LANJUT USIA
A. PENGERTIAN
Tahap terakhir dari masa dewasa, sehingga masa lansia sering juga disebut
sebagai masa dewasa akhir sebelum memasuki tahap terakhir dari perkembangan
manusia yaitu kematian. Masa lansia, yang biasanya dimulai pada usia 65 tahun, ditandai
dengan banyaknya perubahan dalam hidup individu lansia secara fisik, kognitif, dan
psikososial (Friedman, 2012). Dari ketiga perubahan tersebut, perubahan yang paling
dirasakan dan dapat dilihat oleh individu lain adalah perubahan fisik, yang disebut juga
sebagai proses penuaan (aging).
Proses penuaan (aging) ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu penuaan primer
(senescence) dan penuaan sekunder. Penuaan primer, atau yang lebih dikenal dengan
istilah senescence, adalah proses penuaan fisik individu lansia yang terjadi pada semua
manusia yang tidak dapat dicegah karena bersifat genetik dan tidak dapat dicegah.
Sebaliknya, penuaan sekunder merupakan perubahan pada fisik lansia yang disebabkan
oleh penyakit, kebiasaan hidup sehat, dan berbagai faktor lainnya yang sebenarnya dapat
dicegah oleh individu bersangkutan. Sebagai contoh, hanya beberapa individu lansia
yang mengalami penyakit kencing manis (diabetes melitus) karena sering mengkonsumsi
makanan yang manis dan jarang berolahraga.
b. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan
ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Religiusitas atau penghayatan
keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan
mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari
(2007), bahwa :
Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar
daripada orang yang religius.
Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat
dibandingkan yang non religius.
Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau
masalah hidup lainnya.
Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada
yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir
(kematian) daripada yang nonreligius.
c. Perkembangan Kepribadian
1. Freud
Percaya bahwa pada usia lanjut, lansia kembali kepada kecenderungan
narsistik masa kanak-kanak awal (Santrock, 2010). Artinya tindakan yang
dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain. Ketika itu tidak bisa
dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan.
2. Carl Jung
Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam
ketidaksadaran (Santrock, 2010). Berdasarkan pendapat Jung ini, mungkin
saja hal ini yang membuat orang yang sudah tua mudah lupa, karena sulit
untuk memanggilnya kembali ke alam sadar. Hal ini mungkin saja
disebabkan oleh sedikitnya kontak dengan realitas, sehingga pikirannya
terpendam dalam ketidaksadaran.
3. Erikson
Integritas Vs Keputusasaan Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan
oleh tahap terakhir dari delapan tahap siklus kehidupan. Tahun-tahun akhir
kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah
dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani
dengan baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tuanya,
dan sebaliknya.
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial lansia bertujuan :
1. Lansia mampu menyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang
normal dan menyimpang, merasa disayangi dan dibutuhkan keluarganya, mampu
mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan dilingkungannya.
2. Lansia mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang
normal dan merasakan hidupnya bermakna.
3. Lansia mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial
yang normal