Anda di halaman 1dari 25

ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Mata Kuliah : Manajemen Kebakaran dan Tanggap Darurat


Dosen Pembimibing : Yusnita Handayani, S.KM. M.Si.

Disusun Oleh :
Lucky Okta Wardaningrum
(022017013)

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiat Tuhan Yang Maha Esaatas limpahan berkat dan
rahmat hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Alat Pemadam Api Ringan (APAR)” ini.

Dalam penyusunan ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari


berbagai unsur yang sangat membantu. Maka dalam kesempatan ini pula penulis
tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis. Rasa terima kasih ini penulis tujukan kepada yang
terhormat :

1. Ibu Yusnita Handayani selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen


Kebakaran dan Tanggap Darurat
2. Teman-teman kelas program studi K3

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan sesuai dengan tujuan


pembelajaran. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan sarannya. Terimakasih.

Bekasi, 08 Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.4 Tujuan Penulisan..................................................................................... 5
1.5 Metode Penulisan ................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6
2.1 Definisi Alat Pemadam Kebakaran ......................................................... 6
2.2 Alat Pemadam Api Ringan dan Persyaratan-Persyaratannya ................ 8
2.3 Jenis-Jenis Alat Pemadam Api Ringan .................................................... 11
2.4 Cara Penggunaan dan Perawatan APAR ................................................. 17
2.5 Regulasi yang Mengatur Tentang APAR ................................................. 22
BAB III PENUTUP....................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
3.2 Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran sebagai suatu peristiwa yang tidak dikehendaki senantiasa


menimbulkan kerugian baik materi, jiwa manusia maupun lingkungan.
Selain itu, kebakaran juga adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang
berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan
timbulnya api atau penyalaan.

Upaya penanggulangan kebakaran harus menjadi komitmen dari


pihak yang terlibat seperti pihak perusahaan, pemerintah dan masyarakat.
Hal ini dikarenakan kebakaran merupakan suatu musibah yang dapat
menimbulkan berbagai macam kerugian. Salah satu upaya penanggulangan
kebakaran terutama mencegah dan mengurangi akibat buruk dari
kebakaran adalah dengan tersedianya sarana proteksi kebakaran yang
memenuhi standar. Salah satunya yaitu dengan tersedianya alat pemadam
api ringan atau yang biasa disebut sebagai APAR.

Beberapa tempat usaha sudah menyediakan APAR sebagai langkah


preventif terhadap kebakaran. Hal itu sudah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab perusahaan. Namun banyak masyarakat yang hanya
sekedar tahu tentang APAR dan dari pandangan mereka hanya dijadikan
suatu hiasan tempat saja.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Kurangnya wawasan mengenai Alat Pemadam Kebakaran
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan APAR

4
3. Kurangnya penyediaan APAR di perusahaan
4. Kurangnya pengawasan terhadap pengendalian bahaya kebakaran di
perusahaan

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa saja alat pemadam kebakaran ringan?
2. Bagaimana cara penggunaan dan perawatan dari APAR?
3. Apa saja regulasi yang menjelaskan tentang APAR?

1.4 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini selain untuk
memenuhi tugas individu mata kuliah Manajemen Kebakaran dan
Tanggap Darurat, tetapi juga untuk memberikan pengetahuan
mengenai penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas
individu ini adalah pengumpulan materi melalui studi pustaka dan e-
book.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Alat Pemadam Kebakaran


Kebakaran adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan kadang
kala tidak dapat dikendalikan, sebagai hasil pembakaran suatu bahan
dalam udara dan mengeluarkan energi panas dan nyala (api). Proses
pembakaran adalah suatu reaksi eksotermis, yaitu suatu reaksi yang
mengeluarkan panas. Bila api yang terjadi sangat terbatas maka gejala
tersebut belum dinyatakan sebagai kebakaran, tetapi bila api mulai
memungkinkan terjadinya penjalaran maka gejala itu dapat dikatakan
kebakaran. Kebakaran dapat disebabkan karena faktor teknis (instalasi
listrik, pemanas), atau karena manusia (kesengajaan, kecerobohan, dan
lain-lain) yang merupakan penyimpangan perilaku.

Keamanan dan keselamatan manusia maupun asset bangunan perlu


dijaga dari bahaya yang mengakibatkan kerusakan sampai kematian.
Banyak fakta yang membuktikan bahwa kebakaran merupakan resiko tinggi
dan dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kematian, berhentinya
proses produksi maupun rusaknya lingkungan.

Adapun definisi kebakaran lainnya, diantaranya :


 Menurut SNI
Kebakaran adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika suatu bahan
mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen
(sebagai contoh) yang menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap,
uap air, karbon monoksida, karbondioksida, atau produk dan efek lain.

 Menurut Ramli (2010)

6
Kebakaran adalah api yang tidak terkendali artinya diluar kemampuan
dan keinginan manusia.

Alat Pemadam Api adalah semua jenis alat ataupun bahan pemadam
api, bentuk dan bahannya bermacam-macam. Alat pemadam api terdapat
di tempat-tempat umum, termasuk laboratorium kimia.

 Prinsip Terjadinya Api


Kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur yang saling
berhubungan, yaitu adanya bahan bakar, adanya oksigen dan adanya
sumber panas atau nyala. Panas penting untuk nyala api tetapi bila api
telah timbul dengan sendirinya menimbulkan panas untuk menyala,
karena kebakaran tidak akan menyala apabila tidak terdapat bahan
bakar, tidak ada sama sekali oksigen, dan sumber panas yang tidak
cukup untuk menimbulkan api. Unsure pokok terjadinya api dalam
teori segitiga api (triangle of fire).

Gambar 1. Segitiga Api


1) Bahan Bakar

7
Bahan bakar adalah semua jenis bahan yang mudah terbakar.
Dilihat dari wujudnya, bahan bakar dibedakan menjadi 3 yaitu :
 Bahan bakar padat : kayu, kertas, karet, plastik, dan lain
sebagainya
 Bahan bakar cair : bensin, spirtus, solar, oli, dan lain
sebagainya
 Bahan bakar gas : LPG dan lain sebagainya

2) Oksigen
Udara disekitar kita mengandung 21% oksigen. Dalam keadaan
normal, bahan bakar mudah bergabung dengan oksigen. Karena
oksigen adalah suatu gas pembakar, maka keberadaan oksigen
aan sangat menentukan keaktifan pembakaran. Suatu tempat
dinyatakan masih mempunyai keaktifan pembakaran, bila kadar
oksigen lebih dari 15%. Sedangkan pembakaran tidak akan terjadi
bila kadar oksigen di udara kurang dari 12%. Oleh karena itu salah
satu teknik pemadaman api yaitu dengan cara menurunkan kadar
oksigen di sekitar daerah pembakaran menjadi kurang dari 12%.

3) Panas
Panas berasal dari matahari, energi mekanik (benturan, gesekan),
kompresi, listrik dan reaksi kimia perpindahan panas dapat radiasi.

2.2 Alat Pemadam Api Ringan dan Persyaratan-Persyaratannya


Alat Pemadam Api Ringan atau yang biasa disebut sebagai APAR
merupakan salah satu media sebagai proteksi untuk mengurangi besarnya
dampak kebakaran yang merambat luas. Adapun definisi Alat Pemadam
Api Ringan adalah sebagai berikut :
 Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1980

8
Alat pemadam api ringan adalah alat yang ringan serta mudah dilayani
oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadinya
kebakaran.

 Menurut SNI 03-3987-1995


APAR adalah pemadam api ringan yang ringan, mudah dibawa/
dipindahkan dan dilayani oleh satu orang dan alat tersebut hanya
digunakan untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran pada
saat api belum terlalu besar.

 Menurut Ramli (2010)


Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat pemadam yang bisa
diangkut, diangkat dan dioperasikan oleh satu orang.

Berdasarkan definsi-definsi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa


Alat Pemadam Api Ringan adalah salah satu alat pemadam api yang mudah
dibawa/dipindahkan dan dapat dioperasikan oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran dan sangat efektif
digunakan pada kebakaran yang baru mulai.

Berikut ini adalah konstruksi APAR secara umum, yaitu :

9
Gambar 2. Konstruksi APAR Secara Umum

Menurut Zaini (1998), faktor yang menjadi dasar dalam memilih


APAR sebagai berikut :
1. Memilih APAR sesuai dengan kelas kebakaran yang akan dipadamkan
2. Harus memerhatikan keparahan yang mungkin terjadi
3. APAR disesuaikan dengan pekerjaannya
4. Memerhatikan kondisi daerah yang terlindungi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kebakaran terjadi


dikarenakan adanya tiga unsur yaitu panas, udara dan bahan bakar dengan

10
terjadinya reaksi kimia. Oleh karena itu, untuk memadamkan kebakaran
maka harus dilakukan pemutusan reaksi tersebut. Pada APAR pemadaman
api tersebut juga prosesnya sama, yaitu menghilangkan salah satu unsur
untuk terjadinya kebakaran. Proses tersebut dapat dilakukan dengan
menghilangkan panas dari pembakaran bahan bakar, menghilangkan atau
memindahkan oksigen atau dengan memberhentikan reaksi kimia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1980,


beberapa persyaratan yang harus dimiliki pada APAR diantaranya :
1. Isi dalam tabung APAR harus sesuai dengan jenis dan konstruksinya.
2. Penempatan APAR pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan.
3. Dipasang menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang
atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam
lemari atau peti (box) yang tidak dikunci. Jika lemari diberi pengunci,
bagian depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal
maximum 2 mm.
4. Diberi tanda pemasangan dengan tinggi dari dasar lantai tepat di atas
APAR setinggi 125 cm.
5. Jika dalam satu tempat terdapat lebih dari satu APAR, diberikan jarak
maksimal 15 m satu sama lain.
6. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
7. Tidak memasang dan menggunakan APAR yang didapati sudah
berlubang-lubang / cacat karena karat.
8. Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan hanya sekali pakai habis.

2.3 Jenis-Jenis Alat Pemadam Api Ringan


APAR dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

11
a. APAR jenis air
Berisi cairan air biasa yang umumnya bervolume sekitar 9 liter dengan
jarak semprotan mencapai 20-25 inci selama 60-120 detik. APAR Jenis
Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan tekanan
tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis
dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-
bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain
sebagainya (Kebakaran Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika
dipergunakan pada kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik yang
bertegangan (Kebakaran Kelas C).

Gambar 3. APAR jenis air

12
Gambar 4. Penampang APAR jenis air

b. APAR jenis buih atau busa (foam)


Alat ini biasanya terdiri atas 2 tabung dalam (alumunium sulfat) dan
tabung luar (natrium bikarbonat). Jarak semprotan alat ini berkisar
antara 20 inci dengan lama semprotan 30- 90 detik. APAR Jenis Busa
ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang
disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen
tidak dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini
efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan
padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya
(Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-
bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan
lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).

13
Gambar 5. APAR jenis foam

Gambar 6. Penampang APAR jenis foam

14
c. APAR jenis debu kering (dry chemical powder)

Jenis ini terdiri atas sodium bikarbonat 97%, magnesium stearate 1,5%,
magnesium karbonat 1%, dan trikalsium karbonat 0,5%. Jarak semprotan
mencapai 15-20 inci dengan waktu semprotan hingga 2 menit. Sangat efektif
untuk tipe kebakaran kelas A, B dan C. Namun debu yang ditinggalkan APAR ini
dapat merusak bahan-bahan tertentu seperti mesin dan bahan makanan. APAR
Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher terdiri dari serbuk
kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-amonium dan ammonium
sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang
terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang merupakan unsur penting
terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical Powder ini merupakan Alat
pemadam api yang serbaguna karena efektif untuk memadamkan kebakaran di
hampir semua kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan C.

APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan dalam
Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi di sekitarnya.
APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada mobil.

15
Gambar 7. APAR jenis debu kering

Gambar 8. Penampang APAR jenis debu kering

d. APAR jenis gas


Terdiri dari cairan karbondioksida dan BCF dalam tekanan dan
berukuran berat 2-5 pon. Jarak semprotan bisa mencapai 8-12 inci
dengan waktu semprotan 8-30 detik saja. APAR Jenis Karbon Dioksida
(CO2) adalah Jenis APAR yang menggunakan bahan Karbon Dioksida
(Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan pemadamnya. APAR Karbon
Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang
mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan).

16
Gambar 9. APAR jenis gas

Gambar 10. Penampang APAR jenis gas

2.4 Cara Penggunaan dan Perawatan APAR


Dalam mengoperasikan APAR, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Seperti mengambil APAR dari tempatnya, memegang dan

17
membawa APAR, dan sebagainya. Mengenai cara penggunaan APAR adalah
dimulai daripangkal api yang paling tipis, yaitu dibelakang arah angin atau
disamping kiri/kanan api (dasar-dasar penanggulangan kebakaran). Adapun
cara kerjanya adalah ketika handle dari APAR ditekan, ada tekanan ke
dalam tabung yang memaksa agent (bahan pemadam) yang ada di dalam
tabung melewati pipa pemindah dan keluar melalui mulut pancar dan
memadamkan api.

Ada juga prosedur penggunaan APAR dengan langkah P A S S yang


dijelaskan sebagai berikut :
Pull : Tarik pin hingga segel putus atau terlepas. Pin yang berada di
atas tabung APAR juga berfungsi sebagai pengaman handle atau pegangan
dari penekanan APAR yang tidak disengaja.
Aim : Arahkan nozzle atau ujung selang APAR yang kita pegang ke
arah pusat atau sumber api.
Squeeze : Pencet atau tekan handle atau pegangan untuk
mengeluarkan atau menyemprotkan isi tabung.
Sweep : Sapukan nozzle yang kita pegang ke arah kiri dan kanan api,
agar media yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar.

Perlu diingat setiap jenis alat pemadam api ringan memiliki


kemampuan jangkauan yang berbeda, disamping itu perhatikan arah angin
sebelum kita mulai menyemprotkan isi tabung pemadam. Jangan sampai
posisi kita berdiri berlawanan dengan arah angin, karena akan
membahayakan diri kita sendiri. Sebaiknya kita berdiri di posisi
membelakangi arah angin, selain untuk menghindari tiupan hawa panas
juga menghindarkan kita dari media yg kita semprotkan kembali ke arah
kita.

18
Menurut Mochamad Zaini (1998), teknik pemadaman kebakaran
adalah kemampuan untuk mempergunakan alat dan perlengkapan
pemadam kebakaran. Setiap media pemadam menuntut teknik
pemadaman berbeda, agar pemadam berhasil perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini :
 Mengetahui arah angin bertiup
Pemadaman harus dilakukan searah dengan arah angin atau dari
samping sebelah kanan kirinya agar saat pemadaman tidak terhalang
oleh asap atau menjadi korban jilatan api.

 Jenis bahan yang terbakar


Dengan melihat warna asapnya, dapat diperkirakan jenis benda yang
terbakar. Bau dari asap juga dipakai sebagai pedoman untuk mengenal
benda yang terbakar.

 Lokasi kebakaran
Lokasi kebakaran perlu diketahui untuk mencegah meluasnya
kebakaran atau menjalarnya nyala api.

 Bahaya-bahaya lain yang mungkin terjadi


Setiap usaha pemadaman kebakaran harus tetap memperhatikan juga
keselamatan, baik petugas maupun korban. Pada peristiwa kebakaran
dihasilkan asap panas, nyala dan gas-gas beracun yang dapat
menyebar ke segala arah.

Di dalam teknik pemadaman kebakaran api, kita harus


menghilangkan salah satu unsur segitiga api atau merusak konsentrasi dari
ketiga unsur tersebut, yaitu dengan cara :

19
1. Menghilangkan atau membatasi atau mengurangi bahan bakar
(starvation).
Pemindahan bahan mudah terbakar untuk mematikan api memang
efektif, tapi pada prakteknya memang sulit. Sebagai contoh cara
memindahkan bahan bakar yaitu dengan menutup kerangan,
memompa minyak ke tempat lain, memindahkan bahan yang mudah
terbakar dll. Cara lain adalah dengan menyiram air pada bahan
tersebut atau membuat penahan/pencegah terjadinya penguapan
bahan tersebut yaitu dengan foam yang menghentikan/memisahkan
minyak dengan daerah pembakaran.

2. Memisahkan uap bahan bakar dengan udara


(penyelimutan/smothering), atau dengan prinsip mengurangi kadar
oksigen di udara yang disebut pengenceran/dilusi.
Salah satu contoh cara ini ialah memadamkan minyak terbakar di
penggorengan dengan jalan menutup penggorengan tersebut.
Penyelimutan ini biasanya adalah salah satu cara yang paling mudah
untuk memadamkan api.

3. Mengurangi panas bahan bakar sampai temperatur di bawah titik


penyalaannya (pendinginan/cooling).
Salah satu cara yang paling luas untuk memadamkan api adalah
dengan cara pendinginan. Pengontrolan suhu mendapatkan
penyerapan panas dengan pendinginan bahan baku sampai titik
sehingga tidak bisa menguap untuk menyuplai uap untuk pembakaran.
Air adalah salah satu bahan penyerap panas yang terbaik dari bahan
lainnya.

20
4. Memutus rantai reaksi api baik secara kimiawi maupun secara fisis
(breaking chain reaction).
Penelitian yang telah dilakukan dalam beberapa tahun belakangan
membuktikan bahwa pernyataan yang paling dekat tentang pemisah
panas, pemisahan bahan bakar, atau pemisahan oksigen dalam
pemadaman kebakaran tidak berlaku, bila Dry Powder atau bahan-
bahan yang mengandung hidrokarbon dipakai untuk bahan pemadam.
Bahan-bahan ini adalah produk-produk menengah yang reaksinya
lambat dalam reaksi kebakaran untuk menurunkan suhu panas
(tingkatan evolusi suhu panas) dan untuk pemadam.

Perbaikan dan pemeliharaan terhadap peralatan-peralatan darurat,


seperti APAR dan lain-lain adalah sangat penting. Tipe standar dan
frekuensi pemeliharaan harus terdokumentasikan pada program
manajemen ini, dan staf yang berkepentingan perlu mengetahuinya dan
selalu menjalankan dengan benar

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1980,


beberapa cara dalam pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan diantaranya
:
1. Diperiksa 2 kali dalam setahun. Dalam jangka waktu 6 bulan dan jangka
waktu 12 bulan.
2. Jika ditemukan cacat dalam pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau
alat tersebut segera diganti dengan yang tidak cacat.
3. Pemberian petunjuk cara-cara pemakaian alat pemadam api ringan.
4. Dilakukan percobaan tekan secara berkala. Setelah dilakukan
percobaan tekan terhadap setiap alat pemadam api ringan, tanggal
percobaan tekan tersebut dicatat dengan cap di selembar pelat logam
pada badan tabung.

21
5. Dibersihkan dari debu-debu yang menempel jika Alat Pemadam Api
Ringan lama tidak digunakan, agar tidak terjadi karat pada tuasnya.
6. Jika ditemukan Alat Pemadam Api Ringan yang sudah kadaluwarsa,
maka segera diganti dengan yang baru.
7. Jika Alat Pemadam Api Ringan sudah digunakan atau ditemukan
kosong isinya, maka segera lakukan isi ulang sesuai jenisnya.

2.5 Regulasi-Regulasi Tentang APAR


Beberapa regulasi terkait dengan APAR diantaranya :
1) Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Pasal 2 Ayat (2) huruf a, b, m, Pasal 3 Ayat (1) huruf b, d, Pasal 9 Ayat
(3).
2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Pasal 86 dan 87.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem
Manajemen K3; Pasal 11 Ayat (4).
4) Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP.186/MEN/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
5) Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor 13/MEN/XI/2015
tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan K3 Bidang
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
6) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan.
7) Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor : 10/KPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Upaya penanggulangan kebakaran harus menjadi komitmen dari


pihak yang terlibat seperti pihak perusahaan, pemerintah dan masyarakat.
Hal ini dikarenakan kebakaran merupakan suatu musibah yang dapat
menimbulkan berbagai macam kerugian. Salah satu upaya penanggulangan
kebakaran terutama mencegah dan mengurangi akibat buruk dari
kebaklaran adalah dengan tersedianya sarana proteksi kebakaran yang
memenuhi standar. Salah satunya yaitu dengan tersedianya alat pemadam
api ringan atau yang biasa disebut sebagai APAR.

Alat Pemadam Api Ringan atau yang biasa disebut sebagai APAR
merupakan salah satu media sebagai proteksi untuk mengurangi besarnya
dampak kebakaran yang merambat luas. Alat Pemadam Api Ringan juga
merupakan salah satu alat pemadam api yang mudah dibawa/dipindahkan
dan dapat dioperasikan oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula
terjadinya kebakaran dan sangat efektif digunakan pada kebakaran yang
baru mulai.

Jenis apar dibagi menjadi empat yaitu APAR jenis air, buih atau busa,
debu kering, dan gas. Namun untuk sekarang ini APAR jenis debu kering
yang sering kita jumpai karena bisa memadamkan beberapa macam
sumber api. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik
memadamkan api yaitu mengetahui arah angin bertiup, jenis bahan yang
terbakar, lokasi kebakaran, dan bahaya yang mungkin akan terjadi.

23
3.2 Saran
Kepada para pembaca maupun masyarakat lainnya yang belum
mengetahui apa itu APAR dan bagaimana cara penggunaannya, sebaiknya
dapat mengikuti training tentang APAR dalam mencegah bahaya kebakaran
dari pihak atau badan yang membina masalah bahaya kebakaran. Untuk
pengusaha maupun perusahaan yang memiliki APAR, agar bisa melakukan
perawatan dan pemeliharaan secara baik dan rutin sebagai langkah
pencegahan jika nantinya terjadi kebakaran secara tiba-tiba. Dan juga bisa
membuat standar operasional prosedur penggunaan APAR serta
memberikan pelatihan langsung kepada para pekerjanya.
Bagian penempatan APAR pada posisi yang mudah dilihat dengan
jelas, tidak terhalang oleh benda lainnya, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. Selain itu APAR diberi
tanda pemasangan, dan dipasang menggantung pada dinding dengan
penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1980 tentang Syarat-Syarat


Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP.186/MEN/1999 tentang Unit


Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.

Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor : 10/KPTS/2000 tentang


Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Depdiknas, 2003. Klasifikasi dan Media Pemadam Kebakaran, Yogyakarta

Mochamad Zaini, 1998. Panduan Pencegahan dan Pemadam Kebakaran, Jakarta

Soehatman Ramli, 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran, Jakarta

“Modul Sistem Pemadam Kebakaran Untuk Pelajaran Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) di SMK Darunnajah Banjarmangu” oleh Akbar Ridho
Supangat. 2015. Universitas Negeri Yogyakarta

Tinjauan Pustaka dalam Makalah Pengendalian Kebakaran. 2011. Universitas


Sumatera Utara

25

Anda mungkin juga menyukai