Diet Jantung
Diet Jantung
“DIET JANTUNG”
Oleh :
Kelompok 1 :
Kelas : 1C
Dosen Pembimbing :
Wiwi Sartika, DCN, M.Biomed
Demikian pengantar dari penulis, harapan kami agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan diterima sebagai perwujudan dalam dunia
kesehatan. Dan juga dapat digunakan sebagaimana semestinya, semoga kita
semua mendapat faedah serta diterangi hatinya dalam setiap menuntun ilmu yang
berguna baik di dunia maupun di akhirat.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diet Jantung ........................................................................... 6
2.2 Tujuan Diet Jantung ................................................................................. 7
2.3 Syarat Diet Jantung .................................................................................. 7
2.4 Pelaksanaan Diet Jantung ........................................................................ 7
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
yang mampu memberikan garansi keberhasilan seratus persen tanpa adanya
pengawasan gizi yang ketat selama menjalani pengobatan, jadi yang terpenting
dalam melakukan pengobatan penyakit jantung adalah persoalan gizi pada
penderitanya karena pada awalnya penyakit jantung berawal dari kebiasaan pola
hidup dan pola makan seseorang.
Berbicara mengenai persoalan gizi pada penderita penyakit jantung ada
banyak sekali makanan serta minuman yang dilarang untuk dimakan oleh
penderita penyakit jantung dan banyak juga makanan yang kemudian dianjurkan
untuk dimakan oleh penderita penyakit ini, namun dengan aturan serta ketentuan –
ketentuan yang telah diatur sedemikian rupa, hal semacam ini biasa disebut
dengan diet.
Diet sebenarnya bukan merupakan hal yang baru dalam dunia kesehatan
dan kecantikan, diet biasa dilakukan oleh seseorang yang mepunyai keadaan berat
badan berlebih (obesitas) atau seseorang yang menginginkan bentuk tubuh
tertentu, namun pelaksanaan diet bagi penderita penyakit jantung ini
pelaksanaannya sedikit berbeda tidak hanya harus memantangkan makanan
tertentu namun juga harus mengatur jadwal dalam memasukkan asupan gizi bagi
tubuh.
Persoalan selanjunya adalah bagaimana representasi dari pelaksanaan diet
bagi penderita penyakit jantung, oleh sebab itulah penulis merasa tertarik untuk
membahas mengenai pelaksanaan diet pada jantung dengan judul “Diet Pada
Penyakit Jantung”.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
2.2. Tujuan Diet Jantung
Tujan diet secara umum antara lain sebagai berikut:
a. Menurunkan berat badan
b. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
c. Menurunkan konsumsi kolesterol, sedangkan:
d. Tujuan diet jantung (diet pada penderita penyakit jantung) adalah
e. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung
f. Menurunkan berat badan penderita bila si penderita mengalami obesitas
g. Mencegah dan menghilangkan penimbunan garam dan air
h. Menurunkan kadar kolesterol dibawah 130 mg/dl dan kadar kolesterol total
sebesar 200 mg/dl.
7
penyakit jantung masih mampu mengkompensasi ketidak efisienan fungsinya,
namun dalam keadaan tidak terkonpensasi maka fungsi jantung akan melemah,
yang akibatnya berkurang pula aliran darah dan berakibat juga terhadap ginjal,
hati, otak, serta tekanan darah sehingga selain obat – obatan, diet jantung mutlak
diperlukan.
Dalam permulaan pelaksanaan diet jantung ada beberapa tatalaksana serta
syarat yang perlu diperhatikan antara lain:
A. Gizi Seimbang
Diet terapeutik apapun harus memadai dalam keseimbangan zat-zat
gizi/diet seimbang sesuai dengan nilai kecukupan yang dianjurkan. Pada
pelaksanaannya harus terdiri dari bermacam-macam makanan dari semua
kelompok makanan dengan mengacu pada slogan "4 sehat 5 sempurna".
B. Lemak Total
Lemak total pada Diet sebaiknya < 30% kalori total. Pengurangan lemak
total mempermudah pengurangan lemak jenuh dan mungkin membantu penurunan
berat badan pada pasien dengan obesitas. Asupan lemak total saat ini di Amerika
Serikat rata-rata adalah 36-37% dari seluruh kalori, sedangkan di Indonesia rata-
rata hanya 18% dari seluruh kalori. Pada ekonomi golongan menengah dan atas di
Indonesia asupan lemak kira-kira 35 % dari total kalori. Oleh karena itu, asupan
lemak harus dikurangi sekitar seperlimanya untuk mencapai sasaran tersebut di
atas.
C. Lemak Jenuh
Lemak jenuh terdiri dari 3 asam lemak utama yang dapat meningkatkan
kolesterol, yang mempunyai panjang rantai karbon 12 (asam laurat), 14 (asam
miristat) dan 16 (asam palmitat). Makanan yang kaya ketiga asam lemak jenuh
ini adalah target utama yang harus dikurangi. Efek dominan lemak jenuh adalah
meningkatkan kadar kolesterol. Untuk Indonesia, termasuk di antaranya adalah
lemak mentega (terdapat pada mentega, susu, krim, es krim dan keju) dan lemak
sapi, babi, kambing dan unggas. Sisanya adalah dari produk nabati. Hidrogenasi
(penambahan atom hidrogen) adalah suatu proses mengubah minyak nabati
8
menjadi lemak yang lebih padat, mengubah asam lemak tak jenuh menjadi asam
lemak trans.
Pasien dengan kadar kolesterol yang tinggi sebaiknya membatasi asupan
makanan yang tinggi asam lemak trans, misalnya shortening yang dihidrogenasi,
beberapa jenis margarin, dan makanan yang mengandung lemak ini. Namun
demikian, margarin lunak atau cair umumnya mempunyai kandungan asam lemak
trans yang lebih rendah dibanding jenis yang padat, bahkan margarin mempunyai
potensi yang lebih rendah untuk meningkatkan kolesterol dibanding mentega.
Margarin lunak masih menjadi pilihan yang lebih baik untuk olesan dan memasak
dibanding mentega. Konsumsi santan yang kental juga harus dihindari.
9
terhadap kadar kolesterol pada pasien dengan kadar trigliserida normal.
Beberapa data epidemiologis menunjukkan bahwa konsumsi ikan jenis apa pun,
yang mengandung asam lemak omega-3, berhubungan dengan penurunan resiko,
belum jelas apakah hubungan nyata ini disebabkan oleh lemak ikan itu sendiri
atau faktor lain. Karena mengandung lemak jenuh yang rendah, ikan baik sebagai
sumber protein dalam diet.
F. Kolesterol
Konsumsi kolesterol yang tinggi menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis pada sejumlah besar hewan penelitian, termasuk primata bukan
manusia. Meskipun asupan tinggi kolesterol pada manusia tidak selalu
menyebabkan peningkatan secara nyata kadar kolesterol serum seperti pada
kelinci dan beberapa primata, studi epidemiologis menunjukkan bahwa
peningkatan asupan kolesterol meningkatkan rata-rata kadar kolesterol serum
pada suatu populasi.
G. Protein
Asupan protein pada Diet adalah 15% dari kalori total. Pada beberapa
hewan penelitian, protein nabati (contohnya protein kedelai) menurunkan kadar
kolesterol dibandingkan dengan protein hewan; efek ini tidak ditemukan pada
manusia dengan jumlah asupan protein yang biasa.
H. Karbohidrat
Karbohidrat sebaiknya merupakan penyumbang > 55% dari jumlah kalori
total pada Diet dan sebaiknya berupa karbohidrat kompleks.
I. Serat
Serat makanan adalah polimer karbohidrat yang tak dapat dicerna. Satu
jenis serat dapat larut dalam air; jenis ini menambah massa feces (tinja) dan
membantu menormalkan fungsi kolon. Serat makanan yang tidak larut misalnya
bekatul tidak menurunkan kadar kolesterol serum, meskipun memberikan
manfaat yang lain bagi kesehatan. Serat yang larut dalam air, misalnya pektin,
beberapa jenis gum, dan psyllium seed husks, mempunyai potensi menurunkan
kolesterol. Asupan serat dalam menu sehari-hari sebaiknya 20-30g/hari untuk
orang dewasa. Rekomendasi ini dibuat terutama untuk mencapai fungsi gastro-
10
intestinal yang normal dan mungkin memberikan manfaat yang lain bagi
kesehatan. Sekitar 25% (6 g) sebaiknya berupa serat yang dapat larut. Bahan
makanan yang mengandung banyak pektin adalah apel, kesemek dll. Perbanyak
konsumsi sayuran dan buah- buahan.
J. Garam
Penyakit jantung juga berhubungan dengan tekanan darah yang kemudian
berhubungan dengan asupan natrium. Banyak bukti ilmiah yang menunjukkan
bahwa pembatasan asupan garam dapur (natrium klorida) akan menurunkan rata-
rata tekanan darah. Konsumsi garam rata-rata di Amerika Serikat adalah 8-12
g/hari, di Indonesia diperkirakan 11-15 g/hari meskipun asupannya sangat
bervariasi. Asupan ini jauh lebih besar dibanding kebutuhan natrium bagi
kesehatan, yaitu sebesar 500 mg/hari.
1) Sumber Karbohidrat
Beras terutama beras tumbuk, beras merah, macaroni, roti tinggi serat,
cereal, ubi, kentang, kue buatan sendiri dengan sedikit mengandung
minyak/lemak tak jenuh.
2) Sumber protein hewani
Daging sapi kurus, unggas tanpa kulit, ayam, ikan, dan putih telur.
3) Sumber protein nabati
Tahu, tempe, dan kacang – kacangan.
4) Sumber lemak
Minyak jagung, minyak kedelai,kacang tanah, minyak biji bunga
matahari, minyak wijen, margarine tanpa garam yang dibuat dari minyak
tidak jenuh ganda.
11
5) Sayuran
Semua sayuran dalam bentuk segar, direbusm dikukus, disetup, ditumis
dengan minyak tidak jenuh ganda, dimasak dengan santan encer.
6) Buah
Semua buah dalam keadaan segar dan bentuk jus.
Selain itu ada pula beberapa makanan yang merupakan pantangan atau
bahkan dilarang untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit jantung antara lain:
1) Sumber Karbohidrat
Produk makanan jadi, biscuit krakers berlemak, kue – kue berlemak
2) Sumber protein hewani
Daging gemuk, daging kambing, jeroan, otak, sosis, kuning telur (dibatasi
hingga 3 butir/minggu), susu kental manis, es krim.
3) Sumber protein nabati
Makanan yang dimasak dengan santan kental dan digoreng dengan
minyak kelapa sawit.
4) Sayuran
Yang dimasak dengan mentega dan minyak kelapa sawit dengan santan
kental
5) Buah, semua jenis buah yang diawetkan
6) Minyak, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, mentega, margarine kelapa,
dan santan kental.
Pelaksanaan diet jantung Per Tahap :
Diet Jantung I
Diberikan kepada pendrita dg Miocard Infark (MCI) akut.atau Congestive
cardiac failure berat. Diberikan berupa 1- 1,5 lt cairan/ hari selama 1-3 hari bila
penderita dapat mencernanya, makanan ini sangat rendah kalori dan semua zat
gizi.
Diet Jantung II
Makanan diberikan secara berangsur dalam bentuk lunak setelah masa akut
MCI dapat diatasi menurut beratnya Hipertensi atau Oedema yang menyertai
penyakit, makanan yang diberikan rendah garam.(Diet jantung II rendah garam),
makanan ini rendah kalori, protein, kalsium dan thiamin.
12
Diet Jantung III
Diberikan kepada penderita Jantung yang tidak terlalu berat atau sebagai
perpindahan dari diet jantung II diberikan dalam benruk mudah cerna berbentuk
lunak atau biasa makanan ini rendah kalori tetapi cukup zat gizi lain
rendah garam menurut beratnya hipertensi atau Oedema yang menyertai (diet
jantung III rendah garam).
Diet Jantung IV
13
Bahan Makanan Diet Jantung 3 Diet Janutung 4
berat (g) urt Berat (g) urt
Beras 200 4 gls tim 250 3 ¾ gls nasi
Daging 100 2 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr 50 1 btr
Tempe 75 3 ptg sdg 125 5 ptg sdg
Sayuran 200 3 gls 300 3 gls
Buah 400 4 ptg sdg 400 4 ptg sdg
pepaya pepaya
Minyak 15 1 ½ sdm 25 2 ½ sdm
Margarin tanpa - - - -
garam
Gula pasir 30 3 sdm 30 3 sdm
Susu skim bubuk - - - -
Nilai Gizi
Diet Jtg 1 Diet Jtg 2 Diet Jtg 3 Diet Jtg 4
Energi (kkal) 905 1223 1662 2004
Protein (g) 40 44 60 72
Lemak (g) 10 37 40 53
Karbohidrat (g) 172 186 271 317
Kalsium (mg) 1438 544 384 451
Besi (mg) 2,3 14,8 22,8 28,2
Vitamin A (RE) 960 26570 26633 26665
Tiamin (mg) 0,7 0,9 0,9 1
Vitamin C (mg) 203 344 343 343
Natrium (mg) - 188 198 359
14
Contoh Menu Sehari
Diet Jantung II
Pagi Siang Malam
Bubur nasi Bubur nasi Bubur nasi
Telur dadar Daging bb semur Ayam panggang
Sup wortel Sayur bening bayam Tumis kacang panjang
Susu skim Jeruk Pepaya
Pukul 10. 00 Pukul 16.00
Selada buah Apel
Diet Jantung IV
Menu sama dengan Diet Jantung III, hanya nasi tim diganti dengan nasi.
15
kentang gula pasir, gula
merah, madu, dan sirup.
Sumber Protein Daging sapi, ayam dg lemak Daging sapi dan ayam
Hewani rendah, ikan, telur, susu berlemak, sosis, ham, hati,
rendah lemak. limpa, otak, kepiting, keju.
Sumber Protein Kacang –kering, seperti : Kacang kering yang
Nabai kacang kedelai dan hasil mengandung lemak cukup
olahannya, seperti tahu dan tinggi seperti kacang tanah,
tempe. kacang mete.
Sayuran Sayuran yang tidak Semua sayuran yang
mengandung gas, seperti : mengandung gas, seperti :
bayam. kangkung, kacang kol, kembang kol, lobak,
buncis, wortel, tomat, labu sawi, dan nangka muda.
siam, dan tauge
Buah – buahan Semua buah – buahan segar, Buah – buahan segar yang
seprti : pisang, pepaya, mengandung alkohol atau
jeruk, apel, melon, gas, seperti : durian dan
semangka, dan sawo. nangka matang.
Lemak Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan minyak
kedelai, mentega, kelapa kelapa sawit, santan kental.
atau santan encer.
Minuman Teh encer, coklat, sirup. Teh/kopi kental, minuman
yang mengandung soda dan
alkohol.
Bumbu Semua bumbu selain bumbu Lombok, cabe rawit, dan
tajam dalam jumlah bumbu – bumbu lain yang
terbatas. tajam.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan memperhatikan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Diet jantung atau diet pada penderita penyakit jantung secara umum
adalah, pengaturan pola makan khusus terhadap penderita penyakit
jantung baik kuantitas maupun jenis makanan.
2) Diet jantung bertujuan untuk memberikan asupan makanan tanpa
memberatkan jantung, menurunkan berat badan (pada penderita obesitas),
mencegah penumpukan garam dan air, serta menurunkan kolesterol.
3) Diet jantung dilakukan dalam beberapa tahapan dengan beberapa syarat
dan ketentuan tertentu, dan diet jantung harus pula memperhatikan
makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi.
3.2. Saran
1) Kenali kebutuhan untuk perubahan permanen dan gaya hidup untuk
mengurangi resiko terkena penyakit jantung
2) Kurangi konsumsi lemak dan kolesterol dalam diet
3) Tingkatkan pemasukan serat dalam tubuh
4) Capai dan pertahankan berat badan ideal pada penderita penyakit jantung
serta lakukan olahraga ringan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT. Ikrar Mandiri
abadi
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat
Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Pedoman Pelayanan Gizi Rumah
Sakit (PGRS)
Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. 87-94. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
18