Anda di halaman 1dari 2

Pentingnya Memahami Tumbuh Kembang Anak Didik Dalam

Proses Pembelajaran
Istilah tumbuh kembang yang mencakup dua peristiwa kejiwaan yang sifatnya berbeda, yang
saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Pertumbuhan yang sifatnya berkaitan dengan fisik
sedangkan perkembangan yang sifatnya pematangan fungsi organ dalam individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa yang berbeda yang terjadi secara serentak (sinkron) pada setiap
individu.
Pertumbuhan yaitu perubahan-perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif makin lama
semakin besar atau panjang berkaitan dengan perubahan ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/cm).
Perkembangan yaitu perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri
individu dari sejak lahir hingga akhir hidupnya yang menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang saling bergantung satu sama lain dan
berkesinambungaan dari masa konsepsi hingga dewasa ataupun sampai akhir hayat hidupnya yang
tergantung dari factor herediter (keturunan) dan factor lingkungan yang menguntungkan atau
merugikan. Nah Sebagai seorang tenaga penganjar tentunya penting mengetahui dan memahami
tumbuh kembang anak didiknya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik
dari fisik, mental dan keadaan sosial, dan untuk mengetahui lebih cepat atau sejak dini setiap
tumbuh kembang dan memungkinkan untuk penanganannya yang efektif serta mencari penyebab
dan mencegah keadaan tersebut. Dalam proses pembelajaran, anak yang tumbuh kembangnya
normal dan berkesinambungan misalnya dalam perkembangan bahasa yang sangat penting, yakni
sebagai alat komunikasi antara murid dan guru, guru mudah untuk menyampaikan pesan dalam
proses pembelajarannya maka akan cepat memahami dan mengerti dibandingkan anak yang belum
sampai pada kematangan perkembangan bahasanya.Guru memahami bahwa anak didik
mengalami gangguan tumbuh kembangnya dan memungkinkan untuk penanganannya yang efektif
serta mencari penyebab dan memecahkan masalah tersebut. Tumbuh kembang anak yang memang
sejak dini mengalami gangguan bicara kurangnya stimulus akan mempengaruhi kemampuan
bicara anak bahkan hal ini bisa bersifat menetap. Perkembangan bahasa terhadap kesiapan belajar
siswa yaitu keterampilan dasar dan menjadi persyaratan untuk menguasai konten materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam memberikan bimbingan belajar
yang tepat pada peserta didik, dan Guru sudah mengetahui masing-masing anak didik sejauh mana
perkembangannya sehingga peserta didik dapat mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik fisik,
intelektual, emosi, social dan spiritual sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar
sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Begitu
pentingnya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik, maka sebagai seorang guru harus
mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada, salah satunya membimbing peserta
didik yang sedang mengalami kesulitan belajar.
Peserta didik merupakan individu yang pastinya mengalami perkembangan, Seperti
Perkembangan yang merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari
pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi
akibat dari kematangan dan pengalamannya, Menurut Hurlock (1991), dalam perkembangan ada
dua proses yang bertentangan yang terjadi secara serentak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan
yang disebut evolusi dan kemunduran yang disebut dengan involusi. Pada awal kehidupan manusia
yang berperan adalah evolusi, dari bayi tumbuh menjadi kakan-kanak kemudian dewasa.
Sedangkan involusi lebih berperan pada akhir kehidupan, yaitu perubahan-perubahan yang bersifat
mundur, ditandai dengan kemunduran fungsi alat-alat tubuh seperti pada system penglihatan,
pendengaran dan system gerak.
Konsep belajar pada umumnya dan belajar motorik sebagai akibat perilaku motorik pada
khususnya, telah dirumuskan dalam berbagai definisi para ahli. Belajar dapat diartikan semacam
seperangkat peristiwa, kejadian atau perubahan yang terjadi. Apabila seseorang berlatih
memungkinkan ia menjadi semakin terampil dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Belajar adalah hasil langsung dari praktik atau pengalaman. Belajar tidak dapat diukur secara
langsung, karena proses yang mengantarkan pencapaian perubahan perilaku berlangsung secara
internal atau dalam diri, manusia tidak bisa diamati secara langsung, terkecuali ditafsirkan
berdasarkan perilaku itu sendiri. Belajar dipandang sebagai proses yang menghasilkan perubahan
relatif permanen dalam keterampilan. Perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan
suasana emosi, motivasi, atau keadaaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.
Dapat disimpulkan pengertian belajar adalah seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan
atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil.
Meskipun tekanan belajar gerak ialah penguasaan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain, seperti
peranan domain kognitif diabaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Meinel (1976) yang dikutip
oleh Rusli (1988:102) menyatakan sebagai berikut: belajar itu sendiri dari tahap penguasaan,
penghalusan, dan penstabilan gerak, atau keterampilan teknik olahraga. Integrasi keterampilan di
dalam perkembangan total dari kepribadian seseorang. Karena itu penguasaan keterampilan baru
diperoleh melalui penerimaan dan pemilikian pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi
fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang.
Dalam belajar gerak ada tiga konsep yang harus diperhatikan, Antara lain : perbedaan individu,
kemampuan dan keterampilan, pola gerak dan keterampilan.
1. Konsep perbedaan individu. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui ada anak yang
mampu berlari cepat, ada pula yang tidak mampu untuk berlari cepat. Ada anak yang berani
bermain di kolam renang sehingga ia tidak mengalami kendala berarti saat mulai belajar
berenang dan ada pula anak yang mengalami ketakutan untuk bermain di kolam renang
sehingga ia kesulitan untuk belajar berenang. Seorang anak mudah memahami tugas gerak
hanya dengan melihat adapula anak yang mudah memahami tugas gerak hanya dengan
mendengar instruksi tanpa diberikan contoh gerak karena anak tersebut bersifat auditori.
Oleh karena itu perlu digaris bawahi bahwa setiap individu meiliki perbedaan dalam
banyak hal.
2. Konsep kemampuan dan keterampilan. Kemampuan sering dianggap sebagai sesuatu hal
yang mendasari terbentuknya keterampilan seseorang. Kemampuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan olahraga yaitu: koordinasi, kinestetis, keseimbangan, dan kecepatan
gerak.
a. Koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol bagian-bagian tubuh dalam
melakukan suatu pola gerak.
b. Kinestetis adalah kemampuan indera untuk memberikan informasi tentang sikap
tubuh.
c. Keseimbangan adalah kemampuan untuk memelihara posisi tubuh.
d. Kecepatan gerak adalah kemampuan untuk memindahkan tubuh atau anggota tubuh
dalam waktu yang cepat.
3. Konsep Pola gerak dan keterampilan itu pada dasarnya berbeda, dan masyarakat keliru
dalam menggunakannya. Pola gerak menurut Malina (1991) dalam Agus Mahendra
(1998:145) merupakan gerak dasar atau gerakan-gerakan yang dilibatkan dalam
menampilkan suatu tugas gerak tertentu. Sedangkan keterampilan gerak merupakan
kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan
kemampuannya. Maksudnya, pola gerak bersifat umum, sedangkan keterampilan gerak
lebih bersifat khusus. Contoh pola gerak adalah gerak lokomotor seperti berjalan, berlari,
dan melompat. Seorang anak dapat melatih kemampuan berlarinya agar ia dapat berlari
lebih dari sekedar berlari sehingga bisa ia lakukan dengan baik, efektif dalam melakukan
gerakan, efisien dalam pengeluaran energi, serta tepat dalam memanfaatkan waktu. Intinya
keterampilan gerak adalah penghalusan gerak dari pola gerak dasar.

Anda mungkin juga menyukai