepala :rambut berwarna hitam,kulit kepala bersih,tidak ada lesi di ,tidak
ada benjolan dikepala dan tidak ada nyeri tekan.
b.mata :kehilangan penglihtan minimal sedang berat
konjungtiva : merah muda sclera :tidak ikterik
alat bantu kacamata :- tidak terdapat kotoran
pandangan kabur/double usion:-
glaucoma :- katarak :-
c.hidung :simetris,tidak terdapat polip,tidak ada nyeri tekan
d.mulut :mukosa tampak kering,bibir pecah-pecah,tampak kotor gigi tidak
bersih,mukosa berwarna pucat.
e.telinga :bentuk daun telinga terlihat simetris ,letak keduanya tampak
simetris,tidak ada peradangan,fungsi pendengaran baik,tidak
terdapat serumen dan cairan tidak terdapat nyeri tekan.
f.leher :tidak ada benjolan,tidak ada kekakuan pada leher,tidak terdapat
pembengkakan kelenjar getah bening.
g.dada :
1.paru-paru
-Inspeksi :pola pernapasan normal,pergerakan dada simetris,tidak terdapat
kelainan bentuk dada
-palpasi :tidak adanya kropilasi,tidak terdapat nyeri tenden,tidak terdapat
benjolan suhu kulit area thorax hangat ,taktil
fermintus,menghasilkan gerakan yang teraba,kelembaban kulit (+).
-perkusi :bunyi sosor saat di ketuk
-auskultasi :bunyi nafas terdengar vesikuler

2.jantung
-inspeksi :kulit disekitar organ jantung tidak terdapat lesi
-palpasi :tidak terdapat pembengkakan,tidak terdapat nyeri tekan
-perkusi :bunyinya redup di ics 2
-auskultasi :Bj 18 terdengar
h.abdomen
-inspeksi :tidak terdapat lesi
-palpasi :tidak terdapat nyeri tekan pada bagian kuadran kakan atas/ulu
hati,tidak teraba masa/benjolan,tidak teraba pembengkakan limpa
dan pembengkakan hati
-perkusi :bunyi abdomen saat diketuk terdegar tympani pada bagian usu dan
lambungdan bunyi redup/tidak terdengar organ hati,ginjal,dan usus
besar
-auskultasi :bunyi usus terdengar hipoaktif >7

i.genitalia:
1.frekuensi : 4x1 6. Nokturia : tidak ada
2.nyeri : tidak ada 7. Retensi : tidak ada
3.hematuria : tidak ada 8. Perdarahan : tidak ada
4.inkontenesia : tidak ada 9. Dysminore : tidak ada
5.output urin : 10.kontrasepsi : tidak ada
j. anus : tidak ada lesi , tidak ada benjolan dan tidak terdapat hemoroid
k. musculoskeletal :
1. kekakuan :-
2. pembengkakan :-
3. koordinasi :-
4. nyeri sendi :-
5. kelemahan :-
6. keseimbangan :-
7. paralysis :- tremor : - koma : -
8. amputasi :-
l. integumen :
perubahan rambut : - warna : coklat / sawo matang turgor : kembali > 2 detik
m . ektremitas
terpasang infus ekstremitas atas bagian kanan
9 . Pemeriksaan penunjang
Tanggal Jenis Hasil Nilai normal
25 juli 2019 - A Hemarologi
darah rutin
- Hemoglobin 15,3* 13,2 – 17,3 a/dl
- Hematokrit 46,2* 45-42 %
- Leokosit 3,7* 4-11 /ul
- Trombosit 73 * 150-440 /ul
26 juli 2019 - A hemarologi
- Darah rutin
- Hemoglobin 15,0 13,2-17,3 g/dl
- Hematokrit 43,2* 45-52 %
- Leokosit 3,9* 4-11 /ul
- Trombosit 103* 150-440 /ul
27 juli 2019 - Hemarologi
darah rutin
- Hemoglobin 14,9 13,2 – 17,3 g/dl
- Hematokrit 41,2 45-52 %
- Leokosit 6,5 4-11 /ul
- Trombosit 80 * 150-440 /ul

28 juli 2019 - A hemarologi


darah rutin
- Hemoglobin 14,4 13,2-17,3 g/dl
- Hematocrit 40,6* 45-52 %
- Leokosit 5,4 4-11 /ul
- Trombosit 105* 150-440 /ul

4 . Terapi dan pengobatan


Tanggal pemberian

Jenis Dosis Waktu Cara pemberian Indikasi

25 juli 2019
Ivfd ri 500 cc 24 - Untuk
tpm mempercepat
penurunan suhu
Pct tab 500 mg 3x500 mg Siang Oral - Untuk
menurunkan
suhu tubuh jika
suhu tubuh
pasien
mencapai
38,1ºc
Pct drip jika suhu
> 38,1 ºc

10. Analisa data


No Data Etiologi Masalah keperawatan
1) Ds : Infeksi virus dengue
25/07/2019 Klien mengatakan demam ± ‖
4 hari Respon hipertermi Hipertermi
Do : ttv ‖
# kulit teraba hangat Antigen antibiotic
#kulit tampak kemerahan ‖
Suhu : 38,2 ºc Korteks sorebri

Hipotermi

2) Ds : Nyamuk Aedes Nutirisi kurang dari


25/07/2019 Klien mengatakan lemas Aegepry pembawa kebutuhan
Klien mengtakan mual virus dengue
Do : ‖
Klien Nampak kesulitan menelan Menggigit m
makanan anusia

Virus dengue masuk
sirkulasi darah +
antibodi / viremia
dengue fever

Kompleks virus
antibodi dalam darah

Aktivasi koagulasi

Mual mutah

Nutrisi kurang dari
kebutuhan

Prioritas diagnose keperawatan


1.hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2.Nutrisi kurang dari kebutuhan

11.intervensi keperawatan

No. Tanggal Diagnosa Rencana


keperawatan tindakan
keperawatan
Tujuan Intervensi rasional
1. 25/07/2019 Hiertermi Setelah dilakukan Monitor - Untuk
berhubungan intervensi suhu dan ttv mengetahui
dengan keperawatan lainnya perubahan suhu
invasi virus selama 3x24 & ttv klien
jamtanda vital dan menggambarkan
termoregulasi keadaan umum
dalam batas klien
normal sesua yang - Perubahan pada
diharapkan dengan warna kulit
kriteria hasil: Monitor merupakan
- Suhu tubuh suhu dan indikasi demam
normal warna kulit - Mencegah klien
- Mebran agar terjadinya
mukosa kekurangan
lembab Dorong cairan
konsumsi - Untuk
cairan mengetahui
penyakit yang
timbul akibat
Memantau demam
komplikasi
yang - Meberikan efek
berhubungan vasodilatasi
dengan pembuluh darah
demam sehingga dapat
Anjurkan meningkatkan
untuk pengeluaran
kompres panas.
hangat
- Untuk
menurunkan suhu
tubuh pasien

Kolaborasi
denhgan
dokter dalam
pemberian
obat
antipiretik (
paracetamol)
2. 25/07/2019 Resiko Monitor - Membantu
nutrisi status nutrisi mengakji keadaan
kurang dari nutrisi pasien
kebutuhan
Identifikasi - Memantau
perubahan perubahan berat
berat badan badan pasien
terakhir

Anjurkan - Meningkatkan
pasien untuk nafsu makan
makan pasien
sedikit tapi
sering

Kolaborasi - Mengurangi rasa


dengan mual
dokter dalam
pemberian
obat
antiemetic
(omeprazole)

12. Implementasi
Diagnosa Tanggal Tindakan/implementas Evaluasi tindakan Nam
/waktu i keperawatan a
paraf
1. Hipertemi 25/07/201 Monitor suhu dan ttv Ttv.
berhubungan 9 lainnya - TD: 120/80 mmHg
dengan - N: 89xmenit
invasi virus - R: 24xmenit
- 38,2

- Kulit teraba panas

- Kulit Nampak
berwarna merah
Monitor warna dan
suhu kulit - Pasien tampak
mengerti ketika
diperintahkan
untuk banyak
minum dan tampak
sedikit dikit
berusaha untuk
Dorong konsumsi minum
cairan
- Berangsur turun
suhu tubuh pasien
setelah dilakukan
kompres hangat

- Tidak ada tnda


komplikasi demam
Anjurkan kompres yang tampak
hangat

- Klien tamoak
sedikit tampak
tenang, saat
menggunakan
Memantau komplikasi pakaian tipis
yang berhubungan
dengan demam - Suhu tubuh klien
berangsur turun
setelah minum obat
antipiretik
(paracetamol)

Anjurkan memakai -
pakaian tipis

Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat anti
piretik
2. Resiko 25/07/201 Monitor status nutrisi - Mengkaji keadaan
nutrisi 9 nutrisi pasien
kurang dari - Mengetahui
kebutuhan Identifikasi perubahan perubahan berat
berat badan terakhir badan pasien
3.hipertermi b.d 26/07/201 Monitor TTV - TTV: TD:
invasi virus 9 120/80mmHg
- N :80xmenit
- R :24xmenit
- S: 37,7

Monitr suhu dan - Kulit teraba hangat


warna kulit - Kulit tampak
sedikit berwarna
merah
Dorong konsumsi
cairan - Konsumsi cairan
pasien mulai
membaik, pasien
tampak sedikit
dikit mau minum
Anjurkan kompres
hangat - Berangsur-angsur
turun suhu tubuh
pasien stelah
dilakukan kompres
hangat

- Membran mukosa
Monitor status hidrasi sudah sedikit
tampak lembab
Memantau komplikasi
yang berhubungan - Tidak ada tanda
dengan demam gejala komplikasi
yang tampak

Anjurkan memakai - Klien tampak


pakaian tipis sedikit tenang saat
menggunakan
pakaian tipis

Kolaborasi dengan - Suhu tubuh klien


dokter dalam berangsur
pemberian obat anti turun,setelah
piretik minum obat
antipiretik(paraceta
mol)
Resiko nutrisi 26/07/201 Monitor status nutrisi - Mengkaji keaadan
kurang dari 9 nutrisi pasien,
kebutuhan terlihat perbaikan
di nutrisi pasien

Identifikasi perubahan - Terlihat ada


berat badan terakhir kenaikan diberat
badan pasien ½ kg
Hasil 69,5 kg
Anjurkan makan - Pasien tampak
sedikit tapi sering lahap memakan
makanannya
Kolaborasi dengan - Pasien mengatakan
dokter dalam mualnya berkurang
pemberian obat
antiemetic

Hipertermi 27/07/201 Monitor suhu dan ttv - TTV: TD:


berhubungan dengan 9 lainnya 120/80mmHg
ivasi virus - N:79xmenit
- R:22xmenit
- Kulit teraba hangat
- Kulit tidak tampak
berwarna merah
Monitor suhu dan
warna kulit - Kulit teraba hangat
normal

- Kulit tidak tampak


berwarna merah
Dorong konsumsi
cairan - Kondisi cairan
pasien tampak baik
pasien tampak mau
minum

Anjurkan kompres - Berangsur angsur


hangat normal suhu tubuh
pasien

Memantau komplikasi
yang berhubungan - Tidak terdapat
dengan demam komplikasi demam

Anjurkan memakai - Klien tampak


pakaian tipis tenang dan terlihat
nyaman memakai
pakaian tipis

Berkolaborasi dengan - Suhu tubuh pasien


dokter dalam normal S: 36,6
pemberian antipiretik

Resiko nutrisi Monitor dans tatus - Mengkaji keadaan


kurang dari nutrisi nutrisi pasien,
kebutuhan terlihat nutrisi
pemasukan baik
Identifikasi perubahan - Terlihat
berat badan terakhir pembalikan berat
badan pasien 70kg
Anjurkan makan - Nafsu makan
sedikit tapi sering pasien baik, dan
menghabiskan
makanannya
Kolaborasi dengan
dokter dalam - Pasien mengatakan
pemberian obat sudah tidak mual
antiemetik
EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa Tanggal /waktu Evaluasi (SOAP) Nama dan paraf


keperawatan
Hipertermi 25/07/2019 S: - pasien mengatakan
berhubungan dengan demam sudah kurang lebih
invasi virus 4 hari pasien tampak
O: - ttv TD: 120/80mmHg
- R: 24xmenit
- N: 90xmenit
- S: 38,2
- Kulit teraba panas
- Kulit Nampak
kemerahan
A: hipertermi
berhubungan dengan
invassi virus
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor suhu ttv
dan lainnya
- Monitor suhu dan
warna kulit
- Dorong konsumsi
cairan
- Beri obat atau
cairan iv
- Anjurkan kompres
hangat
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
antipiretik
(paracetamol)

Resiko nutrisi kurang 25/07/2019 S: - klien mengatakan


dari kebutuhan lemas
- Klien mengatakan
mual
O: klien tamoak kesulitan
menelan makanannya
A: resiko kekurangan
nutrisi kurang
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor status
nutrisi
- Identifikasi
perubahan berat
badan terakhir
- Anjurkan pasien
makan sedikit tapi
sering
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
antiemetic
(omeprazole
1x40mg)

Hipertermi 26/07/2019 S: pasien mengatakan


berhubungan demam demamnya sedikit
invasi virus menurun
O: ttv TD: 120/80mmHg
- R: 24xmenit
- S: 37,7
- N: 86xmenit
- Kulit teraba hangat
- Kulit sedikit
kemerahan
A: hipertermi
berhubungan demam
invasi virus
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor suhu ttv
dan lainnya
- Monitor suhu dan
warna kulit
- Anjrukan banyak
minum air putih
- Beri obat atau
cairan iv
- Anjurkan kompres
hangat
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
antipiretik
Resiko Nutrisi kurang 26/07/2019 S: - klien mengatakan
dari kebutuhan sedikit segar badannya
- Klien mengatakan
mual berkurang
O: klien tampak makan
sedikit
menghabiskannya
A: resiko nutrisi kurang
dari kebutuhan
P: intervensi dilanjutkan
- Monitor status
nutrisi
- Identifikasi
perubahan berat
badan terakhir
- Anjrukan pasien
makan sedikit tapi
sering
- Kolborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
antiemetic
(omeprazole1x40m
g)

Hipertermi 27/07/2019 S: - pasien mengatkan


berhubungan dengan sudah tidak demam
invasi virus - Klien tampak segar
O: ttv TD: 120/80 mmHg
- R: 24xmenit
- S: 36,8
- N: 86xmenit
- Kulit teraba hangat
normal
- Kulit tidak tampak
kemerahan
A: hipertermi
berhubungan demam
teratasi
P: intervensi dihentikan
- Monitor TTV
- Monitor suhu dan
warna kulit
Resiko nutrisi kurang 27/07/2019 S: - pasoen mengatakan
dari kebutuhan sudah tidak lemas
- Pasien mengatakan
sudah tidak mual
O: - Asupan makanan
yang
disajikan habis
- Pasien tampak
lahap dan nafsu
makan bertambah
A: Resiko nutrisi kurang
dari kebutuhan tertasi
P: hentikan intervensi
pasien BLPL
- Kolaborasi dengan
dokter obat pulang
- Omeprazole 1x40
mg
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba Medika

Carpenito, Lynda Jual-Moyet. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.

Jakarta: EGC.

Doengoes, Marilyn. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat Pasien. Jakarta: EGC.


Elizabeth, Corwin. 2006. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Grace, Pierce A, Borley, Neil R. 2006. Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : Erlangga

Hindra, Satari. 2004. Demam Berdarah. Jakarta : Puspa Swara.

L. Wong, Donna. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

NANDA. 2012. Diagnosa Nanda: Definisi dan klasifikasi. Philadelphia: USA

Price, Sylvia A. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai